Selasa, 26 Desember 2017






.. " Bawalah Pispot ke Coban Talun " ..
  judul diatas itu harap dipahami harafiah ! 
setidaknya itulah pengalaman saya pada tanggal 20 Desember 2017 yl . 
 berangkat dari rasa penasaran bagaimana wajah Coban Talun 
di Batu ini setelah sekian tahun tidak saya lihat , 
maka pada tanggal itu saya sengaja luangkan waktu kesana . 
dari rumah saya kalau tidak macet hanya 10 menit ke Batu .
 tapi saat ini bagian Malang Raya mana yang tidak macet ? 
 mengambil arah seperti kalau ke Cangar , 
dan belok kiri sebelum Sumber Brantas , disitu ada petunjuk panah
 arah Coban Talun / CT . jalannya memang menanjak , jadi 
siap2 saja gigi satu terus apalagi kalau rame dan macet hehehe ...
 memilih hari Rabu dan bukan weekend dengan harapan CT sepi . 
duluuu , sekitar tahun 82-83 saat pertama kali saya ke CT ,
 lingkungannya masih sangat alami  bahkan rombongan kecil saya sempat
" kecemplung " sungai ketika menyeberangi kearah air terjun.
 sayangnya foto2 jadul itu tidak saya temukan , 
padahal saya sangat ingin memancing teman2 rombongan saya ke CT 
saat itu lewat instagram dan berharap mereka bisa kontak kembali . 
setelah melewati loket penjualan tiket yang saat ini per orang 
dikenakan 10ribu dan mobil juga 10 ribu , 
saya masuk untuk mencari tempat memarkir .
 olala ... ! surprise ... 
 bahwa ternyata dihalaman sebelah dalam sudah sangat padat oleh 
rombongan bus bus , mobil mobil dan ratusan motor !! lo ... ono opo iki ,
batin saya . ada sekitar 25 bus besar disana dan puluhan mobil 
yang seolah tidak muat lagi ditampung ,
sehingga didepan2 warung , di tepi2 jalan sudah penuh sesak . 
dan saya melihat ratusan anak anak Pramuka yang sibuk mengangkuti 
barang2 menuju perkemahan dll . ruwet mumet .
" ada acara apa dik ? " , saya penasaran ,
dijawab " camping , sampai Jumat " ! oalaa ... 
waduh betul2 saya datang salah waktu hehehe ... ya sudah ,
 mau gimana lagi . sayapun menuju jalan setapak arah air terjun yang 
pagi itu justru terlihat sepi . lho ? lagi2 saya bertanya pada 
Pramuka yang lain mengapa mereka tidak ada yang ke air terjun ? 
dijawab " kami hanya camping saja , tidak ke air terjun " ... ooo ...
 jalan setapak ini sangat berbeda jauh dengan yang
 saya tempuh sekian tahun lewat , dan terlihat masih sangat baru dibuat
 serta masih alami alias berbentuk tangga dari galian tanah .
untung tidak hujan sebab dalam keadaan tidak hujanpun 
sudah terasa licin . saya berpapasan dengan 
beberapa orang dan grup grup kecil .
 setelah sekitar 1km berjalan akhirnya 
sampai di air terjunnya ! ternyata sudah lumayan ramai dan
 beberapa warung sudah berdiri disana menyediakan kopi dan mie gelas ,  
menu standar untuk tempat2 wisata seperti ini .
 sebuah panorama cantik terbentang didepan saya ,
 dan sebagaimana tempat2 air terjun lainnya di Malang Raya , 
CT ini juga punya riwayat dan legendanya sendiri . 
Malang Raya memang dikepung oleh gunung2 , air terjun , 
sungai sungai dan pantai pantai diselatannya ,
 sebuah anugerah alam yang luar biasa ! 
jeprat jepret sampai puas , sayapun mampir di warung kopi 
depan air terjun . sekitar sejam " tenguk tenguk "
 menikmati gerojogan suara air terjun sambil mengamati pengunjung2
 yang aneka rupa dan tingkah , gerimis tiba tiba datang ,
sayapun  berkeputusan untuk pulang mengingat jalan setapaknya 
yang pasti super licin terkena hujan .
 tiba tiba seorang penduduk lokal menyapa :
" buu , ini lo ada pak Suryadi penjaga air terjun yang bisa 
sama2 ibu turun sebab agak licin lo .. " .. saya melihat ada
 bapak2 sepuh yang disebut sebagai " penjaga / juru kunci " CT
 tadi mengangguk pada saya dan sayapun mempersilahkan
beliau berjalan dengan saya kearah bawah .
 sambil berjalan beriringan dijalan setapak , pak Sur ini ternyata 
sudah berusia 91 tahun ! tapi jangan salah , 
dari gesitnya berjalan , saya hampir saja kalah cepat , 
terlihat bahwa pak Sur ini  orang yang banyak bergerak atau 
beraktivitas . " saya yang mbuat jalan setapak ini sendirian
 sebab tidak ada bayarannya jadi ya tidak ada yang mau .
 ini kiri kanan masih saya kasi pengaman dari batang2 kayu ,
 moga2 besok2 ada bantuan dari pemerintah untuk paving atau pager
 sebab memang bahaya kalau nggak dipageri " , jelas pak Sur .
saya diam diam kagum dan salut bahwa sesepuh itu beliau masih
 punya dedikasi tinggi untuk lingkungannya ! 
tiba tiba pak Sur mengambil ranting kayu agak besar dan 
mematahkan ranting2nya hanya dengan tangan kosong dan memberikan
 batang kayunya sebagai tongkat untuk saya 
( tongkat ini saya bawa pulang sebagai kenangan pada 
dedikasi beliau untuk lingkungan Coban Talun ) . 
tongkat itu ternyata memang sangat membantu untuk naik dan 
turun dijalan setapak yang mulai terasa licinnya terkena gerimis .
 berkat ceritanya yang panjang lebar tentang
 perjuangannya sejak jaman penjajahan , Jepang dan
 Kemerdekaan , G30S hingga saat ini , 
tidak terasa akhirnya kami sampai dibawah .
tiba tiba pak Sur berkata : 
" bu , kalau mau foto foto ditaman ini biar saya antar ke loket 
supaya gratis sebab saya yang bikin tamannya " .
disebuah taman agak sebelah bawah air terjun ,
 ada lokasi dimana kita bisa bermain , ber selfie ria , atau 
tiduran di hamok atau duduk dibeberapa gazebo dll dengan
 membayar tiket 5ribu rupiah . 
saya lagi2 kagum koq " mbah Sur " ini banyak banget kontribusinya.
 wow ... tapi karena gerimis makin deras , 
saya hanya berterima kasih atas tawarannya dan kami berpisah
 didepan loket taman . diam diam saya merasa beruntung bahwa
 hari ini saya bisa ngobrol dengan juru kunci CT yang banyak
 memberi saya wawasan tentang pelestarian lingkungan CT
yang dijaganya bak menjaga rumah sendiri ! 
sampai ditempat parkir dimana saya tadi harus terpaksa parkir 
dihalaman warung yang tidak saya kunjungi , 
saya merasa ( harus ) segera  ke kamar kecil . 
menuju toilet terdekat , ternyata sudah ratusan ( ! ) yang 
mengantre disitu plus ingin sekalian berwudhu karena sudah memasuki 
saat sholat dhuhur ! waduh ... tidak mungkin 
menunggu begitu lama . saya mencari toilet lain diseberang jalan !
 ternyata malah sudah tidak ada lagi toilet disitu !
beberapa penduduk lokal memberi saya info bahwa
 ya hanya itu toilet yang tersedia dan tidak ada cara lain selain antri ! 
saya surprise , karena membayangkan ratusan pramuka peserta
 camping itu bagaimana cara mereka mengatur mandi dan BAB nya ,
apakah panitianya tidak lebih dulu men survey 
fasilitas yang ada ?
maka dengan " setengah ngempet " saya agak ngebut kearah Batu
 untuk mencari " pelepasan adrenalin " hehehe ... 
berhenti di warung KUD Batu untuk segera ke WC nya dan 
" terpaksa " sayapun harus makan siang dengan soto daging yang 
ada disitu ( mosok cuma nunut pipis ? ) .
 " mbak , sama jeruk panas ya " , itu pesan sponsor dari saya ,
 yang dijawab " nggak ada buu, disini cuma ada minuman susu panas " ,
 ooo ... saya lupa bahwa itu warung susu KUD Batu , 
ya sudah , soto daging plus susu panas , tidak usah diperdebatkan
pas tidaknya kombinasi ini , yang penting saya sudah
 terlepas dari siksaan  antrian panjang toilet di Coban Talun ! 
maka dengan sangat serius saya anjurkan pada pembaca yang akan ke CT 
 terutama pada saat weekend atau liburan2 sekolah , 
" bawalah sendiri pispot bagi pengunjung wanita , 
daripada kita menderita kencing batu " hehehe .. 
 untuk pria , saya yakin tidak masalah ,
 terutama karena dilingkungan CT banyak pepohonan dan semak
 asalkan anda " tidak sembrono " !
 oya sekedar tambahan informasi 
bahwa CT ini berada dalam satu kawasan dengan
 tujuan wisata baru di Batu yaitu Kampung Apache 
sehingga mengunjungi keduanya pada saat
yang sama sangatlah dimungkinkan. yukkkk , 
jangan lupa pispotnya !
( Titiek Hariati ) 
( Writing & Photos by : Titiek Hariati , Dec. 2017 )

01 . dijepret dari arah air terjun
02 . jalan setapak yang bisa licin berlumpur
03 . coban talun
04 . atap biru , warung kopi depan air terjun
05 . sang juru kunci , mbah Suryadi
06 . hutan pinus
07 . sebagian jalan setapak yang sudah lumayan tertata
08 . cantik
















Tidak ada komentar: