Minggu, 22 Juli 2018









.. " Halal Bihalal Yang Tempuk Tempuk " ..
 sesuai tradisi ,
setelah lebaran biasanya diikuti dengan 
acara halalbihalal . disini masalahnya . bagaimana tidak ,
 kalau yang namanya undangan halalbihalal/ HBH ini
 sampai dobel dobel alias " tempuk " atau bertumbukan
 satu dengan yang lain baik waktunya maupun tempatnya .
 sulit memutuskan mana yang diprioritaskan sebab
 semuanya penting dan sama sama layak dihadiri .
 kalau sudah begini , terpaksa menghitung kancing atau 
suara tokek atau daun bunga atau mencari 1001 alasan 
agar si pengundang tidak tersinggung berhubung
 tubuh tidak mungkin terbelah dua .
 hitung hitung ada 3 undangan yang saya harus absen dengan 
sepenuh maaf dan penyesalan karena sungguh tidak
 mungkin berbagi waktu dengan jarak yang lumayan
 jauh satu undangan dengan yang lainnya . 
 apa boleh buat ketika harus memilih , 
sebagaimana Hitam atau Putih , maka tidak ada area Abu Abu
 alias setengah datang atau setengah tidak datang hehehe ...
 pengganti dari ketidak hadiran ini ,
pada jaman now mungkin bisa WA sebab tidak mungkin 
mendatangi satu persatu . sopankah HBH lewat WA ?
 tergantung . untuk mereka yang selevel disegi usia maupun
 hirarki dalam keluarga maupun sosial , tidak masalah .
 tetapi bila mereka kebetulan adalah boss kita atau
 berstatus sosial tertentu yang dihormati , 
sebaiknya datang langsung meski sudah melewati 
tanggal undangannya . naa .. mungkin pembaca
 punya pendapat lain ? 
( Titiek Hariati )
 
gambar 1 & 3 diambil dari google , 
foto ditengah HBH kerabat , juli 2018 
( yang njepret sudah pasti tidak ada di foto )




 







.. " RopatRapatRepot , Menjelang Reuni Emas " ..

tanggal 24 dan 25 Juli 2018 terpilih sebagai Hari H dari
 Reuni Emas angkatan kami . seperti yang diduga ,
 namanya Reuni Emas pasti harus lebih dari biasa mengingat
 peserta2 nya juga " luar biasa " karena termasuk mereka
 yang " tersaring " diatas usia tertentu .
 jumlah angkatan ini dari waktu ke waktu menyusut , 
sangatlah jelas karena alam memberikan batasan seseorang 
untuk menikmati dunia yang fana sebelum masuk dunia yang abadi .
 maka kalau bisa terkumpul 40 an saja , 
rasanya sudah istimewa sebab selain domisili nya " pating pecotot "
 ( luar kota , luar provinsi , luar negeri ) ternyata
 juga tidak semuanya bisa dijangkau teknologi alias
 betul betul hilang kontak karena berbagai sebab .
 belum lagi yang kesehatannya sedang terganggu , 
maka jumlah 40 an yang sudah menyatakan akan hadir itu
 sungguh sebuah anugerah !
 Jakarta nampaknya masih menjadi " base camp " kedua
 setelah Malang , terbukti rombongan dari Jakarta termasuk
 yang paling aktif disamping kerjanya juga paling cepat dan konkrit .
 sebut saja pembuatan kaos , buku kenangan , hijab , dll 
semuanya diborong grup Jakarta . maka grup Malang praktis
 hanya kebagian sebagai tuan rumah dan pengatur
 transpotasi , hotel , makan dll . bagaimana dengan dana ? 
weleh2 .. jangan ditawar , sebab bagaimanapun , keinginan
 untuk hepi2 bersama haruslah didukung dana !
 untunglah ternyata semuanya bersedia untuk 
" urunan wajib dan sukarela " hehehe ...
 naa , salah satu rapat persiapannya adalah dirumah pada 
tanggal 14 Juli 2018 yl . sebagai Ketua Panitia adalah
 dr . Taufiq yang siang itu " berubah fungsi " tidak 
mengurusi pasien tapi pusing mengurusi ide ide , usulan usulan dll 
yang " pating pecitat " hehehe ... 
untunglah saat jam menunjuk angka 3 sore , kami sudah
 rampungkan semuanya diatas kertas dan
 pembagian tugas juga
 sudah selesai . Museum Angkut akan menjadi salah satu
 tujuan wisatanya ( meskipun saya sudah
 " mblenek " karena 
seringnya mengantar teman , kerabat dll yang berlibur di Malang )  disambung di UBUD dan Hotel 
didepan ex sekolah
 kami di Jl. Cipto . hepi hepi dengan musik sudah pasti
 dan sebagai " langganan " nya saya harus bersedia ketiban-sampur
 selaku cuap cuapnya ..
 ( meski ada yang nggak masuk akal
 yaitu permintaan supaya saya menyanyikan lagu2 jaman sekolah dulu yang liriknya saja sudah terhapus dari memory-card 
diotak saya hehehe ... ) .
 ada keistimewaan yang diperoleh dari Museum Angkut dll yaitu diskon khusus untuk usia khusus , 
ini keuntungan dari generasi saya hehehe ... 
dari grup WA sudah terlihat para calon 
" reuniawan reuniawati " mulai berdatangan , 
ada yang lewat darat , udara maupun laut !
 hebat bukan semangatnya ?
 belum ketemu saja sudah " tidak keruan "
 guyonannya di WA grup , bisa dibayangkan kalau
 tgl 24 & 25 nanti ketemu
 sudah pasti banyak yang antri di WC karena
 mules tertawa ... 
  sebagai farewell dipilih tgl 25 malam di roof-top depan
 sekolah kami , dan para ex pengajar yang
masih bisa dihadirkan ternyata hanya 
tersisa tinggal 3/ tiga orang , inipun sudah sangat sepuh2 ...
sungguh waktu lewat begitu cepat ,
erasa bahwa hidup sesungguhnya sangatlah singkat .
 bagaimanapun , yang penting 
semoga reuni berjalan lancar dan sukses !
( Titiek Hariati , Juli 2018 ) 
( photos by : titiek hariati , july 2018 )







 

Sabtu, 21 Juli 2018





.. " Menthok Pedes Tumpang , Pengobat Sebel " ..

tulisan ini sebetulnya adalah sambungan dari artikel
 Lembah Tumpang Resort / LTR yang sebelum ini . mengapa ?
 karena meninggalkan area LTR dengan rasa sebel atas
 layanan cafe LTR yang amburadul , kami ber 6 akhirnya 
mencari pengganjal perut diluar area LTR .
 tetapi karena hari itu bertepatan dengan hari Pilkada , 27 Juni 2018 ,
 maka sebagian besar warung warung yang dilewati terlihat tutup .
 tiba tiba saya teringat sebuah warung kecil yang pernah 
saya kunjungi sekian tahun lewat yang terletak antara 
Tumpang dan Wendit ini 
( maaf nama desanya yang tepat saya lupa )
 ada disebelah kiri jalan kalau kita kearah Malang .
 tidak mencolok , sehingga harus lumayan teliti karena nama
 warungnya juga tidak terlalu besar . 
saya berharap warung ini buka sebab kami benar benar 
sudah lapar hehehe ... doa terkabul , dan siang itu kami 
hampir dua jam disitu dengan menghabiskan sekitar
 15 potong menthok pedes ! lho lho lho ... kok segitunya ? 
ternyata buat kerabat dari Sumbar yang tadi saya temani ke LTR ,
 masakan menthok pedes ini konon sangat pas dilidah
 termasuk pedesnya , sehingga meja kami siang itu lebih mirip
 Lomba Makan Lombok dan keringat2 bercucuran akibat 
kepedasan tetapi malah nambah menthok dan sambel hehehe ...
 apalagi kami dipersilahkan memilih sendiri menthoknya
 sehingga terjadi persaingan antara
 paha , dada , kepala dll sesuai selera masing2 ..
 semuanya sepakat untuk memberi nilai 8 dalam skala 1-10
 untuk menthok pedes ini sekalipun warungnya sederhana 
dan tidak mengutamakan kenyamanan 
( apalah gunanya kenyamanan seperti yang tadi ditawarkan
 oleh cafe LTR kalau layanan menjengkelkan ? ) .
 naa ... buat pembaca yang penasaran ,
 silahkan mencari warung yang satu ini kalau kebetulan kearah
 Tumpang dan setelah Wendit sebab di GPS belum terdeteksi ,
jadi harus menemukannya secara manual hehehe .. 
 memang banyak warung Menthok Pedes di Malang ,
tetapi warung yang satu ini jangan dilewatkan ! lucunya ,
 ini adalah kali kedua saya menulis tentang
 warung ini di blog yang sama .
seluruh kejengkelan kami di LTR terobati dengan dahsyat
 di warung sederhana ini , naaa ... penasaran ?
 yukkkk ... 
( Titiek Hariati , Hari Pilkada 27 Juni 2018 )
( Photos by : Titiek Hariati , Pilkada 27 Juni 2018 ) 
01 . puedess ..
02 . jangan dilewati , 
nama warung tidak mencolok
03 . ditepi jalan antara Wendit dan Tumpang
04 . foto pemilik warung , bukan nyaleg lo ..
05 . rame2 nggaber ...
06 . pilih sesuai selera
07 . sebelum ketemu menthok ,
kerabat Sumbar menikmati 
Lembah Tumpang Resort 
( yang njepret sudah pasti tidak ada di foto )








 

Jumat, 20 Juli 2018






.. " Lembah Tumpang Resort , 
Cantik dan Menyebalkan " ..
pelan tapi pasti , Batu mendapat saingan dari area area
 dilingkungan Malang Raya yang mulai berbenah diri dan
 mempercantik tujuan tujuan wisatanya . 
ini memang penting supaya arus pengunjung tidak " umpel2an "
kearah Batu saja , melainkan dipecah kebeberapa
 daerah lain yang tidak kalah SDA nya . 
salah satu nya adalah Lembah Tumpang Resort / LTR yang
 terletak di desa Karang Jambe , Tumpang Malang yang
 berjarak hanya sekitar 25 km dari kota Malang arah
 Gunung Bromo . tentu saja yang ditawarkan disini adalah
 tempat untuk bersantai dengan keluarga ditengah
 suasana alami dengan mengambil setting purbakala 
alias dikelilingi bangunan candi candi dan patung patung .
  kehijauan yang ditawarkan memang lumayan menyejukkan ,
 ditambah adanya dua kolam yang luas yang menawarkan
 kesegaran air alam desa Tumpang . 
juga disediakan delman bagi yang tidak ingin kelelahan mengitari 
luasnya resort ini . ditengahnya ada semacam bangunan
 pendopo untuk melepas lelah atau membuka bekal ?
LAYANAN KETUS dan LAMBAN ?
catatan secara khusus saya berikan kepada cafe satu2nya yang
 ada ditengah resort ini , yaitu masalah layanannya . 
 siang itu , sekitar 12 hari setelah lebaran , 
saya menemani kerabat dari Sumbar yang sedang 
berlibur di Malang . maunya saya " memamerkan " resort ini 
supaya mereka tidak hanya Batu Centris .
  setelah puas ber selfie ria dan jeprat jepret sana sini , kami ber 6 
istirahat di cafe yang merupakan satu2nya disitu ,
 yang siang itu sudah dipenuhi pengunjung ,
 maklum udara cukup terik dan tidak ada cafe lain disitu. 
setelah memesan menu dan membayarnya  di kasir , kami 
menunggu sambil menahan perut yang memang mulai berontak ,
 padahal saat Ramadhan pada  jam jam yang sama kami
 tidak merasakan lapar atau haus , aneh juga ...
 menunggu pesanan sambil ngobrol naglor ngidul ternyata 
1 jam sudah lewat dan bahkan memasuki 1 1/2 jam !
 kami minta penjelasan kekasir yang ternyata siang itu juga
 diprotes banyak pengunjung akibat lamanya layanan . 
lucunya , kasir masih terus saja menerima duit dari pesanan2
 yang baru sehingga praktis isi cafe siang itu adalah 
pemandangan puluhan pengunjung yang " tolahtoleh " 
dengan perut lapar .. bahkan ketika ada pengunjung yang
 bertanya tentang pesanannya yang tidak kunjung muncul ,
si kasir menjawab dengan ketus seolah tidak 
membutuhkan pengunjung , kami semua surprise .. !
sayapun  penasaran dan mencoba menyusup ke dapur untuk
 melihat cara kerja para petugasnya . saya kaget bahwa ada 
satu orang yang MENGANGGUR alias tidak ngapa2 ,
 sementara yang lain sibuk mengupas ini itu dan memasak
 entah apa yang dimasak sebab dari tadi tidak ada menu 
yang keluar dari dapur mereka ... !
 bahkan ketika saya minta agar minumannya didahulukan , 
tokh es jeruk bukan masalah untuk mempersiapkannya 
dengan cepat , ternyata juga sia sia sebab yang terlihat
 didapur hanyalah petugas2 yang " munyar munyer kesana sini
 tidak jelas apa yang dikerjakan " ... !
 dengan kejengkelan yang sudah sampai di ubun ubun ,
 kamipun akhirnya meminta kembali uang kami di kasir untuk
 membatalkan pesanan yang diikuti oleh 
sementara itu seorang bapak dengan keluarganya terlihat masih
 bertahan meski sudah hampir dua jam menunggu 
" anak anak saya sudah lapar , jadi ya ditunggu saja ... " 
katanya memelas , saya berdoa semoga bapak
 ini segera bisa dilayani pesanannya ! 
 sungguh sebagai Kesan Pertama , hal ini sangat merugikan LTR
 itu sendiri sebab menjadikan orang kapok datang kembali !
 alasan keterbatasan pegawai atau petugas dapat diatasi kalau
 mereka mempersiapkannya dengan lebih awal , misal :
 dua jam sebelum dibuka , sayur atau bumbu2 tertentu yang
 memakan waktu menyiapkannya sudah di sediakan sehingga
 ketika cafe dibuka dan pesanan mengalir , 
mereka tinggal " plang-plung " saja ... !
( bayangkan kalau ada pesanan capcai 10 porsi tetapi mereka
 masih harus merajang sayur2nya , bisa bisa
 selesai setelah 5 jam ..... ! )
manajemen persiapan , manajemen waktu , 
 manajemen layanan , dll dll haruslah secara detil dan teliti 
dirancang agar tempat yang sudah bagus ini tidak dinodai
 oleh layanan yang menyebalkan !!
 kalau saja siang itu ada yang menjual nasi bungkus siap makan ,
 meskipun 25 ribu per porsi pasti laris manis daripada
 pengunjung kelaparan menunggu pesanan yang 
di awang awang ... !!
LTR kami tinggalkan dengan kesan terbelah antara kesan
 keindahannya dan kejengkelan kami pada layanan cafenya ! 
 bagi yang ingin menginap disini , LTR memang menjadi
salah satu pilihan yang menarik meskipun kami meragukan 
disegi layanannya apakah resort ini sudah betul2 siap 
ataukah masih sebatas untuk praktek magang ?
semoga masukan yang tidak enak ini dapat diterima sebagai
sebuah kritik membangun agar LTR 
tidak mengecewakan wisatawan terutama yang manca 
karena akan berpengaruh pada nama baik Indonesia ... !
( Titiek Hariati , Juli 2018 )
( Photos by : Titiek Hariati , LTR Hari Pilkada 2018 )
01 . kolam renang ditengah LTR
02 . salah satu karya seni di LTR
03 . kolam yang mengelilingi bangunan candi
04 . jalanan di LTR yang sejuk
05 . pendopo untuk bersantai
06 . kerabat Sumbar
07 . salah satu sudut patung patung yang 
banyak ditemui di LTR 
08 . apakah dulunya tempat ini kebun kelapa sawit ?
( banyak ditemui di LTR )
09 . ikan ikan di kolam LTR