Sabtu, 26 Juni 2010

Mata Airmu Dari Solo .............





Menjelang usia yang ke 93, ternyata maestro kroncong itu telah mendahului ultahnya menghadap Sang Khaliq, pada Kamis 20 Mei 2010 jam 18.17 di RS PKU Muhammadiyah, Solo. Infeksi pada paru parunya telah menjadi sebab dari kepergiannya yang sudah tertulis dalam buku takdirNYA.

Gesang Martohartono, sangat lekat dengan lagu fenomenal Bengawan Solo yang konon sudah diterjemahkan dalam 40 lebih bahasa asing dan dinyanyikan oleh puluhan penyanyi dalam dan luar negeri dalam bentuk PH, cassete, CD,VCD dll. Dan seperti sudah sering terjadi pada sebagian besar mahakarya para seniman, ilmuwan, negarawan dll, maka Gesang pun lebih banyak mendapat penghargaan di luar tanah airnya dari berbagai negara maupun lembaga di LN.

Hampir setiap langgam keroncong yang diciptakannya menjadi hit pada masanya dan masih cukup uptodate untuk di rekam ulang dalam versi yang lebih kekinian, bahkan dalam irama jazz sekalipun. Hidup dalam kesederhanaan hingga akhir hayatnya, Gesang memang potret khas dari seniman yang tidak berpamrih.

Selamat beristirahat maestro, semoga disana engkau senantiasa tetap mendendangkan Bengawan Solo mu yang sudah mendunia itu ..... ( TH )

( Foto diambil dari Galeri Foto KapanLagi.com )

Rabu, 23 Juni 2010

Ojo sungkan, ayoooo ..... kirim ke saya !




Mungkin banyak yang mengira saya diberi honor oleh pemilik depot/resto/restaurant/cafe/kedai dan lainnya yang ada di blog saya ( Wisata Kuliner ). Wah .. kalau iya, ber arti enak sekali ya, sudah makan/ minum gratis masih diberi honor lagi he he .. Jawabannya adalah : T I D A K . Lalu mengapa saya kok " mau maunya " memuat mereka di blog ini?


Pertama karena saya ingin lebih mengedepankan kulinari kota Malang ditanah air dan syukur syukur dibaca mereka yang di mancanegara. Kedua,sebagai " Arema Asli " tentu ikut bangga dengan bermacam kekayaan budaya, alam, tradisi, dan lain lain dari kota Malang termasuk kulinarinya.

Maka, silahkan saja yang punya keunikan2 khas Malang , apa saja, kuliner, wisata, misteri, dll dll bolehlah " nunut " di blog ini , tentunya kalau Anda belum membuat blog sendiri . Dan karena saya bukan jurnalis dibidang kuliner, maka tolong info kan kepada saya kalau Anda menemukan tempat hangout yang seru dan belum dituliskan disini.

Nah ... ditunggu infonya !

Keterangan foto ( all taken by : th ) :

01. Gunung Kawi melatar belakangi area nJetis, dekat Batu, saya jepret menjelang dhuhur.
02. Rujak Cingur di Depot Flamboyan Batu.

" Mister Penyet " , rajanya penyet ... !






Dari namanya, resto yang satu ini pastinya menyediakan menu menu yang serba di penyet. Memang tidak salah. Mulai tempe penyet, udang penyet, iga goreng penyet , bakso penyet dan penyet penyet lainnya yang dikemas baik dalam paket paket hemat maupun pilihan menu biasa.

Ada yang istimewa mengenai tempatnya, karena meskipun berlokasi ditengah kota ternyata resto ini menawarkan suasana " pinggiran kota " . Pecinta atmosfir lesehan akan dapat menikmati suasana lesehan yang segar karena berdekatan dengan kolam ikan ko'i yang beraneka warna.
Buat yang ingin " menggemukkan ikan " disitu dapat membeli makanan ikan dan langsung menebarkannya di kolam . Dipastikan puluhan ikan akan bergerombol didepan kita.

Yang punya hajat ulang tahun atau meeting kantor dan lain lain, dapat memakai lantai II sebagai ruang pertemuannya. Ruang ini bisa menampung hingga sekitar 200 orang. Sebagian bahkan dapat dipakai untuk lesehan dan sudah di sekat sekat.

Harga ? Paket hemat mulai Rp. 11. 500,- , jadi cukup terjangkau. Resto ini mudah dijangkau karena letaknya yang cukup strategis, di Jl. Terusan Dieng 49B, Malang , berdekatan dengan
kampus Universitas Merdeka.

Ingin makan dalam suasana lain bersama keluarga ? Cobalah Mr. Penyet.

( Photos by : TH )

Keterangan foto dari atas kebawah :

01. Resto tampak dari depan.
02. Lantai II untuk meeting dll.
03. Suasana lesehan didekat kolam ikan.



Minggu, 20 Juni 2010

Kerajaan AREMANIA , Arema Indonesia !!







Saya diingatkan seorang teman : " Kok ngga ada tulisan tentang Aremania nya di blognya ? " , waduh .. ini namanya kecolongan, sebab ide itu sudah luamaa ada di otak tapi belum belum ditulis sampai akhirnya keduluan kena tegur teman. Iya betul, kalau blog yang ditulis orang orang asli Malang memang akan janggal bila tidak menyentuh soal klub bola Arema Indonesia yang menjadi salah satu ikon kota Malang.

Menuliskan masalah Aremania bukan sesuatu yang " ujug ujug " atau " mak jleg " jadi, tetapi mau tak mau harus diurut kebelakang agar tidak ada yang tercecer atau merasa dicecer kan, sebab baik nama maupun aktivitasnya itu semua tidak lepas dari sejarah panjang aremania sendiri yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari klub bola Arema Indonesia.

Bicara nama saja, kita harus menengok sejenak ke jaman kerajaan Singosari di Malang yang kala itu dibawah kuasa raja Kertanegara, sekian abad lewat. Alkisah, patihnya yang bernama Kebo Arema bersama Mahisa Anengah merupakan duo perkasa dalam menaklukkan kaum pemberontak kerajaan plus dalam ekspansi kerajaan hingga Selat Malaka.

Nah, apakah terinspirasi oleh nama patih perkasa ini, dimana nama Arema kemudian populer sebagai kependekan dari Arek Malang yang terkenal sebagai biangnya musik rock dan olahraga ini. Adapun kesebelasan Arema sendiri resmi berdiri sejak 11.08.87 dan tidak terpisahkan dari nama nama pendirinya yakni alm. ( Jendral ) Acub Zainal serta putranya Ir. Lucky Acub Zainal.

Tetapi sangatlah tidak fair bila tidak mencantumkan sebuah nama lain yang ikut membidani lahirnya kesebelasan Arema, yakni Ovan Tobing yang kala itu menjadi Humas dari klub bola Persema, Malang. Dikenal dengan singkatan namanya OT, dialah yang bersusah payah kala itu memenuhi permintaan sang jendral untuk membentuk sebuah klub galatama di Malang.

TNI-AU pun berandil besar menawarkan Pagas Abdurahman Saleh sebagai home-based dan tahun 1992 Arema keluar sebagai juara galatama. Tercatat sejak ikut dalam Liga Indonesia, Arema 3X masuk dalam putaran kedua ( 8 besar ) . Ter seok seok dibelit masalah keuangan, maka pada setiap pergantian musim Arema selalu berganti manajemen. Sebagai misal tahun 2003, Arema terpaksa diambil alih oleh PT Bentoel Internasional Tbk, meski akhirnya tidak banyak menolong bahkan Arema harus merosot ke Divisi I.

Dengan suntikan dana dari manajemen baru, sekali lagi Arema membuktikan keperkasaannya sebagai Juara Divisi I Liga Indonesia 2004 dan kembali ke Divisi Utama pada tahun 2005.
Tahun 2008 pada era Liga Super Indonesia, Arema berada di posisi ke 10.

Tahun 2009, lagi lagi Arema tersandung masalah sponsorship . Maka Arema terpaksa dikembalikan kepada Yayasan Arema, sebab kebetulan pada saat yang sama PT Bentoel Internasional Tbk juga mengalami perobahan manajemen internalnya.

BLI selaku Badan Liga Indonesia membuat ketentuan baru yakni tim tim LSI diharuskan berbadan hukum. Maka pada kesempatan inilah Arema sekaligus memproklamirkan nama barunya yakni PT Arema Indonesia.

Bangganya? Sudah pasti. Sebab Arema Indonesia adalah SATU SATU nya klub bola yang 1000% ( seribu persen ! ) mendanai klubnya dari kocek sendiri alias swasta murni dan BUKAN dari dana APBD. Mungkin AI ini akan merupakan cikal bakal Klub Bola Profesional Indonesia I yang akan menjadi Industri Bola dimasa depan dengan pengelolaan manajemen profesional yang handal dan mencontoh klub klub bola prof dunia yang juga berhasil menghidupi sendiri klubnya bahkan ber ekspansi ke LN melalui FC FC nya ( Fans Club ) yang ber standar internasional!

Langkah langkah kecil itu akan menjadi langkah besar dikemudian hari, karena AI sudah dikenyangkan dengan kesulitan2 dan jatuh bangun dalam sejarah hidupnya. Yang lebih hebat lagi adalah para pendukungnya yang dikenal dengan sebutan AREMANIA, yang tidak putus putusnya mendukung dan mendukung klubnya dimanapun mereka bermain. Di dalam kota, diluar kota, diluar provinsi, diluar pulau bahkan kalau perlu luar negeri, selalu berkibar bendera bendera supporter AI yang ber logo SINGO EDAN !

Singo itu mungkin diambil dari lambang kelahiran bulan Agustus, yakni Lion, Arema lahir 11.08.87. Dan Edan adalah simbol betapa perkasanya semangat dan fisik para Singo mempertahankan klubnya. Lha wong Singo saja sudah perkasa, masih Edan pula, jadi dobel perkasa dan gilanya , kira kira begitu ?

Hadiah terindah yang diberikan AI kepada supporter dan kota Malang adalah keluarnya AI sebagai juara LSI 2010 yang lalu. Konvoi berlangsung 10/ sepuluh hari lebih di kota Malang dan sekitarnya. Adakah kota lain yang bisa menyaingi euphoria ini? Meski sempat dikeluhkan para pengguna jalan karena ber hari hari macet di mana mana, tetapi euphoria ini memang setimpal dengan perjuangan keras para pengurus, pelatih, pemain dan pendukung AI selama ini hingga akhirnya menjadi juara !! Tentu nama meneer Robert selaku pelatih AI dalam LSI yang lalu akan selalu terukir dalam ingatan publik bola Malang sebagai arsitek AI yang mumpuni dan menjadi pujaan Aremania .

Masih ada catatan penting lainnya khusus mengenai supporter AI, mungkin AREMANIA ( julukan supporter AI ) adalah satu satunya kelompok supporter bola yang " yatim piatu " alias sama sekali tidak mendapatkan bantuan dana maupun fasilitas, jadi " swasta murni " sama seperti klub yang dibelanya. Tetapi Aremania dengan segala sejarah, fanatisme dan loyalitasnya yang sudah teruji pada klub bola kesayangannya, patut dijadikan teladan dan ikon dari supporter bola lainnya ditanah air. 

Kreativitas, disiplin dan konsistensinya dalam ikut memelihara sportivitas dan fairness serta keamanan dan kenyamanan sebuah pertandingan bola, mendorong PSSI menganugerahi kelompok ini sebagai The Best Supporter sekian tahun silam. Bila klub bola lain masih dipusingkan dengan kebrutalan pendukungnya didalam dan luar stadion, maka kehadiran Aremania seolah menghapus citra brutal dan anarkis itu.

Getaran bumi dalam stadion setiap kali AI bertanding, adalah datang dari berbagai gerak, suara dan pekik pekik patriotis Areamania. 10 menit sebelum bertanding, Aremania senantiasa mengumandangkan Padamu Negeri yang membuat bulu kuduk berdiri karena bangga, haru dan
luapan rasa cinta pada bumi tercinta Indonesia seolah dibakar. Lalu siapa orang orang dibalik kreasi kreasi dahsyat yang memukau dan sudah diakui publik bola Indonesia ini?

Tersebut sampai saat ini ada dua " dalang " Aremania, yakni Yuli Sumpil dan Yosep. Pemilihan keduanya bukan melalui pemilu ala politikus yang suka berbohong tetapi hanya secara spontan saja, karena keduanya dianggap paling nyentrik, komunikatip, kreatip dan mungkin paling edan sesuai nama komunitasnya : Singo Edan.

Bila ada yang mau meneliti fenomena Aremania sebagai bahan desertasinya, mungkin menarik, sebab puluhan ribu manusia dalam stadion dengan mudah ditundukkan keduanya melalui
bahasa bahasa isyarat maupun yel yel yang heroik. Sang dirigen, itulah kata paling pas buat keduanya. Keduanya juga bukan tokoh pemuda atau organisasi, keduanya " hanyalah " supporter supporter yang amat fanatik dengan klub bola kecintaannya, Arema indonesia. 

Tetapi kesungguhan hati senantiasa membuahkan hasil positif, Yuli Sumpil lah yang terpilih mewakili Aremania ke Jakarta untuk menerima penganugerahan hadiah sebagai kelompok supporter Indonesia terbaik dan mendapat kiriman tiket pesawat gratis pp. Besar dan tumbuh dalam keluarga yang " pas pas an " membuat Yuli harus sering berkorban materi demi selembar tiket pertandingan AI, bila perlu dengan berat hati harus menjual asesoris2 klub kesayangannya mulai kaos, syal dll. Tapi Yuli memang mewakili potret dari kebanyakan supporter Aremania yang selalu siap berkorban apa saja demi klub kesayangannya, apalagi kalau harus ber hari hari " terlunta lunta " di Ibu Kota demi AI, maka para survivors ini sudah sangat teruji fisik dan mentalnya dalam menghadapi kerasnya Jakarta sekedar untuk bertahan hidup beberapa hari mendampingi klub kesayangannya.

Bayangkan, meskipun Aremania tidak mendapat support apapun , mereka tokh piawai mengatur kelompoknya dengan membuat Korwil ( Koordinator Wilayah ) di areanya masing masing yang saat ini sudah ada sekitar 125 Korwil lebih. Tiap Korwil diketuai seorang koordinator yang bertugas mengatur para supporter diareanya baik untuk masalah tiket, transpotasi dll nya. 

Inilah yang membuat Aremania disegani, sebab mereka bukan supporter bonek/ bondo nekad yang menerobos tanpa tiket atau berbuat anarkis. Tertib dan terkendali, inilah yang selalu ditunjukkan pada setiap laga. Hebatnya lagi mereka sudah saling komit untuk TIDAK meleburkan diri dalam sebuah organisasi yang mengikat atau dilebur oleh sebuah organisasi apalagi politik. Jadi para politikus yang ber siap siap akan " memanfaatkan " masa Aremania boleh kecewa sebab Aremania bukan masa yang bisa diajak ber money-politic .. !!

Keunikan klub bola Arema Indonesia plus komunitas supporternya yang heroik ini adalah semisal " mimi lan mintuno " kata orang Jawa, sehidup semati. Bila nanti AI tumbuh dan berkembang sebagai sebuah industri raksasa dengan melakukan diversifikasinya, harapan kita hanyalah semoga Aremania tidak pernah berubah semangat dan jiwanya sebagai kelompok supporter yang senantiasa menjunjung tinggi sportivitas dan fairness !!

Salam Satu Jiwa .... !! ( th )

Sumber :

01. http://zegreb.wordpress.com/2007/05/23/sejarah-arema/
02. http://suporter.info/yuli-sumpil-sang-dirigen-aremania/

Foto dari :

http://flickr.com/photos/29403947@N05/4677462291
http://ongisnade.wordpress.com/2008/07/31/merah-putih-aremania

Keterangan foto dari atas kebawah :

01. Aremania : supporter heroik !
02. Perang Bintang, Stadion Kanjuruhan, Malang, penganugerahan piala juara LSI 2010.
03. Salah satu kreasi Aremania.
04. Tim Arema Indonesia pada LSI 2010.






Sabtu, 19 Juni 2010

Wajah Ayu dari Selatan itu Telah Pergi..




Andi Meriem Matalata, siapa kah yang tidak mengenalnya diera 80 an? Tidak banyak gosip yang muncul selama karirnya karena penyanyi ayu yang selalu tampil anggun dan santun ini seolah mewakili wajah wanita Indonesia yang tahu menjaga citra. 

Pernah sebentar diisukan menjadi wanita kekaguman Guruh Soekarnoputra dalam penggarapan salah satu album nya yang terkenal kala itu, tetapi tidak berkelanjutan sebagaimana harapan banyak orang.

Tiba tiba saja awal Juni yang lalu penyanyi ini dikabarkan wafat di tengah kunjungan berliburnya di Belanda. Mengejutkan. Kembali dunia infotainment Indonesia berduka setelah sebelumnya deretan beberapa artis, penyanyi dan bahkan paranormal terkenal juga wafat. 

Si Mutiara dari Selatan itu memang benar benar telah pergi dengan meninggalkan catatan manis dalam kenangan penggemar penggemar setianya. Wajahnya yang ayu tanpa sentuhan pisau bedah itu memang sulit dicari duanya. Selamat jalan Andi, semoga mendapat tempat terbaik disisiNYA... Amien.

( Foto diambil dari Google )

Jumat, 18 Juni 2010

Reuni yang Masya Allah ... !!





Masya Allah ! Bayangkan saja ketika sekitar 20 " manula " berkumpul dirumah saya tanggal 17 Juni yang lalu, ternyata reuni an kali ini punya nuansa lain. Biasanya yang ditanyakan adalah
 " Yok opo kabar e anak anakmu, putumu ? " dll ( Bagaimana kabar anak anakmu, cucumu ? ) .. Kali ini ternyata malah pada " cekikikan " ( ketawa ketiwi ) membicarakan soal video  yang diduga dilakukan adegannya oleh Ariel, Luna Maya dan Cut Tari. Lucunya malah ada yang buru buru mengeluarkan flash-disc nya dan minta di copykan kepada teman yang konon memiliki rekamannya. Lebih konyol lagi ada yang usul " Wah .. mestine iki ditontok rame rame saiki ... ! "
( Wah, mestinya sekarang ini bisa dilihat ber ramai2 .. ) .

Baru kali ini reunian bertopik " menyimpang " , padahal biasanya " gablok gablok " an ( pukul mukul punggung ) saling menanyakan kesehatan masing masing lha kok kali ini malah yang ditanyakan " Sopo rek sing ndhuwe rakaman e ? " .. astagfirrullohalladziem .... Demikian dahsyat rupanya " pengaruh " video A, LM, dan CT sampai2 para manulapun penasaran dan sudah tentu kesulitan mencari rekamannya karena banyak diantara kami yang gaptek he he ... Jadi kalau mau nonton atau browsing harus minta atau nunut anak/menantu/cucunya yang itu sangat tidak mungkin dilakukan he he... 

O iya kembali ke soal reuni tadi, akibat salah komunikasi, akhirnya hadir dua keyboardist yang memeriahkan suasana. Aduh, apa boleh buat, apalagi teman yang satunya khusus datang dari Surabaya dengan peralatan lengkap, maka yang dari Malang pun " mengalah " hanya main selama dua jam dan seterusnya digantikan oleh arek Suroboyo ( mas Sutuk, matur nuwun !! )
Inilah yang namanya teman, semua ikut bergotong royong mulai yang bawa key-board, puding,
kue kue dst dst berlimpah ruah sebagaimana kegembiraaannya ...

Lagu lagu jadul dari Humperdink, Tom Jones, Bee Gees, Beatles, Purple sampai Koes Plus komplit, malah yang terkenal pemalu dan tak biasa nyanyi akhirnya malah ketagihan nyanyi sampai diminta stop stop karena vocal yang merusakkan telinga he he .. Line-dance, Poco Poco, Walz dan lain lain bergantian ditampilkan secara " sak karepe dewe " alias ngawur ngawur karena memang tidak ada yang ahli dalam salah satu jenis tersebut diatas. Tapi justru disinilah lucunya, sampai air mata meleleh ter pingkal pingkal ..

Saat yang sedikit seriuspun tiba. Pembahasan rencana pertemuan setelah lebaran alias halal bihalal yang kemungkinan akan digabung dengan angkatan angkatan lain. Namanya saja rapat terbuka dengan usulan bebas, maka perdebatan mengenai lokasi halal bihalal berlangsung seru.
Ada yang menyukai di Malang saja, yang lainnya mengatakan " bosan " dan ingin diluar Malang, tapi juga ada yang ambil jalan tengah, agak diluar kota alias tidak jauh jauh dari Malang.
Saya pribadi sudah pasti menyukai pertemuan yang digabung alam bebas, terutama tepi laut. Sayangnya ada yang kuatir para manula bakal masuk angin oalaaaa..... ha ha ...

Tak ada sesuatu yang tidak ber ujung, kamipun harus berpisah lagi setelah hampir 7/tujuh jam berkangen kangenan. Lagu Disini Senang, Disana Senang serta Kapan Kapan mengakhiri perjumpaan kami dan setelah puas ber foto bersama plus cipika cipiki, saya menghantar mereka satu persatu ke pagar depan rumah dengan rasa haru. Bagaimana tidak, karena pada setiap perpisahan seperti ini senantiasa timbul pertanyaan apakah kami masih diberikan kesempatan berkumpul kumpul lagi mengingat satu persatu temen dan karib kami sudah mendahului... ?

Selamat Jalan, selamat kembali ketengah keluarga masing masing, dan .. Sampai Jumpa !!
( Pesan sponsor : " jangan lagi memikirkan untuk mencari rekaman video A, LM dan CT sebab
pemandangan terindah adalah melihat anak anak atau cucu cucu kita tumbuh dan berkembang di sekeliling kita .... ! "

Terima kasih yang sangat khusus kepada :
Sk, Pt, Ea, Tn, Dy, As, Eo, Im, Wo, Yk, Dl, An, Sy, Dy, Sg, Tk, Hi, dan Af. )

( Photos by : TH )
Keterangan foto dari atas kebawah :

01. Poco Poco atau apa ya .. ?
02. Nyanyi borongan ... mas Dicky sibuk dg kameranya juga ya ?

Selasa, 08 Juni 2010

Misteri Hutan Pletes





Dibagian lain, tepatnya kalau membuka halaman Wana Wisata, saya sudah bertutur tentang perjalanan menembus belukar dan hutan Pletes Malang Selatan pada tanggal 06 Juni 2010 yang lalu untuk mencari keberadaan sang raja rimba yang konon masih ada 3-4 ekor dikawasan itu.

Nah, tulisan ini hanya menambahi catatan yang sudah ada, tapi dari sisi misterinya. Sebetulnya saya termasuk orang yang tidak mudah percaya tahayul karena beberapa bukti ternyata mementahkan tahayul selama ini. contoh : pemakaian nomor rumah 13, seorang teman saya bahkan sukses studi dan karir serta kehidupan keluarganya padahal nomor rumahnya 13.

Maka ketika sang guide dalam rombongan kami memasuki hutan liar Pletes yang lalu mengingatkan agar kami tidak " cekakak-an " ( becanda yang keterlaluan ) dan saat tiba didekat goa yang kami cari, saya memang sempat melihat diantara belukar didepan kami ada semacam
( setidaknya sepintas menurut saya seperti semacam ) benda kehitaman yang tidak jelas bentuknya karena terhalang belukar. Saya pikir itu adalah pintu goa yang akan kami tuju,
padahal kenyataannya goa tersebut letaknya masih jauh diatas kepala kami.

Pak Jui, nama guide kami, mengatakan : " Saya lihat semacam sayap lebar seperti sayap kelelawar yang ber bintik bintik putih, tapi ketika saya dekati kok tidak ada lagi .... " ( sayapun yang melihatnya tidak sedetil pak Jui memperkirakan benda tersebut berdiameter sekitar 50 an cm dan nyaris bulat ) Pak Jui menambahkan : " Saya rasa itu adalah si penunggu goa, tapi ngga apa apa kok asal kita tidak merusak atau mengganggu disini ... " , waduh.. saya yang sempat melihatnya menjadi agak merinding mendengarnya ...

Sering memang kita mendengar cerita2 aneh saat ditengah hutan, misalnya tersesat ber putar2 tidak bisa menemukan jalan keluar karena menginjak " wilayah gaib " yang tak kasat mata.
Sebenarnya kalau di pikir2, tujuan dari berbagai informasi berbau tahayul ini adalah untuk menjaga perilaku kita agar tidak sembrono atau ceroboh dialam bebas sehingga tidak menyebabkan kerusakan lingkungan. Selebihnya : Wallahualam ....

( Photo by : TH ( di lokasi inilah saya "  melihatnya " )

Minggu, 06 Juni 2010

Mencari Sisa Jejak Sang Raja, 06 Juni 2010


































Ketika I kali tawaran itu datang, saya sempat resah antara ya dan tidak. Ya, karena saya penyuka alam bebas dan traveling. Tidak, karena tawarannya adalah untuk " menjenguk " keberadaan sang raja rimba disebuah kawasan hutan Malang Selatan. Ini bukan Taman Safari yang bernyaman nyaman dalam mobil ber AC sambil melewati binatang binatang jinak sampai buas. 

Bahkan saya di wanti wanti : " Mbak, mending pakai sepatu bot ya dan tepat waktu supaya tidak kehilangan momen mereka sedang berjemur .... " ... Waduh, membayangkannya saja sudah mules, saya tidak menjawab karena saya sedang ber imajinasi kira kira bagaimana kalau tiba tiba saja saya memergokinya dialam bebas ..

Sempat tertunda 3X karena cuaca kurang bersahabat, akhirnya tanggal 06 Juni 2010 kemarin rombongan kecil kami berangkat kearah Malang Selatan, tepatnya desa Sumber Manjing Wetan yang notabene merupakan kampung halaman saya juga. Ternyata ada 2/dua tambahan anggota kami yang hebatnya masih anak anak, yakni Bram 12 tahun dan Sheila 13 tahun, putra/i dari mas Pras inisiator dari tur kami kali ini. Maka diam diam saya harus malu sebab anak anak ini dengan cerianya memasuki kawasan hutan liar he he ... Sebuah edukasi positip untuk memperkenalkan sejak dini anak anak kepada alam bebas !

Rombongan berdoa dan berfoto bersama sebelum memulai berjalan. Ada pak Jui sebagai guide kami, ada pak Bawon yang bertugas memanggul senapan ( Sungguh bukan untuk ber gagah2 tapi konon ber jaga jaga lo....? Meskipun dijelaskan bahwa itu cuma senapan untuk tupai ... ? )
terus ada mas Pras yang mengundang saya untuk tur ini, ada Bram dan  Sheila putra/inya, ada
pak Ed yang membawa perlengkapan, ada pak Totok yang sibuk juga dengan kameranya, dan terakhir saya sendiri. 

Jumlah kami 8 orang sesuai " syarat " yang diminta guide agar jumlahnya genap. Ya nurut saja sebab masalah masalah diluar nalar seperti ini sebaiknya tidak terlalu diributkan karena saya tokh memang awam.

Rombongan berpindah ke dua mobil khusus yang sudah disiapkan menuju kawasan hutan Pletes. Jalan menanjak dan berbatu batu kapur membuat guncangan guncangan yang lumayan keras . Akhirnya dari sebuah titik didesa perbatasan, kami semua mulai berjalan kaki kedalam hutan. Jalanan semakin menyempit dan terjal sampai akhirnya :

" Mohon tidak ada yang guyon guyon ( becanda ) dan sebisanya jangan menginjak ranting ranting ... " , aduh.. hampir sulit lha wong jalanan kita senantiasa dihadang semak belukar. Dua sajam yang dibawa , mulai beraksi membuka jalan bagi rombongan.

Jalanan yang semula setapak tiba tiba menjadi setengah tapak alias makin menyempit, licin dan jangan coba coba lengah karena disebelah kiri kami langsung menganga jurang sedalam ratusan meter.

Rombongan menjadi hening, semua fokus dengan tapak kaki masing masing. Sesekali saling DB ( Dorong Pantat , maaf .. ) karena jalanan yang sungguh diluar perkiraan saya ternyata sangat licin dan terjal. Naik dan terus naik, sampai sampai jantung serasa mau copot sebab selain sempit juga jurang disebelah kiri kami itu seolah mengganggu konsentrasi ..

Tiba tiba kami bersua dengan sekitar 5 wanita " perkasa " pencari kayu bakar, yang konon tiap harinya harus naik turun gunung hanya untuk mendapatkan seribu ( ! ) rupiah untuk seikat kayunya, dan tiap hari setidaknya mereka mampu mengumpulkan 5 ikat kayu. Kembali saya malu, bahwa untuk sebuah tur seperti ini saya banyak mengeluh padahal wanita wanita ini menjadikan rute tur saya ini sebagai lahan mencari nafkahnya .. Ya ALLAH, ampuni hambaMU ini ..
Salah satu dari mereka, mbok Tuma, saya ajak ikut dalam rombongan karena ybs terlihat sangat menguasai peta disini. Dan sebagai " guide tambahan " mbok Tuma ini sangat memotivasi saya sepanjang perjalanan untuk menaklukkan kesulitan2 dialam liar ( bayangkan, mbok Tuma berjalan tanpa alas kaki ! ) . 

Dengan bahasa Maduranya yang khas, mbok Tuma malah menjadi penghibur rombongan dengan ceritanya yang aneh aneh dan lucu meskipun diam diam saya membatin kok jumlah kami menjadi ganjil, apa tidak menyalahi petunjuk si guide tadi he he ...

Ada beberapa lokasi goa yang diperkirakan dihuni si raja rimba yang belakangan ini ditandai penduduk karena beberapa kali mereka turun ke desa memangsa ternak. Yang terdekat dengan kami saat itu langsung kami datangi setelah berjalan hampir 1,5 jam dalam terik matahari dan belukar serta terjalnya jurang. Goa ini relatip agak kecil, kami tidak bisa datang bersamaan tetapi harus satu persatu melihatnya kalau tidak ingin terperosok ke jurang.

Susah payah mengambil sudut pengambilan gambar yang baik, sia sia, sebab posisi tidak memungkinkan, inipun saya sudah bersandar pada ranting2 pohon yang menahan berat tubuh saya .. Ternyata lobang goa sudah ditutup bebatuan yang oleh penduduk dimaksudkan agar si raja rimba tidak bisa masuk lagi, atau ini " balas dendam " penduduk atas kematian ternak ternaknya?

Setelah itu pak Jui kembali memimpin rombongan ke goa yang lain yang ternyata lokasinya lebih diatas lagi. Sisa sisa tenaga dipakai untuk memanjat tebing lebih tinggi dengan lebar jalan setapakyang hanya sekitar 25 cm saja dan mengandalkan tanaman2 kecil sebagai pegangan. Keringat mengucur bukan karena panas matahari, tapi lebih karena nervous he he...

Rombongan sempat berhenti untuk istirahat disebuah tambang batu kapur yang sedang kosong kecuali ada satu pekerjanya yang ditunggui oleh istri dan anaknya yang masih balita serta anjing mereka. Lagi lagi saya mendapat pelajaran berharga betapa kebahagiaan itu tidak semata diukur oleh materi. Keluarga ini contohnya, begitu " ayem tentrem " meski penghasilan sang ayah tidaklah seberapa dibanding kerja kerasnya dan anaknya juga terlihat ceria bermain di alam bebas tanpa rasa kuatir ...Disana kami sempat foto foto sebelum melanjutkan langkah ke goa yang dituju.

Ketika akhirnya kami berjalan lagi dan sudah sekitar 30 menit arah vertical ( ! ) sambil membuka belukar, tiba tiba rombongan mencium bau yang lain ... orang Jawa menyebutnya bau " lengur " 
( antara amis dan bau kecut atau juga kotoran ) . Guide minta kami berhenti disitu dan sendirian dia menerobos belukar kearah goa. Tegang menunggu, akhirnya pak Jui muncul lagi dan mengatakan bahwa kami boleh naik tapi satu satu dan jangan berisik. Perut saya kembali mules, ini lah yang dicari atau ...?

Tak ada yang mencoba bertanya, sebab sudah keburu ingin tahu dan mematuhi pesan agar tidak banyak bicara dulu, iya iya pak Jui ... Dan sekitar 10 menit menerobos belukar serta ranting ranting , pak Jui yang berjalan paling depan memberikan pemandangan spektakuler :
G O A   M A C A N lengkap dengan bekas telapak sang raja rimba ...!! Saya terkesiap dan siap siap mundur .... Dan akhirnya para prialah yang terlebih dulu berjalan kearah mulut goa...

Anak anak dan mbok Tuma tidak diijinkan ikut ke goa, demi keamanan. Lo lha kok malah saya yang dipanggil pak Jui? " Lha mbak kan datang jauh jauh kesini katanya mau motrek ? ... ", aduh iya, malu, sampai lupa tujuan semula saking surprise dan takutnya ... Agak tergesa gesa saya prat pret disitu, padahal mas Pras, pakEd , pak Tok, mas Bawon serta pak Jui tampak santai meski tetap waspada sebab pak Jui meyakinkan kami bahwa tadi sempat terlihat sejenak ekornya ... ! Aduh amit amit batin saya .....

Terjadi perdebatan, ketika mas Pras berkeras ingin mengambil gambar gambar lebih masuk ke goa yang tinggi dan lebarnya 2x ruang kelas sekolah ini. Sebagian besar rombongan mencegah, saya mengingatkan agar tidak masuk sebab sangat jelas bekas tapak kaki sang raja mengarah kedalam goa .. Goa ini memiliki bilik bilik yang cukup unik, sehingga tidak akan pernah ada yang tahu sang raja saat itu berada dibilik yang mana, salah masuk bisa mengundang bencana...

Kami sepakat untuk segera turun demi alasan keamanan, dan dengan kaki lemas karena nervous saya bergegas turun dengan cara mbrosot/ setengah meluncurkan diri supaya lebih cepat. Jujur saya tidak mau tahu apakah didalam goa tadi sang raja masih ada atau sudah raib lewat jalan jalan tikusnya, tapi yang penting saya sudah merasakan " sentuhannya yang begitu dekat " melebihi yang saya harapkan dan itu sudah cukup, saya tidak mau takabur, sungguh saya tidak berkemampuan untuk memergokinya .... ini bukan Taman Safari...!!

Rupanya Tuhan masih ingin menghadiahi rombongan kami dengan bonus kecil. Saya terpekik 
( senang dan senep campur baur ) ketika dalam perjalanan kembali ke hutan perbatasan desa, rombongan menemukan jejak jejak sang raja disebuah tanah datar ditepi jurang yang berjarak sekitar 300 meter dari goa tadi... Tampaknya, Sang Raja sedang " berinspeksi " diwilayahnya .

Saya tidak buang waktu untuk prat pret begitu juga anggota rombongan lainnya. Saya bersyukur kehadapanNYA bahwa saya masih diperkenankan menikmati sisi lain dari private-life sang raja yang suasana dan ketegangannya tidak akan pernah saya temukan dimanapun. Mungkin rombongan ini sedikit mengganggu ketenangannya, tetapi kami tidak bermaksud lebih dari sekedar ingin merasakan atmosphere didekat sang raja ...

Mas Pras yang tampak masih sangat penasaran, akhirnya membuat kesepakatan lain dengan beberapa anggota rombongan untuk " mengundang " kehadiran sang raja melalui kegiatan
api unggun. Lho saya heran, maksudnya bagaimana ? Pak Jui yang lebih memahami kebiasaan2 sang raja menimpali : " Iya, si mbah ( maksudnya harimau ) itu senang dengan bekas api unggun yang ditinggalkan manusia, asalkan jangan pernah mengganggu apalagi mengambil anaknya yang kelihatan mendekat ke bekas api unggun ... ", ooooo.. gitu.... Apakah saya masih mau bergabung dalam program api unggun ini, entahlah ...

Dalam perjalanan pulang kami melewati sungai sungai tadah hujan yang tampak mulai mengering, juga hutan bambu favorit sang raja, dan sudah tentu jurang jurang. Kaki mulai terasa berat, badan pegel pegel, dan haus. Seluruh cadangan air minum nyaris habis dan pelan pelan perutpun mulai nge jazz.

Tiba tiba disebelah kiri kami, disisi tebing, Bram yang merupakan anggota rombongan termuda berteriak : " Ada ularrrr ... ! " .. spontan rombongan berhenti dan bergantian melongok kedalam sebuah lobang di tebing. Ternyata benar ! Tampak sebagian badannya yang berkilau dalam kegelapan lobang. Sesuai komitmen awal untuk tidak mengusik satwa apapun yang ditemui maka kami tinggalkan ular dalam lobang tadi . 

Beberapa lobang lain yang berpotensi dihuni ular didalamnya masih kami temui sesudahnya. Oya catatan kecil dengan Bram yang pemberani ini, beberapa kali kakinya terkena kram diperjalanan, untungnya masih tetap semangat untuk terus mengikuti hingga akhir tur.

Lagi lagi saya sempat bersyukur karena kami diberi kesempatan bertemu satwa satwa liar yang ada. Apalagi disepanjang perjalanan, kami sering melihat dan mendengar berbagai jenis ayam hutan dan burung burung yang langka. Sayangnya rusa yang diperkirakan masih ada tidak sempat ditemui. Rombongan sepakat untuk makan siang di warung " SEMPU " yang juga masih milik salah satu kerabat setelah sebelumnya berpisah dengan mbok Tuma dan keluarganya dibatas desa. Mobil berjalan sekitar 3km kearah warung yang dimaksud.

Pecel lele, gurami goreng, tempe penyet, sambel & lalapan, jangan/ kuah asem, cah kangkung dan es teh serta nasi panas dua bakul. Hm .. rombongan sudah " lupa daratan & lautan " , kami menyerbu hidangan sampai semuanya ludes sekaligus melenyapkan ketegangan... Makan siang diakhiri dengan foto bersama si empunya warung yang masih keponakan sendiri sebelum perjalanan dilanjutkan kerumah mas Pras untuk melihat budidaya bekicot. Bekicot bekicot ini secara berkala dikirim ke Surabaya untuk kripik dan lain lain.

Puas berkeliling serta " meeting kilat " soal rencana rencana proyek di lingkar Selatan Malang, saya akhirnya benar benar menuju arah Malang melewati jurang Pletes ( lagi ) . Lho kok ? Iya, tadi rombongan kami sebenarnya berjalan dibalik dari gunung dan jurang Pletes yang saya lewati dengan mobil ini. Dan sekarang saya jadi sadar bahwa apa yang sering kita saksikan dari balik kaca mobil itu sebenarnya tidak sedahsyat kenyataannya. Saya sungguh bersyukur pernah berkesempatan menikmatinya meski disertai ketegangan ...

( Oya sekedar catatan kecil, dalam rute pulang kearah Malang ini saya menghindari rute stadion Kanjuruhan yang pada sore dan malam yang sama sedang ada laga Pesta Bintang, AREMA vs Para Bintang Bola Indonesia 2010. Sekaligus pada malam yang sama akan ada penyerahan piala kejuaraan ISL 2010 dimana Arema Indonesia keluar sebagai juaranya.
Mestinya Laga Super Bintang ini penyelenggaraannya di GBK Jakarta, tetapi akhirnya dipindahkan ke Malang dan Menpora Malarangeng hadir di Malang untuk menyerahkan piala kepada sang juara ISL 2010 , Arema Indonesia . Ya sudah saya tokh tidak ingin terjebak yang kesekian kali ditengah ribuan supporter, jadi mending cepat pulang sebelum penontonnya bubar.. )

Terima kasih yang sangat khusus untuk : mas Pras, pak Jui, pak Bawon , pakEd dan pak Totok
atas bantuan dan kebaikan2nya, semoga tur tur semacam ini akan semakin mendekatkan serta merendahkan hati kita sekalian kepada sang Maha Pencipta. Dan kepada semua pihak sangatlah dhimbau kesadarannya bahwa alam bebas bukanlah tempat perburuan harta melainkan titipanNYA untuk kita rawat, pelihara dan lestarikan berikut isinya...amin.

O ya, sekaligus bagi yang masih memiliki binatang binatang khususnya satwa langka dirumahnya, mohon disadari bahwa mereka juga memiliki HAK untuk menjadi mahluk hidup yang bebas dan " berdaulat " diwilayahnya masing masing .. Sudahkah kita melakukannya?

Jejak jejak kaki yang ditinggalkan untuk kita oleh si raja rimba bukan tanpa makna. Pesan itu sangatlah jelas : " Jangan Biarkan Kami Punah " .....

( Catatan khusus dari Sumber Manjing Wetan, Malang, 06.06.10 )

( Photos by : TH )

Keterangan foto :

01. Lembah menuju lokasi goa yang ada dibatas desa terdekat.
02. Salah satu lokasi tambang kapur yang dilewati.
03. Foto bersama diawal perjalanan didepan rumah kerabat guide, yang tidak nampak disini
2/dua orang.
04. Memulai perjalanan dengan kondisi masih fit dan nyaman.
05. Pemandangan diperjalanan.
06. Sempat menemui bongkahan batu alam semacam marmer.
07. Jalanan mulai menyempit dengan sungai dan jurang terjal jauh dibawah kaki.
08. Salah satu goa yang dijumpai diperjalanan,
09. Senapan tupai untuk ber jaga jaga ..?
10. Sebuah keluarga yang menggantungkan hidup pada batu batu kapur.
11. Keluarga dengan satu balitanya ditengah kerasnya batu batu kapur kehidupan.
12. Salah satu goa yang ditengarai pernah dihuni macan Jawa tetapi ditutup batu batu oleh
penduduk, dan sulitnya medan untuk memfoto karena dibawah kaki sudah menganga
jurang sehingga tidak memungkinkan mengambil sudut yang lebih baik.
13. Goa tertutup yang sama dengan no. 12 ) diatas.
14. Inilah salah satu goa yang dicari !!
Dimulut goa tampak jelas bekas jejak kaki si kucing besar diatas pasir kapur putih.
15. Masih di goa yang sama dengan no 14 ) , saya berusaha memfoto jejak kaki lebih dekat
tapi karena keterbatasan peralatan dan " nyali " saya menjaga jarak sebab jejak kaki
mengarah KEDALAM goa !!
16. Mulut goa dari sang raja , didalamnya banyak bilik bilik yang ber kelok kelok, saya tidak
akan pernah mengambil resiko karena ini termasuk penghormatan pada alam dan saya
tidak berani takabur.
17. Hutan terbentang disejauh mata memandang.
18. Wanita wanita perkasa yang tiap hari naik turun gunung untuk Rp. 1.000,-/ seribu rupiah
per ikat kayu !!
19. Bram, anggota rombongan termuda yang sering terkena kram kaki tapi sangat bernyali.
20. Bebatuan kapur seperti ini sering dijumpai diperjalanan karena rombongan memang
naik di gunung kapur.
21. Sekitar 300 an meter dari goa yang dihuni sang raja, jejaknya terlihat jelas di tepi jurang
yang kami lewati. Ini dua dari 10 foto yang saya ambil dari jejak yang ada.
22. Masih jejak yang sama dengan nomor 21) diatas. Sang raja sedang inspeksi wilayah .. ?
23. Sheila, anggota rombongan termuda ke II, nampak menyusuri sungai kering di rute kami.
24. Salah satu sungai berbatu batu tajam yang ada di bawah jalan setapak kami, sekitar 50an
meter kebawah.
25. Istirahat sejenak seperti ini rasanya seperti di SPA saking menanjaknya medan.
( coba kalau ada spa ditengah hutan seperti ini ya .. )
26. Satu satunya gubug yang ditemui, hanya cukup untuk dua orang, yang lain " ngglempoh "
disemak semak.
27. Orangtua mbok Tuma yang ditemui dalam perjalanan pulang ke desa terdekat.
( mbok Tuma adalah yang terdepan mengenakan kerudung putih )
28. Beginilah wajah wajah lelah tapi cerah setelah menyikat habis pecel lele dll di warung
" SEMPU " yang kebetulan pemiliknya masih keponakan sendiri jadi porsinya di
lebih lebih kan he he ..
29. Kunjungan terakhir sebelum balik ke Malang adalah ke lokasi budidaya bekicot.

( 06 Juni 2010, TH )


Jumat, 04 Juni 2010

BALI CAFE , santai di lorong mall.





Lelah keliling MATOS ( Malang Town Square ) di jl. Veteran ? Ingin sedikit menikmati udara segar diluar mall yang masih berada dilingkungan mall? Cobalah ke salah satu lorong nya yang terletak di lantai II sebelah kiri mall. Disana ada beberapa tempat hangout yang nyaman karena berada di teras luar dari deretan pertokoan yang ramai. Salah satunya adalah Bali Cafe. Sesuai namanya, saya sempat menikmati alunan musik Denpasar Moon yang di ulang2 dari arah meja kasirnya ( mudah mudahan koleksinya tidak hanya satu ini ya hehe .. )

Memilih duduk diluar atau diterasnya memang lebih nyaman. Ada berbagai pilihan kopi dan yogurt, juga makanan ringan. Ketika saya mencoba memesan Chicken Gordon Blue ternyata saya mendapat semacam nugget dan kentang goreng, saya berharap pramusajinya tidak salah tulis pesanan saya he he ... Tetapi karena tujuannya semula bukan untuk mengenyangkan perut melainkan hanya sekedar menikmati atmospherenya, maka sayapun tidak " protes " ...

Bagi penyuka hangout yang menginginkan privacy, mungkin ini tempat yg lumayan nyaman.
( Cuma pastikan dg pramusaji apa apa yang tadi Anda pesan kalau tidak ingin mendapat kejutan seperti saya  he he ... ! ) ( TH )


Keterangan foto ( all taken by me ):

01. Lorong mall dan Bali Cafe.
02. Salah satu menu Bali Cafe.
03. Ruang dalam Bali Cafe.







Selasa, 01 Juni 2010

MALANG KEMBALI, Malang Tempo Doeloe 2010







2010 merupakan tahun penyelenggaraan yang ke 5 bagi event tahunan Malang Tempo Doeloe yang tahun ini mengambil tema Rekonstruksi Budaya Panji. Terlanjur diminati sebagai Pasar Rakyat dengan segala tetek bengeknya yang sangat khas dan jadul, maka membludaknya pengunjung selama 4 hari adalah bukti betapa MTD ini selalu dirindukan kehadirannya.

Maka pada 20 - 23 Mei 2010 yang lalu, disepanjang ruas jalan Ijen Boulevard Malang yang elit, tiba tiba disulap menjadi perwajahan jadul kota Malang di era sebelum merdeka. Sebut saja mamin misalnya, kita bisa menikmati arbanat, gulali, cecek cecek-an, es tebu, es gandhul tali merang, samiler dl

Sementara itu di wilayah mainan anak anak terlihat ada gangsing, golekan kayu, jaranan, dll.
Kendaraan kendaraan jadul bersliweran ikut mengentalkan suasana tempo doeloe, mulai sepeda onthel, moge dan mobil mobil antik dari para kolektor. Seolah terseret mesin waktu, pengunjung diajak sejenak berjadul ria dalam kenangan Malang sebelum kemerdekaan. Maka lengkap sudah ketika beberapa potret bersejarah ikut dihadirkan misal pembumi hangusan gedung Balai Kota Malang, Masjid Jami', peresmian monumen Tugu oleh Soekarno dll dalam bentuk baliho raksasa.

Ternyata tak hanya manula yang keranjingan ke area ini, remaja remaja pun memadatinya meskipun mereka lahir dijaman digital yang notabene tidak mengenal arbanat dll nya. " Dik, apa yang menarik disini kok anda mau nonton barang barang atau mencicipi mamin jadul dll ? " . Ternyata jawabannya cukup cerdas : " Justru saya penasaran seperti apa sih jaman jaman ortu saya dulu siapa tahu meng inspirasi saya dan teman teman untuk membuat film indie ber setting jadul .... " , betul betul mewakili wajah generasi muda yang kreatif !

Kebetulan saya juga menemukan stan eks alumni SMAN saya disitu, jadinya malah ngobrol ngalor ngidul dengan asyik meskipun kami berbeda generasi. Dan tentu saja kesenian TOPENG MALANGAN sebagai salah satu ikon kota Malang ditampilkan di event ini dalam berbagai kemasan, mulai seminar tentang budaya Panji sampai pementasan tari tari topengnya, souvenir topeng nya dll. Pokoknya komplit plit !

Saya jepretkan beberapa foto buat yang tidak sempat nonton, semoga cukup mewakili nuansa MTD nya.... !! ( th )

( Photos by : TH  )

Keterangan foto dari atas kebawah :

01. Dari klub sepeda onthel Mojokerto, pak Denny, dengan sepedanya yang antik dan ber sirene
plus kostum tempo doeloenya.
02. Stan boneka kayu yang mengingatkan pd mainan anak tempo doeloe.
03. Penjaga stan teboe yang manis.
04. Komidi kera yang dijaman dulu sangat populer.
05. Mobil antik dengan kostum pengemudinya yang khas.
06. Model dengan moge antik.
07. Penjual mainan jadul.
08. Para penari topeng.
09. Es Teboe yang suegerrrr..
10. Gadis cilik penjaga stan kroepoek yang imut.
11. Ibu penjual kue tenongan.
12. Kampoeng Oeang Lama.
13. Roti Moho terkenal sejak 1958.