Jumat, 29 Desember 2017






 .. " Malam Tahun Baru ? Laopo Enake ? " ..
beberapa kerabat dan teman sudah " pating pecitat " keluar Malang
 untuk merayakan Malam Tahun Baru 2017 / 2018 .
 ada yang sudah berangkat ke Jakarta , Bandung , Yogya , Bali
 bahkan kemarin ada yang ke Tanah Suci untuk umroh 
sampai Januari 2018 . 
bagaimana dengan pembaca atau saya ? 
 mungkin sudah ada yang booking dinner di hotel atau bahkan 
menginap sampai sunrise 2018 ? pilihan seabreg . 
mulai gunung , laut , camping , kebun , puncak gunung ,
bersalju salju  atau menyelam dilaut ?
 di TV terlihat kepadatan lalin untuk tujuan2 berlibur , 
sampai saya bingung melihat arusnya yang serba terbalik yaitu
 dua arah yang berlawanan sama padatnya . maka saya mbathin :
" la daripada satu kesana yang lain kesini mbok yao 
tetap saja ditempat masing masing ,
hehehe .. "
sebetulnya mengapa orang sibuk menentukan saat pergantian tahun ?
macam2 alasannya . selain sebagai kenang2an akhir tahun ,
kencan ataupun sekedar daripada tenguk tenguk dirumah , 
sebetulnya dan intinya adalah bahwa 
" manusia itu mahluk yang tidak tahan sendirian disaat 
yang lain rame kumpul2 " ... betulkah ? ya dan tidak juga . 
sebab justru ada teman dan kerabat yang 
" suka bersendiri dimalam tahun baru " dengan alasan ber beda2 .
alasan yang satu :
" untuk apa menghabiskan uang yang tidak bermanfaat ,
 mending dirumah saja nonton TV dan duitnya bisa saya
 berikan rumah yatim piatu " 
saya merasa ybs ini sungguh mulia .
alasan orang yang lain :
" malam tahun baru itu mending dirumah , 
makan2 dengan keluarga dan duitnya
 ditabung untuk liburan yang lebih pas dan tidak ber desak2 " .
 ini saya pikir juga bener .
 alasan orang ke 3 :
" malam tahun baru itu tidak perlu harus kesana sini ,
 selain ngabisin duit juga capek , kemana mana macet &
 brisik plus bahaya . acara TV kan bagus2 ,
 apalagi kalau hujan2 , waa .. lebih romantis dirumah , 
selimutan sambil nyamil yang enak enak
 dan berdua , asekkk ... " .
 naa , kalau yang ini saya tidak komentar ,
 sebab sudah pasti ini tipe " dunia milik berdua " hehehe ... 
maka apapun alasannya untuk malam tahun baru
 dirumah atau diluar rumah atau diluar kota , pulau bahkan negeri ,
 itu memang pilihan masing2 yang tidak layak diperdebatkan . 
apakah mau menghabiskan pergantian tahun didalam rumah ibadah ,
 mau dinner di kutub utara atau menyepi ditengah atlantik 
atau menunggu sunrise di Santorini ,
 semuanya sah saja . 
adapun pilihan saya sendiri , saya masih rahasiakan sebab
 saya menahannya untuk bahan blog 2018 nanti . 
sudah pernah saya alami " 1st sunrise of new year " di
 gunung , pantai , rumah , luar kota ,
 luar pulau bahkan berbelas tahun dibelahan benua lain ,
 maka tahun ini saya sungguh ingin sedikit berbeda .
 penasaran ? ikuti saja " kisahnya " awal Januari 2018 nanti
 di blog yang sama hehehe ... 
ketika kehidupan tidak selalu sesuai dengan apa yang diimpikan ,
 maka ciptakanlah sesuatu yang baru dan menantangmu , 
lakukan dengan sepenuh passionate ,
maka engkau akan terkejut bahwa 
hidup ternyata mampu memberimu " pengobat luka " ! 
Happy New Year .... !!
( Titiek Hariati ) 
 ( Writing & Photos by : Titiek Hariati , Dec . 2017 )
01 . ijo royo royo , kepanjen , 2015
02 . great ocean , melbourne 2016
03 . panderman hill , batu , 2016
04 . vosco , 2016 
05 . djati djoglo , 2016
06 . pisgor , djati djoglo 2016
07 . " feeling like @home " , 2016
08 . brunetti , melbourne 2016
09 . just guess ..





 

Kamis, 28 Desember 2017






 .. " Kena Pitnah Bu Lilis di Makaroni Ngehe " ..
 adalah fakta bahwa saya betul betul kena " Pitnah Bu Lilis " saat di Makarono Ngehe , Jalan Soekarno Hatta , Malang .
 cuma " pitnah " nya bisa  dibungkus dan dibawa pulang hehehe ... 
jaman sudah bergeser , 
nama nama cafe ataupun menu saat ini sudah " diluar nalar "
 yang kalau orang jadul menilainya mungkin " sudah tidak waras " . 
tapi apa benar begitu ? menurut saya , 
nama apapun sah sah saja sebab dalam teori marketing 
" makin edhan makin menarik perhatian " hehehe ..
naaa , setelah di Jakarta memiliki banyak cabang , 
Malang agaknya menjadi pilihan " Makaroni Ngehe " yang sejak 
beberapa bulan ini ada di Jalan Soehat . 
 
siapa tidak kenal makaroni yang dimasa kecil sering saya temui 
dalam masakan sup ibunda dan bentuknya yang seperti pipa 
membuat saya sering kena tegur ibunda gara gara saya
 meniup niupnya saat makan
 sampai makanan saya  sudah " mbedhedeg " ! 
ditangan yang kreatif , makaroni bisa menjadi apa saja
 baik berupa camilan ataupun makanan berat . 
kehadiran " Makaroni Ngehe " atau MN ini sudah tentu disambut
 terutama kaum muda Malang dengan sukacita sebab yang
" unik2 dan baru " lebih cepat menarik daripada 
yang " sudah biasa ada " . 
 maka meski tidak muda , sayapun ingin mencoba dua jenis
 Makaroni . yang pasti bukan level 5 yang terpedas , 
tetapi cukup level 1 dengan dua rasa berbeda . kesan nya ?
 namanya camilan , " ya begitulah " , lumayan kalau untuk teman 
nonton TV atau sambil nyetir buat anti ngantuk hehehe ... 
di MN ini kita bisa pilih yang kering atau basah , 
juga ada bihun goreng , otak2 goreng , usus goreng dll . 
pilihan rasa ada asin , pedas , keju , balado atau ori . 
mulai 6ribu perbungkus hingga 22 ribu yang mau setoples . 
 tapi intinya MN hanya melayani untuk dibawa pulang , 
tidak tersedia tempat untuk ngobrol sambil nyamil makaroni .
 naa .. buat yang penasaran dengan Pitnah Bu Lilis atau 
bersedia Dicuekin Pak Zaenal atau Kepret Pak Endang ,
silahkan langsung ke Jalan Soehat Malang .
 sebuah kedai mungil berwarna merah mencolok akan 
mudah menandai MN ini ... yukkk ... !
( Titiek Hariati )
( Writing & Photos by : Titiek Hariati , Dec . 2017 )

01 . ori dan balado
02 . atmosfer
03 . ciri khas , merah
04 . daftar menu
05 . merah mencolok meski mini








 

Rabu, 27 Desember 2017





 .. " Ketemu Rawon di Rumah Susu Sudiro " ..

 niatan dari rumah , mencari warung Rawon yang konon cukup 
terkenal di Batu yang hanya berjarak sekitar 10 menit dari 
rumah saya dalam keadaan tidak macet .
" Ha Ha " , tidak macet ?
 mana ada saat ini yang tidak macet ?
 apalagi arah Batu saat weekend , lebih baik cari destinasi lain ! 
maka sayapun santai2 ketika hari biasa ke Batu meskipun 
terkadang di titik tertentu macet . ternyata di warung yang
 saya tuju bertuliskan " buka jam 17 .00 " ! 
yo wes , dengan sedikit kecewa saya lanjutkan sampai 
Alun Alun Batu dan putar balik arah Malang . 
mungkin niatan Rawon harus diganti yang lain alias siang itu
 saya diingatkanNya untuk tidak makan rawon ? hehehe ...
nah , saat putar balik inilah mata saya menangkap tulisan 
" Nasi Rawon " di sebuah warung gede di pojok Alun Alun
 atau tepatnya di Jalan Sudiro 8 , Batu . 
 agak ragu ragu sebab dipapan namanya yang guedee itu tertulis :
" Rumah Susu Sudiro " , KUD Batu , dan tulisan 
Nasi Rawon ada disebelah bawahnya , kecil .
 " mbak , ada nasi rawon ? " , dijawab " o ada .. silahkan , 
tapi maaf ya masih sedang dipanasi " ... oya , kalau rawon dingin
 ya pasti kurang enak , batin saya dan saya ikhlas saja menunggu
 sambil melihat2 suasana disitu .
 naa , karena tertulis Rumah Susu maka sayapun memesan susu
 sebagai teman rawon yang kata mbak nya :
" susunya panas ya bu " .. 
( gundulmu , batin saya terkekeh ..hehehe .. ) .
mengamati suasana Alun Alun Batu dari tempat duduk saya , 
menarik , sebab tempat ini dulunya biasa2 saja tetapi 
saat ER menjadi walikotanya maka Alun2 ini menjadi semacam 
pusat hiburan rakyat terutama bagi yang tidak mampu membayar
 ratusan ribu masuk Jatim Park 1 , 2 dan 3 . 
omong2 soal ER , memang Batu disulap bukan saja menjadi 
kebanggaan masyarakat Batu nya tetapi bahkan 
Indonesia secara umum karena munculnya berbagai 
tujuan wisata modern bertaraf internasional dan hal ini membawa
 dampak meningkatnya kesejahteraan masyarakatnya yang 
semakin Sadar Wisata & Sadar Lingkungan . 
 kalaupun sebuah " kekhilafan " akhirnya menggelincirkan ER ,
 nampaknya jasanya terhadap Batu masih dikenang
 dan karenanya " kekhilafan " tersebut masih " dimaafkan " 
oleh masyarakatnya , entah kalau lawan politiknya .
 tengah melamun " politik " ini , saya dikejutkan oleh 
suara " srek - srek " dimeja saya , yaitu turunnya Nasi Rawon 
dan gelas susu dari nampan pramusaji dimeja saya hehehe ..
 wow , sebuah makan siang yang nyaris sempurna , 
jadi ingat masa kecil yang saat makan kapanpun ,  
ibunda selalu menyediakan susu 
( meskipun badan saya tidak pernah bisa gemuk hihihi .. )
 oya .. menurut lidah saya , rawon di sini lumayan , 
baik empuknya daging maupun rasa kuahnya meskipun  agak 
sedikit kurang kental dan gelap 
( iya sih , kalo dibandingkan dengan kuah cumi cumi hehehe ... ) . 
ya sudah , hitung2 sebagai pengganti warung rawon
yang tutup tadi , di Rumah Susu Sudiro ini boleh dicoba
 dengan harga per porsinya 20 ribu dan 7 ribu untuk susu panasnya .
dengan letaknya yang dipojok , 
memberi kita pilihan untuk duduk yang sesuai selera 
meskipun viewnya hanyalah Alun Alun Batu .
juga buat pecinta Yogurt , disini tersedia yogurt bahkan 
dalam botol ukuran gede ... yukkkk ....
 ( Titiek Hariati )
 ( Writing & Photos by : Titiek Hariati )

01 . rawon rumah susu
02 . tampak dari luar , pojokan jalan Sudiro Batu
03 . daftar menu
04 . atmosfer
05 . susu sapi segar e .. panas ..
06 . rawon + susu







 

Selasa, 26 Desember 2017






.. " Bawalah Pispot ke Coban Talun " ..
  judul diatas itu harap dipahami harafiah ! 
setidaknya itulah pengalaman saya pada tanggal 20 Desember 2017 yl . 
 berangkat dari rasa penasaran bagaimana wajah Coban Talun 
di Batu ini setelah sekian tahun tidak saya lihat , 
maka pada tanggal itu saya sengaja luangkan waktu kesana . 
dari rumah saya kalau tidak macet hanya 10 menit ke Batu .
 tapi saat ini bagian Malang Raya mana yang tidak macet ? 
 mengambil arah seperti kalau ke Cangar , 
dan belok kiri sebelum Sumber Brantas , disitu ada petunjuk panah
 arah Coban Talun / CT . jalannya memang menanjak , jadi 
siap2 saja gigi satu terus apalagi kalau rame dan macet hehehe ...
 memilih hari Rabu dan bukan weekend dengan harapan CT sepi . 
duluuu , sekitar tahun 82-83 saat pertama kali saya ke CT ,
 lingkungannya masih sangat alami  bahkan rombongan kecil saya sempat
" kecemplung " sungai ketika menyeberangi kearah air terjun.
 sayangnya foto2 jadul itu tidak saya temukan , 
padahal saya sangat ingin memancing teman2 rombongan saya ke CT 
saat itu lewat instagram dan berharap mereka bisa kontak kembali . 
setelah melewati loket penjualan tiket yang saat ini per orang 
dikenakan 10ribu dan mobil juga 10 ribu , 
saya masuk untuk mencari tempat memarkir .
 olala ... ! surprise ... 
 bahwa ternyata dihalaman sebelah dalam sudah sangat padat oleh 
rombongan bus bus , mobil mobil dan ratusan motor !! lo ... ono opo iki ,
batin saya . ada sekitar 25 bus besar disana dan puluhan mobil 
yang seolah tidak muat lagi ditampung ,
sehingga didepan2 warung , di tepi2 jalan sudah penuh sesak . 
dan saya melihat ratusan anak anak Pramuka yang sibuk mengangkuti 
barang2 menuju perkemahan dll . ruwet mumet .
" ada acara apa dik ? " , saya penasaran ,
dijawab " camping , sampai Jumat " ! oalaa ... 
waduh betul2 saya datang salah waktu hehehe ... ya sudah ,
 mau gimana lagi . sayapun menuju jalan setapak arah air terjun yang 
pagi itu justru terlihat sepi . lho ? lagi2 saya bertanya pada 
Pramuka yang lain mengapa mereka tidak ada yang ke air terjun ? 
dijawab " kami hanya camping saja , tidak ke air terjun " ... ooo ...
 jalan setapak ini sangat berbeda jauh dengan yang
 saya tempuh sekian tahun lewat , dan terlihat masih sangat baru dibuat
 serta masih alami alias berbentuk tangga dari galian tanah .
untung tidak hujan sebab dalam keadaan tidak hujanpun 
sudah terasa licin . saya berpapasan dengan 
beberapa orang dan grup grup kecil .
 setelah sekitar 1km berjalan akhirnya 
sampai di air terjunnya ! ternyata sudah lumayan ramai dan
 beberapa warung sudah berdiri disana menyediakan kopi dan mie gelas ,  
menu standar untuk tempat2 wisata seperti ini .
 sebuah panorama cantik terbentang didepan saya ,
 dan sebagaimana tempat2 air terjun lainnya di Malang Raya , 
CT ini juga punya riwayat dan legendanya sendiri . 
Malang Raya memang dikepung oleh gunung2 , air terjun , 
sungai sungai dan pantai pantai diselatannya ,
 sebuah anugerah alam yang luar biasa ! 
jeprat jepret sampai puas , sayapun mampir di warung kopi 
depan air terjun . sekitar sejam " tenguk tenguk "
 menikmati gerojogan suara air terjun sambil mengamati pengunjung2
 yang aneka rupa dan tingkah , gerimis tiba tiba datang ,
sayapun  berkeputusan untuk pulang mengingat jalan setapaknya 
yang pasti super licin terkena hujan .
 tiba tiba seorang penduduk lokal menyapa :
" buu , ini lo ada pak Suryadi penjaga air terjun yang bisa 
sama2 ibu turun sebab agak licin lo .. " .. saya melihat ada
 bapak2 sepuh yang disebut sebagai " penjaga / juru kunci " CT
 tadi mengangguk pada saya dan sayapun mempersilahkan
beliau berjalan dengan saya kearah bawah .
 sambil berjalan beriringan dijalan setapak , pak Sur ini ternyata 
sudah berusia 91 tahun ! tapi jangan salah , 
dari gesitnya berjalan , saya hampir saja kalah cepat , 
terlihat bahwa pak Sur ini  orang yang banyak bergerak atau 
beraktivitas . " saya yang mbuat jalan setapak ini sendirian
 sebab tidak ada bayarannya jadi ya tidak ada yang mau .
 ini kiri kanan masih saya kasi pengaman dari batang2 kayu ,
 moga2 besok2 ada bantuan dari pemerintah untuk paving atau pager
 sebab memang bahaya kalau nggak dipageri " , jelas pak Sur .
saya diam diam kagum dan salut bahwa sesepuh itu beliau masih
 punya dedikasi tinggi untuk lingkungannya ! 
tiba tiba pak Sur mengambil ranting kayu agak besar dan 
mematahkan ranting2nya hanya dengan tangan kosong dan memberikan
 batang kayunya sebagai tongkat untuk saya 
( tongkat ini saya bawa pulang sebagai kenangan pada 
dedikasi beliau untuk lingkungan Coban Talun ) . 
tongkat itu ternyata memang sangat membantu untuk naik dan 
turun dijalan setapak yang mulai terasa licinnya terkena gerimis .
 berkat ceritanya yang panjang lebar tentang
 perjuangannya sejak jaman penjajahan , Jepang dan
 Kemerdekaan , G30S hingga saat ini , 
tidak terasa akhirnya kami sampai dibawah .
tiba tiba pak Sur berkata : 
" bu , kalau mau foto foto ditaman ini biar saya antar ke loket 
supaya gratis sebab saya yang bikin tamannya " .
disebuah taman agak sebelah bawah air terjun ,
 ada lokasi dimana kita bisa bermain , ber selfie ria , atau 
tiduran di hamok atau duduk dibeberapa gazebo dll dengan
 membayar tiket 5ribu rupiah . 
saya lagi2 kagum koq " mbah Sur " ini banyak banget kontribusinya.
 wow ... tapi karena gerimis makin deras , 
saya hanya berterima kasih atas tawarannya dan kami berpisah
 didepan loket taman . diam diam saya merasa beruntung bahwa
 hari ini saya bisa ngobrol dengan juru kunci CT yang banyak
 memberi saya wawasan tentang pelestarian lingkungan CT
yang dijaganya bak menjaga rumah sendiri ! 
sampai ditempat parkir dimana saya tadi harus terpaksa parkir 
dihalaman warung yang tidak saya kunjungi , 
saya merasa ( harus ) segera  ke kamar kecil . 
menuju toilet terdekat , ternyata sudah ratusan ( ! ) yang 
mengantre disitu plus ingin sekalian berwudhu karena sudah memasuki 
saat sholat dhuhur ! waduh ... tidak mungkin 
menunggu begitu lama . saya mencari toilet lain diseberang jalan !
 ternyata malah sudah tidak ada lagi toilet disitu !
beberapa penduduk lokal memberi saya info bahwa
 ya hanya itu toilet yang tersedia dan tidak ada cara lain selain antri ! 
saya surprise , karena membayangkan ratusan pramuka peserta
 camping itu bagaimana cara mereka mengatur mandi dan BAB nya ,
apakah panitianya tidak lebih dulu men survey 
fasilitas yang ada ?
maka dengan " setengah ngempet " saya agak ngebut kearah Batu
 untuk mencari " pelepasan adrenalin " hehehe ... 
berhenti di warung KUD Batu untuk segera ke WC nya dan 
" terpaksa " sayapun harus makan siang dengan soto daging yang 
ada disitu ( mosok cuma nunut pipis ? ) .
 " mbak , sama jeruk panas ya " , itu pesan sponsor dari saya ,
 yang dijawab " nggak ada buu, disini cuma ada minuman susu panas " ,
 ooo ... saya lupa bahwa itu warung susu KUD Batu , 
ya sudah , soto daging plus susu panas , tidak usah diperdebatkan
pas tidaknya kombinasi ini , yang penting saya sudah
 terlepas dari siksaan  antrian panjang toilet di Coban Talun ! 
maka dengan sangat serius saya anjurkan pada pembaca yang akan ke CT 
 terutama pada saat weekend atau liburan2 sekolah , 
" bawalah sendiri pispot bagi pengunjung wanita , 
daripada kita menderita kencing batu " hehehe .. 
 untuk pria , saya yakin tidak masalah ,
 terutama karena dilingkungan CT banyak pepohonan dan semak
 asalkan anda " tidak sembrono " !
 oya sekedar tambahan informasi 
bahwa CT ini berada dalam satu kawasan dengan
 tujuan wisata baru di Batu yaitu Kampung Apache 
sehingga mengunjungi keduanya pada saat
yang sama sangatlah dimungkinkan. yukkkk , 
jangan lupa pispotnya !
( Titiek Hariati ) 
( Writing & Photos by : Titiek Hariati , Dec. 2017 )

01 . dijepret dari arah air terjun
02 . jalan setapak yang bisa licin berlumpur
03 . coban talun
04 . atap biru , warung kopi depan air terjun
05 . sang juru kunci , mbah Suryadi
06 . hutan pinus
07 . sebagian jalan setapak yang sudah lumayan tertata
08 . cantik