Minggu, 16 September 2012

BROMO .. BROMO .. pasir berbisik ..




Untuk yang ke 6 ( enam ) kali saya menginjak kembali kawasan gunung Bromo meski kali ini berbeda sebab buat yang pertama kali inilah  saya ditemani yang namanya " menantu menantu " yang belum pernah terjadi sebelumnya. Waktu yang dipilihpun agak nekad, beberapa hari setelah lebaran, jadi mirip " ulo marani gephuk " kami termasuk yang siap terkena lautan macet ..

Apa boleh buat wong liburan para anak dan mantu terbatas dan sayapun iya iya saja ketika ditantang ke Bromo lewat jalur paling bahaya : pananjakan 
( biasanya dengan mobil pribadi lebih memilih jalur aman yaitu Probolinggo ).

Rombongan terdiri dari 7/tujuh orang dan delapan dengan pak atau mas sopir yang memang khusus melayani jalur maut ini sebab kalau hanya sekedar bisa nyetir rasanya bakal " bunuh diri ". " Siap jam 12 malam yaaa ... " pesan mas sopir sebelum kami pamitan ditempat rental jeep khusus bromo di kota Malang. Jangan anggap remeh jip jip jadul yang berderet disitu, sebab para landrover dan hardtop serta jip 4x4 ini ditakdir untuk jalur jalur tidak normal.

Jaket tebal, sarung tangan, underwear khusus yang mirip buat winter, topi dan syal, kaos kaki tebal, TShirt berlapis serta sepatu buat pasir, semua tumpleg bleg di teras belakang rumah untuk 7 orang. Jam menunjuk 23.30 malam. 
" Ojok sampek  onok sing ketinggalan lo perlengkapane  soale ndek kono adem temenan ... " entah suara siapa tapi semua mengangguk setuju hehe.. Masing masing sibuk dengan dirinya sampai2 ada peserta cowok yang kelupaan memakai kaos tangan pink saking fokusnya hehe ..

Jam 24 tepat jip kami datang. Semua masuk dan duduk di jip kecuali satu cowok yang tepatnya adalah adik kandung menantu saya yang berniat naik trail sampai puncak Bromo dan menyewa motor trail ditempat yang sama.
" Sik sumuk rekkk ndik njero jip .... " haha, lha memang masih di kota tapi pakaian kami mirip mau manjat Alpen ...

Memasuki desa Tumpang, jalanan mulai meninggalkan jalan raya yang rata dan mulai ada tanda tanda ketidak nyamanan .. Jalanan makin lama makin menyempit dan menanjak dan terus menanjak .. waaaa, tidak ada yang merasa mengantuk sebab pantat mulai melompat lompat ...

Ternyata itu baru permulaan .. Memasuki kawasan hutan nan hitam kelam dan sepi, suasana makin terasa magis sebab kebetulan jip dan motor kami adalah satu satunya pengguna jalanan malam itu . Aduhhh .. suara suara gaduh mulai bermunculan didalam jip gara gara pantat yang makin tidak nyaman. Bagaimana nyaman lha wong batu batu dijalanan yang kami lalui itu ukuran besarnya mirip batu batu  untuk membuat fondasi rumah. Itu masih ditambah dengan view hitam kelam dikanan kiri jip yang ternyata adalah jurang jurang menganga yang siap menelan kami kalau saja sembrono ..

Sempitnya jalanan membuat deg deg bagaimana kalau berpapasan kendaraan lain sementara kanan kiri jurang itu menganga? Mas sopir tampak santai santai saja meski jalanan sering berkelok tajam tripal tripel S ....

Belum hilang adrenalin terpompa, tiba tiba antara motor dam jip kami saling tidak terlihat sebab kami tiba di lautan pasir yang arahnya sama sekali tidak jelas .. Salah satu menantu saya cemas " Waaa .. Eki kemana ya gelappp ... " dan mas sopir juga tidak bisa memberi jawaban tapi sekenanya berkomentar : " mbak, nanti kan ketemu wong ini sudah dilautan pasir kok .. " lho, justru dilautan pasir nan luas ini orang tidak tahu arah mana selatan utara dst ..

Banyak belokan, banyak simpangan, wesss pokoknya entah dimana itu yang namanya kawah Bromo gelap pekat serta debu tebal di mana mana .. Jip ter guncang guncang didera pasir tebal dan batu batu dan rasanya kalau yang punya sakit jantung atau hamil pasti di area ini sudah terjadi UGD ..

Akhirnya motor Eki terlihat lagi ditengah selimut debu pasir tebal .. huhhh .. napas rasanya berat, komentar Eki " waa... sempet bingung ... abis jalanannya ngga jelas ... " lha wong mas sopirnya saja bingung apalagi pendatangnya .. 

Jam 02.30 kami turun dari jip memanaskan isi perut dengan makan Pop Mie yang menjadi menu kebangsaan dikawasan ini berhubung tidak ada lainnya yang praktisnya melebihi Pop Mie. Puluhan warung disitu semuanya seolah kompak menjual Pop Mie jadi percuma pilih pilih warung wong menu sama hehe .. Mas sopir mengingatkan agar kami segera bergegas kearah penanjakan karena jam 04.00 pengunjung sudah akan berebut ditempat terbaiknya untuk mengabadikan sunrise. Yang dimaksud penanjakan itu sebuah area tertinggi disitu dan disediakan tempat tempat duduk untuk menanti sunrise.

Kami pun ikut bergegas setelah ritual Pop Mie, dengan berjalan kaki menyusuri sekian puluh atau mungkin ratus anak anak tangga kearah yang dimaksud mas sopir .. Waaa bisa laper lagi kalau seperti ini kondisi jalannya, menanjak dan terus menanjak .. Akhirnya kami sampai disebuah area yang mirip bangunan joglo jawa dan ada tempat tempat duduk untuk sekitar 300 orang. Tapi alamakkk .. meski jam masih menunjuk pukul 4 kurang ternyata pengunjung sudah berjejal mencari tempat paling strategis untuk mengabadikan sunrise ..

Bak fotografer profesional, sayapun mati matian berebut lokasi memotret sebab kalau mengandalkan tempat duduk rombongan saya, pastilah tidak bisa menangkap sunrise dengan lebih cantik .. Saya beringsut kearah pagar pembatas dan mencoba memanjat pagar besinya supaya tinggi badan saya tertolong pagar hehe .. Anehnya saya tidak mendapat teguran siapa siapa mungkin mereka malah heran ini manula kok masih " menek menek " haha
( bhs. Jawa : menek dibaca "e" nya seperti membaca nenek, adalah memanjat dan kalau dibaca salah yaitu seperti membaca deg .. deg akan punya arti menekan, jadi jangan salah baca hehe .. )

View yang ditunggu tunggu ratusan orang akhirnya muncul. Dimulai dengan sinar kekuningan mirip garis tipis di cakrawala, yang perlahan kemerahan dan garis semakin tebal dan akhirnya ... Sang Betara Surya pun menyembul dengan cantiknya diiringi sorak sorai pengunjung yang merasa bersyukur bahwa Allah SWT pagi itu menganugerahkan sebuah siluet luar biasa dihadapan kami semua .. A breath-taking view of Bromo sunrise !!!! 
 Alhamdulillah ...

Prat pret prat pret .. ribuan kilat cahaya dari berbagai merk kamera saling berkilatan dan sayapun sampai lupa entah berapa jepretan sudah ... Pengunjung juga berebut tempat mengabadikan view dari gugusan Bromo dan Semeru yang luar biasa indahnya dan pagi itu surya seolah melengkapi kebutuhan lighting para fotografer dengan apiknya ...

Puas prat pret, kami turun ke area pasir dan sebagian kearah kawah bromo. Sebagian lagi memuaskan diri dengan horse-riding sementara saya hanya
" tengak tenguk " di jip mencari obyek2 jepretan yang mungkin unik seperti misal gerombolan jip jip, lembah " teletubbies " dll hehe .. Maklum sudah terlalu sering ke kawasan ini jadi waktu saya pergunakan untuk menjadi paparazzi saja hehe ...

Soal debu jangan ditanyakan lagi, sebab alam memang beda dengan mall ..
Ketika rombongan akhirnya kembali ke Malang, dan sekian hari sesudahnya batuk batuk bermunculan, cuma ada satu janji dalam hati :
" Bromo .. I will come again .... !! " ... hehe .... ( TH/Sep. 2012 )

Keterangan foto :
01. Bromo Tengger dilihat dari 
     Pananjakan
02. Eki menikmati lautan pasir
03. After sunrise
04. Sunrise
05. Mama/mertua, anak anak dan menantu menantu, sesama pecinta alam 
06. Sejauh mata memandang, pasir pasir pasir
07. Nuri, horse-lover
08. Anak cowok & menantu

( foto foto oleh saya sendiri hehe )