Minggu, 29 September 2013




.."  terima aku apa adanya " ..

sering kita mendengar baik itu lirik lagu maupun membacanya di buku, novel, cerpen, atau sinetron, seseorang berkata pada pasangannya atau pacarnya :
" terima aku apa adanya ". 

maksudnya jelas yaitu agar  patnernya bersedia memahami sisi sisi lemah atau kekurangannya, jadi bukan hanya menyukai kelebihannya.

lalu umumnya apa saja yang menjadi kekurangan seseorang?
bisa macam macam. mungkin saja itu sifatnya yang temperamen dll yang kurang positip. 

tapi bagaimana bila diantara kelemahan itu terdapat hal hal yang sulit ditolerir? 
salah satu dari contoh dibawah ini atau bahkan beberapa diantaranya yaitu misalnya :
tidak jujur, suka menyeleweng, berpotensi melakukan tindak kekerasan fisik/ mental, 
tidak memiliki rasa tanggung jawab, 
tidak memiliki daya juang dalam mengatasi kesulitan hidup, dll.

saya tidak tahu apakah batasan " terima aku apa adanya " itu mampu melewati contoh contoh diatas? sebab kalau itu diterobos, pastilah membutuhkan " kekuatan ekstra " mendampingi seseorang dengan kekurangan yang juga " ekstra " ini. 

bagaimana misalnya kita mendengar begini : " terima aku apa adanya bahwa aku sulit untuk mencintai hanya kepada satu orang. aku memang begitu, aku harap kamu dapat menerimanya bila itu pernah, sedang atau akan terjadi nanti " .

lalu kita juga coba ambilkan salah satu contoh lain yaitu bila ( calon ) pasangan kita berpotensi melakukan tindak kekerasan fisik/ mental. 
dalam jangka pendek atau lama, kedua contoh potensi diatas ini akhirnya akan muncul dan 
memulai " gangguannya " berupa rasa 
Keterkejutan, Kekecewaan, Ketakutan, Ketidaknyamanan dll dari pasangannya. 

sampai berapa lama seseorang mampu bertahan dibawah tekanan tekanan yang setiap saat bisa " meledak " bak bom waktu?

sering kita baca/lihat di tv, seorang ibu dari sekian banyak anak yang mampu bertahan dibawah tekanan fisik mental suaminya yang melakukan KDRT berbelas tahun.
pertahanannya baru " jebol " saat si suami membunuh salah seorang anak mereka. 

kita boleh heran mengapa si ibu " menunggu hingga " tragedi terjadi? 
demikianlah kalimat " terima aku apa adanya " itu hendaknya ditelaah lebih dalam apakah memang kita memiliki kemampuan menerima dia " apa adanya " dalam jangka waktu
yang kita tidak tahu berapa lama?

bila kita memiliki Misi  kedepannya " mengubah " kekurangannya itu, dan ingin mencoba atau memberinya kesempatan berubah, itu sungguhlah mulia. 
namun " kemuliaan " itu bukannya tidak beresiko sebab " merubah " seseorang bukan hal mudah . itu  butuh kesungguhan, kekuatan dan kesabaran 
serta waktu dan tenaga yang tidak sedikit. 

namun saya juga pernah mendengar sebuah kalimat indah dan mulia dari seorang ibu : 
" mungkin memang sudah jodoh dan takdir saya bahwa suami saya berperangai kasar, 
itu ujian buat saya, saya ikhlas dan semoga saya lulus dalam ujianNYA ini " . 
luar biasa. 
mungkin saya tidak akan pernah memiliki kemampuan seperti ibu tadi. 
bagaimana dengan pembaca blog ini ? 

semuanya berpulang kepada masing masing, sebab menentukan pilihan hidup itu tidak sesederhana memilih koleksi CD musik atau film, 
kita akan berdampingan dengan segala kelebihan dan kekurangannya 24 jam per hari untuk jangka waktu yang kita tidak pernah tahu ujungnya ...

disisi lain kitapun memiliki sisi " terima aku apa adanya " yang mungkin tidak mudah bagi pasangan kita untuk menerimanya. apakah itu, hanya kita yang tahu dan pasangan kita , itupun kalau kita bersedia terbuka dan jujur kepadanya, misal :
" aku adalah pribadi yang sangat emosional, terkadang malah irasional " ....
demikian salah satu sisi kehidupan yang mungkin akan/pernah/sedang kita alami .... ( th ) 
( gambar dari google )







Tidak ada komentar: