Senin, 24 Oktober 2022




 
.. " Mengapa Harus Balita ? " ..
setelah dua tahun lebih pandemi memakan korban
 puluhan ribu orang tua dan dewasa serta remaja meski
 jumlahnya tak sebanyak yang tua dan dewasa , 
maka saat ini seolah " giliran " jatuh pada 
kelompok balita ! 
gagal ginjal nama serangannya . 
sudah pasti para pakar saling memberikan analisanya
 disemua media dan sementara itu korban 
yang meninggal dikalangan balita ditanah air 
sudah mencapai 141 balita lebih . 
wajah wajah penuh duka terlihat dilayar kaca ketika 
dilakukan wawancara dengan para orangtua 
dari balita balita yang tidak dapat bertahan hidup 
setelah beberapa hari menderita demam 
yang disusul dengan kegagalan fungsi ginjalnya .
 jika dicari pihak yang paling bertanggung jawab 
atas kejadian ini sudah tentu dapat disebutkan 
disini BBPOM , Industri Farmasi , MenKes 
dan entah siapa lagi ? 
tapi jika mau diurut tentang Siapa yang seharusnya
 Pertama Kali mengawasi dan meneliti kandungan 
sesuatu obat sebelum diijinkan untuk diedarkan 
atau dijual bebas , maka sudah tentu BBPOM lah 
yang berada diurutan pertama ! 
apapun dalih dan alasan yang dinyatakan oleh
 masing masing pihak diatas , seharusnya kejadian 
yang menimpa para balita ini Tidak Dapat Dianggap
 sebagai kejadian " wajar " bahwa yang sakit 
hanya punya dua kemungkinan yaitu
 sembuh atau mati .
 
 
WHO pun sudah mengeluarkan keterangan resminya
 tentang obat obat yang ditengarai mengandung 
zat zat berbahaya dan dilarang untuk diedarkan 
atau dibeli . maka kesimpulan apakah saat ini
 yang sudah diperoleh pihak pihak terkait 
dalam kejadian gagal ginjal dikalangan balita ini ? 
nampaknya belum sepenuhnya dapat disimpulkan
 meskipun hasil analisa sementara sudah 
menandai beberapa penggunaan zat zat yang 
menyebabkan terbentuknya senyawa 
yang berpotensi membahayakan ginjal balita ! 
kita ikut sedih dan berempati serta berharap bahwa
 dalam waktu dekat sudah ada 
upaya upaya serius untuk menanggulanginya 
seperti halnya obat yang didatangkan dari Singapura
 dan konon membawa dampak positif 
bagi penderitanya . 
jaman memang sudah sangat berubah . 
dulu, saat saya masih balita ( bayangkan saja 
berapa dekade silam ) ketika saya demam ataupun
 sakit lainnya yang tidak terlampau berat , 
ibunda selalu siap dengan obat obat ramuan sendiri . 
segala macam rempah selalu siap didapur
 dan disaat saya demam beliaupun sigap
 membuatkan ramuan ramuan herbal yang 
menyembuhkan ! saya sangat terbiasa 
menyaksikan beliau menumbuk ini itu didapur ,
 mencampurkan ini itu dan memeras tumbukan 
rempah rempah dan memasukkannya kedalam 
gelas saya yang pendek itu dan 
kemudian meminumkannya kepada saya . 
ajaibnya , sayapun
  kemudian segar dan sembuh dari demam . 
 
 
tentu masa itu tidak bakal terulang dijaman now ,
 dimana segalanya serba praktis dan mudah 
dan obat obatan yang bersifat instan seperti
 sirup dll menjadi andalan bagi balita disaat demam , 
juga disebabkan kesibukan bekerja dari 
bapak dan ibunya yang tidak memungkinkan 
berlama lama berada didapur seperti halnya 
ibu ibu dijaman saya balita dulu .
 hanya doa yang bisa saya berikan sebagai 
dukungan kepada segenap ibu ibu muda 
ditanah air bahwa 
" kehati hatian dalam memilihkan obat obatan
 yang terjual bebas bagi sang buah hati adalah 
kunci penyelamat dari petaka yang tak terduga .
 mintalah selalu copy resep di apotik 
jika ada pemberian resep dari dokter tertentu
 dan kenali dan catat obat obatan yang mungkin
 membuat anak kita alergi " ! 
balita bukanlah sebuah coba coba bagi bermacam
 mamin maupun obat obatan yang belum dipastikan
 keamanannya untuk dikonsumsi , 
karenanya ditangan bapak ibulah keselamatan 
mereka berada dan jangan pernah
 menunda sebuah keabnormalan gangguan kesehatan
 balitanya , karena makin cepat makin baik
 dan besar potensi kesembuhannya ! " .
 
 
 mari kita jaga bersama para balita kita yang
 merupakan tiang tiang penyangga masa depan bangsa .
BBPOM adalah filter pertama dan utama 
yang berwenang menentukan boleh dan tidaknya 
sesuatu obat ataupun mamin untuk 
diedarkan atau diperjualbelikan dan karenanya
mereka tidak layak berlepas tangan dan 
tanggung jawab jika terjadi seperti yang saat ini
 menimpa para balita kita ! 
belum lagi kita pulih dari keterkejutan oleh kasus
 meninggalkan 135 supporter di 
Stadion Kanjuruhan Malang , kini 
telah disusul oleh meninggalnya 141 balita akibat
 keteledoran pihak pihak yang sembrono
 dalam tugasnya !
maka sementara kita menunggu kelanjutan 
dan kejelasan kasus kasus diatas , 
marilah dilingkungan terkecil 
dan terdekat kita , anak maupun cucu , 
kita jaga bersama segala apa yang mereka makan minum
 maupun obat obatan yang mungkin mereka 
butuhkan untuk kesehatannya !
 
 
ditangan ibulah sebagian besar kesehatan keluarga 
terletak , dan semoga para ibu ( muda terutama ) 
masih bersedia untuk sedikit berpayah payah 
menyiapkan mamin buatan sendiri yang lebih
 sedikit memakai bahan bahan pengawet
 termasuk juga penggunaan obat obatan yang
 lebih alami , semoga !
(  Titiek Hariati , 24.10.22 )
gambar dari layar TV & google

Tidak ada komentar: