Kamis, 29 November 2018






.. " Ngicipi Sate Paino Malang " ..
sebetulnya Sate Paino ini pemain lama dijagad
 persatean Malang Raya .  tercatat 1973 awal mula berdirinya ,
 didaerah Bunul Rampal Malang .
 seiring berjalannya waktu , pak Paino beranak pinak
e.. warungnya bercabang cabang hingga saat ini tercatat
 ada 3 / tiga di kota Malang .
 Bunul , Singosari dan Jalan Terusan Kawi . 
saya termasuk ketinggalan jaman sebab selama ini hanya 
berkutat diseputar nama nama yang berbau Arab dijagad 
persatean Malang, hingga satu siang saya melihat 
warung sate Paino ini muncul di Jalan Terusan Kawi Malang . 
tentu saja inginnya komplit , sate gule ,
 tetapi ada semacam lampu kuning mengingatkan saya untuk 
menahan diri dan saya hanya memesan sate kambing nya saja .
 gulenya bagaimana ? 
 " dibungkus ya mbak .. " , pramusajinya manthuk2 dengan
 melihat pada saya yang memang sudah layak
 mengendalikan kolesterol ini hihihi .. 
tidak banyak komentar saya selain memang uempukk satenya , 
dan bumbunya pas . siang itu ada sekitar 15 orang 
diwarungnya , saya beruntung masih mendapatkan meja .
 buat yang datang dari luar Malang ,
 tidak ada salahnya mencoba dan dengan pesanan khusus
 seperti saya yaitu " tolong satenya tanpa lemak2 ya " !
 maka saya sepertinya mendapat sate kambing muda
 yang uempukk .. ( meski tidak minta kambing muda ) ,
 tentu saja dengan harga yang sedikit berselisih 
dengan yang berlemak
( daripada nanti lemak2nya tidak termakan ,
 sayang bukan ? ) .
naa .. penasaran dengan pak Paino  ?
 yukkkk ....
( Writing & Photos by : 
 Titiek Hariati , Malang , Nop . 2018 ) 
01 . uempukkk tanpa lemak
02 . gule dibungkus
03 . sederhana tapi bersih ,
 jalan Terusan Kawi 4 Malang







Rabu, 28 November 2018





( The Lost Poem )

.. " Lelaki Tanpa Hati " ..
masih ,
lelaki itu berdiri ditempat yang sama ,
seperti percikan awal , 
" demi masa , aku cinta
demi masa , aku tunggu " ..
dan
tahun tahun meninggalkannya
 ia masih tegak disana ..
sementara ,
diseberang lautan waktu ,
wanitanya berdiri diujung jembatan
" ia pasti datang ,
demikian sumpahnya , 
dan demi masa , aku tunggu " ..
( wanita menghibur hatinya ) 
......
musim musim lewat tanpa iba ,
fajar mengatup tersapu senja ,
lelaki itu bahkan telah lupa 
ia berjanji  menjemput cinta ,
diujung jembatan yang menantinya , 
" ia khianat , ia bangsat ! "
( lelaki itu mengumpat )
...
sungguh ,
keduanya terbeku digulung waktu
yang menyapa sisa usia
sia sia ,
tersebab lelaki yang tanpa hati
dan nyali .. 
( Malang , Nopember 2018 )
 

Minggu, 25 November 2018





.. " Imajinasi Liar Identik Dengan Karakter ? " ..
gampang2 susah menggambarkan kehidupan seorang penulis .
 kalau yang penulis ilmiah rasanya lebih
 mudah digambarkan karena umumnya berlatar belakang
 sebagai ilmuwan atau minimal punya pengalaman dibidang
 yang ditulisnya meski pendidikannya mungkin tidak
 setinggi ilmuwan bahkan kadang ada yang " tidak makan sekolah "
 tetapi punya keilmuan dan pengalaman bidang tertentu
 yang handal & mendapat pengakuan masyarakat .
 lha yang " sulit " itu menggambarkan tentang penulis yang
 beraliran bebas alias penulis penulis fiksi .
 tapi ssstt , nanti dulu , tidak berarti penulis fiksi yang jago jago 
" mengkhayal " ini nggak makan sekolahan lho !
 banyak diantara mereka terutama yang asing ,
 bergelar S3 atau profesor . lha ngapain orang2 pinter kok nulis
 yang non-ilmiah ? tentu saja pertanyaan itu harus dikoreksi . 
sebab dalam tulisan2nya yang meskipun itu bersumber pada imajinasi ,
 tetap saja mereka mendasarkannya pada sesuatu yang ilmiah .
 contoh adalah Star Trek yang dimunculkan dilayar lebar
dan serial TV yang sempat menjadi favorit dunia .
 penulisnya yaitu Simon Pegg dan Doug Jung tidak sembarangan
 mengarang tentang petualangan di antara
 miliaran bintang ini . kalau ngawur ,
 sudah pasti diprotes oleh yang makan sekolahan dibidang 
astronomi maupun fisika ataupun para ahli di NASA .
atau JK Rowling dengan imajinasinya lewat buku maupun
 filmnya yang sukses mendulang miliaran dolar 
dimana dalam film terakhirnya Fantastic Beast :
 The Crimes of Grindenwald penonton harus menahan nafas 
dengan dahsyatnya visual effects yang seolah nyata !
 maka , imajinasi memang sebuah anugerahNYA yang harus
 dimanfaatkan untuk kemanusiaan lewat pesan yang
 bisa ditangkap lewat mata atau telinga atau rasa .
 tetapi benarkah tulisan2 yang terkesan " liar , vulgar , kriminal "
 itu penggambaran dari watak si penulis ?
  seorang penulis bisa saja melahirkan tokoh antagonis , 
atau suci bak malaikat , atau penipu , atau pecundang dll 
yang tidak terbatas ! 
penulis itu mirip sutradara film atau drama atau teater ,
dimana dia bisa menuntun dan menuntut tokoh2 kisahnya
 sesuai yang dia inginkan . maka kalau sebuah film
 ternyata gagal menterjemahkan kemauan penulisnya dan
 bukunya lebih sukses dari filmnya ,
mungkin imajinasi penonton yang sudah terlanjur 
" termakan imajinasinya oleh bukunya " , 
 kecewa dengan penggambaran dilayar lebar yang dianggapnya
tidak mampu memvisualkan imajinasi mereka, 
ini salah satu ' resiko ' dari sebuah film yang sudah keduluan
 oleh suksesnya sebuah buku yang bestseller !
  genre tulisan fiksi juga macam2 .
 ada genre roman , kriminal , horor dll . maka menjawab 
pertanyaan diatas tentang karakter penulisnya yang dikaitkan
 dengan genre nya , ada beberapa faktor yang menurut saya 
mempengaruhi karya2 seorang penulis al : 
01 ) latarbelakang keluarga dan pribadi 
02 ) pengalaman yang diserapnya dari lingkungan
 menyangkut pekerjaan , budaya , pergaulan dll 
03 ) tahapan usia . 
Agatha Christie misalnya , yang dikenal dengan genre thriller 
atau detektif nya . pemakaian alat kejahatan dari tokoh2
  kisah fiksinya kebanyakan adalah racun ,
 yang pengetahuan ini diperolehnya saat dia masih bekerja
 sebagai asisten disebuah perusahaan pharmasi .
 juga ketika kehidupan perkawinannya yang pertama hancur ,
 ia sempat " menghilang " beberapa waktu yang
 mengakibatkan publik Inggris menuduh suaminya yang
memiliki WIL sebagai pembunuh Agatha .
 dalam buku2 nya pengalaman pahit ini dimunculkannya lewat
 tokoh2 cerita thriller yang berlatar belakang penyelewengan .
 Agatha lewat tokoh fiksinya ia 
" membunuh suaminya yang tidak setia " meski
 dalam kehidupan nyata ia justru malah
" minggat " dari suaminya ! 
seorang psikolog mungkin menganalisanya sebagai 
" pelepasan tekanan dan kemarahan " atas sebuah pengkhianatan
 orang yang dicintainya, yang karena dituliskan dengan sepenuh
 emosi maka kisah2nya menjadi sangat hidup sampai 
pembaca terhanyut  ! bentuk bentuk pelepasan tekanan ini bisa saja
 macam macam . mulai yang normal yaitu memunculkan
 tokoh sentralnya sebagai wanita pendendam  atau
 menjadi superwoman yang secara misterius ala Batman
yang  menolong wanita2 yang tersakiti pasangannya
 sebagaimana digambarkan dalam film
 The Girl in the Spider's Web yang aslinya ditulis oleh
 David Lagercrant . 
jadi menghakimi seorang penulis yang tampak sangar bahkan
 liar dalam tulisan2nya tidaklah cukup hanya permukaannya saja ,
 tetapi harus diselami lebih dalam tentang
 latar belakang kehidupan si penulis yang mungkin saja
 tulisan2nya itu merupakan " teraphi " bagi tetek bengek 
permasalahan yang tersimpan dibawah sadarnya
 atau bisa saja itu hanya sekedar imajinasinya yang kaya 
dan atau ia mendapatkan inspirasi dari pengalaman
orang lain dan banyak lagi faktornya .
 nah ... siapkah pembaca menjadi hakim atau
menjadi orang yang bijak ? 
itu memang hak pembaca .
 ( Titiek Hariati , Malang , Nopember 2018 )







 

Kamis, 22 November 2018







.. " Selamat Jalan Tuti " ..
antara percaya dan tidak , 
bagaimanapun berita itu harus saya hadapi .
 seorang teman semasa sekolah dulu dan dalam reuni terakhir
 bulan Juli 2018 yang lalu dimana kami masih
 ber hahahihi bersama , telah mendahului pergi
 kedalam perjalanan abadinya .. 
masih segar dalam ingatan saya  pada reuni itu ,
Tuti yang lincah ini sama sekali tidak menampakkan gejala
 sakit apapun alias sehat segar bugar .
 dan seusai reuni , kami secara khusus ber 8 , 
masih melanjutkan acara ke Batu dan makan siang bersama
 di De Bamboo . disitu saya menjepretnya beberapa kali 
dan pose2nya nampak manis dan ceria ! 
 juga terbayang wajahnya saat sekolah dulu , 
rambutnya yang dikepang dua sangat khas Tuti dan juga
 wajah tirusnya yang dipermanis dengan poni !
 kebetulan keluarganya adalah pemilik toko batik terkenal 
pada masa itu , sehingga kalau saya kebetulan mengantar
 ibunda membeli sarung batik disitu ,
selalu saya melihatnya ditoko .
 beberapa kali kami pernah berjalan bersama kesekolah
 atau saat pulang meski tidak terlalu sering .
Tuti ,
 selamat jalan sahabat , hanya masalah waktu bahwa 
kita akan kembali beriringan kelak yang entah 
kapan dan bagaimana .
 kami semua mengenangmu dengan kenangan yang 
baik dan manis bahwa engkau adalah lubang yang
 tidak lagi bisa diisi ditengah grup WA kita
maupun dalam reuni reuni mendatang . 
beristirahatlah dengan damai dan tenang dan semoga
 engkau mendapatkan tempat yang
 indah disisiNYA , aamiin ..
ya ALLAH .. lancarkanlah kiranya perjalanannya
 kembali kepadaMU , ampunilah segala khilaf nya ,
 dan berilah balasan segala amal ibadahnya ,
 aamiin ..
( dalam duka , malang , nopember 2018 )
( writing & photos by : titiek hariati ) 
01 . Tuti yang manis dan ceria , Juli 2018
02 . saat makan siang di De Bamboo , Batu
03 . Tuti yang lincah
04 . ( foto ke 4 ini dijepret oleh staf De Bamboo , Batu ) 
saya ( terdepan ) dan Tuti ( merah , dibelakang )





Minggu, 18 November 2018









 .. " DJADOEL ABADI ? 
YA OREM OREM KHAS AREMA ! " ..
jenuh dengan cafe cafe modern atau pengen merasakan
 jajajan djadoel jaman eyang kakung putri ?
 datang saja ke Jalan Blitar di Malang , 
kita akan bertemu dengan salah satu jajanan ikonik Tempo Doeloe ,
 Orem Orem Khas Arema yang sudah berdiri sejak 
( mungkin ) saya pun belum lahir ! 
opo iku ?
  orem orem itu sejenis kuah djadoel yang mirip lodeh
 tetapi bahan baku utamanya adalah tempe dan lontong ! 
jaman dulu , jangan bermimpi tentang burger , pizza , spagheti dll 
tetapi memang nenek moyang kita super kreatif 
sehingga dari bahan bahan sederhana pun mereka 
bisa ciptakan beragam menu masakan yang bahkan 
abadi hingga kini dan masih sangat disukai . 
salah satunya ya orem orem ini . 
warungnya pun sederhana tidak perlu dimodel kekinian
 supaya pas dengan menunya yang djadoel . 
dipatok dengan harga 7000 per porsi kita boleh memilih
 beberapa macam " topping " nya yaitu
 ayam , telur atau lainnya .
 jadi tidak perlu heran kalau " topping " nya justru lebih mahal
 dari seporsi lontong orem2nya sebab bahan dasar orem2
 memang " hanya " tempe !
 lontongnya berupa kupat dan layanannyapun super cepat
 sebab tidak ada yang harus di pilih2 seperti cafe hehehe ..
 kalau kebetulan membawa tamu " sepuh " dari
 luar Malang
 yang kangen dengan menu menu djadoel ,
 sebaiknya warung yang satu ini jangan dilewatkan !
( Writing & Photos : Titiek Hariati , Malang , Nopember 2018 ) 
01 . orem orem ayam 
02 . daftar menu 
03 . atmosfer
04 . kupat
05 . pintu masuk