Senin, 29 November 2021

( note : catatan " mBolang bagian ke 06 " tersela sejenak , mohon maklum " . )

.. " Surat Tanpa Perangko Kepada 
Mas Bens Leo " ..
mas Bens ,
jika ada lagu " Bing " sebagai sebuah
ungkapan kehilangan , maka hari ini saya ingin
 mengganti judulnya dengan " Bens " . 
berita itu memang mengejutkan karena selama ini 
tak terdengar sesuatupun tentang kesehatan mas Bens .
 saya diam diam menyesal bahwa 10 hari 
saya berada di Betawi bulan ini , 
tak sedikitpun saya teringat untuk berkabar 
dengan mas Bens karena " kesibukan " yang ada 
. lucunya lagi , terakhir kali kita bertemu adalah 
mundur jauh ketahun 1979 saat di Gandaria
 ada malam perpisahan saya 
dimana keesokan harinya saya sudah 
terbang ke Eropa dan mas Bens hadir diantara
 para kerabat , kolega dan teman teman .
 42 / empat puluh dua tahun ( ! ) sudah tak 
saling bertemu lagi sejak itu meskipun kadang 
saya ikuti lewat Youtube dll aktivitas mas Bens
 yang masih seperti dulu .
 bedanya , dulu sesuatunya masih serba manual
 dan disaat menguber sesuatu berita 
kita harus berbagi porsi antara 
mewawancara dan memfoto .
 lucu bukan jika diingat masa masa dimajalah 
GADIS yang berkantor di Kebon Kacang  yang
  saat itu saya masih berkantor diseberang 
Majalah GADIS di lantai 9 , Inter Admark Ltd ,
 sebuah Biro Iklan Terbesar di Jakarta dengan 
klien Lufthansa , Traktor Kubota , dll saat itu ,
dan saya sebagai Copy Writer disitu.
 lalu ada saat dimana wawancara saya 
( saya juga merangkap sebagai wartawan freelance
 untuk beberapa majalah dan koran ) 
dengan James Sundah tentang Lilin Lilin Kecil untuk 
Majalah Musik Aktuil Bandung mereka 
" plesetkan " editingnya sehingga bermasalah 
dan saya yang harus menghadapinya 
padahal saya dapat buktikan bahwa wawancara itu
 lurus lurus saja alias tak bermasalah .
saat itu saya masih " bau kencur " dalam jurnalistik 
dan hal itulah yang membawa perkenalan kita
 dan GADIS menjadi penetralnya 
dan sayapun  akhirnya mengakhiri kerjasama 
dengan Aktuil di Bandung . 
maka terbentuklah " tim tidak resmi " dimana kita
 sering melakukan liputan bersama baik di
 TIM untuk pagelaran2 jazz yang kala itu masih
 " didominasi " nama Om Jack Lesmana dan 
Indra Lesmana yang masih " bocah " .
 lalu juga menguber persiapan pentas perdana 
Swara Mahardhika dimana saya satu2nya
 wartawan yang diberikan akses 
mas Guruh
 untuk meliput ke dalam " jeroannya " SM 
dibalik stage maupun di Sriwijaya 26 dan itu
 semua membuat GADIS terdepan 
dalam informasi seputar SM . 
bayangkan sulitnya ketika itu dimana para " kuli tinta "
 harus berlarian kesana sini mengejar informasi
 dan berita tak selalu bisa terbit tepat waktu
 dikarenakan jarak dan waktu .
 bandingkanlah dengan para pencari berita masa kini
 yang dapat secara On Time mengirim via internet
 lengkap dengan foto bahkan video dll .
 saat itu seusai meliput , kita biasanya  " cangkruk " 
kedaerah Pecenongan tempat jajanan SeaFood
kadang bersama mas Jon ,
kartunis GADIS itu
 ( aduh .. saya juga sudah kehilangan kontak 
dengan beliau ) . satu saat ada peristiwa lucu
 yaitu saat kita menunggu pesanan makanan ,
 tiba tiba seekor kepiting lepas dari ember 
dan berkeliaran kesana sini mengejutkan 
para pembeli hehe .. 
dan saat saya di Eropa , mas Bens me wanti2 agar 
berita2 seputar musik di Eropa disegerakan untuk
 GADIS . maka sayapun tidak melewatkan
 event event besar seperti Festival 3 Hari di Vienna 
yang dihadiri Santana , Jimmy Cliff dll , 
juga live show dari Stevie Wonder , 
Leonard Cohen dll . 
kemunculan beritanya di GADIS selalu tak
 tepat waktu alias minimal 10 hari setelah 
event berlangsung karena pengiriman via pos 
untuk tulisan dan fotonya memakan waktu sekitar
 4-7 hari ! demikian mas Bens dan saya , 
masih bekerja sama antar benua , 
hingga akhirnya kehadiran kedua malaikat kecil saya
 menyita segenap waktu dan enerji 
dan perlahan saya pun kehilangan kesempatan
 untuk meliput berbagai event musik di Eropa
 kecuali hanya menyaksikannya di TV .
 surat suratpun menjadi jarang meski sesekali 
saya masih mendapat kiriman majalah GADIS
 dari mas Bens . benar benar kehidupan berjalan
 dijalur masing masing hingga saya kembali 
ketanah air tahun 90 an belum mampu
 mengembalikan aktivitas jurnalistik saya 
dikarenakan dua kurcaci yang berada dalam asuhan saya . 
jadi apa yang bisa saya kenang dari seorang Bens Leo ?


tentu saja sangat khusus karena meski kami bukan
 teman sekantor tetapi kami bekerjasama
 sebagai sebuah tim yang dikenal sebagai 
" duo dari Gadis "
 tetapi sebagai freelancer  GADIS dan " patner  kerja "
 mas Bens yang dengan kesabaran dan sikapnya
 yang selalu santun ( sebagai orang Yogya asli yang 
paling suka memakai kemeja lurik ) 
akan selalu saya kenang sebagai teman , 
bahkan sahabat yang baik , loyal dan 
berdedikasi tinggi pada profesinya ! 
hari ini , yang terbaik telah pergi buat selamanya ..
 hanya doa yang bisa saya panjatkan
 semoga mas Bens beristirahat ditempat yang
 terindah disisiNya dan keluarga yang ditinggalkan
 mendapatkan kekuatan menapaki hari hari
 yang berbeda tanpa mas Bens yang
 mereka sangat cintai ..


mas Bens , dari jarak ini sekali lagi terima kasih
 atas semuanya , dan beristirahatlah
 dalam damai yang indah disisiNya ,
 aamiin ..
dalam duka yang dalam , Titiek H .
Malang , 29.11.21
keterangan foto :
01 . Bens Leo dengan senyum khasnya
02 . Bens Leo yang santun
03 . kenangan untuk majalah GADIS , 
saya ( baju coklat ) meliput aktivitas 
Swara Mahardhika sebelum pentas , 
ke MONAS untuk memotivasi anggota SM agar
 memiliki jiwa patriotisme nasionalisme ( 79 )
04 . kenangan lain , dengan Tante Nien Lesmana
 dikediaman Om Jack di Tebet ,
 wawancara dengan grup Crossfire
 sebelum manggung , juga untuk majalah GADIS ( 79 )










Minggu, 28 November 2021

 
 
 ( 05 of 10 )
.. " mBolang 2300km 
Malang - Banten  PP " ..
( -- " Sepotong Reuni 
Dari UPJ Hingga Sushi Tei " -- )
ada satu acara yang sama sekali diluar skenario .
 muncul secara tiba tiba ketika  suatu siang 
saya menengok dan menikmati sejuknya 
Menteng Park yang ada di  Sektor 7 Bintaro dan
 setelahnya saya kearah Sektor 9 untuk sesuatu keperluan .
 disitu saya melewati sebuah kampus  , 
Universitas Pembangunan Jaya ( UPJ )  yang
 berdiri sejak 2011  digagas oleh Entrepreneur Senior 
yang terkemuka , Dr. ( HC ) Ir. Ciputra 
setelah pengalaman panjangnya di Grup Jaya 
dengan mahakarya mahakaryanya yang fenomenal
 di berbagai kota di tanah air . 
Grup Jaya ini bercita cita mengembangkan UPJ 
sebagai pusat pendidikan tinggi dibidang 
Urban Lifestyle & Urban Development . 
 setengah ragu saya  teringat sesuatu dan 
membuka buka internet yang akhirnya saya menemukan
 sebuah nama yang tak asing bagi saya 
" Leenawaty Limantara , PhD " selaku rektornya .
 gerobag berbalik arah memasuki 
halaman parkir UPJ yang siang itu terlihat lengang
 karena segenap kegiatan kampus ( mungkin ) 
masih secara daring sebagaimana yang lain lain . 
dua satpam menghentikan saya dan saya melapor
 ingin menemui Rektor mereka .
 ah yaa .. sudah pasti mereka curiga apalagi saya
 memakai hijab dan dobel masker yang 
menutup 70% wajah saya  hehehe ...
 ktp saya berikan dan ditanya alasan menemui Rektor
 yang konon sedang zoom meeting .
 waduh tidak mungkin saya mengatakan 
" mau kangen kangenan " hehehe ..
 ( iki ngono kampus , duduk omahe mbah mu ,
 batin saya ... ) . maka saya minta secarik 
kertas kecil saja disitu saya tulis lengkap : 
 
 
 
 Nama , No HP saya dan sedikit menyebutkan 
( ex ) jabatan saya dimasa lampau 
ketika beliau dan saya masih satu team ! 
ternyata tak banyak menolong ,
 saya malah dikawal ke bagian sekretariat 
untuk menunggu hasil laporannya dilantai atas .
 saya turuti sebab yang butuh kan saya hehehe ..
 diruang tamu sekretariat , 
kertas kecil saya tadi dibawa masuk ruang rektor 
dan ybs menginformasikan 
" maaf beliau sedang zoom meeting , 
tapi kertas sudah diletakkan dimeja beliau , 
mohon ditunggu saja ya .. " 
 dan kedua petugas atau sekretaris ( ? ) itu tampak 
ber bisik bisik yang saya yakin mereka juga
 penuh tanda tanya akan identitas saya
 yang " mencurigakan " dimana saat ini begitu
 banyak teror teror hehehe .. 
sekitar 6-7  menit saya menunggu , 
tetapi sayapun sudah bersiap maklum jika 
ternyata beliau keberatan sebab ini adalah 
jam jam kerja yang pastinya sibuk dan 
saya hanyalah seorang tamu tak diundang
 yang nyelonong hanya berbekal sepotong riwayat ...
 tiba tiba pintu ruang Rektor terbuka dan :
 ......wow .... " Bu Titiekkkkkk .... " 
beliau menghambur kearah saya dan tahu tahu
 kami sudah berpelukan ala teletubbies ... !! 
 kedua sekretaris nampak " ndomblong "
 karena mungkin tidak mengira bahwa ternyata kami ini
 seolah dua kakak beradik yang terpisah 
bertahun tahun hihihi ..
 saya " diseret " kearah ruang kerjanya dan 
saya dipaksa duduk dikursi Rektornya
 sementara ibu Rektor yang akrab dipanggil 
bu Shinta ini malah jongkok disebelah saya .. 
lho lho .. canggung .. 
tetapi beliau memaksa agar saya tetap duduk 
disitu dan meminta sekretarisnya untuk 
memfoto kami ...aduh, kuwalik nih batin saya ..
 tentu saja obrolan kami tak kelewat panjang
 karena saya tahu diri bahwa ini 
adalah jam jam sibuk beliau dan beliau pun
 memaksa saya untuk menyediakan waktu yang 
lebih santai untuk cangkruk ngopi ..
" Kebetulan ya kita sama sama ada di Bintaro , 
kita harus makan malam bersama ya
 sambil ngobrol ngobrol " .. 
dan selang dua hari setelahnya , kami sudah 
berada di Resto Jepang , Sushi Tei di 
Bintaro Jaya Exchange Mall .
 tidak ada kejutan bagi saya ketika beliau
 memilih Sushi Tei karena sejak dulu saya sangat
 hafal kegemarannya pada menu menu
 Jepang karena pengalaman panjangnya 
selama study di Jepang . 
( dan semasa di Malang dulu , saya sudah sering 
ditraktirnya di berbagai kedai Jepang seperti yang
 di Regent Hotel ataupun Jalan Wilis dll )
 obrolan di Sushi tei malam itu lebih kearah
 nostalgia ketika kami masih satu tim di awal awal
 berdirinya Universitas Ma Chung ( UMC ) 
Jl . Villa Puncak Tidar , Malang tahun 2007 hingga 2010 .
 saat itu beliau adalah Rektor UMC dan
 saya ketiban sampur keliling tanah air 
mempromosikan UMC ke puluhan SMA diberbagai
provinsi hingga kadang saya tak perlu 
membongkar koper karena tujuan yang berikutnya
 sudah mengantri . 
awal awal di UMC bukan masa yang nyaman
 karena keterbatasan keterbatasan yang ada .
 mitangmeeting non stop karena kami hanya 
tim kecil saja saat itu , yakni 4 orang plus 
satu Sekretaris Rektor .
  bu Shinta , Prof . Sadtono , Ir . Yohannes , 
Sekretaris Rektor dan saya sendiri adalah pengawal
  masa masa penuh kesulitan dan tantangan
 dalam membangun sistim dari Nol untuk UMC !
 sebuah masa  yang meninggalkan jejak abadi ... 
 saat itu saya menerima target yang begitu tinggi ,
 padahal diawal awal , UMC sama sekali 
tidak dikenal dan dianggap masih " meragukan dan asing " 
 sehingga target menggaet siswa siswa berprestasi
 dari sekolah sekolah yang top di Malang 
amatlah tidak mudah ..  
akhirnya saya diberikan kesempatan untuk 
membangun tim dengan 4 -5 staf dan kami bekerja
 48jam sehari untuk mewujudkan target
 yang dibebankan ! 
dengan puluh bahkan mungkin ratusan kali presentasi ,
 pameran pendidikan , kunjungan , 
ceramah , seminar dll diseantero 
SMA SMA top di tanah air , 
tim kami mulai menampakkan hasil . 
 alhamdulillah ,
 pada tiga angkatan pertama UMC cukup banyak
 menggaet siswa siswa berprestasi dari 
Dempo, St.Yusuf , SMAN 3 , SMAN 1 , SMAN 8 , 
SMAN 5, Cor Jesu dll .
 sudah tentu ini bukan untuk dirayakan ,
 tetapi justru saatnya bekerja
 lebih keras agar siswa siswa ini benar benar 
mendapatkan pendidikan sesuai " janji janji UMC "
 yang saat itu menekankan pada
 pendidikan berkonsep Entrepreneurship ! 
cetak biru sudah diletakkan , 
tinggal bagaimana segenap Civitas Academica nya 
merawat , memelihara dan menumbuh 
kembangkan budaya kampusnya kearah 
yang di cita2kan  !
 obrolan kami di Sushi Tei diseling canda dan
 " cekikak cekikik " mengingat kembali 
masa masa yang sulit , lucu , mencemaskan , 
meletihkan , menggembirakan dll sebagai 
" pembabat pembabat alas " yang dipersenjatai
 dengan peralatan yang serba terbatas tetapi kami
 berhasil keluar dari belantara lebat dengan
 keuletan , kerja keras all out dan 
semangat pantang menyerah "! 
 ada satu kalimat beliau diakhir obrolan kami yang
 mengiang yaitu 
" meskipun UPJ statusnya saat ini masih 
dibawah UMC tetapi saya bertekad akan 
menyamai bahkan berada didepannya  ! " . 
sebuah tekad yang tidak saya ragukan karena saya
 mengenal beliau lebih dari sekedar atasan ,
 bahkan secara pribadi saya tahu beliau
 adalah Motivator sekaligus Eksekutor handal !
 ( tidak seperti umumnya motivator2 di
 seminar seminar yang hanya pandai menyulut
 semangat tetapi untuk melaksanakannya ternyata
 lebih mirip ban bocor alias kempes ! ) .
 selama di UMC , beliau sudah membuktikan kwalitas 
kepemimpinannya selama dua periode , 
dan meski saya tak sampai mengikutinya hingga 
akhir jabatannya , secara personal kami tetap 
memiliki jejak riwayat yang tak lekang masa karena
 kami pernah berbagi sukaduka
 mempersiapkan kelahiran Jabang Bayi UMC 
yang lahir dan diresmikan  pada :
07.07.2007 .
hingga rekrutmen angkatan angkatan yang pertama . 
oya kembali ke makan malam kami , 
saya serahkan sepenuhnya pilihan menu pada beliau
 yang malam itu memesan  beragam menu 
sehingga saya tidak tahu apakah kami bisa
menghabiskannya hehehe ..
 jujur saya memang bukan penggila
 kulinari Jepang , tetapi pilihan menu malam itu
 sangat saya nikmati , mungkin karena atmosfer
 reunian yang terbilang langka ini ..
 bu Shinta yang juga adalah
 Ambassador Scientist dari 
Alexander von Humbolt Foundation Jerman 
ini pada akhirnya harus mengakhiri makan malam
 kami setelah sekitar dua jam bereuni kecil , 
dengan sebuah janji akan tetap
 saling berkomunikasi .
dan kamipun akhirnya berpisah digerbang utama mall .
 sekaligus dalam tulisan ini saya harus 
berterima kasih pada beliau yang ternyata kemudian
 memuat foto reuni kecil kami dalam
 IG beliau dengan komen yang mengharukan ..
 terimakasih ibu ,
 semoga dengan gaya leadership ibu yang tegas ,
 disiplin , terbuka kepada segala perubahan 
dan perkembangan dunia , 
penuh komitmen dan selalu kembali pada
 kekayaan budaya dan kearifan lokal , 
UPJ akan menjadi salah satu Universitas ditanah air
 yang menjadi acuan dan model dari 
kampus kampus yang lainnya ! 
selamat dan sampai jumpa lagi ibu ..!
dan : ikuti terus kisah mbolang saya di bagian ke
 06  of 10 / " Mblusuk Kota Tua Betawi "
( Writing & Photos : 
Titiek Hariati & UPJ Secretary ,
November 2021 )
keterangan foto :
01 . bersama Rektor UPJ 
02 . Menteng Park Bintaro 
03 . gedung UPJ
04 . berbelok ke kampus UPJ , diluar skenario
05 . menunggu diruang tamu lantai atas UPJ
06 . " cangkruk " di Sushi Tei 
07 . sedang memilih menu menu
08 . salah satu menu
09 . sedang menikmati menu kesayangan
10 . ini saya ambil dari IG beliau
11 . menikmati kesejukan Menteng Park Bintaro / MPB
12 . jembatan di MPB yang belum 100% dibuka
13 . salah satu sudut MPB
14 . Univ . Ma Chung , Malang , 
 masa masa masih satu tim & penuh kerja keras kami ,
dalam mempersiapkan kelahiran Sang Jabang Bayi
Univ . Ma Chung , Malang tahun 2007 .

Sabtu, 27 November 2021

 
 
( 04 of 10 ) 
.. " mBolang 2300km Malang - Banten PP " ..
" Dari Pecel Pincuk Sampai Goulash " )
bicara tentang wisata kuliner di Betawi , 
tepatnya TangSel dan sekitarnya  dalam 10 hari
 disana , sebetulnya saya tidak banyak
 berkeliling karena beberapa hari diantaranya
 saya berada dirumah elang elang saya dan
 beberapa hari cuaca juga tak mendukung untuk
 kluyar kluyur maka pilihan Gofood 
adalah yang terbaik . 


 
 meskipun begitu , saya juga tidak betah hanya
 " kesitu situ " karena blog ini butuh banyak 
yang unik unik . maka yang pertama saya blusuki
 adalah Pasar Modern yang ada 
disekitar hotel saya , tepatnya hanya 300 meteran
 dengan jalan kaki . buat yang kangen
 menu menu Jawa Timuran bahkan Malang , 
disini ada semua . 
 rawon , soto , pecel menjadi jujugan saya 
dihari pertama . ada warung pecel yang Top disini
 yaitu Warung Pecel Pincuk Bu Ida 
yang pagi pagi antrinya sudah mengular dan 
saya akhirnya memilih untuk " mbungkus " saja
 yang suka jajanan2 ringan seperti
 Bubur Kacang Ijo, Ketan Hitam , Jenang Grendul , 
Dawet Beras , Onde Onde , Lemper , Lumpur ,
 Pastel , Dadar Gulung dll semua komplit ada disitu !
 

 

 
  jadi tidak ada alasan untuk mencari jauh jauh ,
 saya cukup " muleg " dibeberapa 
Pasar Modern yang ada saja !
 disini juga bisa 
berbelanja seperti lazimnya pasar2 , bahkan kalau
 ingin cangkruk ngopi juga tersedia cafe cafe 
dengan baristanya .

apa boleh buat ketika Jakarta dirasa mulai pengab
 dan orangpun mulai bergeser ke tepi tepi 
seperti TangSel  yang sementara ini masih 
penuh kehijauan dan nyaman untuk hunian , 
tetapi akan bertahan berapa lama ?

 

 
 dengan mall mall , pusat pusat bisnis dll yang 
menjamur seperti di Bintaro ini ,
 sayapun mulai me reka reka bahwa TangSel ini
 perlahan akan merayap seperti Jakarta ,
 lalu akan menepi kemana lagi ? 
Pantai Indah Kapuk pun yang dipadati berbagai 
pusat bisnis , tak mustahil satu saat 
akan mirip dengan HongKong ... 
oya , btw  kalau ada yang bertanya apakah
 bakso Malang juga ada ? so pasti ada .. !! 
 
 sebut saja , Bakwan Malang Oke , Bakso Malang Arema ,
 Bakso Malang Karapitan dll yang ada di 
Taman Jajan CBD  di Boulevard Bintaro Jaya ! 
( hanya saja bagi yang muslim mungkin tinggal
 memilih yang bertanda " Halal " ) .
 kedai kedai yang " up " juga bertebaran disini . 
saya berkesempatan bernostalgi 
Hungarian Goulash Soup dan juga menu 
menu Timur Tengah lainnya di 
Des & Dan Bakes and Spices  di Bintaro Avenue Sektor 7 ,
 Pondok Aren , TangSel bersama elang elang saya . 
 ( goulash itu bisa dikatakan " Rawon Merah " atau 
Sup Daging Merah khas Hungaria ,
 yang potongan2 dagingnya
 dimasak sedemikian rupa sehingga empuk 
dan ada potongan2 kentang , wortel , daun sledri ,
 bawang bombay gede , bawang putih.
 tambahkan tomat segar atau kalengan , 
gula pasir secukupnya , merica hitam dan 
ini yang penting : Bubuk Paprika ! 
dimakannya dengan roti atau dulu saya selalu
 menemaninya dengan Semmel Brosel ,
 sejenis roti berbentuk bulat )
 

 
atmosfer yang nyaman dan layanan yang ramah
 serta lumayan cepat dan rasa yang memang 
" 95% mendekati aslinya " di 
Des & Dan Bakes and Spices ini membuat saya 
tak segan memberi 7 dari skala 0-10 . 
memang tak setiap saat saya dapat menikmati 
kebersamaan seperti ini dengan elang elang saya ,
 mungkin justru faktor inilah yang
 membuat saya sangat menikmatinya hehehe ..
 pada kesempatan lain , 
saya juga menjajal beberapa tempat cangkruk 
lainnya di sepanjang Bintaro Boulevard yang
 terdiri dari beberapa cluster cluster .
 tetapi tetap saja yang jadi favorit saya adalah
 beberapa Pasar Pasar Modern al
 Pasar Modern Bintaro Jaya , Pasar Modern 
Bintaro Emerald dll yang menawarkan 
menu menu lokal hingga internasional dengan
 jajanan jajanan tradisionilnya yang 
" sak ketapruk " dan yummyyy ... ! 
 
 diluar Bintaro , saya hanya berkesempatan 
dua kali ketika berada di  Jl . MH Tamrin 
dan sekitar Jakarta Timur .
 serunya mbolang yang berikutnya silahkan 
dibaca di bagian 5/ lima dari tulisan ini 
yaitu : 
" Sepotong Reuni Dari UPJ Hingga Sushi Tei " 
(  Writing & Photos : Titiek Hariati , Nopember 2021 )
keterangan foto : 
01 . goulash , Hungarian Soup
 @ Des & Dan Bakes and Spices 
02 . bakmitopia @ BCD
 03 . atmosfer bakmitopia
04 . soto daging Pasar Modern Emerald
05 . malam mencari tempat " cangkruk "
06 . Des & Dan Bakes and Spices
07 . sedang memilih menu favorit
08 . " Trio ATO "
09 . sebuah cafe bersebelahan dengan hotel saya
10 . pasar buah juga dekat hotel saya .  
11 . menu ke dua di Des & Dan Bakes & Spices
12 . menu ke tiga 
13 . menu ke empat
14 . tempat cangkruk di GI
15 . dimanapun , kreasinya seragam ..
16 . menu ke 5 di D & D Bakes & Spices
17 . dekor kedai Jepang
18 . lukisan dinding sebuah kedai kopi 
( maaf saya lupa memfoto nama kedai )
19 . dikedai yang sama ( 14 )
20. teman setia saya , 
tas ini selalu ikut saya bahkan sudah
 ke beberapa negara , tx yaa ..
21 . warkop ini mungil tapi 
atmosfernya saya suka , 
di Pasar Modern Emerald Bintaro