Rabu, 30 September 2009

GILIRAN : Sumatra Barat .......








Dilayar kaca terlihat sepotong kaki terjepit direruntuhan bangunan. Disaat lain seorang ibu meratapi anaknya yang tewas pada waktu sedang mengikuti les disebuah ruang kelas. Gambar lain ada sepasang suami isteri merangkak dari bawah puing atap rumahnya.... dan masih banyak adegan lainnya yang membuat hati miris. Kota Padang, Medan, wilayah Pariaman dan sekitarnya bahkan hingga Singapur dan Malaysia merasakan guncangannya yang hebat, 7.6 SR.

Ya Allah, semoga Engkau ampuni dosa2 kami, dosa2 ibu bapak kami, dosa2 kaum kerabat kami, dosa2 tetangga ataupun handai taulan kami yang mungkin dihadapanMU sudah tidak terhitung jumlahnya. Ampuni pemimpin2 bangsa kami, ampuni segala kekotoran yang pernah mereka perbuat yang mungkin menimbulkan kemurkaanMU...

Rasanya hanya masalah WAKTU bahwa satu ketika bencana yang sama atau bahkan lebih dahsyat menimpa lingkungan kita. Tidak mungkin? Itu adalah hitungan manusia. BagiNYA segala sesuatunya senantiasa mungkin karena IA memang Maha Menentukan Segalanya.

Maka ketika kita saat ini masih bisa merasakan " nyaman dan tidur nyenyak ", mengapa kita membuang waktu dengan sia sia? Mari kita sisihkan sebagian rejeki kita untuk saudara saudara kita yang sedang tertimpa bencana, mari kita rapatkan doa untuk arwah arwah yang mendahului kita dalam bencana ini agar dilapangkan disisiNYA, mari kita mohonkan ampunan bagi bangsa ini agar Indonesia diperingankanNYA dari bencana....

Kemaksiatan2 yang mungkin ada disekitar kita, mulai yang terkecil hingga yang terberat, adalah tantangan bagi kita untuk ikut serta membasuhnya dengan mempertebal keimanan. Mungkin ada tempat2 kos yang menjadi sarang kumpul kebo, mungkin ada warung yang menjual miras dan narkoba, mungkin ada ustadz yang menyiarkan kebohongan, mungkin ada anak yang mendurhaka, mungkin ada pelajar atau mahasiswa atau ibu2 rumah tangga yang merangkap PSK, mungkin ada paranormal yang laris didatangi pemilik2 usaha untuk penglaris atau pelet, ... mungkin.... mungkin... dan 1001 mungkin lainnya yang pada intinya adalah berbuat maksiat ataupun musyrik.

Masihkah bencana demi bencana ini belum cukup menggetarkan hati kita?

Atau kita sudah mati rasa karena terbiasa ? ( th )

( Photo by : th )
Pantai Tamban, Malang Selatan.

Selasa, 29 September 2009

Catatan Tercecer Adik2 Panjura












Suatu sore menjelang berbuka pada Ramadhan yang lalu, sebuah kunjungan ke adik adik di Panti Asuhan Yatim Piatu Panjura masih menorehkan kenangan. Secara tidak direncanakan pada sore yang sama ternyata ada sekelompok mahasiswa FIA/Unibraw yang juga sedang melakukan baksos disana.


Saya langsung " nyelonong " ke kamar tempat anak2 puteri yang terlihat sedang santai menunggu saat sholat Ashar, dan kami ber reunian kecil melepas kangen. Jepret sana jepret sini dan obrolan2 akrab meluncur. " Aduh rek, malu, kamar kita masih berantakan ... maaf lo bu ! ", sementara yang lain malah ngumpet. Sebagian lagi mendekap erat tanda rindu. Saya terharu sekaligus malu bahwa ternyata hanya ini yang bisa saya bawa untuk mereka : kekangenan.


Dari ruangan sebelah yang terpisah oleh sebuah ruang kelas atau belajar, muncul para cowok2nya yang rata2 sudah siap bersarung kopiah menjelang sholat Ashar. Tangan saya menjadi rebutan bak seorang seleb, dan sayapun tidak menutupi perasaan saya : " Wah .... sudah tambah besar2 ya... 

Lho mana si kecil yang dulu suka berlarian telanjang didalam kelas hihi ? ", sungguh kenangan kepada bocah balita bugil itu masih lekat. Semua tertawa, menunjuk " si balita " yang ternyata sudah becalllllll .....
Jeprat jepret tidak saya lewatkan. Di sini, di Panti Asuhan ini, kita tidak memerlukan seorang doktor atau profesor atau siapapun melainkan hanya memerlukan : sebuah hati.


Sore itu pasti akan saya ulang dalam waktu dekat ini, Insya Allah, meski tanpa berbuka puasa.
Anak anak yang menjadi amanah untuk kita semua ini, juga tidak memerlukan yang muluk muluk, keikhlasan dan ketulusan untuk memperhatikan dan mempedulikan, itu saja.


Sampai jumpa lagi ...... !! 

( Photos by : Titiek Hariati )

Minggu, 27 September 2009

Menutup Lebaran Bersama Alam Liar



SEMPU, BAJUL MATI, TAMBAKREJO, WBL, TSI

Setelah sibuk dengan acara silaturohim bersama kerabat, teman dan eks kolega, saya ingin sedikit " mengambil nafas segar " dialam bebas ..... Huraiiiiii !!! Pilihan ke Malang Selatan, sekaligus bernostalgi sebagai kampung halaman dimana para leluhur dulu berasal. 

Ada beberapa lokasi menantang, pulau Sempu, Bajul Mati dan Tambak Rejo serta beberapa lainnya. Amunisi disiapkan, terutama nge charge baterei kamera. HP tidak perlu, dialam kita wajib mendengarkan suara angin, satwa dan debur ombak, tidak butuh yang lainnya !

Rombongan kecil kami berangkat subuh. Tapi " mampir " dulu ke daerah Tumpang, terus menerobos jalan kearah Turen dan Sumbermanjing Wetan. Lewat di jurang Pletes yang berliku dan menanjak, serta goa goa disepanjang jalan, merupakan makanan rokhani yang nikmat. Prat pret prat pret rasanya tidak bosan2, padahal perjalanan masih panjang.

Berhenti di beberapa kerabat di Sumawe, perjalanan terus berlanjut ke Sendang Biru dan Sempu. Sayang sekali jalanan ramai, sehingga banyak yang kurang bisa di nikmati.
Sampai di Sendang Biru langsung menuju pasar ikan, lagi lagi prat pret... Dan : ... SEMPU !!

Entah tersebab apa, aneh bin ajaib, foto2 di Segara Anakan malah kabur semua, padahal yang di lokasi2 lainnya jelas dan tajam. Jangan2 Nyi Roro Kidul keberatan istananya saya foto hehe...
Saya juga sengaja tidak berbaju hijau meskipun jaket saya kehijauan, sesuai pesan " sponsor " ....

Sayangnya, kali ini saya kurang bisa menikmati Segara Anakan yang ternyata juga ramai pengunjung. Maka diputuskan berpindah lokasi saja supaya benar2 puas menikmati alam ... Debur ombak pantai selatan dibalik karangnya saya tangkap ditelinga hingga langkah kaki kembali mencapai bibir pantai Sempu yang berhadapan dengan Sendang Biru. Pasti : ketika nanti Segara Anakan kembali senyap, saya akan kembali !!

Lanjut kearah Bajul Mati, saya merasa seolah dalam perjalanan di Eropa antara Austria dan Italy. Lho ? Ya, selain jalanan mulus nan lebar juga bukit bukit karang dan kapur yang dipotong menjadi jalanan lebar ini tertata rapih dan disebuah sungai ( apakah ini sungai Brantas atau Lesti ? ) , terdapat jembatan yang berbentuk setengah lingkaran. Mini Suramadu? Lama saya nongkrong dan menikmati alam di jembatan ini, mudah2an foto2 saya dapat mewakili kekaguman saya pada panorama disitu..

Sampai di pantai Bajul Mati, saya menahan nafas ... Ini yang saya cari !! Ombak ber gulung2 dan tinggi, buihnya pecah membentuk pendaran2 putih yang fantastis, serta bukit2 karang ditengah laut yang konon disebut dengan Pulau Nyonya . Suara ombaknya yang fantastis, membuat saya lupa prat pret karena terpana.. 

Pantainya memang bukan Kuta yang bisa untuk mandi atau berselancar, tetapi pengunjung sudah cukup puas memandangi ombak laut selatan yang dahsyat! Berjalan dari tepi ketepi lain dipantai yang satu ini memang nikmat, sesuatu yang tidak ditemukan di Sendang Biru terhidang bebas disini .... Bujul Mati : I Love You Full !!

Dengan berat hati langkah saya lanjutkan ke pantai sebelahnya, Tambak Rejo. Sebuah kawasan kampung nelayan yang khas, dengan deretan rumah dan perahu2 nelayan disepanjang pantainya, kontras dengan Bajul Mati yang minus rumah dan perahu. Kehidupan khas nelayan dapat dilihat jelas disini, pasirnya tidaklah seputih Bajul Mati atau Sempu. Puas prat pret, sayapun meninggalkan Tambak Rejo yang punya kecantikan khas!

Perjalanan sehari ini saya akhiri disini, tiba dirumah sudah hampir jam 20.30 malam....

NIAGARA dan WISATA BAHARI LAMONGAN

Hari ke 2, lanjut ke Lamongan. Agendanya sama : melihat laut. Tapi untuk memenuhi salah satu ketentuan lomba foto arsitektur, saya sempatkan mampir di Lawang kesebuah bangunan kuno yang legendaris, Hotel Niagara yang seumur umur belum pernah saya masuki. Ragu ragu saya memasuki ruang resepsionis yang terlihat sepi dan agak kumuh. 

Seorang remaja sekitar 20 an tahun menyapa ramah dari balik meja, " Ada yang bisa dibantu bu? ". " Ya mbak, begini, apakah saya boleh mengambil foto2 disini? ". Diluar dugaan saya langsung diijinkan dan bahkan diantar oleh seorang housekeeper, mas Huda, berkeliling hingga lantai 3. Surprise. 

Saya menanyakan perihal rumor hantu, mas Huda senyum2 menjawab : " Tidak benar bu, saya belum pernah ditakuti.... ". Oooooo.... Kebetulan tamu tamu katanya baru checkout pagi tadi sehingga hotel kembali sepi. Maka saya tidak sia sia kan prat pret disana sini, bahkan hingga ke ruangan ruangan yang sepintas mengingatkan saya pada film Suster Ngesot .... Bangunan tua ini berdiri sekitar tahun 1900, pemilik I inisialnya terukir di cendela cendela dan kaca kaca hotel.

Sayangnya, bangunan yang mestinya cantik ini tertutup oleh bangunan lain yang dipakai untuk sarang burung walet sehingga dari luar terlihat suram, kumuh dan bernuansa horor.... Saya melihat ada sertifikat dari asosiasi arsitek indonesia yang pernah berkunjung kesana, sudah pasti bangunan secantik ini mengundang minat para pakar arsirektur. 

Lantai lantainya yang asli berornamen, dinding dindingnya berlapis kayu sebagaimana atapnya, pintu pintunya dari jati yang kokoh seolah menyiratkan ketekunan, kejujuran para pembuatnya dijamannya ( belum dikenal korupsi dan mark up ya ? ). 

Sekitar 30 jepretan saya buat sebelum akhirnya saya meninggalkan Hotel Niagara nan cantik ini dengan kesan mendalam. " Andai saja dipugar dan ditampilkan lebih pas, tidak ada sebuah hotelpun di Malang Raya yang mampu menandingi ke anggunan nya, sayang! "

( Kepada mas Huda dan  mbak Auriel, terima kasih atas ijin dan perhatiannya ya.. ! )

Perjalanan saya lanjutkan. Menuju Wisata Bahari Lamongan/WBL ini sebenarnya melewati banyak pantai2, tetapi saya fokus ke WBL dan tidak berupaya untuk singgah dipantai2 lainnya.

Sekian tahun silam semasa kuliah, saya pernah ketempat yang sama, tetapi masih belum direnovasi. Maka ketika akhirnya saya tiba di WBL ini, saya melihat perobahan yang cukup mencolok. Lebih mirip Ancol mungkin, meskipun ada plus nya yaitu adanya Goa Maharani diseberang dari pantainya

Mirip anak anak ndheso yang diajak " ngelencer lebaran ", sayapun ikut2an gembira dalam arus pengunjung yang siang itu membludak, apa boleh buat sudah terlanjur disana.. Parkiran padat dan panas, dan dengan membeli tiket paket, pengunjung bisa menikmati seluruh wahana yang ada. Pertama ke Goa Maharani dan galeri batu.

Sudah penuh polesan make up tebal karena bantuan lampu lampu yang dipasang di lekukan lekukan stalagtit stalagmit nya. Aneka bentuk dapat ditemukan , misal bentuk gigi, bentuk beringin dll seolah Tuhan sedang asyik memahat mahakaryaNYA yang luar biasa!!

Dari sana saya lanjut ke galeri batu batu fosil. Tatanan didalamnya lebih mirip boutique batu, dan saya mengambil beberapa foto dengan cukup repot untuk menghindari wajahwajah pengunjung yang tidak saya perlukan dalam foto foto saya hihi.. Setelahnya, saya menyeberang ke pantai dan memulai petualangan lebaran bersama ribuan orang lainnya, mirip kolam cendol ... aduh !!

Salah waktu . Tetapi saya usahakan mencari lokasi lokasi dan wahana yang agak sepi pengunjung, sebab tepat jam 12.00 saat matahari ganas2nya, lebih banyak pengunjung yang mencari restoran untuk berteduh, jadi saya menuju pantainya .... 

Tidak sempat menikmati semua wahana yang ada sebab di mana2 penuh, tornado, rumah hantu, dan puluhan lainnya, saya lebih memilih tidak ke wahana2 itu, aduh ... padat, padat. Setelah mencoba Soto Lamongan dan es kelapa muda, pada jam 15. 30 perjalanan dilanjutkan arah Surabaya ....

Berhenti untuk sholat dan istirahat disebuah masjid, ber 4 kami sejenak mendinginkan badan dan rokhani.... Perjalanan berlanjut ke arah Surabaya, Pasar Turi. Mengantarkan Oliver , anak bungsu saya, kembali ke habitatnya, Betawi. Pasar Turi membludak. 

Aduh, di mana mana ramai sesak padat. Berbagai oleh oleh dibawa oleh masing masing pemudik yang akan kembali ke Jakarta, bahkan ada yang sampai lima dos !! Untung Oli hanya berbekal tas punggung berisi dua TShirt dan Jeans, santai .... Oleh oleh? Tidak perlu dan tidak mau ribet, khas remaja !

Menunggu keberangkatan Anggrek Malam ini, kami sempat menikmati Rawon Suroboyo yang empukkkkk sampai akhirnya adegan mirip sinetron pun tiba. Semua pengantar sibuk melambaikan tangan dan bahkan ada yang menangis, mungkin bertemu setahun sekali belum tentu hi hi...

Perjalanan untuk hari ini saya akhiri dengan kemacetan kendaraan sepanjang perjalanan ke Malang, huh ... Saya malah diam diam merindukan Bajul Mati daripada WBL tadi, sungguh !!

TAMAN SAFARI

Hari ke 3 Taman Safari. Ini satu2nya agenda diluar laut. Dalam kurun waktu sepuluh tahun ini sudah kelima kalinya saya ke Taman Safari lagi. Rencana ke Balekambang dan Ngliyep batal karena ada deadline untuk lomba foto Satwa ( yang walaupun belum pernah menang tetap menarik untuk selalu ikut karena banyak yang bisa dipelajari terutama dari para juara2nya ! ) . Ya sudah, tidak apa apa, daripada nanti ketemu lagi dengan kolam cendol di kedua pantai tsb diatas. Jam 09.00 saya sudah tiba di TS.

Setelah melewati penjagaan awal, mobil saya stop dipinggir hutan yang belum berbinatang buas.

Saya menghentikan mobil untuk sarapan kecil bersama sekitar 6 mobil pengunjung lainnya diarea sebelah dalam TS. 30 menit kemudian, akhirnya saya memasuki kawasan yang berbinatang. 
" Tolah toleh " tidak ada binatang apa2. E... ternyata saya datang pada jam2 breakfast mereka sehingga sebagian besar mereka2 sedang asyik makan dikandangnya oalaaaa.......

Mulai dari Buffalo, Harimau, Singa, Orang Utan, Buaya, Badak, dll sampai kadal lengkap. Dan saya juga menonton 4 show yang ditawarkan yaitu Burung, Harimau Putih, Aladdin dan Perburuan Liar. Andai anak2 saya masih kecil2 pasti saya ajak menontonnya, karena saya lihat konten nya sangat mendidik, yakni menumbuhkan kecintaan pada alam satwa serta lingkungan.

Pada generasi saya, anak anak kecil kebanyakan tidak terlalu didekatkan pada satwa apalagi yang besar atau buas, cenderung bahkan dijauhkan sehingga kecintaan saya pada satwa2 memang tidak terlampau kental karena alasan " keamanan anak ". 

Kemarin saya melihat generasi yang sekarang yang pantas menjadi cucu cucu saya sudah berbeda, mereka lebih terbuka dan berani bahkan ketika seekor Elang Jawa " menclok " dilengannya mereka ketawa ketiwi, bagus!!

Puas prat pret dan bersantai, jam 17.15 TS saya tinggalkan kearah Malang. Padat merayap terutama dari arah sebaliknya yaitu Malang ke Surabaya. Weekend lebaran terakhir? Mampir lagi untuk ber soto ria sebelum akhirnya pulang.. Card di kamera saya sudah mengatakan FULL, ya sudah, cukup untuk sehari ini. Besok kemana? Yang jelas, studio foto untuk mencetak foto foto yang akan saya kirim hardcopynya sesuai ketentuan...

Catatan ngelencer lebaran ini biasa biasa saja, tetapi yang luarbiasa adalah menyadari bahwa alam bebas adalah sebuah etalase tanpa bingkai yang dahsyat, dan hanya diperlukan kepekaan kita untuk menangkap serta sekaligus mensyukuri maha karya NYA ini !!

( Foto foto lain silahkan klik pada beberapa posting sesudah ini , supaya tidak bosen ya ? ) . 
( Photos by : TH )






























































































Sabtu, 19 September 2009

SELAMAT JALAN RAMADHAN .... !!




Tersedu melepas Ramadhan... Rasanya kalaupun setahun penuh dijadikanNYA Ramadhan, belum cukup untuk menghapus dosa.

Apakah Anda merasa lebih berkecukupan dan menganggap sebulan ini sudah lebih dari cukup? Saya tidak demikian.

Saya bahkan khawatir bahwa hingga akhir hayat nanti, ternyata Ramadhan2 yang pernah saya lewati itu tidak sempurna, sehingga dalam penghitunganNYA saya masih berhutang banyak ..... aduh...

Saat ini, tidak ada kelipatan2 pahala itu. Saat ini tidak ada lagi janji Malam 1000 bulan itu. Saat ini sudah lewat janji janji subuh yang luar biasa itu. Kemanakah? Adakah Ramadhan berikutnya saya masih bernafas? Adakah Ramadhan berikutnya mata, kaki, tangan, otak dan organ2 lainnya dari tubuh saya masih mampu mencerna maknanya?

Seusai sholat Ied dimasjid perumahan pagi tadi, tersambung dengan acara "halalbihalal" yang diwarnai soto ayam yang segar di luar masjid dengan dihadiri sekitar 350 warga dikomplek kami. Banyak keharuan tertumpah dan banyak pelukan terbagi. Indah.

Selamat jalan Ramadhan, tolong temui lagi aku........

( Gambar : www.blogngedots.co.cc/2009/04/10 gambar-10-masjid-unik-di-dunia.html )

Kamis, 17 September 2009

" Cicak dan Akhir Dongeng "



" Kisruh KPK, Siapa Cicak, Siapa Buaya ?" dan 
" Tewasnya Noordin Bukan Akhir Sebuah Dongeng" dapat di lihat di kabarindonesia.com ( hal.

 Tak lupa kepada rekan Jusman , HM Sabar dan Adi, terima kasih atas komentar nya. Saya sangat sependapat dengan Anda semua.

( Gambar dari :

Senin, 14 September 2009

Tukang Potrek Dadak an

 

Kalau Fetty membaca ini semoga akan ingat bagaimana terkadang Tuhan mempertemukan teman baru kita melalui suatu cara yang unik. Foto yang terpampang disamping ini adalah teman baru saya, Fetty dengan wajah khasnya dibalut jilbab yang mulia. 

Ceritanya kemarin saya sedang asyik memilih jepretan2 yang akan saya cetak 10RS/salon disuatu toko foto.
Petugas toko dengan telaten membantu saya memilih yang terbaik diantara yang terburuk, maklum, bukan fotografer profesional, jadi sudah bagus kalau dari 25 jepretan ternyata hanya 1-3 yang dianggap layak he he... bahkan kadang tidak ada sama sekali. 

Sedang asyik berdiskusi tiba tiba seorang wanita muda bertubuh subur dengan garis wajah sangat "Arabic" atau "Aceh" ( ? ) masuk ketoko dan terburu buru menyodorkan HP nya pada petugas : " Mas.. aduh, wes embuh, tolong ya dilihat foto saya ini, dan cetak pasphoto 4X6 dua buah untuk lamaran lo mas, butuh cepet.... !". Helm nya dilepas dan saya melihat jilbab birunya membungkus rambutnya yang lebat dan ikal terlihat dari sela sela  jilbab. Penampilannya yang tomboy dengan T Shirt hitam dan jeans agak kontras dengan jilbab ini ...

Saya ma'fum dan mempersilahkannya untuk lebih dulu menyelesaikan "bisnis"nya. Si mas yang dimintai tolong langsung memindahkannya di layar monitor dan sesaat ... klik.... terpampang sebuah wajah tanpa jilbab, rambut terurai mirip rambut Diana Ross, pokoknya lebih mirip gaya berpose seorang model...Hidungnya yang mbangir tampak melengkapi anugerah kecantikan yang dikaruniakan Allah kepada wanita ini, sayangnya tomboy banget, jadi masih belum terpancar ke eksotisannya. Lho? Mau melamar di agensi model ta mbak, tanya si mas petugas.

" Endak, di sebuah dealer otomotif, sudah ditunggu....! ", jawabnya. Si mas mencoba "mengkuliahi" si mbak dengan menyarankan agar pasphoto untuk lamaran sebaiknya memakai foto yang lain saja, sebab dengan pose seperti itu rasanya kurang pas untuk dealer otomotif, kecuali memang diminta oleh dealernya untuk berpose ala model. " Endak, pokok pasphoto, lha saya cuma punya itu tok... aduh gimana ya? ".

Dengan berat hati dan membaca keresahannya, saya yang lebih banyak mendengarkan, akhirnya mencoba angkat bicara : " Maaf ya mbak, nanti kalau sudah diterima bekerja apakah memang tanpa jilbab atau boleh pakai jilbab?". " Ya pakai jilbab.... ". Maka ketika saya melihat mas petugas masih nerocos menguliahi masalah kelayakan pasphoto untuk lamaran, saya membisiki si mbaknya " Cobak se mbak, mumpung saya lagi bawak kamera, mbaknya duduk aja disitu atau berdiri ditembok itu ( saya menunjuk dinding toko yang kosong ) mungkin kalo mbaknya nanti cocok dengan hasil jepretannya ya silahkan di cetak...". Diluar dugaan tawaran saya disambut antusias dan jadilah saya tukang potrek dadak an sekaligus penata busana nya sebab ternyata letak jilbabnya yang terutup helm agak acak2an dan si mbak malah meminta waktu untuk menipiskan minyak2 diwajahnya dengan ujung2 jilbab nya he he...

Dari 5 jepretan, si mbak naksir berat dengan dua jepretan terakhir yang menurutnya sangat mewakili profilenya dan ber tubi tubi menanyakan alamat, telepon, email, facebook dll dari saya.

" Nama saya Fetty , aduh, baru sekarang saya sreg dengan pasphoto saya, terima kasih sekali lo dan saya boleh ya kapan kapan main kerumah mbak?"..... with my pleasure. Si mas petugas dengan segera mencetak pasphoto nya dalam waktu kurang dari lima menit dan sebelum berpamitan Fetty masih ber ulang ulang menyampaikan terima kasihnya. Saya juga dijepret dalam HP nya dan konon dia mau ke warnet untuk mengganti wallpaper HP nya dg foto berjibabnya yang terbaru ini.

Mbak Fetty, semoga kalau Anda membaca ini, Anda sudah bekerja di dealer yang dimaksud dan kelak sukses menjadi Top Salesgirl ! Memang tidak ada yang istimewa dari kisah biasa ini, hanya sesungguhnya setiap kebetulan sudah ada dalam rencanaNYA, termasuk pertemanan baru ini.

Ketulusan Anda mengucapkan terima kasih dapat saya lihat dimata Anda, semoga mbak Fetty masih ingat pesan saya untuk berpenampilan lebih " wanita " pada saat wawancara nanti karena
kecantikannya yang alami masih terbungkus TShirt dan jeans belel serta jaket yang tomboy ..

Semoga.

( Keterangan foto : Pasphoto dari Fetty yang saya jepret dadakan ).

Sabtu, 12 September 2009

Terima Kasih


Kepada rekan JS Kamdhi dan Suparjo, terima kasih atas komentarnya pada tulisan " Anggota Dewan Yang " Terhormat " " ?, di kabarindonesia.com, semoga Indonesia secepatnya memiliki suatu sistim perekrutan caleg yang lebih memadai dan menjawab kebutuhan jaman.

( Foto diambil dari : gambargedungDPR-RI )

Kamis, 10 September 2009

" KERE " dan " KAYA " ?









Kemarin siang, karena sudah diuber deadline UNICEF, saya hunting foto dalam waktu yang mepet, tersisa 170 menit sebelum saat hunting ta'jil dan berbuka tiba. Menelusuri jalanan yang terik dan sepi sungguh tidak mudah menemukan obyek yang tepat karena semua orang cenderung berteduh diruangan. Lewat dengan tergesa didaerah Rampal, saya melihat " sesuatu " dikiri jalan. Kendaraan saya parkir disebelah kanan jalan, saya jalan menyeberang.

Satu keluarga, seorang ayah dengan tiga putrinya yang manis manis, sedang berbaring baring santai sambil bersendau gurau. Kedatangan saya mengusik keceriaan mereka, dan saya mem perkenalkan diri sambil membuka obrolan. Akhirnya kami mengobrol di dalam selokan yang kering, dan sesekali kami "cekikik an" karena kelucuan2 jawaban anak anak.

Profesi pemulung sang ayah yang ber "asisten" tiga anaknya ini, nampaknya cukup berat didera beban hidup yang tidak ringan. " Ibu sudah meninggal, jadi kami ya mengikut ayah kemana mana.... " ( Aduh, maaf tiba2 saya teringat mbah Surip, tak gendong kemana mana, sungguh sebuah kiasan yang pas, beban hidup yang digendong kemana mana ... ). Puas mengobrol saya lalu minta ijin memotret mereka yang dengan suka cita ber " action " .

Wajah dan pakaian lusuh mereka tidak mengurangi pancaran hati yang tulus, saya kagum. Diakhir perjumpaan, saya mencoba berjanji akan menemui mereka lagi satu saat nanti yang entah dimana sebab pengembaraan langkah mereka bukanlah seperti alamat rumah bagi kita.

Kami berpisah, saya mencoba menahan hati, karena saya tidak mau terlihat cengeng didepan anak anak itu, dan saya mencoba bergurau tetapi sebetulnya serius: " Nah satu saat adik adik ini yang akan menjadi pengusaha pemulung lo ya supaya bapak kalian tidak jalan jalan lagi ...."

Mereka serentak mengamini. Saya sungguh takut, kata kata saya mungkin melukai, tapi saya hanya ingin menyuntikkan semangat didada putri putri yang manis manis ini. Saya melambai dari seberang jalan dengan galau, saya tahu, diluar sana ada beratus ribu bahkan mungkin juta anak anak yang bernasib sama bahkan lebih buruk. Dada serasa sesak.

Saya selesaikan meng edit foto foto mereka, menyiapkan hard dan softfilenya, ke pos mengirimnya ke Bangkok, dan mendekati 16.30 saya berburu ta'jil... Masalahnya sekarang : bukan kalah dan menang dalam lomba foto ini, tapi ternyata saya justru mendapat pesan lain yang lebih bernilai dari sekedar memenangkan kontes foto.

Saya membayangkan betapa sebenarnya kehidupan penuh ironi. Banyak keluarga berkecukupan tetapi tidak bahagia atau berpura pura bahagia. Dan yang baru saja saya temui tadi, secara materi tidak mencukupi ( bahasa Jawanya " kere " ) tetapi mereka sungguh KAYA dalam arti yang sebenar benar kaya dalam cinta kasih dan ketidak pura pura an.

Sebuah pelajaran hidup, apa yang kita pandang sebagai "kere" ( melarat/ miskin ) dan "kaya" ? Alangkah dangkalnya bila semua hanya bermuara diujung tumpukan materi, sungguh fana. Dimanakah kita, " kere " atau " kaya " ?

( Photo by : th )

Terima Kasih untuk Bumiputera






Kepada Panitia HUT ke 97 Bumiputera, Jakarta, disampaikan terima kasih atas kepercayaan, dukungan dan perhatiannya, semoga Asuransi Bumiputera semakin sukses sebagai " Payung Tertua " di Indonesia !!

( Photo by : th )

Senin, 07 September 2009

YOGYA LAGI?




Gempa kembali mengunjungi Yogyakarta meski "hanya" sebentar.. Trauma gempa hebat sekian tahun lalu dikota yang sama agaknya kembali mengoyak masyarakat Yogya yang mungkin belum sepenuhnya lupa. 

Dibulan suci ini, ujian demi ujian membutuhkan kesabaran kita sekaligus introspeksi yang makin dalam. Hanya masalah waktu bahwa satu saat dapat saja bencana muncul disekitar kita, dirumah kita, di desa kita, dikota kita dsb ...
Masa masa "turun mesin" umat Muslim pada Ramadhan ini, hendaknya dapat kita manfaatkan sebaik baiknya. 24 jam seharipun rasanya belum cukup untuk beribadah dan beramal guna mencuci segala noda dan kerak, apalagi yang tidak mencucinya?

Bersyukurlah kita memiliki Ramadhan sebagai bulan penuh kesempatan dan peluang untuk mendapatkan rahmat dan ampunanNYA, mengapa harus di sia sia kan?

Kekayaan bukanlah seberapa besar tabungan di bank, seberapa banyak rumah dan mobil kita, dll, melainkan seberapa besar dan banyak tabungan kebaikan seseorang. Kekayaan hati akan terpancar lewat perikata dan laku yang santun, tidak menyakiti, dan siap untuk membantu sesama. Sangatlah sederhana. Tetapi mudahkah?

Kemarin seusai tarawih, saya bertemu teman yang berbeda RW, menyapa hangat:
" Lho, mbak, kok tambah muda saja?"
" ( Saya bingung, apanya yang muda? ) ....."
" Wah, mbok ditulari resepnya?" ( Resep awet tua apa muda? ). Saya hanya tertawa dan
" Alhamdullilah.... ya gini ini pensiunan haha ... menikmati hidup saja..."

" Lha itu bagus mbak, saya ini masih terus2an stres wong anak2 masih kecil dan butuhnya banyak..... Sekolah mahal, apa2 mahal, tapi tiap ketemu mbak kok nggak tua2 rasanya..haha "
" Nggak ada rahasianya.. hidup sak madyo saja. Yang penting ( sambil berjalan beriringan kami menuju kearah rumah saya yang pasti harus dia lewati juga ) :
satu, nggak punya hutang meski cuma serupiahpun .
dua, nggak ambisius meski tetap punya misi visi.
tiga, orang2 terdekat yang kita cintai dalam zona aman dan tidak dalam konflik.
empat, mensyukuri sekecil apapun karuniaNYA, misal : masih bisa merasakan manis, pahit, kecut, asin dll sebab kalau sudah berpenyakit macam2 kan harus diet ini itu, repot...
lima, mensyukuri dan ikut bahagia atas keberhasilan orang lain baik itu teman, kerabat, tetangga dll, minimal ucapkan "alhamdullilah".
enam, bagikan apa yang kita miliki kepada yang membutuhkan semampu kita, apakah itu melalui shodaqoh, zakat, dll terutama zakat sebagai hal yang wajib. Shodaqoh akan membantu kita menjadi lebih peduli dan tidak pelit atau kuatir miskin dan berkurang hartanya. Terutama santuni yatim piatu.

Tujuh ( saya akhiri dinomor tujuh ) : bersihkan qolbu, hidup kita akan tenteram dan tidak selalu bingung memikirkan bagaimana mengusik sesama. Dan ketujuh tips ini gratis lo, tanpa harus bayar mahal seperti seminar2 itu hehe....." ( Sudah terlanjur nerocos ya sudah, sebab rasanya tidak bisa di rem lagi .. )

"Mbak, kapan2 boleh ngobrol2 lagi ya?"
"Monggo .....saya kan tidak punya jam bicara hehe...". Kami berpisah di depan pos satpam depan rumah saya. Tentu, saya juga berharap gempa tidak akan pernah datang dilingkungan kami.

Tetapi seandainyapun terjadi, saya berharap masih diberikan kesempatan olehNYA untuk membersihkan diri dan hati agar lebih baik lagi dari hari ini, agar saya diijinkanNYA masuk dalam golongan khusnul khatimah sebab saya amat ngeri membayangkan kalau saja saya "dicabut kontrak" dalam keadaan masih berkerak kerak, naudzubillamindzaliq....

( Gambar dari : http://pinkturtle2.wordpress.com/2009/09/03 gambar-gempa-bumi-di-indonesia )


Rabu, 02 September 2009

Akhirnya.... Jakarta!!!






Jam 15.15 wib tadi saya masih berada di sekitar Jl. Veteran mau memilih ta'jil ketika tiba2 hp berbunyi: " Ma, barusan kita semua dievakuasi dari lantai 22, gempa 7.3 Richter.... ini belum tahu apa pulang atau balik kantor lagi, kerjaan belum selesai.... ". Anak bungsu saya menilpon.

Saya langsung pulang saja untuk bisa melihat di TV setelah sempat menasehati agar kalau memang belum jelas sesuatunya terutama adanya kemungkinan gempa2 susulan maka sebaiknya pulang saja. Khas seorang ibu.

Jakarta ...... akhirnya terkena gempa yang cukup besar juga. Pernah ketika Tsunami dulu, sebagai awam sempat terpikir : mengapa Jakarta masih aman aman saja, padahal Jakarta ini termasuk pusat segalanya, ya bisnis, ya pemerintahan, ya maksiatnya dll.... Agaknya "peringatan dini" bencana Tsunami, gempa Yogyakarta, dll yang lalu tidak sempat " menggetarkan " Jakarta dan Jakarta masih asyik asyik saja dengan rutinitas nya....

Maka, setelah pengeboman yang lalu, gempa kali ini merupakan "kado" kedua kali buat Jakarta dalam waktu yang relatif berdekatan dan "ironis"nya kado yang terakhir justru pada saat Ramadhan. Berpusat di selatan Tasikmalaya dengan kerusakan terparah di Tasikmalaya sendiri, agaknya ini bukan "kado sembarangan".

Introspeksi. Marilah justru dalam bulan suci ini, kita berusaha lebih keras untuk lebih mampu lagi membaca tanda tanda alam.. Bukan tidak mustahil, tempat tinggal kita satu saat nanti juga akan terkena gilirannya, mengapa harus menunggu hingga saat itu benar terjadi?

Ramadhan tersisa tinggal beberapa saat lagi. Dengan penuh isak tangis kita akan memohon diujung Ramadhan nanti bahwa kita masih akandiberiNYA kesempatan bertemu lagi dengan Ramadhan berikutnya. Semoga gempa ini terkirim kepada qolbu kita dengan sarat makna, amien.....