Kamis, 20 Agustus 2009

MASA PENCUCIAN







Ramadhan telah tiba. Alhamdullilah ternyata kita masih diberi kesempatan ( lagi ) untuk mengikutinya yang mudah mudahan hingga ke ujungnya nanti. Mengapa kita merindukannya? Sungguh tiada bulan yang menandinginya. Kucuran rahmat, ampunan dan pencucian yang dijanjikanNYA sungguh menggetarkan. Betapa tidak? Tidak seorangpun tahu kapan usia kita akan berakhir. Semenit lagi atau 50 tahun lagi? Maka ketika rahasia ini menjadi hak NYA, yang dapat dilakukan hanyalah berupaya untuk meraih cinta NYA. Mudah ditulisnya, tapi sangat tidak mudah menjalankannya tersebab manusia yang lebih suka tergoda bermacam hal semu.

Mungkin sholat yang bolong2. Mungkin puasa yang terkadang "lupa". Mungkin hak hak kaum duafa yang belum terkucurkan secara iklas dan benar. Mungkin naik haji yang tertunda karena mendahulukan mobil baru. Mungkin mengabaikan suara adzan karena asyik ber Ungu , Wali atau Hijau Daun dan lainnya. Mungkin absen sholat Jum'at karena masih duduk manis di cafe sebuah mall, Dan banyak lagi mungkin mungkin lainnya......

Debu debu hati pun bertambah dari gram ke gram lainnya yang akhirnya menumpuk menjadi kilo. Debu akhirnya menjadi kerak. Kerak hati. Maka Ramadhan sungguh merupakan keajaibanNYA, kebesaranNYA, kemahapengampunanNYA, karena disinilah manusia dengan segala kerak kerak hatinya dibukakan pintu ampunanNYA, Sungguh Maha Suci Allah!

Marilah dengan segenap kerendahan hati dan kepasrahan, kita serahkan kerak kerak yang mungkin terendap ini agar dibersihkanNYA, dicuciNYA, diguyur dengan zam zam NYA hingga kita sekalian " megap megap " dan bersih sebagaimana ketika rahim ibu meluncurkan kita kedunia, amien amien ya Robbillalamien..

Mendahului meminta maaf bukanlah sebuah perendahan martabat, melainkan kekayaan hati. Maka biarlah detik detik menjelang Ramadhan ini menjadi kesempatan untuk bersilaturahmi kepada teman, tetangga, kerabat, saudara dan lainnya guna memintakan maaf atas segala kerak yang pernah ada. Se gram pun debu melekat dihati, ia akan mengotori kafan kita dikelak kemudian hari. Mengapa menunggu hingga ajal?

Ramadhan selalu dirindukan dan ditangisi diakhirnya, andai saja setiap hari adalah Ramadhan, ya Allah, beri hambaMU ini kesempatan untuk menuntaskannya hingga ujung bulan nanti.
Amien. ( th )

( Gambar diambil dari : http://haqaonline.lightuponlight.com/ )

Tidak ada komentar: