Minggu, 30 Agustus 2009

Terima Kasih




Kepada rekan Iyan, Arka dan Andreas Tarigan, terima kasih atas komentarnya pada artikel " Untukmu Indonesia, Aku Bersedia Mati! " dan " For Sale : Indonesian Islands!" di kabarindonesia.com. Semoga semangat2 Anda juga dimiliki terutama oleh generasi muda Indonesia yang masih peduli dengan tanah dan airnya, terima kasih.

( foto bendera diambil dari google )

Sabtu, 29 Agustus 2009

Berteman Teklek Dalam Damai





Sebagai pecinta "teklek atau bakiak" ( sandal terbuat dari kayu ) , sayapun merasa lebih enjoy ber teklek ria terutama bila tarawih. Selain santai, juga sehat sebab saya memang agak alergi dengan segala jenis sandal plastik yang rata rata panas di kulit kaki. 

Tanpa disadari, irama teklek ini ternyata diam diam diamati oleh "pengamat pengamat rahasia" yang hafal dengan tek tok tek tok teklek saya. 

Lagipula dideretan sandal di tangga bawah masjid perumahan kami, teklek saya ternyata satu2nya yang tanpa merek disisi berbagai merek sandal lainnya. " Lha ini tekleknya, orangnya pasti sudah didalam....", begitu celetuk seorang tetangga yang mencari saya karena menjanjikan daftar bacaan Ruqiyyah.

Ada 18 jenis bacaan doa lebih yang diberikan kepada saya oleh ibu yang cantiknya bak fotomodel ini, sudah cantik berjilbab pula dan baik hatinya, jadi sudah sangat lengkap lahir batin kecantikannya. Mulai Al Fatiha, disusul Al Baqarah dan yang lain lain. 

Sungguh saya bersyukur bahwa Ramadhan kali ini banyak mendekatkan saya kepada tetangga2 yang semasa saya masih "berkarir" dulu tidak sempat terawat. Di dalam masjid sebelum tarawih, sempat seorang ibu yang lain membisiki: " Jeng, hadiah lari karungnya masih di saya lho dan tolong Sabtu depan rawuh lagi ya di pengajian. Juga tgl 8 Sept. pagi dirumah saya lo pertemuannya...".

Saya tercenung. Minggu2 yang lalu agenda saya bergulir dari satu reuni ke reuni lain untuk kemudian saat ini dari satu pengajian ke pengajian yang lain. Tuhan memang penuh misteri.

Sepulang tarawih, ternyata angin bertiup lebih kencang dari saat berangkat tadi. Mukenah berkibar kibar, dan tiba2 dibelakang saya seorang ibu tetangga yang lainnya lagi menjawil dari belakang : " Daging... ada daging..... ".

Saya menoleh bingung. Ibu tersebut malah tertawa: " Itu lo bu, yang bawah ber kibar2, jadi kaki ibu terlihat sexy....." . Lho? Ooo.... canda ini terasa sebagai pesanNYA yang amat santun bahwa saya harus lebih menjaga "bawah sampai atas"..... alhamdullilah, matur nuwun.

Rasa damai ini menyusup hingga ke sumsum. Terngiang ceramah pak Ustadz tentang hijrah. Hijrahnya mereka dari gelap menuju terang. Hijrahnya mereka dari kecintaan duniawi kepada akherati. Hijrahnya hati hati yang berdebu kepada qolbu yang bersih. Hijrahnya kedengkian dan kebencian kepada kecintaan. Sayangnya memang belum semuanya mampu ber hijrah, karena masih banyak juga yang bertahan dalam kelalaian. Maka saya inginnnn sekali segera " dihijrahkan dan menghijrahkan diri dari saat kesaat " tersebab sempitnya waktu di dunia fana ini dibanding keabadian dunia yang berikutnya nanti.

Disebutkan, sebagaimana dalam surat An Nahl, ayat 107 sampai 109 : ( tafsirnya sbb ) :
" Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan didunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.

Mereka itulah orang orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang orang yang lalai. Pastilah bahwa mereka di akhirat nanti adalah orang orang yang merugi".

Tek tak tek tok saya berakhir di pintu rumah, saya berpisah dengan teklek tercinta saya disana. Sesuatu bayangan mengerikan melintas dibenak saya....qolbu2 yang belum berhijrah.....


Dan .. bagaimana dengan saya dan Anda? ( Semoga kita masih berkesempatan berhijrah, amienx3)

( Photo by : th, 
" Tangga Masjid Vienna, akhir musim dingin dimana dedaunan belum muncul, 1987 " )


Rabu, 26 Agustus 2009

Barisan " Sayang Anak " Para Manula.





Arus mudik, arus balik. Rutinitas lebaran. Tetapi tahun ini, saya terkena imbasnya, meskipun yang mudik dan balik bukan saya. Tiket pesawat anehnya sudah habis sampai akhir September 2009, mulai penerbangan yang sistim angkot sampai yang "elite" ck ck ck.... 

Maka sebelum pilihan jatuh ke bus malam, jelas kereta api menjadi buruan. Sesuai kebutuhan yakni 1/satu tiket untuk ke Jakarta tanggal 26 September, jadwal yang tertempel di stasiun KA Kotabaru Malang adalah untuk tanggal tersebut baru dibuka mulia tanggal   27 Agustus . Informasi yang sampai, bahwa biasanya subuh antrean sudah panjang dan tidak sampai 15 menit tiket sudah akan habis.

Mengantisipasi ini, sahur dan sholat subuh terpaksa dimajukan . Jalanan masih senyap karena banyak yang terlelap setelah sahur. Ternyata sesampai didepan pintu stasiun tempat antrean, sudah ada sekitar 20 bapak ibu yang rata2 sudah berkepala 5 dan 6. 

Wah, masih kalah pagi rupanya dengan mereka yang bahkan datang dari luar Malang. Formulir isian pemesanan tiket ternyata juga sudah mulai tersusun sesuai jam kedatangan si pengantri, yakni dicobloskan kesebuah kawat panjang . Saya berhitung bahwa giliran saya nantinya dikisaran tiket yang ke 57 lembar." Nasib " kami sama, yaitu mencarikan tiket pulang untuk putra/i atau cucunya ....


Semakin menjelang fajar antrean semakin ramai yang  lucunya 80% adalah manula. Maka sambil menunggu loket dibuka jam 07.00  para pengantre ini saling melempar canda . Seorang bapak yang gemuk berkata : " Yo ngene iki jenenge sayang anak... Sing enom enom  nglencer nang Malang, sing manula antri karcis... hehe....", semua grrrrrrr... sebab merasa " senasib sepenanggungan" sebab rata rata mengantri untuk anak anak nya yang bekerja atau kuliah di Jakarta.


Sebuah mobil mewah memasuki area parkir, dan suami isteri nampak turun dari mobil. Tidak banyak bertanya, mereka ikut mengantri sampai sekitar 30 menit. Ternyata mereka belum mengisi formulir dan mencobloskannya dikawat, padahal yang datang sesudahnya telah mengantrekan formulirnya dikawat. Mungkin di saat saat seperti ini memang tidak perlu malu bertanya supaya tidak sesat diantrean hehe ...

Akhirnya tepat jam 07.00 pintu dibuka dan brolllll..... semua berebut masuk yang sebetulnya sia sia saja karena antrean sudah disesuaikan dengan tumpukan formulir yang dicoblos dikawat. Satu persatu nama dipanggil dan alamakkk..... belum sampai 15 nama, diumumkan " Gajayana habis! ".... lho? 

Seorang bapak bapak yang berusia sekitar 60 an mengamuk dan ( maaf ) me maki maki karena antre sejak subuh kok ngga kebagian. Petugas mencoba menjelaskan " Ini sistim online pak, jadi yang membagi itu langsung dari Bandung, dan bukan hanya Malang yang kejatahan...". si bapak tetap marah marah dan malahan tambah marah " Onlen... onlen... apa itu, faktanya baru sebentar kok sudah habis, permainan ya?"...... 

Aduhhh, saya yang juga kecewa masih mencoba menahan diri supaya tidak batal puasa hehe dan sedikit terhibur dengan pengumuman petugas bahwa yang tidak kebagian Gajayana apa bersedia dialihkan ke KA Anggrek Malam? Anggrek Malam berangkat dari Pasar Turi, bukan dari Malang, terpaksa diiyakan....


Menunggu sejam bersama puluhan orang lainnya akhirnya tiket pun ditangan. Tiba2: " Maaf, Anggrek Malam habis, tinggal Anggrek Pagi, apakah bapak ibu yang lainnya bersedia dialihkan ke Anggrek Pagi?". Seorang bapak lain yang rupanya sudah sampai di ubun ubun jengkelnya, berkomentar dengan suara keras : " Mau pagi , mau sore, mau anggrek tembelek, yang penting jangan dimainkan kami2 yang sudah antre sejak subuh ini...."

Hihihi...banyak para pengantre yang senyum senyum penuh maklum dengan komentar bapak yang sepuh ini. Sayang saya tidak membawa kamera karena sebetulnya ekspresi mereka mereka termasuk petugasnya ini unik unik, ada yang marah, jengkel, senyum senyum, cuek dan malah ada yang tertidur pulas...lho?


Menengok kalender, memang tanggal 26 September menjadi favorit arus balik sebab paling stategis. Seninnya sudah harus kembali bertugas, maka sabtu tgl 26 September adalah ideal, masih ada hari Minggu untuk istirahat tanpa harus terlambat atau mbolos pada hari Seninnya.


Anak sulung saya sudah jelas tidak bisa mudik lebaran karena tugas. Tiket tadi adalah untuk si bungsu yang konon ingin merasakan mudik lebaran yg I kali. Sungguh tidak ada yang istimewa dari tulisan ini, kecuali barisan manula yang "sayang anak" dimana dari pertukaran informasi sambil mengantre tadi, terbayang rombongan arus mudik anak muda putra/i para manula ini. 

Saya senang mendengarkan cerita cerita unik mereka, begini misalnya: " Anak saya di Telkomsel, ini mudiknya yang ke II..", " O.. kalau putri saya kuliah di UI, tapi tgl. 28 September dia memang sudah harus ada di Jakarta "..... " Anak anak saya ini dua yang mudik, kakaknya balik Jakarta tgl. 25 sudah saya belikan kemarin tiketnya, ini untuk adiknya....".....dst dst. Lakon lakon kehidupan ..


Hilang kejenuhan saya membayangkan perjuangan setiap orangtua untuk memberikan yang terbaik bagi anak anaknya walaupun harus berdiri ber jam jam, jengkel, marah dsb yang bahkan bisa membuat batal puasa hehe...

Ketatnya razia calo tidak memungkinkan para ortu seperti kami ini untuk memperoleh kemudahan membeli dari calo meski harus membayar sedikit mahal, apalagi adanya sistim pengisian nama dan alamat di tiket.

Mungkin kami para ortu yang mengantre ini nanti tgl 26 September kita akan bertemu lagi di Pasar Turi Surabaya disaat mengantar anak anak pulang, dan "reuni kecil" dengan mereka pasti akan menyisakan catatan lain...Oalaaa, sayang anak sayang anak .....


( Photos by : th,  " Stasiun Kotabaru, Malang , September 2009" )










Minggu, 23 Agustus 2009

" Berebut Pendet Dalam Ramadhan "


Terima kasih pada rekan Imam Muafik , Jusman dan Sumar atas komentarnya pada tulisan saya dengan judul diatas di kabarindonesia.com, dan Insya Allah nanti akan disusulkan tulisan khusus tentang " Berguru Wayang Pada Orang Bule ". Memilukan.
117998538338 )

Sabtu, 22 Agustus 2009

UJIAN dihari I







Memasuki gerbang Ramadhan, "biasanya" kita berhadapan dengan berbagai uji emosi. Lolos atau tidaknya, bergantung sepenuhnya bagaimana kita meyakini Ramadhan sebagai sebuah "ujian kenaikan tingkat", bisa tidak naik, bisa naik. Hari I kemarin berlalu sangat teduh dan sejuk dihati. "Kecuali" pada menjelang tengah hari, karib yang rajin ber curhat mendadak menelpon dan "biasanya" ada apa apa. Tetapi hati telah dipersiapkan untuk mendengarkan, dan terjadi dialog yang setelah terpotong basa basi maka sisanya kira2 begini:

" Aku ngga ngrasani lo mbak, tapi boleh ya sedikit sharing lagi2 soal dikantor?"
( Hehe.. sungguh saya sudah menduganya, jadi tidak terlalu kaget , saya jawab ):
" Iyo, silahkan saja..."
" Gini mbak, teman dikantor yang sering saya ceritakan itu lo, malah puasa2 gini mancing2 emosi. Saya sih berusaha tidak terpancing. Hari ini kami kan sama2 dapat giliran jaga pagi. Kebetulan memang teman itu kan tidak puasa karena berbeda keyakinan. Eh..gitu dah, penyakit usilnya kumat dan mancing2. Wah, bisa batal nih kalau saya nuruti emosi.... " ( nada suaranya membuat saya tersenyum karena saya membayangkan pasti dia agak cemberut ) .
" Menurut mbak, gimana?"
" ( Saya hati2 menjawab ) Mudah saja, katakan kamu sedang berpuasa"
" Lho ya dia sudah tahu to mbak tanpa saya bilangi.."
" Ya ngga papa, bilang saja begitu.."
" Terus apa maksudnya mbak?"
" Ya sudah begitu saja. ..."
" Aduh, saya ini seharian berdekatan lho dikantor dengan teman itu dan kalau harus menahan nahan terus, dia semakin nggladrah dan saya juga makin sebel wong orangnya merasa seperti superman.... Bisa2 sebulan ini puasa saya nilainya merah.."
" ( Gawat, saya juga tidak boleh mulai terpancing oleh curhatnya hihihi ) Begini, kemenangan itu sungguh bukan ketika kita bisa menaklukkan musuh dengan pedang tajam. Tetapi dengan kita diam, kita akan terhindar dari petaka yang lebih besar. Yang mereka tunggu adalah kemarahan kita. Yang mereka nantikan adalah ledakan emosi kita. Yang mereka rindukan adalah citra buruk kita yang muncul akibat kegusaran2 kita. Maka mudah saja : maaf dan ampuni saja, karena mereka sungguh dibutakan hatinya dari kebenaran2... Kamu menang dengan diam dan memaafkan".

 " Aduh, iya sihh... tapi sulit mbak" ( suaranya memelas )
" Iya sulit, namanya saja ujian kenaikan tingkat, harus melewati tahapan2 yang sulit, karena memang sorga itu hanya berpenghuni mereka2 yang resik qolbu nya tanpa setitik debu pun dan itu sungguh sulit. Baju boleh bersih dan bagus, wajah boleh di poles cantik dan keren, ilmu boleh setinggi langit, jabatan boleh menyentuh batas lazuardi, tetapi QOLBU yang bersih, hanyalah milik mereka2 yang sadar bahwa semua hiasan duniawi tadi menjadi sia2 disisiNYA ketika tidak dihias dengan Qolbu yang indah. ..."

" Yaaa... akan saya coba sihhh.. cuma tiap melihat orangnya hati saya langsung srengggg... mangkel..."
" Wajar. Mudah kok, dhuhur nanti segera sholat dan doakan dia kira2 begini: " Ya Allah, ampuni hambaMU ini dan ampuni juga orang2 yang mungkin tidak menyukaiku. Sungguh jadikan mereka orang2 yang tidak merugi disisiMu dan basuhlah hati mereka sebagaimana hati hamba dengan zam zam MU serta tunjukilah mereka jalanMU yang benar..... Untuk lebih sregnya, setelah sholat bukalah sejenak Al Qur'an juz 20, Al QASAS, ayat 69: Wa rabbuka ya'lamu ma tukinnu suduruhum wa ma yu'linun ( a ) , Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan ( dalam ) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan..." ( Saya bisa mengatakan itu karena kebetulan saya tadi baru saja mem buka buka ayat yang dimaksud ). Diseberang sana kok terdiam?

" ( Ada suara terisak )........"
" Lho, hallo, masih disitu?" , saya bertanya.
" Yo mbak, aduh, hampir saja mbak aku nuruti emosiku....."
Lima menit setelahnya telepon berakhir dan sayapun ikut lega. Saya tulis ini pada hari ke II puasa, semoga hari ini akan selamat saya lalui tanpa rintangan ber arti, amien.

( Photo by : Titiek Hariati, Bajul Mati Beach, South of Malang )

Kamis, 20 Agustus 2009

MASA PENCUCIAN







Ramadhan telah tiba. Alhamdullilah ternyata kita masih diberi kesempatan ( lagi ) untuk mengikutinya yang mudah mudahan hingga ke ujungnya nanti. Mengapa kita merindukannya? Sungguh tiada bulan yang menandinginya. Kucuran rahmat, ampunan dan pencucian yang dijanjikanNYA sungguh menggetarkan. Betapa tidak? Tidak seorangpun tahu kapan usia kita akan berakhir. Semenit lagi atau 50 tahun lagi? Maka ketika rahasia ini menjadi hak NYA, yang dapat dilakukan hanyalah berupaya untuk meraih cinta NYA. Mudah ditulisnya, tapi sangat tidak mudah menjalankannya tersebab manusia yang lebih suka tergoda bermacam hal semu.

Mungkin sholat yang bolong2. Mungkin puasa yang terkadang "lupa". Mungkin hak hak kaum duafa yang belum terkucurkan secara iklas dan benar. Mungkin naik haji yang tertunda karena mendahulukan mobil baru. Mungkin mengabaikan suara adzan karena asyik ber Ungu , Wali atau Hijau Daun dan lainnya. Mungkin absen sholat Jum'at karena masih duduk manis di cafe sebuah mall, Dan banyak lagi mungkin mungkin lainnya......

Debu debu hati pun bertambah dari gram ke gram lainnya yang akhirnya menumpuk menjadi kilo. Debu akhirnya menjadi kerak. Kerak hati. Maka Ramadhan sungguh merupakan keajaibanNYA, kebesaranNYA, kemahapengampunanNYA, karena disinilah manusia dengan segala kerak kerak hatinya dibukakan pintu ampunanNYA, Sungguh Maha Suci Allah!

Marilah dengan segenap kerendahan hati dan kepasrahan, kita serahkan kerak kerak yang mungkin terendap ini agar dibersihkanNYA, dicuciNYA, diguyur dengan zam zam NYA hingga kita sekalian " megap megap " dan bersih sebagaimana ketika rahim ibu meluncurkan kita kedunia, amien amien ya Robbillalamien..

Mendahului meminta maaf bukanlah sebuah perendahan martabat, melainkan kekayaan hati. Maka biarlah detik detik menjelang Ramadhan ini menjadi kesempatan untuk bersilaturahmi kepada teman, tetangga, kerabat, saudara dan lainnya guna memintakan maaf atas segala kerak yang pernah ada. Se gram pun debu melekat dihati, ia akan mengotori kafan kita dikelak kemudian hari. Mengapa menunggu hingga ajal?

Ramadhan selalu dirindukan dan ditangisi diakhirnya, andai saja setiap hari adalah Ramadhan, ya Allah, beri hambaMU ini kesempatan untuk menuntaskannya hingga ujung bulan nanti.
Amien. ( th )

( Gambar diambil dari : http://haqaonline.lightuponlight.com/ )

Selasa, 18 Agustus 2009

JUNGKUNG ROOM, Hotel Yamato,REUNI REUNI

 




Sebuah keajaiban, Agustus ini saya diberondong dengan acara reuni ber tubi tubi. Yang terakhir adalah kemarin malam, 18 Agustus 2009.

Mengambil lokasi di salah satu dining room VIP Hotel Majapahit , Surabaya, Jungkung Room, berhimpun eks kolega2 di PT Metrosel era 96 - 2002. Hampir 10/sepuluh tahun tidak saling bertemu, bukanlah waktu yang pendek. 

Rambut rambut yang mulai ber uban, bahkan sudah byurrrrrr putih, dan perut2 yang membuncit dari tubuh2 yang dulu masih langsing ramping..... " Cucu2 " pun bertambah, kalau dihitung ada sekitar 15'lima belas "cucu' yang nongol didunia dari para jomblowan/wati diera 96-2002 ini...

Tetapi seperti layaknya sebuah reuni, terselip kesedihan. Bebarapa rekan dan boss kita yang sudah mendahului juga banyak. Selamat jalan kepada :
- alm. bpk. Marsekal Madya Soewarso.
- alm. rekan Arif.
- alm. pak Yus.
- alm. pak Bambang
dan mungkin ada nama2 lain yang karena hambatan komunikasi menjadi terhalang untuk memperoleh informasinya. Semoga ALLAH SWT melapangkan jalan bagi semuanya,amien...

Perut mulas bukan karena salah makan, tetapi nostalgi kenangan dari mulai yang tidak enak sampai yang paling enak yang melahirkan air mata saking lucunya. Ditengah hidangan makanan yang khas hotel Yamamoto ini, tiba tiba saya secara urgent harus segera ke kamarkecil, aduhh.. 

Mendadak imajinasi saya bermain, walaupun saya pernah menjelajahi hotel ini dimasa lampau bersama rombongan mahasiswa2 saya di UB, yaitu bahwa hotel ini masih dipertahankan keasliannya. Asli ber arti di kamar kecilnyapun masih seperti doeloe baik peralatan maupun tatacara manualnya. 

Jam menunjuk hampir pukul 21.00, kamarkecil ada diujung seberang .Tiba2 saya merasa perlu minta ditemani seorang staf FB, seorang cewe cantik yang dengan penuh ketulusan menemani saya di dekat kamar kecil. Deretan kaca kaca toilet yang antik plus "bak air WC " nya yang masih ber model antik tergantung diatas lobang WC nya, menambah imajinasi saya yang terlanjur surut ke jaman jaman hotel ini masih dibawah kekuasaan kompeni...

Merinding? Sedikit. Maka sebagai cagar budaya, sungguh nilai jual hotel Majapahit atau eks Yamamoto ini sangat sulit dicari tandingannya meskipun bagi sebagian orang mungkin "serem"....

Disalah satu menara dihotel inilah sekian dekade yang lalu para pejuang kita mempertaruhkan nyawanya dengan mencoba menaiki tangga menara menuju tiang bendera yang kala itu berkibar bendera oranje Belanda. Warna biru dirobek dan dibuang, tersisa merah dan putihnya!! Peristiwa bersejarah ini sangat termasyur keseluruh pelosok jagat dan kita patut berbangga.

Oya, kembali ketempat reuni, sempat diadakan lomba makan butiran kacang dengan sumpit. Na jadi ketahuan siapa yang sering melahap chinesefood dan siapa yang lebih terbiasa dengan makan " dipuluk" ( dengan jari tangan )....hehe.... 

Puas menggojlog sana sini, waktupun bergeser cepat dan eks jomblowan/wati pun harus kembali pada rutinitas masing masing dan reuni harus diakhiri. Cipika cipiki, kesepakatannya sekitar September bertemu lagi di Batu atau Bali, semoga ....
Jeprat jepret dan senyam senyum meringis sampai gigi kering, akhirnya : aufwiedersehen!!!
( th )

Keterangan foto : ( all taken by  th ) :

01. Halaman dalam dari Hotel Majapahit, Surabaya.
02, Jungkung Room, Hotel Majapahit, tempat reuni ( disusulkan, ada masalah teknis )

REUNI bersama teman2 UMC


Pas 17 Agustus, seusai jam upacara resmi,
 dirumah saya telah terkumpul sejumlah eks laskar pelangi
 e.. laskar huruhara untuk ber reuni. Kalau saya singkat inisial nya adalah : P, A, D, I, M, I, N atau lebih bagusnya  PADMINI. Namanya saja laskar huruhara maka reuni ini lebih mirip ajang
 saling "melecehkan", maklum, diluar jam kantor baru berani seperti ini....!
Sekian bulan tidak bertemu rasanya sudah ber tahun2, setidaknya dari pihak saya begitu. 
Tapi ngga tahu temen2 ini kemarin malam punya kegiatan apa kok sehabis lunch seperti balon kempes alias pada ngantuk, mungkin terkena virusnya fuyunghai atau es degan?
Menjelang sore awan makin menggelap dan mulai tik..tik..tik...
Puas jeprat jepret dengan gaya narsis abis, plus janji2 gombal untuk saling nge tag dan keep in touch 
( moga2 bukan gombal tapi belacu ya... ) akhirnya reuni diakhiri. 
Tersisa : kenangan dan kekangenan.Bagaimana tidak ? Meski dahulu mungkin dalam kenangan mereka saya termasuk " leader " yang " keras " dan ekstra - disiplin ,
 tapi ternyata kami tetap sebuah keluarga yang terikat secara emosi pada masa masa kebersamaan di UMC ( Universitas Ma Chung ) dimana saya kebagian riwayat sebagai salah satu " bidan " yang " memrocotkan bayi UMC " tahun 2007 .
Sebuah rentetan suka duka yang tidak akan pernah terhapus waktu meski akhirnya saya memilih untuk berpamitan beberapa tahun kemudian dengan alasan perbedaan nilai ,
 tetapi hati dan kenangan saya tetap bersama " anak anak saya tercinta "
 yang datang kerumah saya ini !
 Terima kasih yang amat dalam buat semuanya, foto ditunggu ya, dan sekaligus : mohon maaf sebesar besarnya menjelang Ramadhan ini, apabila pernah ada salah kata dan laku, 
agar memasuki bulan suci ini terbebas dari "rasa bersalah",
 terima kasih sekali lagi.
( Photo by Nina dan Arlingga , disalah satu sudut rumah saya )

Kamis, 13 Agustus 2009

HTS, from onde2 with love.

 



Yang berdomisili di Malang pasti mengenal depot HTS di Lawang yang terletak sekitar 20 km dari pusat kota Malang. Depot yang satu ini terkenal sejak jaman saya kecil. 

Uniknya menu2nyapun tidak banyak berubah kecuali beberapa menu tambahan yang dijaman saya kecil belum ada, misal bakso. Yang terkenal disini adalah Onde Onde serta sup buntut/ekornya.

Nah siang ini tadi saya diundang eks kolega saya di perusahaan telekomunikasi dulu, untuk ber reuni ria ala HTS. Tahun tahun berlalu ternyata tidak mampu mengubah keakraban kami. Hampir sepuluh tahun tidak berjumpa, rasanya masih baru kemarin semuanya terjadi.

Nama nama eks boss, eks kolega, eks eks eks yang lain seolah kembali berputar dilayar ingatan.Tidak cukup hanya di ingat2, sayapun dihubungkan langsung ke banyak nomor hp yang akhirnya menjadi ajang kangen2an karena bertegur sapa di telepon terkadang tidak mudah.

" Hallo? Masih ingat saya pak ?"
" Iya dong, apa kabar Marga?"
" Baik pak, tapi maaf saya bukan Marga..."
" Lo ini kan nomornya Marga?"
" Memang pak, tapi saya bukan................"
" Looooooooo....heiiiiiiiiiiiiiiiii....kok suaranya seperti.... heiiii...Titiek ya? Aduhhhh, apa kabarrrrrrrrrrrrrrr???"

Dan bla bla bla pun tidak terhindarkan. Terkumpul akhirnya nama nama yang direncanakan akan hadir pada pertemuan reuni dari divisi kami yaitu HRD dan juga CC/ Corporate Communications yang dulu dibawah tanggung jawab saya. Lokasi dan waktu yang dipilih adalah : Mandarin Oriental Hotel, Selasa 18 Agustus 2009, dinner.

Telepon saja memang tidak cukup, saatnya tiba untuk berbagi cerita dan kenangan secara langsung atau face to face. Sama dengan reuni reuni yang lain, beberapa teman dan kolega ternyata juga sudah mendahului menghadapNYA meskipun usianya jauh dibawah saya. Demikian rahasia umur manusia.

Sampai jumpa selasa depan!
( Buat karib saya, b. MARGA, thanks undangannya siang ini ke HTS ... ! ) Gambar dari : http://bamburuncing.files.com/2008/08/bahanondeonde.jpg&imagerefurl=html )

BULAN REUNI

 



Percaya atau tidak bahwa Agustus ini saya dikerubuti oleh program2 reuni hingga 5/lima kali dan 5/lima jenis! Seolah olah saya dimanjakan NYA untuk bernostalgi ria dengan berbagai kelompok teman.

Mulai reuni teman2 semasa SMA untuk yang kedua kali, lalu reuni dengan eks teman2 sekantor di Surabaya dulu, reuni dengan para tetangga yang hampir dua tahun ini tidak sempat saya ikuti program2 ke RT RW annya, plus reuni dengan para kerabat dan handai taulan luar Malang meskipun bertemunya dalam acara tahlilan, dan yang masih menunggu adalah : reuni dengan eks rekan2 se divisi sewaktu di perusahaan telekomunikasi Surabaya sekian tahun yang lalu yang sudah dijadwalkan : Selasa, 18 Agustus 2009, dinner di Hotel Majapahit, Surabaya.


Kemarin, Rabu tanggal 12 Agustus, seharian saya ber tukar cerita cerita konyol dan lucu dengan sekitar 60 teman temin semasa SMA di Bakso Damas depan Plaza Araya, Malang. 

Berhubung didaulat memegang acara maka tidak saya sia siakan kesempatan menggojlog para manula yang rata rata usianya sudah berkepala 5 dalam berbagai games yang menguras kolesterol hehe... " Aduh rek, adoh adoh nang Malang dadakno awak dipulosoro...." ( Jauh2 datang ke Malang ternyata dianiaya, begitu rata rata keluhannya ). Dua orang bahkan secara khusus terbang dari Balikpapan, sementara yang lain masih dari Jawa meskipun bagian barat dan tengah.

Live music yang juga dimainkan oleh teman teman sendiri, menggulirkan lagu lagu jadul yang sulit dipahami oleh adik adik angkatan 80 keatas. Contoh : lagu lagu Broery Pesolipat e...lima, terus juga Julio Iglesias, Bee Gees dll yang melontarkan pendengarnya pada mesin waktu. Diakhir acara ada pengumpulan dana secara spontan untuk eks guru guru atau teman yang mungkin memerlukan bantuan yang ternyata hasilnya cukup lumayan.

Hidangan mengalir tidak hanya bakso meskipun tempatnya di kedai bakso. Menu utama makan siang bahkan tidak bersentuhan dengan yang namanya bakso dan sengaja diimpor dari luar 
( maksudnya luar kedai lo!! ). Sponsor utama ternyata eks teman sendiri, Putut, pak Camat yang mulai pagi sampai siang hari itu tidak melepas baju dinas PNS nya ( Lho... mbolos ngantor ni ya? ).

Seperti biasa, informasipun dibagi, siapa siapa teman yang sudah mendahului ( lagi ) dalam dua bulan terakhir ini. Semuanya sejenak tenggelam dalam angan : kapan giliranku? Terasa bahwa hidup sungguh terlampau singkat dan sayang bila dimanfaatkan hanya untuk hal hal yang tidak berguna seperti menelusuri kekurangan orang lain misalnya.Karenanya saat saat berkumpul seperti ini adalah saat tepat untuk saling memaafkan dan mendoakan.

Kalbu kalbu yang bersih akan terpancar pada wajah wajah yang iklas dan tulus, karena tidak seorangpun tahu apakah kita masih akan bisa menikmati fajar pagi berikutnya atau reuni reuni mendatang? Maka setelah pembakaran lemak lewat poco poco , games dll, doa bersama mengakhiri reuni. Direncanakan setelah lebaran akan digelar halal bihalal yang akan dihadiri jauh lebih banyak teman lagi, mengingat musim mudik ke Malang saat lebaran nanti.

Mari kita saling rekatkan hati, akrabkan persaudaraan, terutama disaat kita dalam kesulitan dan teman sulit didapatkan, maka makna teman menjadi sedemikian dalam!! ( Kalau dalam situasi happy, teman ada dimana mana bukan? ) Nah : sampai jumpa !! ( th )

(Foto diambil dari koleksi album foto semasa sekolah di salah satu SMAN di kawasan Tugu, Mlg)

Rabu, 12 Agustus 2009

RR ( Rawon Rampal ) dan RM ( Rujak Mentawai )



RR dan RM diatas bukanlah singkatan Raden Roro dan Raden Mas, melainkan Rawon Rampal dan Rujak Mentawai. Ceritanya : dua minggu terakhir ini saya betul2 dihafal oleh petugas2 di bandara Abdurahman Saleh gara gara seringnya mengantar jemput. Bisnis baru? Bukan. Sebagai "host" yang baik di Malang, saya pun memberikan layanan terbaik ketika beberapa kerabat secara beruntun mengunjungi Malang. Yang mereka kangeni di Malang sebetulnya bukan saya, tetapi makanan makanan khasnya he he ....

Maka sayapun sudah menyiapkan agenda kunjungan mulai jam breakfast sampai supper. RR ini memang "ngangeni" dengan irisan2 dagingnya yang uempuekkkkkk.... belum lagi deretan piring dari kue2 basahnya yang uenak2 seperti lumpia, lemper, lumpur, onde2 dll.. Pokoknya : mak nyusssssssssss....

 
Adapun Rujak Mentawai sesuai namanya memang di jalan Mentawai. Saya sungguh tidak kenal keduanya, jadi tidak perlu khawatir bahwa saya dibayar keduanya untuk mempromosikan warung mereka di blog ini. Tetapi sebagai orang Malang, saya ingin pembaca2 blog saya dari luar Malang mengenali beberapa "destination" khas ini. Rujaknyapun khas karena irisan cingurnya yang juga besar besar dan uempuekkkkkk....plus es dawetnya yang suegerrr...


Oya sorenya sempat melongok Pujasera di gang buntu Kajoetangan dekat Fuji. Gang ini padat dengan berbagai makanan minuman murah meriah, mulai Tahu Campur, Siomay, Kupang, Lalap Ayam, Bebek , Ronde, dll.

Lha lucunya, pada hari kepulangan mereka ke Jakarta, kami semua mengejar makan pagi terpagi di RR yaitu jam 7 karena pesawat berangkat jam 8.55. Diwarung RR ternyata sudah dipadati para " early-bird " seperti kami. Ternyata para "penyarap pagi " ini bertemu lagi semuanya di bandara Abd. Saleh, dan semua terlihat menenteng kresek hitam berisi kotak2 kue dan rawon.... oalaa..

Demikian daya pikat Malang, yang sulit tergantikan. Sudut2 jajanan lain masih banyak yang bisa ditulis, seperti misal Toko Oen yang dua hari lalu saya kunjungi pada jam 11.00 siang bersama beberapa kerabat. Tumplek blek turis bule disetiap sudut Toko legendaris ini. Sayangnya mereka kurang merawatnya, sebab disana sini saya melihat kekumuhan. Taplak " mangkak " dan kotor, kaca2 etalase dan ruangan yang belepot, lantai yang penuh flek flek dan kursi2 yang catnya mulai "mrotoli"..... Adakah si pemilik tidak sempat merawatnya karena kepadatan tamu2nya? Sangat disayangkan sebab Toko Oen terlanjur masuk dalam Travel Guide ini ternyata tidak sebersih yang diharapkan.

Oya siang ini saya mendapat undangan makan siang bersama teman2 lama di HTS Lawang, mungkin saya bisa membuat catatan kecil lagi setelahnya.
Malang, Malang : "I Love You Fulllllll, hahaha....!!" ( th )

( Gambar diambil dari : http://t.1gstatic.com )

Jumat, 07 Agustus 2009

Merak Telah Terbang Tinggi







silahkan ke kabarindonesia.com diberita budaya, supaya tidak dobel, terima kasih. ( " Merak Telah Terbang Tinggi " )

( Photo by : Titiek Hariati )

Kamis, 06 Agustus 2009

" BERGENDONGAN DALAM DAMAI "






Dalam waktu kurang dari sepekan, Indonesia kehilangan dua seniman besarnya. Mbah Surip dan WS Rendra, meski keduanya berbeda aliran dan jurusan. Tulisan dengan judul " I Love You Full.....!!" sudah "tayang" di kabarindonesia.com.
Tetapi yang khusus untuk si burung merak, memang belum saya buat karena keburu ingin berbagi di blog ini. 

Lima belas menit yang lalu seorang teman menelpon panjang lebar khusus mengenai kedua seniman ini, maklum, mengobrolkan masalah masalah seperti ini memang tidak semudah obrolan tentang telo goreng dan perlu teman atau kerabat yang sama sama berminat di topik itu. Kalau tidak, salah salah telepon bisa di tutup....

Sebagai konsekwensinya, saya harus melayaninya ber menit2 yang ternyata hampir 63 menit.. Antara lain begini ( karena tidak direkam, pasti ada beberapa yang tidak 100% pas, dan kalau teman yang menelpon membaca dan ingin mengoreksi ini pasti sangat dipersilahkan):

" Lho mbak, mbah Surip itu kan populernya belakangan ini, tapi kok melebihi yang sudah duluan populer. Jangan jangan bukan karyanya yang membuat dia sangat dikenang ya? "
( Saya kesulitan menjawab, lha wong dengan kedua seniman ini saya babar blas belum pernah secara langsung mengenal dekat kecuali menonton " mas Welly " beberapa kali, itupun duluuuuuuuuuuu jaman2 kuliah di Yogya... maka saya coba menjawab agak hati2 : )

" Mungkin ya mungkin bukan. Yang jelas, manusia dikenang secara utuh..."
" Utuh gimana? "
" ( Aduhh.. pagi2 diajak berfalsafah begini ini terasa berat, sebab memang jamnya kurang pas )
Ya, utuh itu sebagai manusia, ya kadar ke profesionalitasnya, ya kadar pribadinya, ya kadar kadarnya yang lain gitu mungkin...."

" O.. jadi seniman seperti mbah itu nggak cuma dilihat Tak Gendongnya ya, tapi juga si mbah sebagai sosok manusia? Berarti mbah itu luar biasa ya, lha wong dikenang , dicintai dikangeni ribuan bahkan mungkin jutaan orang....?"

" Ya kira kira begitu...." ( saya khawatir dia mengejar dengan pertanyaan lain lagi )
" La tapi.... " ( aduh, mati aku !, dilanjutkan ) ..... gini mbak, biasanya orang yang meninggal dengan begitu dikenang dan dicintai banyak orang itu yang spiritual-life nya berkwalitas to ?"
( Aduh, sekarang pertanyaannya malah kearah lebih berat, saya jadi lebih ber hati2 menjawab )

" Maksudnya apa seseorang itu HARUS TAMPAK dihadapan orang lain rajin beribadah, rajin ke masjid atau gereja atau vihara dan lain lainnya begitu? Sehingga dia ber hak berpredikat Cum Laude dalam kehidupan spiritualnya?", tanya saya.
" Ya mungkin gitu salah satu nya...." ( teman tersebut malah suaranya mendadak ragu2 )

" Begini saja, saya sangat takut menilai seseorang dari LUAR nya, istilah ngepopnya : menilai buku dari covernya! Dan kembali ke mbah tadi, saya pikir TIDAK ADA satupun manusia yang ber hak dan mampu menilainya dalam soal ini, karena itu adalah sepenuhnya " urusan yang sangat personal " antara si mbah dan penciptanya...lho hallo?" ( kok disana hening... )

" Ya mbak, aku mendengarkan...." ( O...saya kira putus )

" Pengalaman saya pribadi mungkin dapat saya share. Saya dulu pernah bekerja disebuah tempat yang memang ruang untuk beribadahnya terbatas, kecuali kita mau berjalan kaki sekitar 100 meter untuk menuju ruang ibadah yang lebih layak. Saya memilih yang terbatas saja, bahkan saya paling suka bergelap gelap dibelakang pintu ruang menyimpan file file yang sempit.
Seorang teman menegur kenapa tidak ke seberang yang 100 meter itu saja sebab disana leluasa dan lebih "layak".....?"

" Ya kan lebih enak to mbak?", teman menimpali.
" Saya percaya, Tuhan mendengar doa kita dari sudut manapun bahkan yang tergelap . Saya takut bila saya berjalan 100 meter ketempat yang layak tadi, nilai rapor saya justru merah, karena saya pasti akan berpapasan dengan banyak kolega atau teman yang mengetahui tujuan saya memasuki gedung sebelah yang berjarak 100 meter untuk sholat, dan saya paling takut
Tuhan mengetahui hati terkecil saya yang berniat pamer beribadah ini..."

" Lho..la kalau orang ke masjid itu bagaimana?"
" Ya itu lain, sebab kebanyakan kita bertemu dengan orang2 yang tidak kita kenal kecuali masjid di perumahan kita..."
" Hm, jadi maksudnya, nggak perlu ya mbak di pamer2kan? "

" Ya tidak, karena akan sangat menumbuhkan arogansi bahwa " kita lebih baik dari orang lain "
aduh... padahal hanya ALLAH SWT yang berhak menilainya....."
" Lha kembali ke mbah Surip tadi, mbak melihatnya pasti dari sisi kwalitas pribadinya to yang menonjol?"

" Saya bukan orang yang berwenang menghakimi. Yang jelas ketika sedemikian banyak orang membicarakan ketulusannya, kehangatan dan kesetiaannya dalam berteman, kesederhanaannya dan kerendahan hatinya, maka buat saya karya karya mbah yang lebih nyata adalah PESONA PRIBADInya!" ( aduh, akhirnya saya " terjebak " juga ! )

" Yaya...agak jelas mbak, soal yang lain lain tadi sebaiknya kita serahkan yang diatas ya?"
" Oalaaa... ya iyalah, kita ini apa dan siapa kok berani2nya menghakimi orang lain? Andaikan pun kita sudah lebih baik dari orang lain ya ucapkan saja alhamdullilah dan doakan semoga orang lain segera mendapat hidayahNYA, dan tidak perlu ribut ber gosip2 kesana sini menyebar luaskan kwalitas spiritual seseorang yang sebenarnya kita sungguh awam karena yang terlihat adalah permukaan dari gunung es......"

Nanti kalau kecelik gimana, bahwa orang yang kita anggap tidak berkwalitas kehidupan spiritualnya malah ternyata lebih mumpuni dari kita?
Siapa teman atau kerabatmu yang tahu bahwa engkau bangun tengah malam, berwudhu dan bersholat tahajud atau wiridzan hingga subuh?
Siapa teman atau kerabatmu yang tahu bahwa engkau rajin mendoakan musuh musuhmu agar diampuni dan diberkahi?
Siapa teman atau kerabatmu yang tahu bahwa engkau menangis karena mereka menghakimimu sedemikian kejam padahal mereka tidak mengenal kwalitas spiritualmu yang jauh dari ria?
Siapa teman atau kerabatmu yang tahu bahwa engkau dicintai sedemikian banyak anak anak yatim piatu karena aliran cintamu untuk mereka yang tanpa batas?
Siapa teman dan kerabatmu yang tahu bahwa engkau selalu ada untuk temen2mu yang dalam kesulitan?
Siapa teman dan kerabatmu yang tahu bahwa tengah malam engkau membaca Al Quran sambil sesenggukan karena takut dan bergetar hatimu?
Hallo...hallo...?"

" Waduh mbak, manusia memang kejem yo?"
" Bukan kejam, hanya mereka TIDAK TAHU. Tidak tahu apa yang ucapkan, tidak tahu apa yang diperbuat. Itu saja. Dan sering menilai itu hanya yang tampak luar, itu saja..."
" Aku mulai paham mbak, mengapa mbah Surip begitu disayang...."
" Semoga. ...."
" Tapi ( lho, masih ada lagi?)......kenapa ya orang2 memang cenderung membaca yang tampak saja?"

" Manusia pada dasarnya senang yang mudah2 dan tidak ruwet. Jadi yang kasat mata itu lebih dijadikan ukuran daripada yang sulit2 digalinya karena dia berada dalam kolam iman jauh didasar hati seseorang. Juga mungkin latar belakang setiap orang itu berpengaruh.."

" Wah kalau mulai bahasan psikologis, aku seneng mbak.."
" Ini bukan itu, tapi sederhana saja, orang kalau BALANCE pasti AMAN, aman buat dirinya dan orang lain. Tidak balance itu macam2. Mungkin secara fisik dia merasa kurang, misal kurang mancung alias pesek seperti saya, kurang tinggi, botak, atau apalah. Terus kurang disegi yang lain lain, sehingga dia ingin "menyeimbangkannya" dengan memberikan kritikan2 tidak membangun , selalu menemukan kekurangan orang lain, mencela dan semacamnya. Pribadi yang balance itu umumnya selalu positif bahkan pada orang yang negatifpun dia selalu bisa bersikap positif dan bersahabat.... Enak to, Mantep to?"

" Yayaya... saya ini balance ta mbak?"
" Yang paling tahu ya situ sendiri, saya tidak berhak menghakimi, tapi selama pertemanan ini kok rasanya okay okay saja, berbeda pendapat itu kan biasa, tapi kita awet berteman to?"

( Pembicaraan kami berakhir setelah didepan pager mbok sayur teriak2 sayurrrrrrrrrrrrrr dan saya harus pamitan karena hari Jum'at ini saya mempunyai dua agenda juga, nanti malam ada tahlilan kerabat dan siang ini sebelum Jum'at an ada urusan paspor, enak to...? )
Selamat jalan mbah, juga selamat jalan si burung merak, I Love You Fullllllll........!! ( TH )

Sumber gambar :

http://dwikisetiyawan.files.wordpress.com/2009/08/karikatur-mbah-surip.jpg
http://mepow.files.wordpress.com/2009/08/ws-rendra1.jpg