Kamis, 22 Desember 2022


 
.. " Menilai Buku Dari Sampulnya ? " ..
di sosmed maupun lewat berbagai WAG sangat sering 
kita temui kiriman ucapan ucapan kebaikan 
seperti nasehat , petuah , dll . 
juga himbauan untuk beribadah mulai yang
 sholat wajib keseharian , sholat sunah , hingga tahajud
 malam hari . pun juga untuk yang berkeyakinan
 diluar Islam ditemui himbauan himbauan serupa 
sesuai ketentuan yang ada dalam keyakinan mereka .
 bukankah itu bagus ? 
yang tidak bagus atau kurang bagus adalah munculnya
 persepsi disebagian masyarakat atau diantara
 anggota WAG itu sendiri bahwa :
01 ) pengirim petuah atau nasehat kebaikan 
apalagi yang rutin , adalah mereka yang 
level kwalitas ibadahnya diatas rata rata apalagi 
jika munculnya rutin pada 
tengah malam atau 1/3 malam .
02 ) yang tidak pernah terlihat atau terbaca kiriman
 kiriman WA atau IG atau FB atau lain lainnya
yang  berisikan nasehat atau himbauan kebaikan
 atau religius , apalagi yang lebih cenderung
 mengirim kelucuan2 , kekonyolan2 , hura hura dll 
dipersepsikan sebagai mereka yang
 kurang religius dengan level kwalitas ibadah 
dibawah rata rata .
03 ) adapun yang kiriman atau postingannya nyaris 
tidak pernah atau sangat jarang muncul di WAG dll , 
dipersepsikan sebagai 
" pemilik level kwalitas ibadah yang tidak jelas " atau
 bahkan bisa dimasukkan di kelompok 
" tidak partisipatif / responsif dan tidak tertarik
 pada isu isu religius " . 
04 ) diluar WAG dan bentuk bentuk lain dari sosmed , 
dalam sebuah lingkungan kemasyarakatan 
( RT , RW dll ) seringkali juga kita temukan 
" stempel " tertentu untuk mereka yang menurut
 lingkungannya " tidak pernah / jarang terlihat " ke
 masjid atau pengajian dilingkungan mereka . 
padahal bisa saja hal itu muncul karena 
beberapa alasan misalnya :
a . adanya perbedaan " aliran " diantara warga , 
misal Muhammadiyah dan NU . 
b . kecenderungan masjid / pengajian tertentu 
yang lebih mengemukakan ceramah ceramah 
berbau politis sementara ada jamaah yang merasa 
tidak sesuai dengan itu .
c . atau : ada permasalahan pribadi antara 
pengelola masjid dengan sebagian warganya .
tentu saya punya pendapat pribadi diatas semua yang
 sudah saya kemukakan diatas . bagi saya , 
apapun yang terlihat , terbaca , tertera di berbagai 
kiriman WA atau IG atau FB dll itu 
Tidak Dapat Serta Merta Saya Simpulkan Sebagai 
Ceeminan Tingkat Kwalitas Ibadah Pempostingnya ! 
benarkah bahwa mereka yang rutin mengingatkan 
sholat tahajud dengan postingan setiap tengah malam
 atau 1/3 malam itu dapat disimpulkan memiliki 
Tingkat Kwalitas Ibadah Lebih Hebat dibanding yang
 sama sekali tidak melakukan hal yang sama ?
 benarkah bahwa para pemposting  rutin tentang
 nasehat religius itu serta merta bisa disimpulkan sebagai
 mereka yang punya level kwalitas ibadah lebih baik 
dari mereka yang tidak melakukannya 
atau mereka yang lebih sering memposting kekonyolan2 ? 
tentu pendapat pembaca akan terbelah .
 
 tetapi saya tetap berpendapat bahwa kwalitas ibadah 
tidak semata terukur dari rajin tidaknya 
seseorang terlihat oleh orang lain ke masjid , 
melainkan lebih ditentukan bagaimana 
Interaksi Seseorang Dengan Lingkungannya !
 lingkungan terkecil adalah keluarga , kemudian tetangga , 
disusul oleh lingkungan kerja atu organisasi atau lembaga , 
lalu lingkungan bermasyarakatnya diluar itu semua dan 
terakhir yang menjadi wilayah ter private adalah 
interaksi nya dengan Sang Pencipta ! 
bagi saya ruang pribadi dengan Sang Khaliq adalah 
sesuatu yang tidak perlu saya ekspose karena
 saya tidak membutuhkan manusia sebagai Dewan Juri 
dari Kwalitas Ibadah saya karena saya hanya
 mengharapkan RidhaNYA dengan kesadaran bahwa
 apa yang dilihat dan dinilai sesama manusia , 
bukanlah cerminan nilai Sang Khaliq
 yang justru bisa saja kontras dan itu menakutkan ! 

 
jika saya seringkali hingga tengah malam masih 
" melek " untuk mengerjakan PR dari ustadz saya ,
 itu adalah rahasia saya , karena tidak ada 
manusia yang melihatnya dan sayapun 
tidak perlu mempostingnya . 
lebih mengerikan adalah ketika saya memposting 
banyak kegiatan ibadah tetapi disisi lain saya 
tidak memiliki interaksi positif dengan lingkungan saya . 
adalah sebuah  bencana ketika ibadah bagus
 yang dilakukan & diposting , ternyata dimataNYA 
adalah sebuah ke sia sia an karena IA tidak
 menyukai perilaku riya . 
 
juga saya paling takut menilai seseorang hanya karena
 terlihat kurang religius , padahal bisa jadi ketika
 saya tertidur lelap tengah malam atau pada 1/3 malam
 ternyata orang tersebut sedang ber tahajud ?
 juga alangkah celakanya saya jika hanya 
mengandalkan pandangan mata untuk menilai 
orang lain secara dangkal , padahal sesungguhnya 
orang lain tersebut dimataNYA justru jauh lebih
 hebat kwalitas ibadahnya dibanding saya yang
 hanya punya prasangka ! 
maka semoga Allah menjauhkan hati saya dari 
prasangka kepada orang lain yang sering maupun 
yang tidak pernah memposting isu isu religius , 
dan sebaiknya saya serahkan penilaian itu
 kepadaNYA sebagai Sang Maha Tahu mana mana mereka
 yang benar benar bertaqwa atau pun hanya
 1/2 atau 1/4 atau 1/5 taqwa karena alat timbang
 yang paling akurat berada ditanganNYA 
dan bukan ditangan kita , manusia ..
sebaliknya , jika ada orang lain yang berprasangka buruk
 pada saya karena saya hampir tidak pernah 
memposting isu isu religius dan lebih sering isu
 kulinari atau human interest sebagai blogger sejak 
2008 dan saya ( mungkin ) terkena stempel 
" manusia tak kenal urusan akherat " serta 
" tak layak dibuat teman karena jauh dari urusan akherat "
 maka saya hanya punya kesabaran membalasnya
 sebab bagi saya tidak ada manusia yang bisa 
menilai 100% akurat kecuali Allah dan hanya DIA lah 
yang Maha Tahu & Maha Tepat Menilai 
hamba hambaNYA .
pun ketika saya pernah sekitar 6/enam bulan penuh 
rutin setiap hari mengirim tafsir ayat ayat suci Al Quran 
kepada WAG RT dan RW saya hingga
 tamat 6000 ayat lebih  ( Mei sd Nopember 2021 )
 tidak ada komentar apapun .
 tetapi ketika setelahnya saya memposting suasana 
cafe ini cafe itu di WAG mereka (  karena kebetulan
 blog saya sejak 2008 memang memuat tulisan2 tentang 
kulinari , traveling , human interest  dll
 tiba tiba saja ada yang menilai saya laksana 
 " pendosa yang tak kenal urusan akherat " ! 
sedemikian dangkalkah kesimpulannya ? 
apakah mereka juga tidak pernah merasa hepi ketika
 berada dicafe cafe bersama anak cucu atau teman 
atau kerabat dan menilai bahwa  berada di cafe 
atupun piknik piknik kebersamaan itu adalah
 sebuah penistaan pada urusan akherat ? 
 
padahal saya yakin banyak ustadz yang juga  ke cafe cafe 
seperti ustadz sayapun yang bisa bercerita saat bersama 
putraputrinya beliau , yang membuat beliau jadi  
mengenal apa itu boba , matcha dll .
 begitu juga saat saya memposting tentang traveling
 di blog ini , semakin meruncing tuduhan bahwa
 " saya hanya manusia yang kenal urusan duniawi "
 wow .. apakah mereka juga tidak merasa hepi saat 
bersama anak cucu atau teman atau kerabat 
berpiknik kesuatu tempat yang menyenangkan ? 
bukankah saya juga selalu menulis bahwa saat saat sholat ditempat piknik atau cafe manapun hendaknya 
tidak lalai meski waktunya memang tidak selalu tepat
 alias kadang masih diperjalanan atau masih 
sedang makan dll . 
saya takut menjadi orang yang munafik , 
yaitu ber pura pura sangat religius tetapi diam diam 
saya ke cafe atau berpiknik . 
maka jika kejujuran saya dalam blog ini disalah fahami 
sebagai " manusia tak kenal akherat " itu biarlah 
menjadi hak pembaca , dan saya serahkan
 sepenuhnya penilaiannya kehadapanNYA sebagai
 Yang Maha Akurat dalam menilai dan menghakimi . 
saya juga tidak ingin riya  bahwa saat saya 
mengerjakan PR dari ustadz saya hungga tengah malam  
 rasanya saya tak perlu 
mempostingnya  karena sungguh tak ada gunanya 
bahkan saya justru merasa sangat  malu dengan
 pengetahuan agama saya  yang masih sangat dangkal 
serta tak punya arti ini . 
 
 sementara saya akan tetap berjalan pada 
pilihan saya yaitu : bersabar dan ikhlas karena 
saya sungguh ingin lulus dalam uji SIM Nya menuju
 perjalanan surga yang berat dan panjang serta 
 penuh dengan  ujian kesabaran ini .. 
amiin yaa Rabbal alamiin ...
( Titiek Hariati , 21.12.22 )
keterangan foto : 
01 . semula kami didalam masjid
***
02 . jika ada yang punya hajad tertentu , 
pengajian diadakan dirumah yang punya hajat 
***
03 . dirumah yang punya hajat 
***
04 . tengah malam adalah saat terbaik
 mengerjakan PR
***
05 . mengerjakan PR berteman senyap malam
***
06 . cafe Paolo , oro oro ombo batu
07 . masih di cafe yang sama 
***
08 . pengajian disambung hajatan tuan rumah
09 . - sda -
***



Tidak ada komentar: