Kamis, 27 Agustus 2020

 
 
 
 
  .. " Manut GPS Meski Kadang Dia Ngawur ! " ..
dalam perjalanan pulang dari Jurang Toleh
 ( lihat artikel sebelum ini ) saya  buka2 map dan
 melihat ada beberapa spot lain yang berdekatan . 
maka senyampang sudah disitu plus ngirit bbm ,
 maka saya nuruti apa kata GPS untuk 
mampir sebentar di dua tempat yaitu
 Kebonsari dan Rowo Klampok . 
seperti halnya Jurang Toleh tadi ,
 didua tempat inipun saya menemu hampir nihil
 pengunjung . bukan saja karena bukan
 weekend ,
 tetapi mungkin keduanya harus lebih kreatif
supaya menarik pengunjung . mengapa ?
  di Rowo Klampok saya memang tidak masuk hingga 
kedalamnya dan Rowo atau Rawa ini lebih
 menjual tempat tempat untuk nongkrong dan nyamil2 .
 beberapa warung atau cafe dibuat diatas rawa sehingga
 kesan terapung menonjol .
selebihnya saya tidak melihat sesuatu
 yang " lebih alami "
 yang ditawarkan . kecuali tiket masuk yang
 sangat murah dibanding tempat2 wisata Batu misalnya ,
 mungkin menjadi salah satu daya tariknya.
 akhirnya  saya cukup jeprat jepret dari luar dan
 perjalanan saya lanjutkan ke Kebonsari .
 ini merupakan semacam Hutan Kota yang pada 
siang itu saya lihat sangat sepi dan gersang karena 
 ketergantungannya pada curah hujan
 untuk menghijaukan areanya . 
kalau dari kota Malang kedua spot ini berjarak hanya
 sekitar 30an km kearah Sumberpucung , Kepanjen . 
 sebetulnya Sumberpucung cukup kaya tujuan wisata
 terutama bendungan2 besar yang terkenal
 seperti Bendungan Sutami , Jembatan Lahor dll .
 juga ada wisata arkeologi dan wisata kebun .
tetapi saat pandemi seperti ini , mencari bahan blog
 sudah tentu saya harus memakai " trik " tertentu
 agar aman dan sehat ! 
 
 misalnya saja , hanya memilih pergi ketempat2
 terbuka ( laut , gunung dll ) , berangkat pagi2 agar
 menjadi orang pertama yang datang ,
 dan tidak pada weekend serta  mematuhi protokol 
secara ketat ( masker , faceshield , sarung tangan , 
berlengan panjang , membawa handsanitizer dan air
 mineral dibotol besar , menjauhi kerumunan
 dan menjaga jarak , serta membawa mamin sendiri
 terutama piring gelas dll ) .
 
 di Kebonsari saya juga hanya jeprat jepret saja dan 
kedai kedai bakso yang siang itu ada dua kedai 
yang buka , ternyata tidak bisa menarik hati saya 
untuk mampir ( padahal biasanya dikedai2 bakso
 saya langsung " bleg " duduk dan
 nyam nyam .. hehehe ) .
 saya tinggalkan keduanya dengan oleh oleh beberapa
 jepretan , sebelum nanti ( entah besok / lusa .. ) saya
 akan mengubleg Sumberpucung lagi 
untuk menengok spot2 lainnya .. 
 naa .. yang penasaran atau juga yang berhobi mancal ,
 sesekali datang saja ke Sumberpucung untuk
 bertukar oxygen asal tetap patuh protokol
 secara ketat !
 ( " lek koen ndableg gak gelem maskeran dll 
berarti koen iku siap nang Kasin utowo Samaan , 
patuh utowo ndableg iku ngono pilihan ! " )
( Writing & Photos : Titiek Hariati , 
Malang , 28 .08 .20 ) 
keterangan foto : 
01 . Rowo Klampok , Sumber Pucung Malang
 02 . salah satu sudutnya
03 . Jalan kearah Rowo Klampok
04 . Anak anak pasti suka naik ini !
05 . Jalan sempit masuk hutan kota Kebonsari ,
 Sumber Pucung , Malang
06 . Nongkrong ditengah hutan kota .. 
07 . Jalan masuk ke hutan
08 . Setapak lebih dalam .
 09 . Toilet ..
10 . Andai saja lebih hijau dan teduh ..






.. " Jurang Toleh , Cantik Yang Terabai " ..
pada tahun2 lampau , Jurang Toleh , 
sebuah danau dengan panorama cantik
 di desa Jatimulyo , Kepanjen , 
Malang Selatan , 
pernah menjadi salah satu primadona
 pariwisata Malang Raya . 
 berawal dari area tambak ikan penduduk 
lokal , danau yang berlatar belakang 
perbukitan ayu ini kemudian dikelola
 Karang Taruna setempat menjadi 
sebuah daerah tujuan wisata yang menarik . 
 
 sayang seribu sayang , karena adanya perselisihan
 paham dengan
 patner pengelolanya maka 
Jurang Toleh ditinggalkan merana 
begtu saja tanpa ada kepedulian .. 
 dan disaat pandemi seperti ini dimana 
saya harus menghindari kerumunan maupun
 tempat tempat yang berpotensi 
menjadi pusat penyebaran covid 19 , 
saya tiba2 saja ingin menjenguk 
Jurang Toleh yang konon sudah diabaikan .. 
 35km selatan Malang dan sekitar 
40 menit saya butuhkan untuk sampai
 di Jurang Toleh , sayapun kemarin
 dulu tiba disana dalam benak penuh
 tanda tanya " seperti apa " 
perwajahannya saat ini . 
parkir disebuah lapangan kecil yang
 tidak terawat, saya disambut oleh
 tumpukan sampah yang berserak 
dihampir setiap area disitu .
 
  jalan setapak di " hutan " mini nya 
serta area untuk bersantai , nongkrong 
atau cangkruk ataupun peralatan 
untuk wisata air nya dan 
jembatan jembatan mini serta 
perahu perahu tampak dalam keadaan 
rusak dan disana sini sampah menutupinya ..
 saya turun kebawah menuju
 tepi danau dan didepan mata saya
 terhampar panorama cantik
 Jurang Toleh dimana danaunya 
dilatar belakangi perbukitan yang cantik ! 
 
kegiatan tambak ikan masih nampak 
disebagiannya , juga saya melihat
 sekitar 4-5 orang sedang asyik memancing 
didanau .. saya juga berjalan diarea 
hutan bambunya yang lebat dan
 terkesan mistis karena suara pergesekan
 bambu2nya yang sedikit " seram "
 meski hari terang benderang ..
 
 tidak nampak ada pengunjung maupun 
penduduk lokal kecuali beberapa 
yang sedang ada ditambak ikan serta
 memancing ikan ..
 
  sunyinya sang ayu Jurang Toleh ini
 seolah menyuarakan tangisnya
 yang terabaikan dan tidak terawat..
 saya jeprat jepret sepuasnya sambil
 dalam hati menyesali mengapa 
Pemkab Malang tega membiarkan sang 
primadona ini terlantar .. 
 tidakkah sebuah perselisihan paham
 dapat dijembatani untuk 
sebuah solusi agar manfaat Jurang Toleh
 dapat kembali dinikmati oleh
 masyarakat disekitarnya ?
saya tinggalkan ayunya Jurang Toleh 
sambil beberapa kali masih menoleh
 kebelakang untuk menikmatinya
 dari kejauhan dengan rasa sedih ..
 andai saja perselisihan yang ada 
dapat menemu solusi..
 
 ( Writing & Photos :
Titiek Hariati , Malang , 26 . 08 . 20 )
keterangan foto : 
01 . Ayunya Jurang Toleh yang terabai .. ( 01 )
02 . Ayunya Jurang Toleh yang terabai .. ( 02 )
03 . Beberapa penduduk lokal memancing ditepi danau
04 . Gubug tua tempat mancing
05 . Perahu2 yang kurang terawat ..
06 . Meski sepi saya tetap patuhi protokol
07 . Bekas2 tambak yang tersisa
08 . Bebek Air yang merana ..
09 . Ayunya Jurang toleh yang terabai .. ( 03 )
10 . Sebagian area yang tak terurus 
11 . Saya ditepi hutan bambu
12 . Ayunya Jurang Toleh yang terabai .. ( 04 )
13 . Papan informasi asuransi kecelakaan dll
14 . Hutan bambu yang " mistis " ..
15 . Ayunya Jurang Toleh yang terabai .. ( 05 )
16 . Ayunya Jurang Toleh yang terabai  .. ( 06 )
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 



Kamis, 13 Agustus 2020

 

 

  " Berganti Atmosfer di Santerra de Laponte " 

membaca judul jangan mengira saya berlibur kemanca disaat pendemi . Santerra de Laponte itu sebuah taman dilahan yang sangat luas di Batu ,yang hanya berjarak 30 menit dari rumah saya hehehe .. 

tentu siapapun merasakan jenuh ber bulan2 dirumahdan saat masih pandemi seperti ini , yang terbaik adalah Stayhome ! tetapi disisi lain saya juga butuh bahanuntuk blog ini disamping butuh sedikitmen charge fisik mental ! 

maka berlimpahnya tempat tempat wisata didekat rumah saya , sudah tentu itu sebuah pancingan yangmenggoda saya untuk sejenak bertukar atmosfer .

 
tetapi saya memang harus lebih cerdas dari godaan2 , maka saya putuskan untuk sedikit bertukar oxygen ke arah Batu tepatnya didekat air terjun Coban Rondo tetapi berbelok kekanan .( kalau ke Coban Rondo , pada pertigaan Pujon berbelok ke kiri ) . lho kok nekad pandemi masih" kluyuran " ?

 Ini adalah tips tips yang perlu diperhatikan :  

01.pilih tujuan yang bersifat alam terbuka seperti Gunung , Laut , Danau , Lembah atau Persawahan atau Perkebunan dll.      02.mungkin jaraknya yang tidak terlalu jauh . 03 . lengkapi diri dan kendaraan dengan semua kebutuhan sesuai protokol pandemi, mulai baju lengan panjang , masker , handsanitizer , faceshield , sarung tangan , air mineral di botol dan air untuk cuci tangan untuk situasi darurat plus sabun .04 . berangkatlah cukup pagi untuk menjadi orang pertama di tempat tujuan serta tinggalah ditempat tujuan tidak lebih dari sejam saja ! 05 . tiba ditujuan , ikuti semua protokol mulai ukur suhu , cuci tangan , dll meski pengunjung baru kita sendiri ! 

 
06 . jangan membeli mamin tetapi bawalah sendiri minuman/ camilan yang sesuai ketentuan disitu ( jangan misalnya membawa bekal berlebihan seperti sedang berpiknik ! ) . 07 . jika ingin berfoto foto , hindari untuk duduk atau bersandar atau apapun atau memegang benda2 yang berpotensi mengandung virus seperti gagang pintu , bangku2 dll karena kita tidak pernah tahuapakah benda2 tersebut atau bangunan2 tersebut sudah di semprot anti bakteri . 
 08.jika ternyata masuk waktu sholat dan masuk ke Mushola yang ada , usahakan membawa sendiri perlengkapan ibadah nya dan tetap jaga jarak dengan jemaah lain .09 . saat akan pulang dan menuju tempat parkir ataupun jemputan , sempatkan sekali lagi mencuci tangan karena selama berada disitu kita tidak pernah tahu seberapa " terkontaminasi " tangan kita . 09 . yang pasti , mandilah setiba dirumah dan masukkan seluruh pakaian segera kedalam mesin cuci .
adapun sepatu atau sandal , taruh diteras luar dan bersihkan pada kesempatan yang sama sebelum mandi .( jika terlampau kotor atau khawatir untuk mencucinya sendiri , bawalah dalam bungkusan yang rapat ke tempat cuci sepatu karena mereka memiliki mesin pemanas yang bisa mematikan kuman ) .

naaa ... apakah merasa ribet ? tergantung . apabila pembaca sudah menjadikan New Normal ini sebagai New Habbit dan New Tradition plus New Lifestyle , maka tidak ada kata " berat " s ebabsemuanya sudah menjadi rutinitas dan kebiasaan yang sulit ditinggalkan . 

kalau kita di jalan , di pasar  dll masih sering menjumpai yang tidak bermasker ,percayalah bahwa mereka2 itu adalah orang yang menganggap New Normal itu adalah Keadaan Yang Sudah Normal dan mari kita letakkan mereka kedalam golongan Yang Tidak Bertanggung Jawab karena tidak memiliki Sense of Crisis baik terhadap dirinya sendiri apalagi terhadap orang lain , Zero !

 naa .. karena predikat di " zero " kan itu sangat tidak enak , marilah kita menjadi yang " plus " !oya , berada di Santerra de Laponte selama sekitar sejam , sudah lebih dari cukup untuk ngecharge otak . dengan lahan yang sangat luas dan ber lembah , memang SdL ini lumayan untuk sejenak mendinginkan suasana tegang pandemi . 

yang dijual disini sudah tentu adalah tanam tanaman yang tertata indah sehingga sejauh mata memandang hanya warna warni tanaman yang tampak . area untuk pejalan kaki tersedia dengan leluasa , meskipun dibeberapa bagian masih sedang dalampembangunan. 

Batu memang ditakdir sebagai wilayahtaman bunga , buah dan sayur akibat dari klimanya yang memungkinkan tanaman tumbuh subur dan dengan mematuhi ketentuan2 yang saya tulis sendiri diatas , saya merasa SdL ini bisa menjadi salah satu alternatif " bertukar atmosfer sejenak disaat pandemi " ! 

bukan saja kesejukan dan kebersihan udaranya tapijuga kepatuhan protokol nya yang sejak di gerbang masuk sudah saya rasakan . dikelilingi beberapa perbukitan dan gunung2 serta lembah lembah yang menghijau , hampir saja saya lupa bahwa pandemi sedang mem bayang2i ..

 
foto2 saya lakukan dengan cepat dan selektif serta cukup hati2 karena lamanya rentangwaktu PSBB yang berpotensi membawa debu debu berkuman dibeberapa bagian bangunan yang sering terjamah manusia seperti gagang pintu , kunci , tempat2 duduk , toilet , dll . tawaran naik golfcar tidak saya penuhi karena dialam terbuka saya ingin memanfaatkannya untuk olah kaki dan sekaligus berjemur matahari ! 

sejam lewat cepat dan sayapun meninggalkan SdL dengan menempuh jalan pulang yang sama yang bahkan masih sepi juga .. melewati jurang2 Pujon hingga Songgoriti kemudian Batu dan seterusnya hingga Malang . " wisata " singkat dan super hati2 ini sesungguhnya adalah sebuah " perimbangan emosi " akibat kejenuhan dan sekaligus oleh oleh untuk pembaca blog ini . 

seorang teman kemarin protes melihat foto2 saya di IG " mbak , lha iku lak bahaya ta ? " .. saya tidak menyalahkan pendapatnya , tetapi saya hanya menjawabnya sambil becanda " mungkin , tapi lebih bahaya mana saat orang belanja berdesakan di pasar atau di stasiun2 KA seperti kita lihat di TV itu atau anak2 muda yang bergerombol ngopi bahkan tanpa jarak dan tanpa masker ? " . 

tentu saja pembenaran2 ini hak masing2 , tetapi diatas segala debat bagaimana kalau kita mendoakan para pakar diseluruh belahan dunia agar vaksinyang ampuh menahan covid19 segera dapat diproduksi masal dan supaya kita tidak perlu lagi" debat kusir " plus anda2 yang masih bandel bin ndableg tidak sudi bermasker tak perlu bayar denda akibat terkena razia masker ?

kalau pada akhirnya vaksin masih butuh 6-7 bulan untuk sampai pada kesimpulan akhir , maka rasanya paling cepat pertengahan 2021 kita baru bisa melepas masker atau bahkan hingga akhir 2021.. naa , maka bersiaplah untuk masih setahun lagi stayhomeatau ada yang butuh ke SdL ?  

( Writing & Photos : Titiek Hariati ,Malang , 13 .08 . 20 )

catatan : dengan adanya perubahan dari manajemen blog tentang tata layout dll maka pada tulisan kali ini saya belum bisa menemukan bentuk layout seperti pada biasanya yang sudah menjadi " style " saya . untuk ini mohon maaf dan saya sedang upayakan kembali kegaya semula dimana " protes " ini juga datang dari para blogger sedunia yang merasa tatanan baru blog ini menyulitkan dan menghilangkan bagian2 penting untuk pengguna blog / blogger . terima kasih .

keterangan foto :

01 . jalan keluar

02 . jalan masuk

03 . sebelah tengah

04 . gerbang tengah

05 . loket yang masih sepi

06 . pohon disebelah tengah

07 . menikmati suasana dijalan arah keluar

08 . sudut lain

09 .serba merah

10 . jalan pulang arah Malang yang juga masih sepi