Minggu, 31 Mei 2015





.." Bubur Bandung boyong ke Malang " ..

pagi pagi sarapan bubur ayam ? wow .. sulit ditolak !
 rasanya memang lebih pas, sebab kalau pagi pagi sudah langsung nasi itu terlalu  " bleggg ... " ,
alias terlalu berat hehehe ..
naaa, di Malang saat ini sudah dikepung bermacam bubur , mulai bubur kacang ijo, bubur ayam dll ( asal jangan bubur beras plastik ! )
soal rasa memang selera, sebab sayapun ternyata cukup milih milih ketika ada dua kedai bubur ayam yang letaknya berdekatan tapi tokh  lebih sering ke yang satu ini . 
namanya Bubur Ayam Pedo Jaya Khas Bandung. 
letaknya di jalan MayJen Panjaitan 89 Malang atau populer dengan nama lama yaitu jalan Betek. ini bukan warung atau kedai tapi lebih seperti gerobak atawa 1/2 kedai, 
tetapi soal omset jangan ditanya , lha wong pagi pagi saja sudah antri yang mau mbubur ! 
maka daripada berdesakan duduk dibangku bangku yang tak banyak jumlahnya dan persis di tepi jalan yang lalinnya padat dan macet, 
maka saya lebih suka mbungkus dibawa pulang dan dirumah bisa lebih santai mbubur sambil
denger musik hehehe ..
dengan 8IDR sebungkus kita sudah dibawa ke Bandung dengan rasa buburnya yang khas ! 
naa, buat terutama yang suka lembut lembut alias tak bergigi lagi,
 boleh mencoba bubur ayam yang satu ini ,
yukkkk .... 
( th ) 



( photos by : th, Bubur Ayam Bandung , Malang , Mei 2015 )








Rabu, 20 Mei 2015





.. " silahkan tebak , dimana ? " ..

bermunculannya rumah rumah ibadah baru dari berbagai keyakinan di Malang Raya tentulah melegakan meskipun tersirat harapan bahwa tempat tempat ibadah ini juga akan dipenuhi oleh para jemaahnya sehingga tidak terkesan hanya sekedar merupakan 
 " asesori " sebuah lingkungan .
kali ini saya ingin mempersilahkan pembaca menebak dimana kira kira letak masjid baru yang bahkan masih belum selesai sepenuhnya  ini , 
yang tentu saja ada di Malang Raya .
hadiahnya ? 
waa , kalau tebakannya tepat saya bakal pusing ditagih hadiah , maka sebaiknya tidak berhadiah saja hehehe .. yang jelas penebak pertama yang tepat,
 akan saya " umumkan " di blog ini berikut foto Anda kalau boleh !
naaaa ... tebak yaaa ...
( th )


( photos by : th , Masjid baru di Malang Raya , Mei 2015 )



 





.. " Lagi , Dapur Wisata Agro , ( m )Batu " ..

sekian tahun yang lalu, saya sudah menulis tentang resto yang satu ini di blog yang sama.
 lha kenapa koq ditulis lagi ? inilah daya tarik resto Dapur Wisata Agro / DWA ini , karena letaknya yang memang " ngangeni " alias tidak bosan2nya untuk kembali dan kembali lagi meskipun beberapa kali hanya untuk Tahu Petisnya saja hehehe ..
terletak di depan gunung Panderman mBatu yang elok, resto ini malah memanjakan kita dengan gubug gubugannya yang sangat terbuka dan udara bebas yang mengalir segerrrrr ....
 masih ditambah dengan Tahu Goreng yang bersambal Petis plus segelas Es Anti Stres alias Es serutan timun yang diberi kecrutan jeruk nipis dan ditenggorokan mak nyesssss ,
 semua stres hilang seketika hehehe ..
didepan mata selain gunung ,
juga terbentang ladang sayur , jadi buat makan makan memang tempat ini paling bikin krasan ! 
naa .. untuk yang punya hajat reunian, syukuran , rapat , ultah dll resto ini sanggup 
menampung hingga sekitar 200 an orang . bahkan yang misalnya outbond beberapa hari, 
disini juga menyewakan tempat menginap sekaligus berupa sebuah rumah / villa besar berkamar 5 yang bila dipakai berombongan / diborong sendiri , 
per malam 1,7 juta ( weekend 2 juta )
kearah Selecta disebelah kiri jalan , masuk ke Jalan Metro , terus saja lurus sekitar 1km sudah akan bertemu dengan DWA ini ! jangan tanya Gurami Bakar , Kuah Asem plus Oseng Kangkung dan Penyet Tempe nya bisa membuat " merem melek " hehehe ..
penasaran ?
selamat berburu DWA ! 
( th )


( photos by : th , Dapur Wisata Agro , mBatu , Malang , Mei 2015 )

01. gurami , kangkung , tempe penyet ,  jangan asem , sambel , mana tahannnn ... ?
02. es anti stres  dan  tahu petis , betul2 penyembuh stres ... !










.. " bertemu Ning Ayu di ( m ) Batu " ..

menjamurnya bisnis batik rumahan di Malang Raya melegakan, sebab hanya sekitar 10 tahun yang lalu rasanya batik belum sepopuler sekarang dan di Malang hanya ada beberapa toko batik 
yang masih awet sejak saya remaja , itupun hanya ada beberapa di jalan Basuki Rahmat 
dan satu lagi di Pecinan . 
ada dua jenis usaha dari batik rumahan . 
pertama yaitu yang memang memiliki " bengkel " batiknya sehingga pengunjung sekaligus bisa melongok ke dapur batiknya bahkan kalau berminat kursus juga bisa. 
itu misalnya di Andi Batik, nDruju Malang Selatan atau Batik Celaket. 
lha yang kedua adalah rumah batik yang hanya menjual batik saja , entah itu di " kulak " dari kota lain atau  batiknya diproses diluar rumahnya , pokoknya kita disitu hanya bisa melihat 
batik batik atau baju baju batik yang sudah siap pakai seperti 
Kemeja, Daster, Blus , Sarung batik
tapi ada juga yang mengkhususkan diri pada jenis batik tertentu dan dari daerah tertentu misal Batik Madura , Batik Pekalongan , Batik Cirebon dll . 
perkembangan ini sangat menggembirakan lha wong duluuuu kalau orang pakai baju batik umumnya dikomentari sebagai " ndhesooo ... koyok wong tuwooo .... kunoooo .... dst " ... 
( jadi saat tahun 1978 saya membuat kursus membatik dirumah dengan label " Dewangga Batik Course " maka tak lah heran bahwa murid murid saya saat itu 100% hanya para ekspat atau
 istri istrinya yang tinggal di Malang dan peminat lokal nihil hehehe .. )


naa .. sejak batik diumumkan UNESCO sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia dan dunia maka mak byurrr ... di Malang Raya pun bermunculanlah para batik - lovers yang jumlahnya semakin meningkat dari tahun ketahun .
 pun para remaja saat ini tidak lagi alergi pada batik karena ditangan desainer desainer muda yang kreatif maka batik telah disulap menjadi busana trendi yang uptodate dan fashionable !
sebenarnya Indonesia sudah sangat getol memperkenalkan batik secara nasional maupun internasional sejak sekian dasawarsa lewat melalui beberapa perancang batik yang 
legendaris seperti Iwan Tirta , Ramli dll bahkan dalam bermacam versi yang unik baik diatas kain mori  ataupun dalam bentuk batik bordiran , dll . 
naa .. salah satu rumah batik kita kali ini adalah " Griya Batik Ning Ayu " yang berlokasi di Batu tepatnya di Jalan Metro , perumahan Sisir Batu . 
disebuah rumah yang sejuk inilah kita bisa secara santai dan lesehan memilih milih berbagai jenis batik mulai yang untuk santai sampai yang formil 
dengan range harga cukup lebar untuk semua level kantong hehehe ..
jadi, kalau kebetulan wisata ke arah Selecta dan disebelah kiri jalan , boleh lah mencoba masuk ke gerbang jalan Metro dan hanya sekitar 25 meter dari gerbang itu kita sudah akan  
bertemu si Ning yang Ayu ... 
( th ) 


 ( photos by : th , Griya Batik Ning Ayu , ( m ) Batu , Malang , Mei 2015 )

01. batik lesehan
02. salah satu sudut
03. monggoooo ...




Kamis, 14 Mei 2015









 .. " Ngopi di Terra Bistro Bar " ..

Terra itu tepat berada di lantai II dari The Harvest di Jalan Pahlawan Trip, Malang dan sudah sekitar dua tahun ini ikut meramaikan tempat cangkruk alias ngopi di Malang. 
 ruangannya yang luas, nyaman dan terkesan modern tetapi juga punya sentuhan djadoel pada beberapa bagian, menyeret selera kita ke menu menu berbau Itali. 


 tapi kita permudah saja ya dengan menterjemahkannya kedalam grup menu
 Soup , Frites , Pasta , Fish , Meat , Pizza , Grill dan menu menu Dessert.  kita coba tengok beberapa main - courses nya ya..
untuk main-courses ada Ikan, Ayam, dan Daging seperti umumnya yaitu Tenderloin atau Sirloin Steak atau juga sup Buntut Sapi ( bukan kuda hehehe ... ) .


kalau ayam, ada Grilled Chicken Steak seharga 70K, terus juga ada Chicken Gordon Bleu 70K, atau Chicken Schnitzel 70K juga. kalau kopi2annya disitu ada misalnya Coffee 20K, Cappuccino 25K, Espresso 25K, Caffee Latte 25K dll yang juga rata rata 25K. ringkasnya disini harga menunya berkisar antara 18 - 285K bagi yang datangnya berkelompok.
  dengan atmosfer yang nyaman serta ruang yang lapang berikut terasnya yang sejuk ( asal tidak pas hujan hehehe .. ) Terra memang punya kelebihan . 
yang jelas , area parkirnya memberikan keleluasaan sehingga tidak harus bersulit sulit seperti halnya cafe cafe  ditepi jalan ramai dengan kepadatan lalinnya. dan saat pulang , 
boleh menengok kelantai bawah untuk oleh oleh yang dirumah karena coklat coklat di The Harvest  sangat sulit dilewatkan ..!
( th )



( photos by : th , Terra Bistro Bar , The Harvest , Malang , Mei 2015 )

01. hijau , hijau
02. filosofi kopi ..
03 . nyamil 
04 . friendly
05 . duet
06 . sibuk






















.. " 4M di Warung 86 " ..

kali ini saya masih ' usreg ' di Malang Selatan, tepatnya di jalan Raya Diponegoro 47, Bululawang , Malang . untuk Batu , sementara saya tunda  dulu sebab sudah pasti wisata kulinernya 
jauh lebih' advance ' dibanding Malang Selatan yang memang masih 
merayap kearah level yang sama . 
jarak Malang - Batu yang relatif cukup pendek untuk mencapai pusat pusat wisata kulinernya  masih ditunjang oleh viewnya yang memang cantik sehingga untuk ' dijual ' memang pas.
 beda dengan Malang Selatan yang memiliki garis pantai yang dahsyat cantiknya, tetapi cukup jauh dari Malang , sehingga untuk sebuah tujuan wisata kuliner 
 haruslah  dibarengi dengan wisata bahari . 
kota Batu yang hanya sekitar 20km dari Malang bisa dicapai hanya sekitar 10 menit 
( lalin normal, kalau pas macet bisa tiga jam ! hehehe .. ) jadi orang bisa hanya sekedar " cari makan di Batu terus pulang " tanpa harus mampir2 ke tempat2 wisatanya.
Bululawang , Gondanglegi, Kepanjen , Turen , Sedayu , Sumbermanjing Wetan / Kulon , dll adalah 
" harta karun " yang masih terpendam untuk nantinya bisa meledak seperti Batu . 
ada berbagai wisata alam yang masih belum ter eksplore maksimal, mulai arung jeram, panjat tebing, area camping, wana wisata , wisata bahari , wisata edukasi, wisata budaya 
( batik , topeng dll ) , wisata kuliner dll.
bicara kuliner , umumnya warung warung yang ada di Malang Selatan ini masih melakukan renovasi dari perwajahan lamanya kearah yang lebih " modern " yang biasanya diwujudkan dalam 
bentuk perluasan warung , area parkir dan penambahan menu menu . 
tetapi untuk menjadi sebuah " budaya " seperti halnya " budaya cangkruk " ala cafe cafe disepanjang Malang - Batu , memang belum . 
di Bululawang , kali ini saya menemu " Warung 86 " yang juga masih standar meskipun warungnya sudah diperlebar . sebagian bernuansa lesehan dan separonya lagi mejakursi biasa dengan
 kapasitas sekitar 150 an orang bila penuh.
maka , disaat lapar , warung2 seperti ini paling pas, sebab disini berlaku 4M yaitu 
" Mapan/ mencari tempat duduk , Makan dan Mbayar  terus Mulih/ pulang " ....
pilihannya lumayan banyak, mulai Rawon, Soto, Nasi Empal, Nasi Campur, Sup Buntut , dan segala macam Penyet Penyet an mulai Lele, Tempe , dll.



 naaa .. kalau kebetulan kearah Malang Selatan, jangan dulu berharap menemu cafe cafe untuk cangkruk dengan nyaman, karena disini mereka jauh lebih siap membuat perut kita secepat 
kilat kenyang tanpa harus menunggu berlama lama seperti menunggu
 Fish Guacamole ataupun Pancario Beef . 
masakan masakan rumahan ala eyang atau ibu ibu kita di Malang Selatan ini masih " sak 
ketapruk " dan murah meriah, maka bersyukurlah bahwa belum semua daerah menjadi sangat
 " western cultured " sebab kalau tidak , 
kita bisa kelimpungan mencari Botok, Lodeh, Pepes dll disebuah perjalanan yang jauh dari rumah mudah2an kelak bila jalur lingkar selatan sudah selesai 100% tersambung hingga Bandung , kita masih akan bertemu dengan warung2 seperti Warung 86 ini karena 
bagaimanapun modern nya sebuah perkembangan jaman, tetep saja gelisah kalau lama tak 
ketemu dengan  nasi dan pecel hehehe ..
( th ) 


( photos by : th , Warung 86 , Bululawang, Malang , Januari 2015 )

01. atmosfer lesehan
02. nascam
03. nasgor
04. pilihan
05 . atmosfer sudut lain 


















.. " Bola , Bola , Licin Bagai Belut " ..

saya adalah seorang awam sepakbola. apalagi sepakbola yang di politik-kan , saya tambah ndak mudheng. tapi kalau sepakbola yang dikomersilkan dan dijadikan sebuah industri ,
itu memang sudah semestinya , sebab semuanya memang butuh duit . 
sebuah klub harus punya base-camp , stadion sendiri , pelatih dan manajemen serta pemain dan divisi marketing / pr , itu minimal lho , dan itu yang bisa saya bayangkan . 
lha buat klub yang sudah mapan bahkan menempatkan urusan supporter sebagai salah satu departemen khusus , sebab kalau sebuah klub minus supporter itu pasti
 namanya Ghost Club hehehe 
begitu pentingnya supporter ini sampek2 kalo perlu perwakilan supporter dilibatkan dalam 
sebuah pengambilan keputusan yang strategis ! 
sudah itu saja pemahaman saya, wong awam bola koq coba2 omong bola ? 
tapi ini lhoo yang bikin mules perut , di koran, internet, tv dll itu dari hari ke hari menampilkan wajah wajah galau dan cemas para pemain bola ditanah air .
 rata rata komentar para pemain ini sama dan seragam :
" bola adalah hidup saya, saya tidak ada kegiatan atau keahlian lain , jadi keruwetan PSSI dan Menpora ini berimbas sangat besar bagi kami yang menggantungkan hidup dari bola saja terutama karena ada keluarga, anak isteri dibelakang kami " . 
dan " ancam mengancam " pun silih berganti , Menpora , PSSI ( lama ) , FIFA dan terakhir rontoknya beberapa calon anggota Tim Transisi yang ditunjuk Menpora . 
buneg , ruwet , mbulet .
dalam khayalan saya tampak Menpora duduk bersama pengurus PSSI ( lama ) dan Tim Transisi , lalu juga ada perwakilan semua klub klub ISL , terus juga ada wakil FIFA ,
 lalu para awak media dan terakhir tak kalah penting walaupun sebagai pengamat , 
yaitu Wakil Supporter dari masing2 klub . 
mengapa perlu hadir ? 
lha macetnya ISL itu ternyata berimbas sampai ke pedagang pedagang pkl yang menjual bermacam pernik klub klub mulai TShirt , syal , bahkan .. akik gambar bola ! 
mereka ini khan sudah " kadhung " berinvestasi cukup besar untuk dagangannya yang tiba tiba saja mak pettt mandeg macet sehingga anak istri dirumah juga ikut mampet rizkinya .
maka kehadiran perwakilan para pkl ini meski hanya sebatas pengamat ya perlu , juga supaya pak Pora dan mister2 FIFA itu " nggeh " dan semua pihak juga " nggeh " bahwa dunia bola di 
Indonesia itu meneteskan rizki hingga lapis terbawah . 
lha kalau rizkinya bapak bapak yang diatas atas , yang punya akses langsung dengan pihak pihak sponsor yang nilai sponsornya jutaan dollar, itu ceritanya lain dengan para pkl ini. 
kalau sampai pihak sponsor menghentikan dananya karena kekisruhan ini , pastilah bapak bapak yang berurusan dengan pihak sponsor ini tidak sampai kelimpungan seperti 
para pedagang pkl bola tadi ( kecuali , lho , kecuali lho ini , kalau dana sponsor sudah kadung jadi Alprattt bahkan Ferrari atau Penthouse hehehe ... )
ngenes memang melihat riwayat bola ditanah air , apalagi dulu sempat menyaksikan beberapa pemain asing yang turun kejalan membawa kotak kardus untuk mengharap uang receh di
jalan jalan protokol .. oallaa sampek segitunya ya ? bahkan ada yang
sampai meninggal karena ngenes !
barangkali di Akademi Akademi Bola ( opo to namanya ? ) ditanah air perlu menambah satu mata kuliah lagi yaitu Entrepreneurship . untuk apa ? 
ini untuk jaga jaga kalau kalau terjadi kisruh seperti sekarang ini maka semua pihak yang terlibat didunia bola dan mengandalkan hanya bola saja sebagai gantungan hidupnya, mereka sudah dibekali dengan bermacam ketrampilan dan keahlian 
sesuai bakat dan minat masing masing . 
misal disaat darurat terus ada yang masuk dunia sinetron, juga ada yang jadi penyanyi, juga ada yang membuka usaha kuliner , atau jasa travel dll sehingga tidak akan ada lagi dongeng
 dimana kekisruhan menyebabkan kehidupan para pemain bola  menjadi berantakan .
 tempatkan para pakar pakar bermacam bidang di Akademi2 Bola atau di klub klub bola untuk menularkan ilmunya  pada para pemain bola disesuaikan dengan Minat/ Bakat masing2 
untuk payung mereka disaat darurat . 
siapa tahu bahkan akhirnya penghasilan mereka dibidang yang baru lebih besar daripada penghasilan sebagai pemain bola? foto model baju / sepatu olahraga misalnya, bisa 3 - 5 x lipat besarnya dari honor bulanan sebagai pemain bola. 
atau yang suka masak memasak , mengubah haluan menjadi Chef misalnya ?
hidup membukakan kesempatan yang tak terbatas , hanya tinggal bagaimana kita merebutnya dari yang bernama Waktu !
ayo pak Menteri , tantangan sudah ada , kemana kapal bola Indonesia ini akan dinakodai ?
duduk bersama disertai Jiwa Besar untuk sesuatu yang besar , yang tidak hanya dibatasi oleh kebesaran sebuah lembaga atau kementerian ,
tetapi ada nama yang lebih besar yang dipertaruhkan disana , yakni 
I N D O N E S I A dan dunia persepakbola an tanah air !
jagad bola tanah air harus mampu bangkit menjadi sebuah ikon yang disegani minimal di Asia dan  menjadi sebuah industri yang mampu mensejahterakan anggotanya hingga lapis terbawah !
semoga !
( th )
 ( gambar dari google )

Senin, 11 Mei 2015







.. " Kalimeri , Cantik , Tapiiii ... " ..

 salah satu tempat wisata keluarga yang murah meriah di Malang Raya adalah di Kalimeri, Bululawang, Malang yang hanya berjarak sekitar 30 menit dari kota Malang.
berlokasi di perumahan Kalimeri Regency , hanya sekitar 30an meter dari gerbang perumahan, kita sudah akan sampai di area ini. tempat bersantai ini terbagi atas dua bagian yaitu 
kolam renang yang diapit oleh dua bangunan joglo serta sebuah area lesehan untuk makan .
 sungai Meri ( sungai = kali, bahasa Jawa ) 
mengalir didekat kolam renang dan secara umum membuat suasana lumayan nyaman kalau saja tidak " terganggu " beberapa hal yang sangat disayangkan sekali.



ini misalnya :
 01 . musik yang diputar disitu terlalu keras sehingga kesan dan suasana alam yang mestinya bisa dinikmati menjadi hilang tertelan kerasnya suara musik yang
 siang itu " berdangdut ria " , rasanya telinga hampir jebol hehehe ..
02. kolam renang tampak terisi hanya 1/3 volume yang semestinya ,
sehingga lebih pas untuk anak anak ( apakah kebetulan sedang dikuras , entah .. )
03 . saya berada disalah satu joglo yang berjarak sekitar 30an meter dari warung utama , tetapi tidak tampak satupun petugas warung yang datang di meja lesehan saya sehingga 
selama 10 menit disana saya berkesimpulan bahwa tamu harus mendatangi warung utama untuk memesan bahkan hanya sekedar minuman . 
saya melihat di dua joglo yang luas dan terpisahkan kolam renang itu bahwa tidak ada satupun meja meja lesehan didalam joglo itu  yang memperlihatkan adanya bekas mamin .
 jadi mungkin saja semua yang ingin makan / minum harus datang ke warung utama . padahal tempat duduk lesehan di kedua joglo itu lebih  nyaman untuk istirahat atau makan 
dibanding di warung utama yang lebih bising suara musiknya . 
04. perawatan / kebersihan yang kurang baik .


sebenarnya ini adalah sebuah ide yang cukup cantik untuk memanfaatkan alam sebagai daya tarik utama di Kalimeri ini , tetapi sayang sekali tidak disertai pertimbangan2 estetika terutama 
di segi  tingkat kebisingan , kebersihan , dan layanan serta daya tarik atraksi 
 misalnya setiap weekend ada pelajaran membatik gratis diiringi gamelan yang lamat lamat agar suasananya menyatu dengan alam sekitarnya dll ) .
mungkin dapat belajar dari beberapa tempat sejenis di kota Batu tentang bagaimana cara menjual alam  dengan lebih cerdas ? konsep apa yang sebenarnya ingin diusung oleh pendiri/ pemilik tempat ini tentunya tidak lepas dari peran alam disekitarnya sebagai selling point nya.
saya teringat bagaimana kerasannya ketika disebuah tempat 
bersantai ditengah persawahan yang luas di Jabar disuguh oleh makanan dan gamelan Sunda yang lamat lamat dan khas , sampai sampai rasanya ingin " bleg segg " .. 
ahh .. Kalimeri ,
mengapa untuk kembali kesana saya merasa " ngeri " ?
( th )


( photos by : th, Kalimeri , Bululawang , Malang, Mei 2015 )
01 . sebetulnya lumayan
02. - sda -
03. kolam renang airnya 1/3
04 . kalimeri
05 . cantik, tapiii .. 
06 . mancing apa ?










Minggu, 10 Mei 2015






.. " Menemu Empog di Oseng " ..

nasi empog ? siapa tahan ? sebab meskipun sekarang jamannya cangkruk di cafe cafe, ternyata buat generasi saya setidaknya, nasi empog masih saja tidak kalah dengan daya tarik steak ataupun burger! lihat saja urap urapnya, bakwan jagungnya, sambel goreng terinya dan
 tentu saja nasi jagungnya dll yang semuanya begitu menantang , 
lha bagaimana bisa menolaknya ? 
maka disatu siang saat mengambil jalur lain kearah Batu untuk menghindari kemacetan , secara tidak sengaja menatap spanduk sebuah warung sederhana dipinggiran jalan yang 
mengandung tulisan " nasi empog " ! 
tetapi jujur saja, daya tarik pertama sebelum membaca tulisan ini 
adalah panorama dibelakang warungnya yang cuantikk ! 
maka ketika ada tulisan " nasi empog " nya ditambah viewnya inilah, dengan sukarela saya berhenti di Pondok Oseng sederhana ini .


ternyata tiga keuntungan saya peroleh sekaligus di warung ini, 
yaitu Rasa, Harga dan View nya yang dari skala 0 - 10 ada di tujuh ! 
terletak di jalan Dieng , Batu ,
 warung ini mudah ditemukan karena tidak berdekatan dengan warung warung lainnya jadi relatif mudah dilihat dari dua arah . tetapi eittts ... jangan salah !
meskipun warungnya kecil dan sederhana, ternyata menawarkan menu " sak ketapruk " ...
 lihat saja contohnya, yaitu Rujak, yang disini ada 6/ enam macam , 
mulai rujak soto , cingur , lontong , ramonan , cemplung , dan gobet ! 


 terus Sego Segoan ( Nasi Nasi an ) juga ada 4/ empat macam yaitu 

Sego empog , bodrex ( opo ini ? ) , pecel , dan tempong. 
kalau lalapan ada 4 / empat macam , lele , usus sapi , ayam , dan jeroan . 
nasi goreng juga ada ! nasi goreng ayam dan nasgor ikan asin . dan eee ... ternyata juga masih ada lainnya yaitu mie goreng aneka pepes dan pecel rawon ! 
harga menu menu berkisar antara 7 sampai 12 ribu, jadi yang lagi berultah boleh traktir se kantor dijamin tidak sampai menjebolkan dompet hehehe .. 
murah meriah, enak dan pemandangannya bagus meskipun kurang ada privasi sebab warungnya terbuka dan lalinnya " was wes "  karena  memang dipinggir jalan yang lumayan ramai.
naaa ... daripada penasaran , silahkan dicoba yaa ... 
( th )


 ( photos by : th, Pondok Oseng , Batu , Mei 2015 )

01. sego empog
02 . cantikkk ..
03. atmosfer
04 . lalap ayam
05. pondok oseng
06 . murah meriah dan enak













Rabu, 06 Mei 2015








.. " Antara Sembako dan Putussibau " ..

saya termasuk sering membeli tetek bengek ditoko " pracangan " yang satu ini. selain dekat rumah juga menurut saya harga2 disitu normal, tidak berusaha untuk melonjak sendiri .. 
namanya pracangan, ya beras, gula, minyak dll yang sebangsa setanah air . 
mengapa tidak di supermarket saja yang sejuk dan nyaman ? tidak perlu , sebab saya tidak memerlukan belanja " sak ketapruk " karena jumlah orang dirumah juga tidak " sak ketapruk " .. bahkan kalau pas malesnya datang,
saya lebih suka ke warung pecel dekat rumah juga, dan membungkus praktis untuk sarapan/ makan siang, lho simpel to ? jadi hidup memang harus tidak dibuat ruwet hehehe ..
kemarin saya sedang butuh telur dll ditoko pracangan itu . 
si penjual yang sudah saya kenal baik sekeluarga, menyapa ramah " waa, cukup lama tidak kelihatan ya ? " ... saya tertawa, dan merasa tidak perlu menjelaskan alasannya sebab ndak enak 
kalau cerita ini itu yang tidak menarik bagi orang lain . 
" telur 1 kg yaa ... " saya berkata sambil akan memilih telur ...
 tiba tiba " mbak, cerpen saya sudah muncul lho, sebentar ya tak ambil kan ... " .... oooo ... tak lama ybs keluar membawa 3 halaman koran nasional yang memuat dua cerpennya dan
satu essaynya, wow .. inilah kalau bertemu novelis, cerpenis , yang meskipun
dibelakang karung karung sembako, tetap saja ia adalah penulis !


 " dibawa saja mbak nggakpapa kok, besok atau kapan kapan saja dikembalikannya ... " oooo ... saya disodori kresek yang sudah berisi 1 kg telur, jadi saya batal memilih sendiri telurnya dan 
obrolan melompat kemasalah tulis menulis ..
 tetapi karena ada dua pembeli lain yang tiba2 masuk tokonya, sayapun berpamitan sambil mengepit koran2 tadi .. " anu mbak, yang satu ini saya pakai nama istri saya ... " , ooo ... 
dan hanya berselang 15 menit sesudah obrolan tadi ke 3 kliping tadi sudah habis saya lalap isinya .. gaya nulisnya masih sama, tidak di bagus2kan,  lurus saja, 
bahkan terkadang seperti kalimat kalimat " biasa " yang tidak ruwet atau di ruwet2kan . 
beda dengan cerpen2 yang kalau saya baca disebuah koran nasional yang berkantor di bekas kantor saya juga dulu, di Palmerah Selatan Jakarta,
rasanya dikoran itu cerpennya " berat berat " dengan bahasa pluntar pluntir yang memusingkan dan butuh sedikit renungan bahkan cara pikir filsafati ..
 lha adapun cerpen si " penjual sembako " ini terkesan " biasa biasa " namun barangkali PESAN dikontennya itu yang beda ! pesan itu menurut saya Juga Biasa Tapi Sudah Banyak Dilupakan Orang, maka cerpennya itu menjadi semacam Pengingat Kepada Kita. 
wes itu saja menurut saya.
 jadi kalaupun saya harus mengomentarinya dalam kalimat pendek ,  paling paling  adalah
 " Standar Yang Tidak Standar " ... maka silahkan dipahami sendiri2.
berkutat setiap hari dengan urusan beras, gula, minyak, kopi dll adalah sebuah Kewajiban Terhadap Roda Kelangsungan Hidup Keluarga  ketika atau disaat pilihan untuk 
Hidup Sebagai Penulis BELUM teraih sepenuhnya . 


banyak penulis yang tiba tiba melejit hanya karena Satu Karya yang meledak ketika karyanya  ditata ulang menjadi Film ataupun Sinetron dll .tetapi juga banyak yang sudah menghasilkan 
ratusan karya namun belum mencapai Tambang Emas nya sebagai penulis !
maka diam diam, saya mendoakan bahwa satu saat yang tak terlalu lama lagi, cerpenis/ novelis yang saat ini masih " terjebak " dibelakang karung karung beras dll ini akan muncul kepermukaan 
sebagai salah satu bintang di lazuardi, aminnn ...
 bincang bincang di toko pracangannya adalah bincang bincang diluar sembako, dan sayapun maklum bahwa penulis memang tak bisa dibatasi oleh karung karung beras dan apapun 
yang mengurungnya 24 jam dalam sebuah lingkaran yang 
bernama Tanggung Jawab !
hidup memang mirip sebuah novel, ada lakon disana, ada pemeran utama dan pembantu, ada pemain dan penonton .. tinggal tergantung kita memilihnya, 
mau sebagai apa ..
naa, .. selamat berkarya " mbak Irma " ... terima kasih sudah repot repot mencari kliping2 itu untuk dipinjamkan pada saya ... ! menulis memang sebuah pengembaraan tanpa batas 
budaya, negara, ras maupun agama,
ia berkelana bebas dan lepas tanpa ada yang mampu merantainya meskipun satu saat 
ia bisa saja " mematikan  dan dimatikan " ketika tulisan itu menikam 
rasa terindah manusia, martabat !
maka menulis memang harus  tetap memakai baju  Rasa dan Etika .. !
( th ) 

 
( photos by : th , Mei 2015 )
  (  cerpen dan novel ini sebagian dari karya Orang Yang Sama tetapi berganti nama nama, ini sah sah saja sebab seorang penulis kadang suka " menjajal " selera penerbit dengan 
nama nama samaran untuk menghindarkan " kejenuhan " penerbit pada
 nama yang sama meskipun bila melihat KTP nya bisa sajapenerbit " kecele " , 
dunia menulis memang borderless )









Minggu, 03 Mei 2015





.. " Menemu Qinta Boga di Kali Meri " ..

kalau disepanjang Malang - Batu , rasanya wisata kuliner sudah mulai padat dan jenuh , sebab hampir tak berjarak alias setiap jengkal tanah sudah ditumbuhi 
warung, kedai, resto, cafe, dll sejenisnya .
maka diarah yang berlawanan, yakni Malang Selatan, meski masih sedikit jumlahnya tetapi disana sini sudah mulai terlihat juga embrio wisata kulinernya yang mulai bermunculan secara 
sporadis tetapi perlahan nanti pasti sambung menyambung seperti Malang - Batu . 
lembah, sungai, sawah, kaki gunung mulai di " jual " sebagai daya tarik warungnya, agar tamu tamunya betah berlama lama dan terus menerus pesan mamin .
hari ini saya sengaja ke arah Bululawang, tepatnya di Kali Meri ( sungai Meri ) yakni di Jalan Raya Wandenpuro 9A, Bululawang. sebetulnya ada beberapa tempat kuliner menarik disitu, 
tapi saya mendahulukan yang ini sebab terlihat sedang agak sepi supaya saya bisa jeprat jepret.


atmosfernya dibuat gaya tradisionil Jawa meski tidak 100% ,
dan bambu serta kehijauan mendominasi resto ini membuat suasana lumayan ayem.
Qinta Boga namanya ( apakah dibacanya seperti " cinta " , entah ) .
 ada tatanan meja kursi dan juga lesehan yang  saya perkirakan kalau semuanya penuh mungkin dapat menampung sekitar 100 an tamu.
" apa yang khas disini mbak? " , saya penasaran . dijawab " nasi goreng .... " . 
oo .. pantas sebab di spanduk luar memang tertulis bermacam nasi goreng mulai nasgor kambing, nasgor turki, nasgor arab saudi, nasgor ayam, nasgor udang dll
 bahkan di daftar menu ada sekitar  20 an macam nasgor ... !
juga ada capcai, mie goreng, koloke dll pokoknya kearah arah Chinese Food . ya sudah, sayapun manut dengan memesan nasgor kambing sebab sepertinya bahan dasar kambing menjadi 
salah satu andalannya mengingat  banyaknya nasgor yang beraura Timur Tengah !


 harga rata rata nasgor ini 15K dan untuk minumannya sekitar 7K an . dibanding resto atau kedai kedai di arah Batu, kelihatannya didaerah selatan ini relatif lebih murah karena
memang belum seramai Batu. 
porsinya lumayan gede untuk ukuran porsi wanita ( untuk pria malah mungkin kurang hehe .. ) . 
untuk minuman, es teler saya pilih sesuai info dari sang pramusaji bahwa itu 
adalah juga salah 1 andalan mereka .
lalu  saya mendapat sebuah mainan kayu kecil yang kalau digerak2kan akan berbunyi " klinting .. klinting .. klinting .. "  yang fungsinya adalah untuk memanggil pramusaji bila kita 
memerlukan sesuatu,  oooo .... ( " onok onok ae idene ... " batin saya ) . 



naa .. buat yang sedang dalam perjalanan kearah Malang Selatan dan melewati desa Bululawang tepatnya di daerah Kali Meri, silahkan mencoba klintingan ini yaa ...
mungkin diantara pembaca ada yang penasaran dengan nasgor Turki atau Arab Saudi ?
( th ) 


( photos by : th, Qinta Boga , Bululawang, Mei 2015 )

01. pondok dan pohon bambu ..
02. es teler
03. nasgor komplit
04. klintingan  
05. ayem
06. 20 macam nasgor
07. gerbang luar
08. nasgor kambing
09. taman didalam
10. potret sang chef