Jumat, 27 Maret 2020





.. " Himalaya Disaat Corona ? " ..
( 01 )
( artikel ke 1219 )
 ibu mana didunia ini yang tidak ketar ketir
 saat corona mengganas ternyata anak sulungnya
 berpamitan mau ke Himalaya ?
" uedhannn ... " batin saya . 
dengan mengerahkan seluruh keahlian lobbying saya ,
 saya berharap rencana gila itu dia batalkan .
 tapi kunjungan kedua nya dalam 3 tahun ke Himalaya
( yang pertama tahun 2018 ) kali ini nampaknya 
sudah 99% matang alias tidak ada jalan mundur !
 " tenang mama .. doakan saja " katanya menghibur . 
gileee .. mana bisa tenang ??
 cuti dua minggu dari kantor akan dimanfaatkannya
 untuk ke Nepal dengan sekitar 15 orang
 teman " gunung " nya ! 
dia tahu saya jengkel bahkan nyaris marah ,
 meski saya sadar bahwa itu percuma . seorang kerabat berkomentar :

" wes mbak percuma , dia itu dalam DNA nya

 sudah pleg ayahnya , maklum anaknya wong bule ,
 ya doakan sajalah hehehe  ... " ..saya tersenyum kecut .. 
diam2 saya membayangkan andai saja ayahnya ada
 dan mendampinginya , barangkali mereka sudah
 di Kilimanjaro ..
hari hari mengikuti perkembangan corona makin mengkhawatirkan karena akses masuk negara negara 
tertentu makin terbatas dan Indonesia juga mulai
 ancang ancang menutup pengunjung dari 
negara2 terpapar .. 
kekuatiran ini ditambah dengan
 gurauan bungsu saya "  ma , kalau dia kelewat lama di Himalaya , bisa2 nggak boleh masuk Indonesia ,
 dikarantina embuh dinegara mana " .. waduh .. 
rencana baliknya adalah  tanggal 12 Maret 2020 
setelah sekitar 10 hari disana disana . 
saya Menghitung Hari ala KD , dan berharap mereka
 masih bisa masuk Indonesia dan tidak harus di Siberu kan .. 
sementara itu saya berkomunikasi terus dengan isterinya
 yang bekerja disebuah RS Swasta Jakarta 
sebagai dokter anak untuk mendapatkan berita2 
" terbaru " dari Nepal . 
" ma , mana mungkin dia mau mbatalin hal yang
 paling disukainya " , begitu katanya dan saya hanya
 bisa Pasrah ala Ermi Kulit ...
beberapa foto yang kemudian sempat muncul
 di Insta dari Himalaya sedikit melegakan karena
 nampaknya rombongan itu " baik baik saja " setidaknya !
 saya kirim WA kecemasan 
" segera balik jangan mampir2 , Indonesia makin gawat ,
salah2 kalian nanti dikarantina dinegara orang
 atau di Siberu kan " ..
 kecemasan ber hari2 berakhir ketika akhirnya rombongan
 masih bisa mendarat di tanah air
 tanpa di karantina ! 
 lho ..apa tanpa karantina itu sudah menjamin ?
 maka muncullah gelombang kecemasan kedua dihati saya .
 " eh .. kamu jangan santai2 lho ..
 apa kamu sedikit ada gejala batuk atau pilek 
atau bahkan demam ?" ..
 adiknya yang " jahil " menggoda saya 
" ma , dia batuk2 lho ... " .. waduh , 
saya sewot dan minta supaya dia segera memeriksakan
 diri ke RS Sulianti Saroso Jkt .
 jawaban yang saya
 terima malah menambah cemas 
" ma, kalau mau tes ngga  segampang itu ..
lagian aku ngga papa kok , capek aja .. " .. 
maka pertanyaanku makin melimpah ruah 
" apa kamu merasa lesu , letih , atau gimana ? 
sudah kamu ukur temperaturmu ?
mestinya rombongan kalian dulu di karantina aja
 dulu 14 hari biar lebih aman daripada pulang
 tapi dirumah ada keluhan2 .. " .. dst ..
 ( khas seorang ibu yang dilanda kekhawatiran ) 
. ee .. saat saya sedang galau itu ternyata di DKI ada 
himbauan untuk " merumahkan sementara " para
 karyawan2 swasta guna mencegah penyebaran corona
 yang di DKI angkanya cukup signifikan .
 maka , cuti 14 harinya plus 14 hari karantina rumah
 untuk semua karyawan se DKI ,  total menjadi 28 hari !
rasanya bulan Maret ini merupakan
 bulan istirahat  total !
 tentu saja bukan untuk leyeh leyeh dirumah atau
 cangkruk ngopi sambil HP an , tapi konon 
" mending ngantor , sebab dirumah kerjaan lebih banyak
 dan berat " . berat mungkin karena tidak adanya
 komunikasi langsung kecuali via internet yang
 untuk melobi tidak seampuh kalau berhadapan langsung .
 dia yang biasanya tidak pernah didarat ,
 alias terbang dari satu provinsi ke yang lain bahkan
 lintas negara , kali ini harus duduk manis dirumah 
dan saya tahu itu adalah sebuah " siksaan " hehehe ..
 ( bagaimanapun saya senang dia ada
 " didarat dan dirumah " daripada melihatnya 
di atas Himalaya saat saat corona ) 
  naa .. apakah sekarang saya sudah tenang ?
kedua elang saya ada di Jakarta yang menjadi 
asal muasal corona dan saat ini memiliki
 grafik tertinggi 
sebagai daerah terpapar se Indonesia ..
 ternyata belum sepenuhnya tenang sebab berada diarea
 Zona Merah masih berpotensi rawan .
 plus satu hal lagi yaitu menantu saya bekerja di 
RS rujukan covid19 sebagai salah satu dokter garda depan .. 
maka , hanya satu tempat dimana saya bisa
 lepaskan segala resah gelisah dimana  hari hari 
dirumah ini membuat saya semakin dekat dan sering
 dengan tempat berwudhu dan sajadah ..
 kepada siapa lagi dapat saya adukan semua kecemasan ini
 karena hanya DIA yang dapat menenteramkan ..
 Ya Allah , apabila memang masih Engkau bukakan
 pintu pintu taubat bagi kami ,
segerakanlah corona ini sirna dari bumi kami , 
sesungguhnya
hanya Engkaulah Yang Maha Berkehendak ..
 aamiin ..
 ( Writing by Titiek Hariati , 25 March 2020 ) 
Photos by : Allan A . Prodinger 
" kepak sayapmu setinggi yang kamu inginkan , 
tetapi tundukkan hatimu serendah bumi  ,
karena sesungguhnya ,
IA lah yang menaik dan turunkan kamu ,
maka ,
 jangan pernah berpaling dariNYA "


Tidak ada komentar: