Minggu, 25 Februari 2018

2018? Saatnya Berubah #WaktunyaMoveOnSob

.. " 2018 ? Saatnya Berubah ! " ..
persis seperti saat saat ini , 
2008 saya untuk pertama kali " terpaksa " membuat
 blog darurat karena salah satu syarat panitia lomba blog saat itu
 adalah peserta sudah harus memiliki blog . 
menit menit terakhir lomba akan ditutup ,
saya sempat kirimkan artikel saya dengan perwajahan blog yang
 sangat sederhana sekedar memenuhi syarat lomba . 
diluar dugaan , tulisan itu mendapat penghargaan sebagai salah
satu pemenang dan saya harus ke Jakarta mengambil hadiahnya .
 tetapi banyak yang mengira saya datang ketempat
 penghargaan itu karena mewakili anak saya .
 lho ? baru saya sadar bahwa peserta dan pemenang lainnya 
rata rata berusia remaja hingga sekitar 25 tahunan , 
dan saya satu2nya yang sudah 
Sweet Fifteen e ... Fifty hahaha ...
maka sejak 2008 itulah , saya " resmi " menjadi blogger hingga 
saat ini . sudah lebih dari 950 artikel dengan ribuan 
foto foto dan pembaca yang berasal dari sekitar 40 negara !
bukankah itu sudah lumayan ? 
jadi mengapa saya harus repot repot memikirkan Jagoan Hosting ?
  pertanyaan ini tentu saja  muncul ketika saya pikir bahwa 
" blog tokh hanya sekedar menyalurkan hobi nulis
 dan jeprat jepret " ? bukankah saya juga tidak menjual 
sesuatu yang perlu saya tawarkan ? dengan setengah hati , 
karena saya lebih tertarik ikut lombanya daripada Jagoan Hostingnya , 
saya ikuti informasi Jagoan Hosting secara lebih detil 
sekedar memenuhi syarat syarat lomba yang ada . 
anehnya , makin saya baca detilnya , makin saya tertarik .
 saya baca ber ulang ulang untuk memastikan bahwa
saya " tidak salah baca " hehehe ... 
sebagai ibu dari dua anak laki yang sudah dewasa ,
 saya pun manggut manggut membenarkan apa yang saya baca . 
" yo wes , generasi muda Indonesia ini memang harus 
diapresiasi karya karyanya ! mereka adalah semisal 
anak sendiri , yang siapa lagi kalau bukan ibu bapaknya 
sendiri yang menghargai prestasi prestasinya ?
 mosok anak sendiri berkarya tapi sebagai ortu saya malah
 lebih memilih untuk membeli karya anak asing ? 
lagipula , belum tentu yang berbau bau asing selalu lebih hebat
 dari yang bau bau lokal ! " . 
naa , itu alasan pertama ketertarikan saya pada Jagoan Hosting .
 alasan lain adalah bahwa sudah lebih dari saatnya saya juga
 harus lebih cerdas memanfaatkan blog saya untuk sesuatu yang
 " menghasilkan " , istilah jadulnya 
" sambil menyelam minum kopi Dampit " hehehe ..
 dengan pembaca saya yang berasal dari puluhan negara itu , 
mengapa tidak saya menfaatkan untuk menjual sesuatu yang 
mewakili sekeping wajah Indonesia baik lewat 
pernak pernik etniknya maupun maminnya dll ? 
maka Jagoan Hosting ini seolah membuka wawasan baru saya
 bahwa " jadikan hobi sebagai ( tambahan ) penghasilan , 
tidaklah penting besar kecilnya ,
 tetapi ia mampu meningkatkan rasa percaya diri bahwa 
tidak ada sesuatu pekerjaan yang sia sia " ! 
beberapa kali mendapat penghargaan menulis memang
 menyenangkan , bukan semata karena hadiahnya , 
tetapi karena apresiasinya . maka kalau sekarang menulis blog
 bukan sekedar untuk " memperlambat pikun " atau untuk 
ikut lomba lomba , tetapi juga bisa mendatangkan duit ,
maka  kenapa tidak ? 
disekitar saya terlalu banyak hal yang bisa ditulis 
sekaligus " dijual " , mulai dari 
City Tour , Tour Guide Dalam 3 Bahasa Asing , 
Guest House , Batik Course dll dll . 
Jagoan Hosting sudah pasti pilihannya , meskipun
 baru hari ini saya membaca detilnya .
dan 2018 saya yakin akan banyak membawa perubahan .. !
( Titiek Hariati , 25 Pebruari 2018 ) 

Jumat, 23 Februari 2018




 .. " Yang Sehat , Yang Makin Langka " ..
setiap pagi kalau saya kebetulan jogging di hutan kota Malabar ,
 dan mampir dipasar Oro Oro Dowo didepannya , 
pasti saya bertemu sosok yang satu ini . 
dengan usia dikisaran 70 , ibu sepuh ini masih aktif berjualan .
 ditas plastik tuanya , berisi sekitar 100 bungkus botok 
terbalut daun pisang dan sekitar 50 pepes tahu . 
ia hampir selalu mengambil tempat duduk yang sama yaitu 
dilorong pasar yang memang disediakan beberapa kursi 
panjang disitu . saya termasuk pelanggan setianya . 
botoknya macam macam ada 
Botok Tahu Tempe , Botok Onthong , Botok Simbukan dll .
dalam beberapa puluh menit saja biasanya dagangannya sudah
habis terjual . siapa pembeli2nya ?
 ternyata kalau saya amati , mereka rata rata adalah yang 
turun dari parkiran mobil dengan jumlah pembelian besar . 
ada yang membeli 10 botok , ada yang 5 botok 5 pepes dll . 
komentar2 diantara para pembeli ini senada 
" daripada makanan2 yang nggak sehat dan mengandung 
macam2 bahan kimia , yang gini gini ini yang sehat dan dicari " .
 saya setuju 1000% ! 
maka tiap kali kami bertemu dilorong pasar Oro2 Dowo ini , 
ibu ini sudah hafal dan langsung memasukkan 
5 botok dan 5 pepes kepada saya hehehe .. harganya ? 
waa ... dengan rasa dan kandungan masakannya yang
 sehat ini ternyata harganya tidak sebanding , 
hanya 2500,- per biji ! 
( bandingkan dengan makanan di cafe cafe yang
 terlihat cantik tetapi sebenarnya kaya dengan bahan kimiawi 
dengan harga 25 kali lipatnya bahkan lebih ! ) . 
kalau generasi ibu sepuh ini kelak sudah tergantikan dengan
 yang muda muda atau generasi jaman now , 
entah bagaimana nasib anak anaknya yang sudah pasti tidak 
kenal botok atau pepes tetapi lebih kenal pizza , burger , dll ....
kemajuan atau justru mundur ?
( Writing & Photo by : Titiek Hariati , February 2018 ) 




 .. " Geprek King & Co Ikut Mengepung " ..
beberapa bulan terakhir ini Malang dikeroyok Ayam Geprek 
dengan berbagai versi , gaya , rasa dan harga serta atmosfer , 
mulai yang PKL an sampai yang cafe cafe an . 
salah satunya adalah Geprek King & Co di jalan Wilis 21 Malang .
 dari luar terlihat mungil dengan dominasi warna merah yang manis . 
setelah lebih jauh kedalam ternyata cukup luas 
dengan atmosfer nyaman .
siang itu saya memesan dua macam geprek , 
yang satu berbalut keju yang lain tanpa keju Mozarela . 
dari beberapa geprek2an yang pernah saya cicipi ,  
memang Geprek King & Co ( GKC ) ini punya rasa yang khas . 
untuk yang belum terbiasa dengan istilah Geprek ,
 saya sedikit menterjemahkannya sebagai 
" di geprek , dipenyet , di pukuli sampai empuk dan rata " 
atau bagaimana ya hehehe ... ya sudah ,
 kalau penasaran langsung saja ke jalan Wilis 21 dan yang suka
 menikmati udara bebas bisa memilih duduk diterasnya 
yang cantik dengan furniture kekinian atau jaman now dari
 bekas tong2 yang dimodif ... 
oya selain geprek2an , disini juga ada mie2an , 
burger2an dan nasi2an lainnya .
 penasaran ? silahkan ke Wilis 21 dan 
 selamat digeprek ... !
 

( Writing & Photos by : Titiek Hariati , January 2018 )
01 . inside , warm & comfort ..
02 . qute ..
03 . Jalan Wilis 21 , Malang
04 . 2nd floor
05 . or package .. ?
06 . menus
07 . inside
08 . outside
 note :
ada 14 foto yang terhapus saat diedit , maka foto menu 
tidak dapat ditampilkan .









 








.. " Selamat Jadi Neru Buuu .... " ..
tadi saya bersama beberapa teman ,
 sepulang program rutin Bedah Qur'an disebuah masjid 
kami langsung menuju rumah seorang teman lainnya .
 konon , teman ini baru saja mendapat cucunya yang pertama , 
sebuah peristiwa keluarga yang istimewa bagi yang
 pertama kali mengalami . dan sebagaimana lazimnya 
dikalangan masyarakat kita yang masih kental 
dengan tradisi ini itu , kehadiran cucu pertama itu juga
 diperingati khusus . 
" berapa beratnya , panjangnya , namanya dst dst " adalah
 pertanyaan2 standar yang muncul .
 saya yang kebetulan memang belum bercucu , lebih banyak 
mendengarkan ibu ibu saling bertanya dan berbincang tentang
 si jabang bayi dan ibunya , sambil hitung hitung 
membayangkan bagaimana kalau kelak entah kapan ,
 saya mendapat cucu pertama hehehe .. 
jangan ditanya tradisi Jawa yang ada itu bahkan dimulai sejak 
bayi masih dalam kandungan . ada mitoni , 
ada ritual penanaman Ari Ari ( bukan mas Ari lo ya .. ) ,
 ada Ritual Tedak Siti dimana nanti bayi untuk pertama kali 
menjejakkan kaki dibumi dan sebelumnya ada ritual 
Cuplak Puser alias terlepasnya tali pusar dll dll .
 saya melamun mengingat bahwa generasi jaman now sudah 
banyak yang meninggalkan bahkan tidak pernah tahu adanya
 tradisi2 itu . seorang keponakan saya bahkan pernah
 bertanya " te , jenang abang itu apa ? " .
 ini sungguh bukan karena ia lahir dan besar di Jakarta , 
tapi mungkin ortunya " lupa atau tidak pernah " sama sekali
 membuat jenang abang dirumahnya . 
jadi saya lebih " menyalahkan " ortunya ...
 jaman memang sudah lain , 
kalau dulu hari pernikahan itu betul betul tidak sembarangan 
alias dicarikan yang menurut hitungannya adalah tepat dan baik , 
maka saat ini sudah tidak ada Tabu , 
sepanjang tahun adalah Hari Baik , bahkan Ramadhan !
 saya awam untuk menilainya , 
mungkin para pakar Anthropologi atau Budayawan lebih bisa 
menilainya apakah ini sebuah " kehilangan " atau 
bahkan sebuah " keuntungan " karena lebih
 praktis dan hemat ? 
entahlah ..
bagaimanapun , saya ucapkan selamat buat 
" neru " ( nenek baru ) kita hari ini ! 
(  Titiek Hariati  )
note : foto dijepret oleh kerabat nyonya rumah , editing : TH .

 

Selasa, 20 Februari 2018








.. " WOPI , WoluPitu Yang Nylempit " ..
seorang teman berkata : 
" suwe suwe Malang - Batu iku dadi warung kabeh ,
 wes gak onok sawah , wes gak onok alas " , 
saat itu saya tidak berkomentar sebab obrolan tahun 2010 itu 
saya anggap mustihal bin mustahil mosok warung bisa
 sepanjang itu banyaknya . dan kemarin , 
saya sengaja menjelalajah desa desa yang " agak terisolir " 
sekalian melatih tangan kanan saya yang beberapa minggu ini 
harus diistirahatkan akibat jatuh .
 saya surprise bahwa didesa desa yang " kurang populer " itu
 ternyata sudah bermunculan belasan cafe atau warung
 atau kedai yang lumayan , baik lokasi , tampilan maupun 
menu menu ikonik yang ditawarkan . 
salah satunya adalah WOPI CAFE , 
yang ada di Jalan Brawijaya 9 , Tegalweru , nDau . 
tidak ada tempat parkir yang tampak , jadi harus masuk
 pagar nya yang lumayan tinggi dan sampai dihalaman sebuah
 Guest House cantik yang terbuat dari kayu . 
disebelah dalam itulah kita baru bisa melihat kedai nya dan 
saya memilih tempat terbawah dan terujung yang 
menghadap langsung kesebuah panorama yang cantik ... !! 
kebetulan sepi , padahal itu jam makan siang .
 maka rasa penasaran saya terjawab ketika pramusaji yang 
ramah menjelaskan " disini memang lebih banyak untuk  pertemuan2 , 
atau wedding atau reuni2 " oo ...
  penasaran saya yang kedua juga terjawab bahwa mengapa 
disitu diputar lagu lagu keroncong dan bukan musik musik 
" anak jaman now " ? dijelaskan : 
" disesuaikan dengan alam sekitar , sebab kalau
 musik2 kekinian kurang pas " . 
harap dicatat bahwa yang memberi
 penjelasan adalah
 pramusaji remaja yang pasti belum berusia 20 th . 
( hebatnya dia " betah " seharian dengan
musik2 keroncong ) . saya hanya bisa mantuk2 .
dan penasaran no 3 juga terjawab yaitu WOPI singkatan 
Wolu Pitu yang tentu saja bagi owner punya makna khusus 
meskipun saya guyoni :
" waa .. rupanya memperingati  tahun kelahiran 
dari Aremania juga ya " si pramusaji " ngakak " ( lo ? )
disaat saya masih asyik jeprat jepret , 
hujan turun dan pramusaji membantu saya boyongan kemeja 
sebelah yang atap sirapnya tidak bolong . 
menu menu disini juga banyak yang ala chinese-food , 
disamping yang khas jawa seperti nasgor dll .
soal harga memang bukan standar anak kos tetapi lebih untuk 
keluarga atau minimal bagi " yang sudah berpenghasilan " . 
maka yang membuat kedai ini menarik sudah pasti adalah 
kecantikan view nya plus pas untuk istirahat di
Guest House nya dengan rate 450 sampai 750 / malam .
sejenak lepas dari kejenuhan bolehlah " mengungsi " disini 
atau menghabiskan weekend dengan keluarga sebab 
tersedia juga kolam renang mini untuk anak anak . 
saya mendadak teringat kalimat teman tentang 
" ramalannya " bahwa Malang - Batu bakal jadi warung semua 
 mungkin memang sangat tidak mustahal .. 
naa .. ingin mencoba sesuatu yang baru ? 
segera pasang GPS !
( Writing & Photos by : Titiek Hariati , Feb . 2018 )
01 . atmosfer ( 01 )
02 . menu pas buat pecinta sayuran
03 . sawah , sejauh mata memandang ( 01 )
04 . atmosfer ( 02 )
05 . sawah sekeliling kedai ( 02 )
06 . guest house
07 . kolam renang mini buat anak anak
08 . mewah , mepet sawah

















 
 



.. " Sambel Bule Kepanjen Minus Bule " ..
hehehe .. makin aneh aneh saja nama nama kedai jaman now .
 salah satunya adalah Sambel Bule di Kepanjen , 
sekitar 15 km dari kota Malang .
 dalam perjalanan pulang ke Malang dari Sumber Maron ,
 saya melihat kedai ini karena warna merahnya yang
 mencolok dan namanya yang lumayan unik .
 ada dijalan protokol Kepanjen - Malang , mudah ditemukannya . 
tentu saja saya tidak melewatkan bulenya e .. sambel bulenya , 
dan saya sempat mikir " opo yo bule bule doyan sambel ? " .
 tetapi buat apa saya repot repot mikir itu , 
seperti Shakespeare bilang " apalah arti sebuah nama " 
.. yo wes , karepmu .
saya nikmati sambel nya yang memang suedeppp , 
dan juga ayamnya yang uempukk .. 
 disitu juga tersedia menu menu yang mie mie an seperti pangsit dll .
 kedai mini ini memang " biasa biasa saja " tampilannya
 selain cat merahnya yang lumayan menarik . 
tetapi untuk rasa , harga serta layanannya , 
bolehlah mereka yang sedang dalam perjalanan 
melewati Kepanjen mencobanya terutama yang 
kebetulan sedang bersama teman bule untuk tes sambel
 hehehe ... yukkkk .... 
( Writing & Photos by : Titiek Hariati , January 2018 )
01 . logo unik
02 . uempuk dan sambelnya sedep ..
03 . pangsit juga ada
04 . murah meriah 
05 . atmosfer
06 . geprek prekk ...