Kamis, 20 Januari 2022

 
 
 
 
 .. " Hindia , Koffie en Eaten " ..
baru  sebulan muncul di Jalan Simpang Ijen 7 , Malang ,
 Hindia Koffie en Eaten ini sudah pasti
 menarik perhatian karena selama ini disepanjang 
jalan itu yang lebih beken adalah Java Dancer .
 
  
disebuah rumah dengan arsitektur jaman kolonial ,
 maka nama HINDIA memang konon tak lepas
 dari kenangan jaman Hindia Belanda .
 suasana yang rumahan ,
 menjadi daya tariknya disamping namanya yang
 berbau Londo sudah tentu ikut memancing rasa ingin tahu . 
 kemarin siang ternyata sudah ada sekitar 25 tamu 
saat saya masuk dan mencari tempat yang agak kosong . 
 
 
 
ada ruang diluar teras samping , 
tetapi karena mulai gerimis saya urung disitu . 
warna biru yang menjadi aksennya ,
 terlihat modish meskipun sebenarnya bangunan ini
 tak banyak dirubah kecuali beberapa bagian
 pintunya dan mungkin beberapa sekat 
ruangan yang nampaknya diperlebar .
 

 
 
didaftar menu saya lihat ada ragam 
Asian Cuisine , Nusantara , Western Food , Salad ,
 Rice Bowl , Steak dan Snack . 
untuk minuman , Hindian Signature nya yang konon
 best seller juga punya tambahan topping buat yang suka .
 saya pilih Nasi Goreng Hindi yang kata pramusajinya
 itu menjadi salah satu ikonnya ,
 juga Avocado Coffee 
( harap dicatat : ini bukan Affogato lho ..
 tapi betul betul ini adalah Jus Apukat Plus Kopi hehehe ...
 jadi saya pikir ini cukup unik ! ) .
 

 
 
dimeja saya ada juga Lychee Tea dan Kwetiau Goreng .
 tentu jeprat jepret saya lakukan dan
 pramusaji yang manis yang sebentar lagi menjadi
 Sarjana Akuntansi UB ini dengan ramah melayani
 pertanyaan2 saya seputar menu dll
 ( bahkan nanti diakhir saya sudah akan meninggalkan
 cafe ini , saya ditanya 
" bagaimana kesan tentang menu dll nya disini ? " .
 

 
 
 sebuah layanan yang super karena membuka kritik 
adalah salah satu ciri menuju sukses ! ) . 
pengunjungnya ternyata dari segala level usia ,
 beda dengan cafe seperti Nakoa atau WoW atau
 Kotask dll yang 90% adalah milenial .
 maka bagi saya Hindi ini akan bisa survive kalau layanan , 
 atmosfer dan harga bisa dipertahankan meskipun
 untuk rasa " standar standar saja " atau 6,5
 untuk skala 0-10 .
 

 
 
 tetapi sekali lagi , yang mencemaskan bagi saya adalah
 " karakter customer Malang" yaitu 
selalu memadati tempat atau cafe cafe yang baru , 
dan setelah 1-2 bulan biasanya " ditinggalkan "
 untuk mencari lagi lainnya yang baru ... o lala !



 apakah nasib Hindi juga akan " ditinggalkan " setelah
 beberapa bulan bahkan minggu kedepan ?
 kita lihat saja ....
( Writing & Photos : Titiek Hariati , 20.01.22 )
keterangan foto : 
01 . nama cafe
02 . kwetiau goreng
03 . rumah gaya jaman Hindia Belanda
04 . teras samping luar
05 . aksen biru yang manis
06 . daftar menu
07 . take order
08 . atmosfer ( 01 )
09 . teh leci
10 . nasgor
11 . denise juga ada
12 . atmosfer ( 02 )
13 . foto jadul sebuah gereja di Malang
14 . avocado coffee
15 . bukan affogato lho !

Tidak ada komentar: