Sabtu, 01 Desember 2018






.. " Ala Offroader di Hutan Pinus Semeru " ..
sekitar 45km selatan Malang tepatnya di dekat Wajak ,
 Sumber Putih ,  kita akan menemui Hutan Pinus Semeru .
 disatu siang yang agak mendung , 
saya ingin mblusuk kesana karena sudah sering mendengar
 tapi belum berkesempatan menengok .
 mempercayakan arah kepada GPS memang lebih mudah
 meskipun kadang saya salah memahami instruksinya 
terlebih kalau banyak belokan yang ditemui yang ternyata 
saya terlalu awal belok tidak sesuai dengan maunya mbah google .
 diawalnya semuanya fine2 saja ,
hingga pada sekitar 2km terakhir sebelum HPS ini saya
tiba disebuah jalan yang " meragukan " .
 bagaimana tidak kalau cuaca mendung dan dihadapan
 kita terbentang jalanan yang nyaris berlumpur kalau
 sedikit saja terkena air . 
itu masih ditambah dengan lubang lubang menganga
 segede gede parit dikanan kiri jalan .
 bisa dibayangkan disaat gelap , pasti tidak akan
 terlihat dan itu lebih mirip seperti sebuah jebakan 
untuk babi hutan !
wow .. saya turun memeriksanya
  dan dengan mobil yang lebih pas untuk jalanan kota yang
 " baik2 saja " saya hanya punya pilihan antara 
" berbalik arah atau terus " ! 
43km sudah ditempuh , sisa sekitar 2km ini seperti menguji nyali .
 setelah menghitung kancing baju ( hehehe .. )
akhirnya diputuskan untuk lanjut ! 
ya sudah jangan mengeluh kalau sudah mantap untuk
 menempuh jalanan offroader dengan
gerobak standar apapun nanti resikonya ..
 dengan zigzag untuk menghindari sumur sumur mini ,
 akhirnya sampai juga di HPS yang siang itu tidak 
begitu rame karena bukan weekend .
 tetapi saking semangatnya untuk menjadikan Malang Raya
sebagai tujuan wisata dan HPS adalah wana wisata ,
 saya merasa khawatir saat melihat HPS yang 
mulai terlihat menor makeupnya ! 
dengan "  bedak dan gincu " nya yang terasa mulai norak ,
 saya merasa HPS perlahan akan kehilangan ruhnya
 sebagai sebuah hutan ! 
 digerbangnya saja sudah tertulis " tempat top untuk selfie "
 ( ini saya coba terjemahkan sebab inggrisnya sedikit lucu )
 dan didalamnya terdapat macam2 tempat atau wahana
 yang pada saat liburan atau weekend pasti padat pengunjung . 
flying fox , warung2 , rumah2 kayu dll yang
membuat hutan pinus ini serasa di Pasar Malam .
 sedikit perbandingan , kalau kita mengunjungi Wana Wisata
 yang sejenis di Eropa misalnya , maka sejauh
 mata memandang dan ber kilo kilo berjalan menyusuri hutannya ,
  tidak ada warung dll kecuali pos2 polisi hutan .
 tetapi ya sudahlah , saya tidak bermaksud mengatakan
 siapa yang lebih dan siapa yang kurang , 
hanya saja kekhawatiran ini semoga tidak terjadi bahwa
 Wisata Hutan atau Wana Wisata di tanah air berubah
 menjadi Wisata Pasar Malam apalagi kalau 
disertai musik yang keras , weleh2 ..
 ( bukankah tujuan orang masuk hutan untuk menikmati 
atmosfer hutan yang khas dengan suara2 hewannya
 mulai burung2 , kumbang dll dan bukan untuk
mendengarkan musik yang memekakkan telinga ? ) 
 ketika cuaca makin mendung ,
 saya bergegas untuk meninggalkan HPS secepatnya
 sebelum terjebak di sumur2 mini tadi .
 ada sebersit rasa sedih juga bahwa tadi saya sempat
 menyaksikan sampah sampah pengunjung yang
 terserak , sebuah " pelanggaran tabu " bahwa kita
 mengotori alam yang telah menjaga kelangsungan hidup kita !
 sampai kapan kita masih akan bisa menikmati 
pinus pinus seperti di HPS ini tanpa 
terecoki oleh macam2 asesori yang 
sebenarnya tidak perlu ? 
entahlah ...
( Writing & Photos by : 
Titiek Hariati , November 2018 ) 
01 . sebelah dalam HPS
02 . ' ndlosor ' untuk njepretnya
03 . penunjuk
04 . untunglah terbuat dari kayu
05 . maklumi saja artinya ! 
dan .. makeup yang mulai terasa menor !
06 . jalan setapak yang sudah dikemas ( 01 )
07 . jalan setapak yang sudah dikemas ( 02 )
08 . perhatikan








 

Tidak ada komentar: