Selasa, 07 Juli 2020







.. " Jangan Pakai Kata " NORMAL " .. ! "
New Normal atau Normal Baru konyolnya banyak
 ditafsirkan sebagai 
" segala sesuatunya telah normal kembali "
 cuma harus pakai masker dll sesuai protokoler !
 maka tidak heran ketika didata , 
ternyata dalam era Normal Baru ini justru terjadi
  kenaikan angka  dari mereka yang terpapar .
 ini sudah jelas , karena kata " normal " diartikan
 bisa kembali Kumpul Kumpul , Reunian , 
Mantenan bahkan Sunatan dengan ratusan tamu 
yang menikmati ndangdutan ... ! 
Opo tumon ? ..
 Pasar pasar dilanda wabah sehingga terjadi 
buka tutup pasar , juga bank bank serta tempat tempat
 wisata bernasib sama . Miris .
 masyarakat yang salah menafsirkan kata " normal " 
 menganggap bahwa New Normal adalah 
sebuah Kenormalan Baru yang tidak lagi perlu
 dikhawatirkan kecuali hanya perlu ber masker dll 
bahkan banyak yang  tidak ber masker disana sini 
seolah sudah normal seperti sediakala !
saya sesali mereka yang menciptakan istilah
 New Normal ini sebab Indonesia masyarakatnya secara
 umum masih belum siap dengan 
" Normal Yang Belum dan Tidak Normal " ini 
terutama di tempat2 yang jauh dari pusat2 informasi .
 bahkan saya pribadi mendapat beberapa kritikan 
ketika saya masih menunda nunda untuk kembali
 menghadiri pengajian2 rutin yang biasanya 
saya ikuti saat sebelum pandemi .
  kritikan itu begini 
" walah mbak , jangan kelewat khawatir dah , 
kita kan ada Allah yang menjaga dan menakdirkan usia , 
kalau saatnya mati ya mati lah 
meski bukan karena covid ... " .. saya tercenung . 
sebagian kalimatnya mungkin ada benarnya ,
 tetapi benarkah kalau saya sepenuhnya bersandar 
takdir tanpa upaya maka saya akan baik baik saja
 alias tidak terpapar ? 
saya pikir saya harus berada di tengahnya , yaitu
 berupaya untuk tetap aman dan sehat plus berdoa
 agar terlindung dari musibah .
 menghadiri sesuatu aktivitas dengan banyak orang 
yang bisa saja diantaranya terdapat yang terpapar 
tetapi tanpa gejala alias OTG adalah juga beresiko
 meskipun saat diukur suhu dibawah 37 !
 
 kecuali mungkin lewat minimal RapidTest yang
 inipun tidak mungkin ada dalam kegiatan2
 pengajian rutin .
 seorang teman di Melbourne berkabar bahwa
 di negara bagiannya ternyata New Normal membawa 
bencana alias membumbungnya kembali mereka yang
 terpapar . saya pun membathin 
" kalau di Melbourne saja masyarakatnya masih
 banyak yang " ndableg " karena menganggap 
New Normal sama dengan Sudah Kembali Normal ,
maka tidak heran kalau di Malang sendiri
 terjadi hal yang sama bahkan lebih parah .. !" . 
sesungguhnya , penetrapan New Normal berangkat 
dari pertimbangan ekonomi diatas pertimbangan 
kesehatan mengingat makin banyaknya
 masyarakat yang terpuruk secara ekonomis .
 tetapi dibukanya kembali kran kran perekonomian ini 
sayangnya tidak dibarengi dengan kesadaran bahwa 
" Bukalah Kembali Aktivitas atau
 Usahamu Dengan Syarat Syarat Tertentu " ! 
 kerumunan2 di stasiun2 KA , tempat2 wisata ,
 pasar pasar , lapangan2 olahraga dll seolah covid19
 sudah lewat dan tidak ada lagi yang 
harus dikhawatirkan . 
bertumbangannya tenaga2 paramedis dan padatnya
 RS RS oleh penderita covid19 , 
tidak membuat masyarakat takut , padahal ketika
 kita mau sedikit berfikir 
" apalah jadinya kalau aku terpapar padahal
 tidak ada lagi RS yang bisa menampung dan
tenaga medisnya juga terpapar ? " ..
 kemarin saya mendapat WA mengejutkan dari seorang
 teman di Bekasi begini :
 " doakan ya , aku dan isteri serta anak anak ku 
sedang diisolasi di RS Bekasi . 
anakku dokter syaraf juga terkena ... " .. 
saya hanya bisa mendoakan sambil membayangkan 
betapa seriusnya si corona yang ganas ini dan
 betapa teledor dan sembrononya sebagian masyarakat
 kita yang menganggap corona tak lebih
 seperti flu biasa ... 
sungguh saya berharap ada pergantian nama untuk
 Normal Baru ini dengan menghilangkan
 kata " normal " nya dan menggantinya
 dengan yang lebih " menyeramkan " agar
 mereka2 yang sembrono menjadi 
sedikit tergerak hatinya .. 
apa nama yang lebih pas ? saya tidak tahu ,
 tetapi kita memiliki ratus bahkan mungkin ribuan
 ahli bahasa yang bisa menemukan istilah yang 
lebih pas tanpa menyertakan kata " normal " . 
yang terlintas dibenak saya misalnya
 " Beraktivitas Bersama Covid19 "
 atau " Hidup Berpatner Covid19 " atau 
" Pilih Hidup atau Mati Ditangan Covid19 " atau
 " Menang atau Menyerah Pada Covid19 " .. atau 
.. atau .. atau .. saya tidak tahu lagi
 bagaimana cara menyadarkan mereka2 yang
 masih menganggap corona ini pilek batuk biasa .
Normal Baru Yang Tidak Normal adalah
 sebuah ujian kedisiplinan , antara ingin survive
atau konyol dilahap covid19 hanya karena
 arogansi tidak sudi ber masker , cuci tangan dll .. 
sungguh hidup memang pilihan ,
maka silahkan saja memilih ..
( Titiek Hariati , Malang 08 .07 . 20 )
gambar2 dari google .

Tidak ada komentar: