Selasa, 11 Mei 2010

TEA TOUR. Wonosari, Lawang, Malang




A green - tour in a " Wisata Agro, Wonosari " ( Agro Tour, Wonosari )  can be found only about 23km from Malang, East Java or 6km from Lawang. A long  journey of a tea-leaf to be a cup of tea will be served  here through a short-tour in its tea-factory. Back to the Dutch era, the history of this tea-garden is unseparately from them. Still, some Dutch words can be seen in several areas.

An escape from the city's polution ? Yes, it is . A fantastic feeling to have a cup of warm-tea in the middle of the tea-garden .. Why don't you try it?


( Photos by : TH )

Sabtu, 08 Mei 2010

" Wisata Agro Wonosari ", Tea -Tour




Kota Malang memang kaya dengan tempat tempat tujuan wisata. Mulai wisata bahari, wana-wisata, agro-wisata, wisata ritual, wisata budaya, dll. Kali ini saya ingin " mblusuk " ke kebun teh didaerah Lawang yang berjarak sekitar 23km dari Malang arah Surabaya. Nama desanya Wonosari, lewatnya dari jalan yang ada disebelah pasar Lawang.


Namanya saja agro-wisata, maka yang akan ditemui adalah kehijauan dan udara sejuk bersih, itu jaminannya. Nah .. setelah melewati tanjakan tanjakan yang terkadang cukup tajam, akhirnya sampai di kebun teh Wonosari. Kebetulan pas hari Jum'at sehingga banyak karyawan maupun petugas di kebun dan pabrik teh yang sedang istirahat menjelang shalat Jum'at, kecuali yang wanita.

Seluas mata memandang, pucuk pucuk daun teh lah yang terlihat bak karpet hijau yang menyejukkan mata dan hati. Kebetulan saya bertemu dengan beberapa wanita pemetik teh yang tampak bersemangat ketika saya ambil fotonya.


Perjalanan saya lanjutkan kearah pabrik teh yang berada ditengah kebun. Untuk melihat proses pelayuan daun teh sampai dengan pengemasannya, ternyata saya harus menunggu sampai jam 14.00 yang sayangnya saya harus sudah kembali ke Malang sebelum jam itu. Jadi cerita pabrik tehnya ditunda lain kali ya kalau kesana lagi hehe ..

Dikomplek ini juga ada wisma atau penginapan yang room-rate nya antara 160 ribu sampai 1,4 jt/ malam. Disediakan kolam renang, taman bermain anak anak, restaurant dll . Saat itu saya lihat banyak bus bus yang mengangkut rombongan siswa memenuhi halaman wisma dan para gurunya sibuk mengatur rombongannya. " Sering kok mbak seperti ini, acaranya di Malang tapi nginepnya disini.. ", kata seorang petugas. Cara cara berhemat seperti ini memang bermanfaat karena selain lebih murah para tamu wisma juga mendapat " bonus " pemandangan kebun dan udara yang bersih sejuk yang tidak ditemukan di tengah kota Malang ..


Dalam riwayatnya yang sudah dimulai sejak jaman penjajahan Belanda, kebun ini ternyata masih menyisakan jejak jejak kecil mantan " boss " nya yakni beberapa coretan berbahasa Belanda yang dapat ditemui di beberapa lokasi sepanjang kebun teh arah pintu keluar. Yang pasti buat wisatawan Belanda, wisata kebun yang satu ini akan membangkitkan nostalgia jaman kolonial . 

Sungguh sebuah " peninggalan " yang patut dilestarikan karena ditengah pengabnya udara yang berasal dari knalpot knalpot kendaraan bermotor, kebun teh ini bagaikan sebuah oase dipadang pasir.


Nah .. bagi yang penasaran ingin tahu seberapa panjang perjalanan sebuah pucuk teh hingga bisa dinikmati dilidah kita sebagai minuman yang segar dan sehat, silahkan ke kebun teh Wonosari ini ... !!( th )

Keterangan foto dari atas kebawah : ( all taken by me )

01. Kebun Teh.
02. Gerbang masuk.
03. Pabrik Teh ditengah kebun teh.
04. Kebun Teh.
05. Jalan masuk kebun teh.
06. Seorang wanita pemetih teh menelusuri jalan dalam kebun.
07. Para wanita pemetik daun teh.
08. Seorang pemetik daun teh.
09. Salah satu tulisan peninggalan " jaman Londo ".


























BOTANICAL-GARDEN Purwodadi, Pasuruan, Malang









An escape from city's hustle-bustle? Here it is : Botanical Garden, Purwodadi, Pasuruan, Malang, East Java, about 25 km from Malang. The great collection of botanical - heritage, some are even
only few left in the world. Walking or driving inside the garden, both are possible. Take a long your camera to keep memories of this marvelous garden ! ( th )
 
( Photos by : th )

Jumat, 07 Mei 2010

Paru Paru Kita : Kebon Raya Purwodadi Pasuruan
















Bicara tentang polusi, rasanya dunia semakin sesak dan pengab serta panas. Tiap detik kita dihantam oleh gas gas beracun dari kendaraan bermotor, industri, bahkan rumah tangga dll.
Mengungsi kemana agar paru paru kita bertahan lebih lama ? Salah satu tempat " mengungsi " yang semoga masih bisa dipertahankan dan tidak dijadikan mall adalah Kebon Raya. Kebon Raya
Purwodadi Pasuruan adalah tujuan kita, letaknya sekitar 25km dari kota Malang arah Surabaya.

Lega rasanya memasuki gerbangnya, asap asap kendaraan berganti dengan kicauan burung dan gemercik air sungai. Ini adalah sebuah kemewahan yang nyata. Mengitari Kebon Raya yang satu ini memang agak mMiringelelahkan kalau kita berjalan kaki karena luasnya. Kecuali memang diniatkan berolah raga membakar kalori. 

Jum'at menjelang saat sholat Jum'atan jam 09.30 saya sudah berada di sana, tetapi ternyata matahari sudah cukup terik dengan kelembaban yang lumayan tinggi. Huh .. ini ditengah Kebon Raya saja terasa " sumuk " ( gerah ) , lha bagaimana kalau berada ditengah kepadatan kota semacam Surabaya misalnya? Pemakaian AC di kendaraan itu saja menimbulkan dilema, dipasang itu berarti mempercepat bolongnya ozone, ngga dipasang berarti harus siap keringat berlelehan , atau baiknya membawa kipas sate saja ya ?

Akhirnya karena saya juga bertujuan untuk hunting jepretan, maka saya memutuskan keliling dengan kendaraan guna " mengejar matahari " yang masih cerah ( maklum, lighting andalannya masih alam he he ) . Ditengah kebon, malah ketemu tim prewed sepasang calon pengantin yang
sedang sibuk mengatur gaya dan busana serta make-up. Saya " menyusup " diantara tanaman dan pagar dan berhasil mengambil dua jepretan dari kesibukan crew prewed ini .

Hunting saya lanjutkan setelah beberapa jenis pohon serta akar akar pohon unik sudah saya jepreti dan sekarang menuju arah sungai yang ada disebelah belakang kebon raya ini. Waduh, kalau saja kota Malang tidak digunduli menjadi kota ruko, pasti hijau dan sejuknya seperti kebon raya ini, betapa cantiknya! Rasanya jadi ingin " leyeh leyeh " ( berbaring ) dirumput rumputnya,
apalagi suara serangga dan unggas seperti memanggil manggil untuk tidur dan mimpi ....

Jalanan yang lumayan terawat dan rindang menuju arah sungai akhirnya harus berakhir digerbang Wisata Gunung Baung yang memiliki air terjun terkenal. " Maaf bu, gerbang ini sekarang ditutup, untuk ke air terjunnya ibu harus keluar lagi kejalan raya lalu kekiri, nanti disana ada jalan menuju Gunung Baung dan air terjun itu. Kalau dulu sih memang bisa lewat sini, sekarang tidak lagi ... " , begitu penjelasan penjaga gerbang sewaktu saya ingin meneruskan perjalanan ke air terjunnya. Ya sudah, berarti harus dilanjutkan lain kali.

Saya menuju sungai terdekat yang memiliki jembatan gantung. Dari rapuhnya kayu kayu dijembatan gantung ini, saya perkirakan usianya sudah puluhan tahun bahkan bisa saja seabad lebih mengingat riwayat Kebon Raya nya yang juga sudah ada sejak jaman penjajahan dulu.
( maaf tidak sempat kekantor KR untuk mencari data riwayat KR )

Sungai ini konon " jatuh " dari air terjun yang di gunung Baung, arusnya lumayan deras meskipun terkadang bisa jauh lebih deras lagi pada musim atau saat tertentu. Itulah sebabnya dipasang papan peringatan agar pengunjung tidak mandi mandi disitu.

Ditengah KR ini juga ada camping-ground, lapangan sepakbola, kebon pisang, pusat konservasi flora, kompos, taman bougenville, dll. Juga ada taman kaktus yang dibuat seperti dipadang rumput atau sahara. Setelah tenggorokan terasa kering, saya memutuskan untuk ke kantin KR yang berlokasi didekat pintu masuk. Kantin ini lebih mirip pendopo dan dapat disewa untuk pertemuan dll. Menu yang ditawarkan di kantin ini beragam dan murah meriah, lumayan untuk bersantai sambil menikmati hijaunya pepohonan dan suara serangga atau unggas.

Ribuan jenis tanaman dan pohon yang ada di KR ini sudah tentu tidak sekedar ditanam, tetapi lebih dari itu adalah merupakan perwajahan miniatur kekayaan alam Indonesia di hutan hutan tropis kita yang jutaan HA luasnya. Pertanyaannya : mampukah kita merawat serta mengawalnya dari tangan tangan yang tidak bertanggung jawab agar kekayaan ini tidak semakin menipis dari menit ke menit dan supaya paru paru dunia tetap terjaga?

Sebuah perjalanan yang menyentakkan kita akan mahalnya arti dan nilai sebatang pohon bagi
kelanjutan kehidupan dan  peradaban umat manusia.

( Photos by : Titiek Hariati )

Keterangan foto dari atas kebawah :

01. Gerbang masuk Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Malang.
02. Salah satu jalan yang ada di KRP.
03. Kantin tempat pengunjung bersantai didalam KRP.
04. Papan Larangan.
05. Jembatan Gantung diatas sungai Baung didalam KRP.
06. Sungai Baung.
07. Bertemu dengan sebuah tim pre-wed di taman bougenville, KRP, tampak calon pengantin
berbaring ditanah sementara yang berkaos merah adalah lighting-crew dan camera-man
tampak memanjat jeruji besi tanaman bougenville diatas calon pengantinnya ( lihat kakinya yang menggantung ! ) .
08. Sepasang mudamudi yang sedang asyik ditengah KRP.
09. Penunjuk jalan didalam KRP.
10. Jalan didalam KRP kearah sungai Baung.
11. Taman kaktus.
12. Akar akar yang saling berkait.
13. Salah satu kolam dalam KRP.



Republik Telo, Lawang, Malang

              ( The Republic of Cassava, Lawang , Malang, East Java, Indonesia )






Cassava or sweet-potato or T E L O in our local language, is very popular food especially for people in Java . Today if you visit " Republik Telo " in Lawang, about 20km from Malang in the direction of Surabaya, you will find thousand faces of cassava. Cassava-Juice, Cassava-Donut, Cassava-Cracker, Cassava-Cakes, Cassava-Cokies etc etc. And of course there are several iconical-cassava : " cassava-bakpia " and " cassava-bakpao " ( ups .. sound similar but they are different ! ).

For your dietary-programm, this corner seems to be the right spot. Just have cassava- bread and cassava-juice for your lunch instead of your nasi-goreng or steak, ok ?

And for your beloved one at home, even thousand miles away from you, a small package of cassava-cracker or bakpia-telo will be the warmest " souvenir " you ever bring for them !

( Photos by : TH )

" Republik T E L O "








Kalau Ahmad Dhani punya Republik Cinta, maka saya kali ini ingin mengajak pembaca ke Republik Telo. Dimana itu? Lokasinya di L A W A N G, dari pusat kota Malang sekitar 20km arah Surabaya.

Berada dikiri jalan kalau dari arah Malang, tempatnya strategis sebab mudah dilihat dan luas tempat parkirnya sehingga tidak menyulitkan ( terkadang ada tempat jajan atau hangout yang enak tapi parkirnya susah , jadinya males..! ) . Dari namanya yang mengandung T E L O, maka sangat mudah ditebak bahwa menu utama ditempat ini adalah TELO, yaitu sejenis ubi yang manis atau biasa disebut ketela.

Maka silahkan saja mencari beragam jenis oleh oleh berbahan dasar  telo Malang ditempat ini, karena memang disini telo sudah disulap menjadi puluhan  mamin. Sebut saja mulai : kripik telo, bakpao telo, bakpia telo, juice telo, donat telo ( bukan donatelo yang pesohor itu ... ! ) ,  dan masih banyak telo telo lain yang dikemas cantik dan menarik.

Tidak heran bila pencari oleh oleh khas Malang banyak yang singgah disini sebab telo yang ditempat lain umumnya hanya di kukus atau digoreng maka ditempat ini telo bisa ditampilkan dalam 1001 wajah. Juga tersedia cafe bagi yang ingin menikmati istirahat agak panjang atau pecinta tanaman anggrek juga bisa membeli koleksi bermacam jenis anggrek ditempat yang sama.

Jangan heran kalau oleh oleh  bakpao telo membuat  ketagihan, karena bakpao nya memang menjadi ikon dan bisa dipilih dalam berbagai rasa dan isi, misal : isi daging, isi ayam, isi strawberry dll ( sayangnya yang isi duit kok tidak ada....  hehe ... ) .

Nah, selamat bertelo ria.. !

( Photos by : TH )

Keterangan foto dari atas kebawah :

01. Bakpia Telo.
02. Teratai kecil diteras republik telo.
03. Segala macam mamin telo.
04. Pojok Bibit Anggrek.
05. Teras cafe.


Rabu, 05 Mei 2010

" From Shantou With Works!"





Taking place in MAMIPO ( Malang Meeting Point ) , Jl. Kediri 4, a photo exhibition can be seen from April 23 until May 15 , 2010. A group of students from Shantou University, Guandong, China, present around 50 photos of their work. Some photos were taken in Bangladesh, USA, and China it self. This exhibition has become interesting since their work telling more than just a shoot.
Make sure you come there before May 15 , 2010 !

( Photo taken in the gallery by : Titiek Hariati )

Selasa, 04 Mei 2010

From SHANTOU with works !










Meski belum seperti Yogya apalagi Bali, tapi agenda pameran kesenian di Malang agaknya cukup menggeliat. 23 April - 15 Mei 2010 misalnya, ada pameran foto di Jl. Kediri 4, Malang. Mengambil tema " From Shantou with works !" ada sekitar 50 foto karya para mahasiswa dari SHANTOU UNIVERSITY, Guandong, China dipajang disitu.

Dibuka dengan acara diskusi pada tanggal 23 April yang lalu, para peminat fotografi dari Malang, Yogya, Bali dan lain lain berkumpul di tempat pameran yang memang tidak terlampau mencolok bahkan terkesan sederhana ini.

Terlebih lokasinya yang kebetulan juga agak " masuk " sehingga banyak yang kesulitan mencarinya gara gara tidak ada poster atau papan yang cukup jelas dan mudah terbaca untuk menandainya.

Bila diamati " TKP " dari asal mula lokasi foto foto yang dipamerkan, memang tidak semuanya di China. Ada Bangladesh dan juga Amerika, misalnya. Mengusung peristiwa peristiwa tertentu maupun " sekedar menangkap momentum tertentu " atau " wajah wajah tertentu ", tokh pameran ini tampak cukup berhasil menampilkan pesan dari para mahasiswa ini.

Karya karya Black-White tampak sangat kuat menopang message nya, dan yang bermain warnapun cukup kemayu dalam ketajaman tehnik dan momentumnya.

Memilih lokasi pameran semacam di MAMIPO ini ( singkatan dari : Malang Meeting Point ), memang beda dengan di mall. Kesan keakraban terasa apalagi dibelakang ruang pameran ada kedai kopi sederhana yang pas buat nongkrong sambil diskusi atau saling berbagi pengalaman khususnya fotografi.

Kota Malang masih membutuhkan banyak tempat tempat semacam MAMIPO ini, sebab agenda kesenian memang seyogyanya mengalir tiap saat sepanjang tahun. Dengan sewa yang relatif murah serta atmosphere kekeluargaan semacam di MAMIPO ini , sudah pasti akan lebih memberi peluang bagi para seniman khususnya untuk unjuk potensi sekaligus menjajagi kemungkinan membangun networking.

Sebuah pameran yang sebaiknya tidak dilewatkan, setidaknya untuk " melacak " jejak jejak peristiwa dibelahan dunia yang lain serta untuk " study banting e.. banding " . Sangat menarik.

( Photos by : TH )