Minggu, 20 Januari 2019



 .. " Boleh Menikah ( lagi ) Atau Tidak ? " ..
ada beberapa teman yang punya problem serupa
 disaat usia senja yaitu 
Boleh atau Perlukah Menikah ( lagi ) di Usia Senja ?
 lho , berhubung yang dicurhati juga sudah sama
 sepuh ( hehe .. ) maka sudut pandangnya mungkin
 mendekati obyektif sebab bisa merasakan 
NEEDS dari usia senja . problemnya apa sih ? 
umumnya mereka berhadapan dengan anak anaknya
 yang sudah dewasa bahkan menikah dan 
Tidak Mendukung Keinginan Ayah / Ibunya yang
 Ingin Menikah ( lagi ) setelah pasangannya wafat
 atau mungkin bercerai sejak lama .
 alasan keberatan yang dikemukakan anak2nya
 pada umunya adalah :
 01 ) belum tentu istri / suami baru sebaik yang 
 terdahulu , jadi sama dengan
 mengundang masalah baru . 
02 ) hubungan anak , menantu dan cucu 
dengan ibu / bapak tiri belum tentu baik / lancar 
sehingga masih berpotensi timbulnya masalah . 
 03 ) bila terindikasi isteri/ suami baru itu mempunyai
 riwayat kesehatan yang akut , ini sama dengan
 menambah beban keluarga .
 tetapi bila yang perlu perawatan adalah justru 
ayah/ ibu kandung dari anak2 yang tidak mendukung ini
  maka alasannya menolak adalah  apakah
 suami/ isteri barunya nanti cukup telaten ? 
04 ) pertimbangan materi yang terkait motivasi dari
 si calon isteri / suami baru , apakah tulus karena
 suka atau karena materi ? 
Tentu saja saya yang mendapat cecaran pertanyaan 
dengan berbagai alasan2 diatas , harus mengambil nafas
 sejenak sebelum ber argumen terutama kalau
 yang curhat adalah anak anak mereka yang 
ortunya notabene masih teman saya . 
dengan super hati hati saya coba menjawab begini :
 " usia senja itu umumnya diartikan 60 keatas .
 secara sosial , spiritual dan material umumnya 
ya memang sudah terlihat agak mapan . 
sehingga sepintas lintas sepertinya mereka sudah 
Tidak Butuh Apa2 Lagi . 
anak2 sudah mandiri , menikah , memberikan cucu 
bagi ortunya dan kewajiban2 sebagai ortu terlihat
 sudah tuntas . rutinitas yang biasa dijalani 
bersama dengan suami/ isteri selama puluhan tahun
 hingga mereka sama tua , menjadi goyah ketika
 salah satu lebih dulu meninggal dunia .
 yang lebih terlihat terpukul biasanya suami yang isterinya
 meninggal lebih dulu karena segenap roda rumah tangga 
 biasanya dalam kendali isteri , 
mulai bangun pagi , membersihkan rumah ,
 mandi sholat , menyiapkan sarapan , dst dst . 
dengan wafatnya isteri , dan disisi lain anak anak sudah 
dewasa dan mempunyai kehidupan sendiri , maka ada
 perasaan " terabaikan atau ketidak bergunaan " 
menelusuri sisa usia . saat para pelayat dan
 anak anak kembali kekehidupan masing masing2 , 
tinggallah sang suami yang bergelar DuRu , 
duda baru , merenungi hari2nya yang sepi . 
bila isteri yang menjadi JaRu , Janda Baru , ia masih 
bertahan dengan rutinitasnya yang sudah dijalani
 puluhan tahun , sehingga rasa sepi tidak terlampau
 mencekam karena ia masih memiliki seabreg tugas .
rasa sepi umumnya datang ketika tugas2 sudah rampung
 dan mengingat saat2 kebersamaan 
dengan (eks / alm ) suami tetapi itupun dalam keadaan 
fisik agak lelah karena rutinitas ,
 sehingga jalan keluarnya biasanya adalah tidur ! 
jadi mengapa tiba2 saja mereka ingin menikah ( lagi ) ?
 kebutuhan terbesar dan paling dasar bagi usia senja 
adalah 01 ) SHARING ! meskipun anak anaknya
 sekota bahkan serumahpun , apalagi yang diluar 
kota / pulau / negeri , belum tentu DuRu atau JaRu 
ini bisa saling curhat dengan anak2nya karena 
kesibukan anak anak di aktivitasnya masing2 . 
Sharing itu tidak selalu identik dengan masalah ,
 tetapi berbagi sesuatu yang ringan2 saja seperti misal
 masalah cuaca , program TV , rencana besok pagi , dll 
yang ada dalam keseharian 
. menelpon kerabat atau teman ? 
itu juga bisa tetapi Face to Face adalah lebih melegakan 
meski hanya beberapa saat , menit atau jam .
 bahkan aktivitas ringan seperti jalan pagi , senam ,
 duduk ngopi atau baca koran pagi dll bersama sambil
 ngobrol ringan adalah 
Sharing Dalam Bentuknya Yang Sederhana 
namun didambakan oleh hampir setiap PUS 
( Pemilik Usia Senja ) . 
saya memang suka membuat sendiri singkatan2 sebab 
kalau menuruti bahasa / singkatan2 anak muda
 jaman now , saya sering " nggak mudheng " hehehe .. 
 jadi , kebutuhan Menikah ( lagi ) oleh PUS ini jangan 
buru buru diartikan " masih gatel " atau 
" butuh apa lagi sih wong cucu juga sudah banyak ? " .
 seorang anak yang wise pernah berkata pada saya begini :
" Saat ayah saya minta ijin menikah lagi , 
langsung saya iyakan sebab itu baik bagi beliau .
 kami2 tidak selalu dapat menemaninya apalagi
 kami tidak sekota . sejauh kami tahu bahwa 
calon nya adalah dari keluarga baik2 dan tidak 
memiliki motivasi yang aneh2 , mengapa tidak ? 
saat ini beliau terlihat bahagia dan kesehatannya 
membaik karena ingatan pada almarhumah ibu saya
 serta kenangan2 bersamanya telah dapat 
dibagi dengan ibu tiri kami yang ternyata
 juga baik dan hubungan kami dengan anak anak
dari  ibu tiri kami juga baik " .
 anak yang lain berbagi cerita pada saya
 tentang ibunya begini :
" saat ibu saya meminta ijin anak2nya untuk 
menikah lagi setelah ayah meninggal beberapa
 tahun silam , mulanya kami protes sebab 
khawatir ayah yang baru hanya menambah masalah .
 kami bertanya sebenarnya apa sih keinginan beliau
 kok mau menikah lagi , bukankah sudah ada
 anak2nya yang sanggup melindunginya ? 
dijawab beliau bahwa :
" kebiasaan ayahmu dengan ibumu seperti jalan ke 
masjid saat subuh , senam , sarapan dll ber sama2 itu
 tidak dapat kalian gantikan . 
dan ibu bapakmu mengenal bapak X ini sejak ayahmu
 masih ada , dimana kebiasaan2 kami hampir 
sama mulai bareng2 ke masjid , senam dll meski 
saat itu bpk X ini sudah duda . 
 beliau juga sendirian karena putra2nya sudah berkeluarga
 diluar kota . mungkin dengan kami menyatukan
 persamaan2 ini justru akan meringankan anak2 kami
 untuk tidak merecoki kalian dengan telepon dll 
untuk sekedar sharing atau melepas kangen .
berangkat dari alasan ibu itulah kami,
 anak2nya sadar bahwa kami tidak boleh egois 
dan harus menghargai kebutuhan orang lain
 yang sayangnya tidak dapat kami penuhi .
itu alasan kami mengijinkan ibu kami menikah lagi .. " .
 menurut saya , kebutuhan ke 02 ) adalah teman seiring sejalan
 dalam kehidupan spiritual ! 
ber sama2 menjalankan ibadah seperti 
Puasa Ramadhan , Lebaran dll juga keseharian bisa sholat 
bersama ke masjid dll . juga bagi yang  non Muslim akan
  terasa indah bila dapat menjalaninya berdua .
rasanya apa apa yang ingin saya sampaikan sudah
 terwakili semuanya oleh kedua anak anak tadi
 dan pada akhirnya WISDOM memang 
menjadi kuncinya .
( Titiek Hariati , Malang , 21 Januari 2019 ) 
( gambar2 diambil dari google )





 

Tidak ada komentar: