Selasa, 20 Oktober 2009

Terima Kasih

Pada redaksi kabarindonesia.com atas munculnya :

01. Better Or Even Worst?
02. Dua Setengah Jam Penentu Nasib Surya Paloh.
03. Ekspor Terkini Malaysia : Klub Poligami.
04. Perekrutan Menteri Meniru KUA?
05. CIT CAT ala Achmad Dhani

Juga kepada rekan : Tono, Teruna Melayu, Bandung Bandawasa , Nahur , Msyarkani , Fitri , JS Kamdhi, Martini dan Riri terima kasih atas komentar2nya di artikel Poligami. Dan untuk komentar Sdr. HM Sabar di artikel " Cit Cat ala Achmad Dhani " juga terima kasih.

Semoga bangsa Indonesia senantiasa dalam lindungan dan rahmat NYA, amien.( th )

( Gambar dari funnypictures.com )

Kamis, 15 Oktober 2009

Catatan Tercecer dari Bumi Cendrawasih





Terus terang ide dari catatan ini muncul secara tidak sengaja yakni ketika semalam saya mencari foto2 lama dari seorang teman, tiba tiba ada amplop terjatuh dari sebuah map. Seperti mendapat durian montong, ketika saya lihat ternyata berisi foto2 tahun 1997 ( ! ) semasa masih berkarir disebuah perusahaan telekomunikasi. Jaman itu belum ada internet sehingga foto2 semuanya masih berbentuk hardfile dan bersyukurlah saya bahwa ternyata masih bagus kwalitas gambarnya  dan  saat ini foto2 tersebut sudah teramankan dalam bentuk softfile.

Saya berusaha mengingat nama nama teman yang ada di foto. Ada dua orang yang saya sudah lupa, sungguh saya sudah berusaha keras tetapi ingatan tergerus waktu. Rombongan kami waktu itu berjumlah sekitar 15 orang dengan tujuan Maluku termasuk Ambon, dilanjutkan ke Papua, yan secara khusus juga  mengunjungi Timika. Perusahaan ditempat kami bekerja merupakan salah satu operator seluler terkemuka saat itu, dan perjalanan ini antara lain untuk membuka area jangkauan baru di Indonesia Timur khususnya Maluku.

Sebuah kerja yang tidak ringan, apalagi secara geografis Papua tidaklah seperti Jawa. Ber gunung2 dan ber lembah2 serta cuaca yang sangat mudah berubah dalam hitungan detik. 

Di Timika, rombongan kami menginap di Sheraton, satu2nya hotel bintang lima saat itu, berlokasi ditengah belantara lebat bumi Cendrawasih. Tidak ada tempat rekreasi lain, sehingga hotel merupakan satu2nya" taman bermain " setelah seharian bekerja. 

Diluar hotel kami langsung berhadapan dengan lebatnya belantara, sehingga untuk acara santai jogging pagi hari atau jalan santai malam hari mungkin bukan pilihan yang baik, setidaknya pada waktu itu. Seperti gurauan diantara kami saat itu begini " Kalian jalan jalan malam hari atau subuh diluar hotel nanti ngga bisa balik ke Jawa lho ... " ....

Kunjungan utama selain kepada tokoh2 masyarakat disana, adalah juga ke Freeport, tambang yang merupakan salah satu denyut nadi perekonomian masyarakat lokal. 

Terletak di sebuah kawasan indah dan alami, tambang ini seolah sebuah " kepala botak " ditenga rimbunnya belantara Papua. Kami harus melalui serentetan prosedur untuk keselamatan dan keamanan pengunjung yang sudah tentu jauh2 hari telah disepakati oleh kedua belah pihak . Diterima oleh Kahumas beserta beberapa top officernya yang hampir semuanya bule, kami diajak naik hingga Essberg dengan memakai kereta gantung.

Kacamata, helm, sepatu boat dan jaket adalah prosedur standar yang harus dikenakan oleh setiap pengunjung. Dan akhirnya kami dapat melihat hampir seluruh area tambang dari ketinggian yang ada. Tiba tiba saja tidak ada lagi keceriaan yang semula menyertai rombongan. Suasana berganti pilu dan prihatin.

Bagaimana tidak? Bukit2 yang semula cantik dan hijau, berubah menjadi gersang dan botak serta hampir rata. Seluruh hasil tambang yang bertahun tahun digali dari sini, melalui pipa pipa besar yang dibuat sedemikian rupa untuk kemudian tersalur langsung ke kapal2 menuju....benua Columbus!! Yang menikmati, sudah pasti bukan bangsa Indonesia. Yang mendapat keuntungan, sudah jelas bukan rakyat kita, kecuali mungkin beberapa gelintirpejabat kita .

Sedih dan miris. Saya kesana tahun 1997, dan itu sudah 12/dua belas tahun yang lalu ! Maka bila saat ini saya berkesempatan kembali ke bumi Papua dan Freeport, saya tidak akan tega melihatnya karena sudah pasti kerusakan lingkungannya sudah jauh lebih luas dan parah.

Salah siapa ketika bangsa kita tidak mampu mengawal kekayaan sumber daya alamnya?
Salah siapa ketika bangsa kita hanya menjadi penonton dari kepiawaian bangsa asing menyedot kekayaan alam kita?
Salah siapa yang memberikan ijin pihak luar beroperasi puluhan tahun dibumi pertiwi ini tanpa menguntungkan Indonesia?
Salah siapa yang mengobral kekayaan kita ini sedemikian murah tanpa martabat?

Semoga diantara rekan2 saya yang serombongan saat itu ada yang sempat membaca ini. Saya tidak tahu apakah kita masih diberikan kesempatan melihat lagi bumi Papua yang dari hari kehari semakin terkuras? Apa yang bisa kita katakan pada anak cucu kelak bila ternyata planet Cendrawasih yang indah ini akhirnya hanya menyisakan gurun tandus yang gersang?

Mungkin Anda memiliki jawabannya...... ? ( th )
  
Keterangan foto dari atas kebawah :

01. Memakai seragam pengaman dari Freeport termasuk sepatu, helm,kacamata, jaket dll.
02. Saya didepan patung asmat, hotel tempat menginap. Sheraton, Timika.
03. Esberg, gunung yang sudah gundul terperas kekayaannya oleh Amerika.
04. Bandingkan ukuran tubuh saya dengan ban dari truk Freeport ini he he...

Rabu, 14 Oktober 2009

Mohon Maaf

Kepada Panitia Forum Diskusi Lomba Blog HKI/ Hak Kekayaan Intelektual atas undangannya pada tanggal 09 Oktober yl di d'Ocean, Tendean Square, Jakarta, yang tidak dapat saya hadiri meskipun sebenarnya masuk sebagai salah satu finalis. Penilaian memang tidak dipengaruhi hadir tidaknya para finalis, dan saya sangat ingin menyampaikan " selamat " kepada para juaranya !! Semoga forum2 semacam ini lebih sering lagi diadakan untuk semakin mempertebal kesadaran masyarakat tentang HKI. Sekali lagi selamat!! 
( Gambar dari amstrongsembiring.com )

SBY dan Kue Ultah




Terima kasih pada redaksi yang sudah memunculkan artikel " SBY dan Kue Ultah " di halaman utama, kabarindonesia.com.

( Photo by : TH, my eldest son's 1st birthday, 02.02.86, Vienna )

Senin, 12 Oktober 2009

" Silahkan ... " ( asal ... )

Kepada Rekan JS Kamdhi yang " meminta ijin " meng copy foto Merak, monggooo ... ( asalkan tidak untuk tujuan komersil supaya saya tidak punya alasan " menuntut " Anda dalam pelanggaran HKI he he he ..... ) .

Omong omong  saya juga penasaran kok merak ya pilihannya? Sekedar informasi bahwa untuk mendapatkan foto ini saya harus bersabar sejam lebih menunggu Rendra e... sang burung merak mengepakkan sayap indahnya seperti dalam foto. 

Kesabaran saya terbayar lunas ketika tiba tiba dengan " arogan" nya dia mengembangkan sayap dan dalam sekejap puluhan cahaya kamera prat pret prat pret karena saya tidak sendirian menunggu ..

Terima kasih cantik .... ( Photo by : TH, Taman Safari )






Sabtu, 03 Oktober 2009

WBL, Sendang Biru,Bajul Mati ( foto foto )






Dari ratusan jepretan selama tiga hari kealam bebas dan setengah bebas lebaran yang lalu, beberapa saya pilihkan disini untuk kenang kenangan . Ada pantai Sendang Biru dan pulau Sempu dilatar belakangnya, ada pantai dan ombak Bajul Mati, ada kampung nelayan Tambak Rejo, ada Wisata Bahari Lamongan/ WBL, terus stasiun Pasar Turi, juga ada Hotel Niagara Lawang yang berbaik hati mengijinkan saya hanya untuk jeprat jepret selama sekitar 30 menit, ada Taman Safari Prigen dan yang paling saya suka adalah foto2 didalam Goa Maharani, Lamongan yang begitu eksotis. 

( Kritikannya ditunggu lo terutama Anda2 para pakar fotografi yang pasti tertawa melihat karya karya saya yang masih culun he he... ) . Sekedar tambahan info bahwa semua foto2 ini saya jepret dengan Canon EOS 450D yang masih sangat belum saya kuasai ( lha wong ini saja masih belajar, maka kalau pakai kamera lebih canggih tiwas eman2 kameranya he he ... ). Nah, monggooooo ....... 

( Photos by : th  )

































Jumat, 02 Oktober 2009

Terima Kasih



Atas komentar mbak Lia pada " Tewasnya Noordin Bukan Akhir Sebuah Dongeng " dan termuatnya " Hari Batik Nasional " dan " Bencana Membuat Mati Rasa ? " di kabarindonesia.com.


Sekaligus terima kasih juga pada bapak JS Kamdhi atas komentarnya pada tulisan " Hari Batik Nasional " yang andai saja setiap warganegara Indonesia seperti Bapak !!

( Gambar dari : batikpictures.com )