Minggu, 21 Februari 2021

 
 
 
 
 .. " Meniru Amerika ? " ..
seorang teman( jauh ) pernah mengkritik
 saya begini : " waduh .. sekarang gaya makannya
 seperti orang Amerika saja , sok banget .. " .. 
saya yang dikritik malah bingung ,
gaya yang mana ya yang dimaksud ? 
 usut tidak kusut , ternyata itu karena
 akhir akhir ini dia sering memergoki saya seperti
 kelinci alias lebih banyak makan 
sayur mayur dan buah katimbang nasi seperti
 layaknya perut Jawa !
 oalaaa .. itu to " gaya Amerika ? " hihihi .. 
adapun mengapa saya makin banyak meninggalkan
 nasi walaupun tiap hari ya masih ketemu nasi
 meski dalam jumlah yang tak seperti dulu
 dan kadang hanya sekali ,
 itu pasti ya punya alasan yang sungguh tidak
 di cari cari . pertama sudah tentu karena usia ,
 lha wong saya bukan lagi remaja yang bisa
 ngremus apa apa seenaknya seperti dulu . 
 pertambahan usia membuat yang dulunya
 tidak apa apa menjadi apa apa , contoh
 masakan yang bersantan atau yang ber lemak lemak
 itu dimasa muda tidak perlu mikir.
 maka saat ini santan harus dibatasi kalau
 tidak ingin peredaran darah bermasalah .
 kedua , nasi yang konon kandungan karbo nya
 lumayan tinggi itu sebetulnya bisa digantikan
 dengan lainnya yang juga cukup 
mengenyangkan tapi tidak membuat gemuk
 akibat gula yang ada disitu . 
 lho masih ingin terlihat langsing to ?
 bukan itu sebab sekalipun langsing ya sudah tidak
 ada yang melirik lagi hehehe .. 
bukan langsing tetapi punya berat badan 
yang tidak mengganggu aktivitas . 
bayangin kalau
 diusia saya ini gendut , padahal apa apa masih
harus saya kerjakan sendiri alias tidak pakai PRT ,
 apakah tidak membebani ?
 ( nyapu , ngepel , masak , cuci cuci , belanja , dll ) . 
 terlebih saat pandemi ini , 
berbagai vitamin harus diperbanyak dan saya
 cenderung mengkonsumsinya lewat
 sayur dan buah secara langsung .
 kelor misalnya , saya petik dari halaman sendiri 
dan gelar Miracle Tree dari WHO untuk kelor ini 
memang bukan tidak beralasan .
  kandungan vitaminnya luar biasa , misal konon
3x yang terkandung di Pisang ,
 4 x yang terkandung di susu , 
3x yang terkandung di wortel dll ,
 apakah saya harus membeli pil pil vitamin yang
 belum tentu khasiatnya sedahsyat kalau saya
 meneguk rebusan kelor atau membuatnya
 sebagai kuah makan siang yang segar ?
alasan lain , konon segala macam sayur dan buah
 juga bagus untuk kulit dan lain lain yang 
bagi wanita itu penting sebab terlihat segar dan
terawat diusia senja adalah penting
 ( mosok usia senja sudah harus bau minyak
kayu putih dan tampilan " klombrot " karena
 merasa tidak perlu lagi menarik sapi ? 
saya punya prinsip beda bahwa makin sepuh
 harus makin merawat diri karena
 kebersihan , kerapihan dan kesehatan itu perlu ! )
 naaa .. maka kalau kemudian saya lebih banyak 
melalap sayur dan buah , 
jangan buru2 mengira ke bule bulean 
( walaupun ayah kandung anak anak saya
 memang bule dan saya belasan tahun hidup
dinegaranya bule , tapi bukan karena ini
 saya suka melalap sayur dan buah ) .
 di tanah air bukankah kita juga mengenal yang
 namanya " lalapan " yang biasanya 
menemani tempe penyet , lele atau ayam goreng
 atau bakar atau penyet dll ? atau juga pecel yang notabene juga sejenis salad atau gado gado ?
bukankah disitu juga ada kobis, timun, 
kecambah , bayam, tomat , 
kentang dll ?
 hanya bedanya kalau lalapan itu temannya sambel ,
 lha kalau saya melalap sayur dan buah itu
 biasanya diberi yang namanya salad - dressing .
 salad dressing ini bisa beli atau juga
 bikin sendiri, tergantung selera .
 saya biasanya cukup membuat sendiri dan
yang paling simpel cuma minyak Oliv , 
sedikit garam , mrica halus , garam dan
 beberapa rempah lain kalau ada , 
kalau tidak ada ya tidak masalah kok ! 
bahkan tanpa apa apapun malah lebih bagus ,
 jadi langsung saja " kremas kremus " hehehe ..
maka saya punya pandangan tersendiri
 mengenai Gaya Makan ini yaitu : 
" Marilah Membuka Diri Kepada 
Segala Budaya ( ya bahasa , ya adat ,
 ya mamin , ya semuanya )
 untuk memperkaya wawasan , 
dan kita hadapi dengan filter diri untuk memilah
 mana yang positif 
sebagai inspirasi atau teladan,
 dan mana yang buruk
 untuk cermin dan kita tidak tiru
atau kita tinggalkan " .
Sebagaimana taman dengan aneka tanaman
dan warna , bukankah indah ketika itu dipandang ,
 tugas kita hanya membedakan
mana yang beracun dan tidak sehat untuk kita
 dan mana yang bermanfaat .
 masihkah saya terlihat seperti orang Amerika ?
sungguh saya tidak keberatan ,
 meskipun saya sendiri tidak tahu 
orang Amerika itu seperti apa pola makannya ,
 kecuali kalau ada yang bertanya 
" orang Vienna itu bagaimana
 pola makannya " karena 13 tahun 
memang bukan waktu yang  pendek ...
selamat " kremas kremus "
menjadi kelinci yaa ..
 ( Writing & Photos : Titiek Hariati , 22.02.21 ) 
keterangan foto : 
01. markisah untuk sirup buatan sendiri
02 . daun kelor , sedang direbus untuk
minuman dan sayur bening
 yang segar ..
03 . tanpa atau dengan dressing , sama sehatnya
04 . perbanyak sayuran dan buah
05 . markisah , self made syrup 
06 . gosong , tapi untuk teman salad okay saja 
07 .  Oliv Oil , salah satu teman salad
08 . buah naga , masuk disalad sangat segar 
09 . kalau tak sempet bikin sendiri ,
dressing bisa dibeli sasetan 
10 . pohon kelor
11 . yang ini termasuk salad komplit
12 . sertakan selalu sayuran ! 
13 . jadilah " kelinci " !

Sabtu, 20 Februari 2021

 

" Soto Daging Ditengah Pandemi "
tidak selamanya saya masak sendiri
untuk keseharian . ada saat saya
 ingin sesuatu tetapi tidak bisa sebebas 
dulu dan harus memilih yang betul betul
 aman dari banyak sisi . 
antara lain : higinisnya , keramaiannya ,
 dan lokasinya . maka ketika saya 
" nyidam " ( waduh jangan percaya .. ! )
 soto daging , saya hanya berani
 berkeliling saja mencari 
3 faktor diatas . ada yang bersih , tapi 
rame pembelinya , jadi batal . 
ada yang sepi tapi terlihat kurang higinis .
 lalu juga ada yang terkenal enak
 tapi lokasinya " mengkhawatirkan "
 karena konon disitu agak " merah "
 terkena covid . 
serem bukan kalau sudah bicara tentang makanan diluar rumah !
 maka yang jelas itu Harus Dibungkus
 alias Dibawa Pulang .
 dan saat saya melihat sebuah panah 
petunjuk " Soto Daging " disebuah belokan tepatnya dijalan Wora Wari , Samaan ,
 Malang , saya lewati saja sekedar
 ingin tahu . ternyata warung mini ini
 " nempel " disebuah lahan sempit disitu
 dan terlihat sepi tanpa pengunjung
 tetapi sepintas saya lihat peralatannya
 tampak " kinclong " dan cara
 meletakkan mangkuknya menandakan 
si penjual cukup higinis. 
naa.. saya beranikan mencoba dan
 membungkus pulang beberapa porsi
 tanpa nasi . kebetulan saat saya disitu , 
rupanya ada pembeli baru datang
 untuk makan ditempat dan 
saya minta ybs didahulukan saja sebab
 hanya semangkuk .
saya minta ijin menjepret sebelum 
sotonya diantar ke meja pembeli itu ,
 dan saya harus menahan diri 
untuk tidak tergoda makan ditempat melihat
 sotonya yang " menggiurkan " hehehe ..
 tak banyak yang bisa saya komentari
 selain bahwa untuk rasa saya
 memberi angka 6 , tetapi untuk 
" tombo kepingin " saya rela saja
 meskipun biasanya saya membeli soto 
daging yang lebih yummyy di jalan 
Oro2 Dowo yang hari itu kebetulan tutup . 
pandemi telah mengubah segalanya, 
tetapi jangan berubah disiplinnya
 terhadap 5 M :
 mencuci tangan , memakai masker , 
menjaga jarak , mandi saat pulang 
dari luar rumah dan 
" M " terakhir adalah : 
Mbungkus makanan dan jangan
 Makan ditempat , dan saya tambahkan
 satu " M " lagi yaitu :
Memanaskan lagi makanan yang dibeli
 diluar hingga Mendidih !
waduh .. sudah berapa " M " tadi ?
( Writing & Photos : Titiek Hariati ,
 Pebruari 2021 )
keterangan foto :
01 . dari jalan raya Bungur , 
masuk sedikit
02 . peralatannya tampak higinis
03 . kalau tidak pandemi pasti saya
 sudah makan ditempat
04 . warung mini ini cukup bersih
05 . foto2 ex pengunjung
06 . cukup murah



.. " Yang Makin Hilang " .. 
dulu , kalau saya melewati Cangar kearah Trawas , 
saya pasti menemui segerombolan kera kera 
diarea tertentu . tapi saya tidak berani beresiko untuk
 turun dari kendaraan dan membagi makanan .
 maka biasanya cukup saya lemparkan saja makanan
 dari cendela yang saya buka sebagian ,
 karena kecepatan mereka mengambil sesuatu itu 
agak mencemaskan .
 beberapa waktu yang lalu saya kembali melewati
 route ini menuju Pandaan , Taman Dayu ,
 lewat Trawas . 
harap2 cemas saya ingin melihat mereka lagi! 
ternyata yang muncul hanya sekitar 3-4 ekor termasuk
 satu bayinya yang digendong sang induk .
 sungguh kontras dengan beberapa tahun silam .
 saya berpikir apakah ini karena habitat mereka
 makin terdesak manusia yang diarea itu
 bermunculan berbagai aktivitas manusia
 yang " mengganggu keseimbangan alam " ? 
di pohon2 yang biasanya disitu terlihat ramai oleh 
mereka , kali ini sepi sepi saja bahkan saya
 mencoba berhenti beberapa menit ,
 tak juga saya lihat yang lainnya . 
Trawas saat ini memiliki jalan raya yang super 
mulus dan lebar , berbeda dengan dulu yang sempit
 dan ber lubang2 . bahkan saya juga melihat 
ada Tujuan Wisata baru disitu , 
yaitu Pemandian Air Panas , Padusan ,
dengan gerbang masuknya yang megah ala gerbang2
 kerajaan2 jaman dulu dalam dongeng2 .
 tetapi ternyata selepas Trawas , 
jalanan masih sama alias sempit dan ber lubang2 . 
maka yang berganti wajah rupanya hanya 
jalanan sepanjang Trawas saja .
saya tiba di Taman Dayu sudah menjelang sore ,
 jadi cukup " cangkruk " sejenak untuk menikmati
 kehijauan dan udara segar disitu, 
disebuah warkop " Telu " sebelum balik arah Malang .
 baru saja kopi sampai di meja dan saya 
belum sempat meneguknya , mendadak angin keras
 dan mendung tebal muncul .. surprise ! 
daun daun dari ratusan pohon2 disitu yang lebat
  dan rindang serta saya lihat usianya
 sudah mulai " senja " membuat khawatir .
 maka kopi saya bawa ke gerobag dan saya tinggalkan
 Taman Dayu yang mendadak " marah " ..
tulisan ini memang merupakan lanjutan dari tulisan 
" 5758 " alias " Madjoe Mapan " yang lalu
 dimana pada ultah saya ( 02.02 ) ,
 saya ingin sedikit menikmati " luar Malang "
 yang sudah hampir setahun tidak saya lakukan .. 
demikian manusia merencanakan,
 alam yang berkehendak ..
betapa kontrasnya bahwa setahun sebelumnya
 saya bisa berkumpul dengan sekitar 50 teman 
tetapi tidak ada yang menduga bahwa itu adalah 
kumpul2 sebelum memasuki pandemi
sehingga hingga kini kami belum bisa bertemu kembali!

sungguh manusia tidak berkemampuan
untuk melihat bahkan sedetik kedepan , 
apa yang akan terjadi dan 
hanya Allah Yang Maha Tahu & Berkehendak ..
( Writing & Photos : Titiek Hariati , 
catatan dari : 02 . 02. 21 )
keterangan foto :
01 . kera kera yang makin menyusut
02 . mungkinkah mereka perlahan punah ?
03 . gerbang Padusan 
04 . pemandian air panas Trawas
05 . kopi " 3 " Taman Dayu
06 . kenangan sebelum pandemi menjadi jadi 
( Royal 360* , Batu , 02 . 02. 20 )
07 . " farewel " sebelum pandemi ? ....


Jumat, 19 Februari 2021



 
.." Elpico Food Park ,
 Kecantikan Tersembunyi " ..
tentu saja saya kenal baik area Elpico ini karena 
beberapa tahun saya bergabung di 
Universitas Ma Chung / UMC mengurusi
 promosi marketingnya ke seantero Indonesia
 dan letaknya hanya beberapa menit dari area Elpico .
 sayangnya , sampai saya berpamitan dari UMC ,
Elpico Food Park masih belum ada
sehingga kami saat itu , keluarga besar UMC ,
 kalau jam istirahat ke kantin UMC sendiri karena
 letak UMC yang cukup jauh dari pusat2 jajanan .
 
Vila Puncak Tidar memang area elit ,
 sehingga jajanan2 semacam bakso keliling dll
 sulit ditemukan dan keberadaan kantin UMC
 merupakan " penyelamat " perut 
karena disitu cukup banyak pilihan mamin . 
sekian tahun berlalu , tahu tahu saya satu siang 
mendapat informasi supaya nengok ke UMC lagi
 karena saya diundang untuk 
ke Elpico Food Park yang berjarak hanya
 beberapa ratus meter dari UMC .
 cantik adalah satu kata yang bisa saya berikan 
untuk EFP ini karena dibangun disalah
 satu sudut  bukit Tidar yang kontur tanahnya 
memang ber lembah2 dan naik turun sangat indah .
 tentu ini bukan sembarangan " pujasera " karena 
bangunan2 serta desain luar dan dalamnya terlihat
sangat well - designed and prepared !
 sepertinya pasar yang disasar EFP tak hanya
 penghuni di situ , tapi terutama adalah para mahasiswa
 UMC yang memang ber uang saku tidak sebagaimana
 layaknya mahasiswa atau anak kos seperti 
jaman saya kuliah dulu hehehe .. 
maka berhubung saya kebetulan juga pernah 
" kluyar kluyur " ke Malaka , akhirnya saya pilih
 masuk di Mellaca Eatery . 
 udara bukit Tidar yang sejuk segar dan bersih serta 
suasana kedai yang nyaman , membuat saya tiba tiba
 kangen  pada UMC . terbayang saya dulu
 hampir tidak punya waktu di kantor ,
 karena koper tidak pernah istirahat untuk pulang
 balik ke bandara menjelajah
 berbagai provinsi untuk mengenalkan UMC 
yang saat itu masih asing bagi banyak pihak .
 diantara 5 orang staf saya saat itu ,
 saya teringat pada satu nama , Denny , yang ternyata 
mendahului pergi dari kita semuanya secara
 mengejutkan akibat sakit nya . 
diarea EFP ini saya dulu suka ber keliling muter muter ,
 juga karena kediaman rektor kami ada disekitar itu .
 lamunan saya ambyar ketika pramusaji mengantarkan
 pesanan ke meja saya .
 oya .. dengan luasnya lahan masing masing resto
 serta tempat parkir yang leluasa,
 rasanya EFP ini bisa menjadi salah satu
 jujugan favorit untuk kumpul bersama
 kerabat atau teman . 
tetapi pandemi memang punya batasan .
 sayapun cukup ber hati hati menghindari kerumunan
 dan tempat yang ramai , dan EFP disatu siang 
dibulan Nopember yl memberikan rasa aman itu .
 ada sederet warkop juga disitu dengan
 desain modern minimalis yang menarik . 
andai tidak ada pandemi, mungkin saya akan ber 
lama lama cangkruk disitu . 
trend baru kampus2  saat ini memang memilih
 area2 perumahan elit . kita lihat misalnya 
BINUS di Pondok Blimbing Indah dan 
BINA BANGSA nya di perumahan Riverside dll .
  maka food park semacam EFP ini pasti akhirnya
 akan menjadi semacam " keharusan" sebagai
 faktor pelengkap kampus2 dan sekolah2 elit
 karena letaknya yang berjauhan dari 
pusat2 kuliner atau jalan raya . 
 bagaimanapun , saya masih diliputi semacam rasa
 khawatir apakah EFP akan bisa bertahan sepanjang
 pandemi ini dan tidak ambruk ditelan
 seretnya pengunjung .
 mungkin kapan kapan saya akan menengoknya
 kembali sambil melepas
 kangen pada UMC ..
( Writing & Photos : Titiek Hariati , 
catatan dari Nopember 2020 ) 
keterangan foto :
01 . gerbang masuk
02 . tempat parkir yang luas
03 . ayam ayaman
04 . lapang , luas , lega ..
05 . Mellaca Eatery
06 . parkir yang kehijauan
07 . menu saya ..
08 . korea ..
09 . jalan jalan sebelum dan sesudah
 makan diudara sejuk segar 
10 . salah satu dinding di ME

Selasa, 16 Februari 2021

 
 
.." Ngopi Nyuci Di Rubath " ..
sebetulnya saya sudah beberapa tahun 
menjadi  pelanggan ngopi .. ee .. nyuci gerobag
 saya di dekat rumah ini . 
hanya sekitar 3 menit berjarak dari rumah
 adalah sebuah keuntungan karena biasanya setelah
 gerobag dicuci bersih , ada kecenderungan kita
 untuk " tidak dikotori lagi " alias segera pulang saja .
  naa .. hari ini saya juga berencana nyuci lagi
 setelah kemarin2 gerobag dibawa ke becek2 akibat
 hujan yang 1/2 lebat !
 ( kalau lebat justru enak karena gerobag tetep bersih 
, lha kalau 1/2 lebat sebagian jalan malah
 becek campur tanah .. ) . dan .. ups ! surprise ,
 ada perubahan wajah di situ !
 separuh dari tempat cuci  merangkap bingkil gerobag
 ini ternyata sudah disulap menjadi 
cafe berjuluk " Rubath " .
 tidak perlu berlama lama , 
sayapun bisa menangkap " pesan " tempat cangkruk
 yang satu ini yaitu 
An Escape Spot for Adventurer ! 
yang menonjol adalah penampakan  potongan
 depan dari sebuah jeep yang mewakili 
tema cafenya plus sebagian furniture nya yang juga 
" berbau jeep " !
  sambil menunggu gerobag dicuci , 
saya bertemu dengan mas Gunawan , manager cafe
 yang ternyata juga seorang motivator dan trainer
 dari SAR Malang .
 ( tapi bukan SAR penyelamat bencana lho )
berbincang panjang lebar sambil saya
 menikmati Affogato Vanilla , 
mas Gunawan mengurai pengalamannya yang 
menarik hingga akhirnya mendarat di Rubath ini .
 oya nama Rubath memang sempat saya tanyakan 
sebab terdengar asing tetapi ternyata sangat lokal
 yaitu singkatan dari " Ruang Sahabat Hati " .
 ( sebetulnya saya sedikit heran mengapa tidak 
seperti cafe2 lain yang umumnya memilih nama 
berbau asing atau juga bergaya lebih milenial ,
 tetapi setelah disingkat menjadi Rubath 
memang lumayan unik hehehe .. ) .
 beruntung juga bahwa saya bertemu ownernya , 
mas Bambang , yang tampilannya memang pas 
dengan hobi , selera dan konsep cafenya yang
 mulai otomotif , petualangan ,
 musik dan kopi !
 dalam blog ini saya mencatat ada sekitar 40 (!) 
tempat wisata , resto , cafe yang bangkrut bahkan
 ada yang jauh sebelum pandemi 
sudah ambruk .
 maka keberanian mas Bambang untuk membuka 
bisnis baru disaat yang lain mengalami kesulitan
 dilanda pandemi , patut diacungi 4 jempol !
 ( jempol tangan dan kaki berjumlah 4 ya .. ! ) .
 apalagi tempat2 cangkruk seperti ini di Malang 
ketat bersaing, maka sungguh dibutuhkan 
sebuah " passion " menggelutinya ! 
 ( bulan lalu saya bertemu Anthony , baru 20 tahun , 
owner cafe Zocco di Jl. Sulfat yang
saya amati terjun total di cafenya mulai
 ikut meracik kopi , bersih2 , " riwa riwi " menyapa
 ramah kastamer, mendesain out/indoor cafenya , dll 
yang pada generasi saya umur 20 
belum mengerti apa2 tentang bisnis dan baru ngerti
 monyetan di sekolah atau kampus hehehe .. ) 
mas Bambang berkisah tentang kopi Jombang nya
 dan upayanya untuk memperkenalkan kopi ini 
ke permukaan ( iya tolong mas Bambang ,
 mbok satu saat kopi2 lokal kita ini bisa mengalahkan
 kopi setarbak padahal Amerika saja
 kopinya impor. 
lha kita yang kaya kopi ini mbok ya bisa mendunia
 menggantikan mereka ! ) . 
tentu kalau bicara lokasi ,
 memang Rubath tidak di lembah2 yang sejuk senyap
 melainkan ditengah kepadatan lalin
 daerah Tlogomas . 
tetapi semoga saja hal ini bisa diimbangi 
dengan atmosfer yang nyaman , daftar menu yang
 menarik plus harga yang reasonable
 serta layanan yang ramah.
 siapa tahu kelak justru berkembang menjadi
 bisnis perencana dan penyelenggara petualangan
 untuk wisman hingga ke sudut2 terpencil 
Indonesia ( bukan wisata yang manis2 lho .. ) 
kalau kearah sana biarlah saya dukung
  jadi tour leadernya untuk tiga bahasa asing
 hehehe .. ) 
 semoga Rubath benar benar bisa menjadi
 Ruang Sahabat Hati buat banyak penggemarnya
dan bertahan dimasa pandemi yang sulit !
( Writing & Photos : Titiek Hariati , 16 . 02. 21 )
 keterangan foto : 
01 . potongan jeep pembawa pesan cafe
02 . " jeep in blue " 
03 . cangkruk , nunggu gerobag dicuci .. 
04 . Rubath , Ruang Sahabat Hati
05 . mas Gunawan , manajer cafe
06 . affogato tinggal kenangan 
07 . mas Bambang , sang boss .. !
08 . Rubath in Red
09 . bukan Jack Daniels lho .. !
10 .  daftar menu
11 . kotak tissue yang sangat jeep !
12 . barista ( wati ) .. !