Senin, 09 April 2018




 .. " KaSek , Bukan Titah Raja " ..
jaman dulu , perkataan yang keluar dari seorang raja adalah
 hal yang tidak terbantahkan meskipun itu sesuatu yang
 salah , tidak adil atau se wenang2 . 
dan ketika jaman kerajaan berganti menjadi jaman republik 
dimana presiden menjadi orang nomor satu , 
ia mempunyai tim yang disebut kabinet dan kekuasaannya 
diatur oleh UU meskipun sejarah menunjukkan adanya
 pimpinan2 negara yang 
" otoriter dan memiliki kekuasaan tidak terbatas " ! 
tetapi sejarah sekaligus juga memperlihatkan bahwa pada
 akhirnya pemimpin2 otoriter ini  harus menyerah pada kekuasaan
 yang lebih tinggi , yaitu : 
Rakyat dan tentu saja TUHAN sebagai penakdir nasibnya ! 
naaa ... sejarah agaknya berulang meski dalam skala yang lebih kecil 
yaitu dilengserkannya seorang ( IBU ) Kepala Sekolah di sebuah SMAN di 
Malang minggu yl oleh " rakyatnya " alias siswa siswanya sendiri , ironis ! 
tentu ini menjadi peristiwa fenomenal karena sejak republik ini berdiri 
ditahun 1945 , baru sekarang terjadi seorang ( IBU ) Kepala Sekolah dipaksa
 turun justru oleh siswa2nya sendiri , luar biasa .. !
 apa pasal ? 
Punishment Oriented rupanya menjadi  pilihan Ibu Kasek ini ,
 dimana segala hal yang tidak sesuai dengan aturan dan keinginannya 
berakhir dengan beragam hukuman baik secara fisik maupun mental 
kepada siswa2nya  yang notabene sudah bukan anak kecil lagi . 
bentuk2 teguran kepada siswa lebih bersifat melecehkan atau merendahkan
 sehingga menimbulkan ketersinggungan dan luka hati . 
juga perlakuan2 sebagai Kasek yang konon " kurang layak " dan 
menyebabkan " Kekesalan Massal " .
misal melarang siswa2nya sholat duha dan melemparkan sepatu2 mereka kelapangan . 
maka setelah segala kekecewaan , kekesalan , kemarahan dan
 ketakutan siswa2nya menumpuk ,  sebagaimana Bom Waktu ,
 minggu yl secara berani seluruh siswanya mendemonya dengan
 tuntutan tunggal " Kasek Turun " ! 
dan itu memang akhirnya terjadi , ybs terlengserkan ! 
maka pelajaran apakah yang bisa ditarik dari peristiwa ini ? 
sebagai " outsider " saya hanya punya beberapa resep sederhana bagi 
mereka2 yang kebetulan  karena 
Takdir ataupun Peluang bahkan Pemaksaan
 menjadi seorang leader :
01 . leader dan leadership adalah dua hal yang tidak selalu selaras .
 pemimpin seyogyanya memiliki Jiwa Kepemimpinan yang berdiri 
diatas huruf " M " yaitu :
 Matang , Momong , Mendengarkan , Memotivasi ,
 Mempedulikan , Menghargai , Memusyawarahkan sebelum yang
 terakhir Memutuskan dengan mempertimbangkan " M " terakhir
 yaitu Menghukum sebagai pilihan akhir .
bentuk bentuk ancaman atas pelanggaran yakni Menjatuhkan Sanksi
 atau Menghukum sebenarnya dapat diganti dengan
 " Menghadiahi sebagai wujud penghargaan atas kepatuhan 
dan kedisiplinan ataupun atas prestasi mereka yang dipimpinnya " .
 maka kalimatnya adalah :
" Bila Anda Menunjukkan Sikap Keteladanan ( + ) Kepada Yang Lain ,
 Anda Akan Menerima Reward " .
 ini adalah lebih berhasil dibanding kalimat 
" Anda Akan Saya Hukum Yang Berat Bila 
Melakukan Hal Hal Yang Menurut Saya melanggar dan atau 
Tidak Saya Sukai " ! 
02 . maka jangan terburu Gembira bila mendapat peluang sebagai 
pemimpin sebab disana ada sebuah amanah besar yang harus senantiasa
 Dirawat , Dijaga dan Dipagari dari segala hal yang dapat 
mengancam amanah itu sendiri . siapa ancaman terbesarnya ? 
adalah Sang Pemimpin itu sendiri , 
karena dengan wewenang dan kekuasaan yang ada dalam genggamannya ,
 seringkali mereka lupa bahwa keduanya Hanyalah Titipan Sementara 
yang diberikan kepadanya untuk
 Mensejahterakan Orang2 Yang Dipimpinnya , Lahir dan Bathin .
 ini tidak mudah , karena ia harus berhadapan dengan beragam 
karakter , latar belakang budaya , pendidikan , sosial , politik , ekonomi dll
 dimana ia harus mampu mengubah perbedaan2 yang ada ini
menjadi sebagai sebuah kekuatan untuk maju dan berhasil bagi
 orang , golongan , lembaga atau institusi apapun yang dipimpinnya !
03  .  menjadi pemimpin yang baik tidak harus mengupayakan 
agar dicintai semua orang . kesadaran bahwa Pro Kontra akan selalu ada ,
 membuat seorang pemimpin yang baik menjadi lebih Bijak .
 alasan alasan untuk Menyukai dan Tidak Menyukai dirinya sebagai 
pemimpin adalah bumbu bumbu yang harus mampu dia ramu menjadi
 sebuah menu atau masakan yang lezat bagi semuanya tanpa kecuali
 yang dalam teori komunikasi dikenal dengan
 Win Win Solution ! 
pengalaman saya pribadi dalam perbagai jenis industri maupun
kampus yang berbeda beda dengan peran yang juga beragam 
dengan segala kesulitan dan kesukacitaannya ,
 telah mengajarkan pada saya satu kalimat sederhana sebagai 
benang merahnya yaitu :
" Pemimpin Adalah Melayani dan Bukan Dilayani " !
maka .. siapkah Anda untuk menjadi pemimpin ? 
( Foto Diambil Dari Koran Malang Post 5 April 2018 ) 
( Titiek Hariati , Museum Budaya , Melbourne )







 

Tidak ada komentar: