Rabu, 08 September 2010

KESEDIHAN DIUJUNG RAMADHAN .....







Dari catatan Ramadhan saya tahun 2010 atau 1431H kali ini, ternyata terhenti di hari ke 11. Dan baru tersambung kembali hari ini, hari Kamis 09.09.10. Nanti malam Insya Allah malam takbiran. Dan saya tidak ingin menulis alasan mengapa catatan Ramadhan terhenti sekian lama karena pasti akan ada nada " pembelaan dan pembenaran diri " . Kesibukan menjelang lebaran seharusnya tidak menghentikan catatan itu, jadi bagaimanapun saya merasa bersalah dan ' berhutang ' .

Pembersihan rumah adalah yang terbanyak menyita waktu. Bukan karena dibongkar total, tetapi banyak debu dan kotoran yang tersembunyi selama setahun dan baru terjangkau dengan usaha keras memindahkan atau membongkar benda diatas/sebelahnya. Pelepasan kelambu2 ke laundry, bahkan hingga pengecatan beberapa bagian rumah yang mulai kusam/berlumut terpaksa harus turun tangan sendiri karena makin langkanya tukang tukang yang sudah pada mudik lebaran.

Dan tentu saja kedatangan anak saya dari rantau untuk berlebaran, tidak di sia siakan dan saya " manfaatkan " untuk membantu segala pembersihan rumah he he ( seorang tetangga yang kebetulan lewat didepan rumah bertanya : " Lho kok ditangani sendiri to bu ? " ... saya hanya bisa menyengir tetapi juga sempat bingung menjawabnya. 

Terus terang masyarakat kita masih " masih sulit menerima " pemandangan dimana " nyonya rumah " terlihat mengecat atau mengepel sendiri halaman rumahnya apalagi " ogrok ogrok " selokan ataupun membakar daun daun kering dan membersihkan kaca kaca pintu dan cendela. Idealnya yang mengerjakan bagian sulit sulit dan kotor adalah pembantu atau tukang, dan " nyonya rumah " bagian komando.

Lucunya, kebalikannya, ketika saya mengalami penggalan kehidupan di benua yang bermusim 4,
yang terjadi justru sebaliknya. Orang akan ter heran heran kalau melihat tetangganya memotong rumput, mengecat, ogrok ogrok selokan dll memakai tenaga tukang bayaran. Mungkin kita disangkanya sudah kaya atau malas, apalagi yang disebut terakhir itulah yang paling tidak enak. 

Maka adalah merupakan pemandangan yang biasa ketika kita, wanita, terlihat memotong rumput, mengecat rumah dll tanpa bantuan siapapun kecuali suami atau anak anak. Bahkan biasanya tetangga menyempatkan diri membagi kue dengan kita sebagai tanda simpati atas " kerajinan " kita . Sungguh tidak ada yang bisa dipersalahkan karena masyarakat kitapun secara perlahan tapi pasti tampaknya akan semakin mandiri.. Demikian itu perbedaan budaya.

Ramadhan berada diujungnya. Sedih sudah pasti. Bagaimana tidak karena bulan yang penuh kucuran rahmat dan ampunan ini hanya terjadi sebulan dalam kalender tahunan hijriah. Sehingga pertanyaan klasik selalu muncul " Apakah Ramadhan berikutnya aku masih diperkenankanNYA ikut?" .. Mengapa yang ditangisi hanya Ramadhan? Bulan istimewa ini bak sebuah award dalam rentang tahun hijriah kita. Datangnya hanya setahun sekali yang itupun hanya sebulan. Tetapi meski hanya sebulan, nyatanya bulan istimewa ini seolah hadir untuk menghapus dosa dosa kita setahun sebelumnya, demikian yang terjadi setiap tahun. 

Maka apabila peluang emas ini terlewatkan sia sia alias tidak kita manfaatkan dengan semestinya, kita sebetulnya ada dalam sebuah kerugian yang tiada batas, karena rahasia umur manusia hanya DIA yang tahu yakni pada penganugerahan award berikutnya, Ramadhan berikutnya, kita tidak pernah tahu adakah umur kita masih dicukupkanNYA ... ??

Foto foto dibawah ini semoga cukup mewakili gambaran lebaran 2010 keluarga besar saya yang
sebetulnya kecil tapi karena di gabung2 dengan kerabat yg lain maka akhirnya menjadi besar hehe .. Iklaskanlah hati Anda untuk memaafkan setiap dan semua khilaf yang pernah saya perbuat baik disengaja maupun yang tidak, semoga pahala yang berlimpah menjadi balasanNYA kepada Anda, amien .... ( TH )

( Foto diambil dari google )