Minggu, 29 Desember 2013





 .. " Waiting for Godot " di Omah Iwak  ..




bak karya Samuel Beckett " Waiting for Godot " , sebuah penantian panjang terjadi pada saya di sebuah kaferesto dan pemancingan berjuluk " Omah Iwak " di desa Karang Ploso,
 tepatnyadi Jl. Dawuhan, Tegalgondo. 



 maksud hati mencoba masakan di resto yang masih terbilang baru ( sekitar 5 bulanan ini dibukanya ) dan yang terjadi adalah " dobel lapar " karena lamanya menunggu sudah 
" diluar batas yang bisa ditolerir " hehe ... 

bahkan saya sempat melihat beberapa orang yang entah keluar mencari apa, tapi saat kembali ke resto ini mereka terlihat membawa bungkusan makanan, laaa opo tumon?




"maaf, karena masih baru dan tenaga terbatas, jadi sangat lama ya ... " , ini sebuah excuse yang seharusnya tidak perlu terjadi sebab antisipasi masa liburan dengan padatnya pengunjung amatlah penting. saya sampai sempat " leyeh leyeh " di gazebo dan bangun saat terdengar adzan sholat Ashar, lo kaget juga sebab saya masuk resto ini tadi sekitar jam 14.00 ck ck ck ....



 resto ini terletak di jalan raya ( alternatif ) arah Karangploso ke Batu, disebelah kanan jalan. dengan halaman parkir yang lumayan luas dan ruang resto yang juga luas plus beberapa gazebo diluarnya, sebenarnya cukup nyaman meskipun view sekitarnya tidak cantik. 



 sedikit disayangkan yaitu kurangnya kehijauan didalam area resto yang nampak kurang diperhatikan sehingga beberapa gazebo menghadap kearah tembok/ beton kering yangmembosankan.

dan dalam daftar menunya, sesuai nama restonya, Omah Iwak, maka ikan segar memang menjadi andalannya. lele, gurami, ikan emas dll dll akan siap untuk digoreng, dibakar atau lainnya sesuai selera. bagi penghobi memancing, disediakan peralatan pancing yang dapat disewa 15 ribu sepuasnya/ per pancing. hasil memancing seperti lazimnya, akan ditimbang beratnya.



 daftar minumannya juga lumayan panjang, meskipun tidak ada yang menjadi ciri khasnya. nampaknya resto ini kedepannya mungkin juga akan menjadi semacam area 
Wisata Petik Buah( ? ) 
karena  disana sini terlihat ada berbagai jenis buah buahan, 
mulai pohon mangga, nenas, markisah dll yang kebetulan juga mulai berbuah meski pohonnya masih realtif kecil/ muda.

soal rasa, dari skala 1 - 10 ada di 6.5 karena ternyata " oseng oseng " kangkung dan toge nya membuat saya terkaget kaget asinnya ( waaa ... chef nya mungkin stres ya dengan banyaknya tamu tamu restonya, jadi masaknya buru buru ? .... ) .



 satu satunya  yang agak menghibur saya itu gurami bakarnya, sehingga " berbagai kekecewaan " agak terobati meski usus saya rasanya sudah terlanjur " lengket " 
saking lamanya menunggu hehe ...

semoga kedepannya Omah Iwak akan lebih memperhatikan layanannya dan juga kenyamanan tamu tamunya dengan :
memperpendek " masa tunggu " tamu, 
menambah kehijauan area gazebo, 
memperhatikan tanaman terutama rumput2nya yang nyaris menyemak, 
mengurangi garam pada masakan2nya ( mudah2an garam berlebihan tadi hanya sebuah "kecelakaan " ) plus
 mengurangi gula pada minuman jenis juice nya karena dampak gula berlebihan itu bahkan menutupi rasa buahnya disamping tentunya kurang sehat.

memang, "  Menunggu Godot " dan menunggu gurami bakar adalah dua hal yang sangat berbeda, namun memunculkan rasa yang sama karena sempat tersergap rasa jenuh ...!
 adalah sebuah " lagu wajib " bagi setiap warung/kedai/resto dll untuk mengupayakan agar tamu tamunya Datang dan Datang Lagi 
 dan bukan 
" Datang Untuk Tidak Pernah Kembali Lagi " .... 

oya, resto ini bisa dicapai dari 2/ dua arah :

01. dari arah Hotel Montana II/ Candi Panggung yang lurusssss saja, hingga belakang Unmuh dan dari sana sudah tidak jauh lagi sebelah kanan jalan, 
Jalan Dawuhan, Tegal Gondo.

02. dari arah Bentoel Karang Ploso ke Batu, terussss saja sampai perempatan Arhanud, beloklah ke kiri, tidak sampai 1 km sebelah kiri jalan sudah bertemu resto ini.

Omah Iwak, Omah Iwak, janganlah kamu sampai "  disiwak  " ! 
( tidak ditegur sapa lagi).  semoga !
( th ) 

note :

karena sudah terlanjur menyebut " Waiting for Godot " maka saya secara khusus harus menyampaikan hormat yang dalam kepada bpk. Azwar AN yang pernah menyutradarai pementasan " Menunggu Godot " ini di Yogyakarta,
 dimana saya mendapat kepercayaan untuk mengisi musiknya bersama rekan saya Ira I dan Erik, sebuah catatan manis dari dunia teater Yogyakarta menjelang tahun 80-an.

maka sekali lagi setulusnya saya sampaikan : 
" matur nuwun mas Azwar AN " ,
 ( dari sutradara berbagai drama karya nya sendiri hingga karya terjemahan , masuk menjadi sineas, al : sutradara " Kampus Biru " dll  dan pernah bergabung di Bengkel Rendra meski kemudian lepas lagi dari sana. Azwar AN seorang seniman sejati yang penuh dedikasi pada dunia seni teater dan film khususnya )


 
( keterangan foto, all taken by : th, december 2013 )
01. jalan masuk Omah Iwak/ OI
02. kolam dalam resto
03. pagar tanaman markisah dengan latar belakang sawah dan rumah
04. dinding bambu
05. Omah Iwak, Tegal Gondo
06. atmosfer
07. salah 1 menu 
08. nenas dihalaman OI
09. gurami bakar
10. salah 1 sudut resto
11. area aquarium
12. tulang belulang
13. belulang dalam kanvas , photo editing
14. gurami dalam kanvas, photo editing
15. salah 1 pramusaji yang mestinya ikut audisi sinetron

Kamis, 26 Desember 2013




.. " Satu Lagi Bakso, Bakso Tenes " ..

saya penuhi " janji " saya untuk berkisah tentang virus baksomania di kota Malang akhir akhir ini karena munculnya puluhan bakso bakso baru baik yang 
pikulan, dorongan, pkl, kedai, cafe ataupun resto khusus bakso. 

dan sekali lagi saya jangan dipaksa dengan menjawab pertanyaan " yang manakah sebetulnya bakso Malang yang asli? " . jawabannya saya sungguh  tidak tahu sebab saya yakin pasti semua bakso bakso e .. penjual bakso di Malang akan menjawab dengan koor : 
" sayalah yang asliiiiii ..... "

 naaa , untuk apa ber pusing pusing mencari siapa yang asli? buat saya yang arema asli dan besar dengan bakso bakso yang dulu hanya ada di pikulan, semuanya itu asli selama rasanya masih seperti bakso dan bukan bakso rasa strawberry atau rasa rujak cingur !

salah satu penyebar virus baksomania ini adalah Bakso Tenes , jalan Tenes 16, Malang yang letaknya berhadapan dengan stadion Gajayana atau juga berhadapan dengan  dengan halaman parkir kendaraan dari MOG.

sebetulnya mendengar namanya,  rasanya tidak asing sebab dijaman Jalan Tenes masih penuh dengan lapangan tenes yang ber deret deret dan ramainya para penjual mamin 
( bakso, rujak, gado gado dll dll ) dikawasan itu, saya  sering makan bakso Tenes 
disitu yang kala itu masih bergaya pkl-an . 

nama Tenes itu mungkin punya dua arti, pertama mereka memang berjualan di Jalan Tenes dan yang kedua mungkin karena salah satu baksonya berukuran segede bola tenes, 
naa ... terserah yang mana atau bukan keduanya ?

maka kalau saat ini muncul sebuah kedai bakso di jalan Tenes yang sudah berwajah baru dengan munculnya mall dan renovasi stadion plus lapangan tenesnya,
sayapun tidak berusaha mencari benang merah antara keduanya 
( yang pkl dan yang kedai ) yang dikarenakan adanya kesamaan nama.



mungkin kelak bahkan akan ada 100 kedai bakso dengan nama yang sama, ya ndak masalah, apalah arti sebuah nama kata mbah Shakespeare hehe..

 tampilan luar dari kedai bakso Tenes ini saja ( belum melangkah masuk lo ! ) sudah membuat saya ' jatuh hati ' yang dalam istilah kromo inggilnya itu ' cute ' .
 pagar putih, kursi meja putih, taplak kotak kotak merah putih, dan keseluruhan atmosfirnya yang begitu ' homely ' bahkan memlintir ingatan saya pada cafe cafe cantik di sepanjang Danube atau area Alpen, membuat saya tidak sabar untuk segera masuk !
( lha .. ini namanya LAFS, l .. a .. f .. s ... hehe, silahkan diisi sendiri titik2 nya )


seorang Santa yang manis menyambut ramah ( maklum, saat itu persis tanggal 25 Desember ) dan bertanya " ingin pesan apa ? " sambil menyodorkan menu-card. 
jujur saya sulit menjawab sebab belum tahu apa saja yang khas di 
kedai bakso yang cantik ini.

" semua saja ya?" katanya sambil menunjuk deretan nama nama yang ada di menu-card.
 ada : tahu, bakso cumi, bakso udang, bakso sapi, usus goreng, pangsit goreng, bakso goreng, dll. jelasnya, yang kalau komplit maka akan ada 9/ sembilan macam item dimangkok kita ! 
didorong rasa ingin tahu, saya coba komplit tapi minus usus goreng, maklum, wilayah jerohan memang bukan favorit saya hehe .

 diurusan minuman, mereka menyediakan macam macam pilihan, tapi saya " digiring " kearah Sarsaparilla yang menjadi ikonnya, meski saya batal memesan sebab 
konon manisnya agak " menakutkan " . maka beloknya ke Pinky Punch 
( biasanya Blue, lha ini Pink jadi saya penasaran )

sambil menunggu pesanan datang dimeja, saya ijin untuk jeprat jepret .
kedai ini adalah bagian dari sebuah rumah berarsitektur Belanda yang dibangun pada sebelum kemerdekaan RI . kekokohan bangunannya menyiratkan betapa dijaman dulu kejujuran masih terjunjung tinggi 
( tak ada korupsi pada bahan bahan bangunannya, tak ada mark-up dll 
sehingga semuanya sesuai dengan blue-print dan terbukti kwalitas bangunannya yang memang tahan cuaca dan tak tergerus roda waktu .
beda dengan jaman kini yang belum sampai setahun sudah ambruk karena sebagian besar dana pembangunannya masuk kantong kantong pribadi ... ! )

" silahkan, selamat makan ... " , lamunan saya bubar saat pesanan tiba. 
dari skala 1 - 10, soal rasa ada di angka 7.5 . dan meski diawalnya saya sudah mendapat jaminan bahwa semuanya Halal alias tidak terkandung " makanan makanan terlarang " , tokh saya sungguh berharap bahwa nilai 7.5 ini betul betul murni alias tidak karena tercampur unsur unsur subversif e.. non-halal, saya cukup percaya tulisan " halal " pada banner nya itu 100% jujur 
( amin .. ) !

naa .. satu lagi pilihan bakso sudah hadir di kota Malang, memang belum seramai yang lain karena masih baru, maka mumpung belum perlu antri untuk menikmatinya, sebaiknya bergegas kesana ... ! juga buat yang lagi ultah atau syukuran, kedai cantik ini bisa dipertimbangkan buat kumpul ramai ramai dengan temen sekelas atau sekampus hehe .. yukkkk ! ( th )



( keterangan foto, all taken by : th ) 

01. Bakso Tenes yang cantik
02.  pilihan bakso
03. halal
04. nyaris komplit minus usus goreng
05. friendly BT girls
06. ucapan selamat





 .. " Malang, Baksomania " ..
( bakar membakarnya Pak Slamet )

kalau orang luar Malang bertanya, yang manakah sebetulnya yang bener bener Bakso Malang? saya yakin hampir semua penjual bakso di Malang akan serentak menjawab 
" sayaaaaaa ..... " ! 

 naa ... silahkan berbingung bingung, 
sebab dalam beberapa tahun terakhir ini Malang terhinggapi virus Baksomania  dengan bermunculannya berpuluh bahkan beratus mungkin, penjual bakso baru, 
baik yang dipikul, didorong, pkl, cafe, resto bakso dll

  soal nama jangan tanya seremnya. 
mulai bakso granat, krikil, kaget, setan, rambutan, gendheng, gendruwo, dll dll yang penting supaya orang penasaran dan mencobanya!


maka meskipun saya arema asli sli, jangan ditanyakan pada saya soal bakso ini sebab sayapun tidak tahu yang asli yang mana lha wong sejak kuecilllll dulu buat saya bakso itu ya seperti itu, bulat dan berkuah panas, sebab jaman itu belum ada bakso yang di bakar bakar hehe ..

naaa ... daripada pusing memikirkan mana yang asli, saya ajak saja kali ini kesebuah kedai bakso yang terbilang cukup " gres " di Malang yakni :
" bakso bakar pak Slamet " di jalan Ade Irma Suryani atau nama kunonya jalan Belakang Loji, atau jalan Pegadaian di Malang pastinya. letaknya nyaris dekat perempatan antara
jalan Ade Irma Suryani dengan Embong Arab. mudah ditemukan kok !



 dengan judul bakso bakar, sudah pasti yang saya pesan ya bakso bakarnya meskipun sempat juga mencicipi yang berkuah. soal tempatnya cukup nyaman meskipun parkir kendaraan tidak selalu bisa didepan kedai, jadi lebih aman diseberang jalan karena padatnya perempatan.

dan dengan desain interior yang semi minimalis dan didominasi warna coklat muda dan tua serta penataan mejakursi yang simpel tapi hangat dan nyaman, 
sebenarnya kedai ini bisa jadi tempat hangout yang lumayan. 
mungkin karena tidak berada di area kuliner ( kanan kirinya adalah toko kaca dll ) maka orang tidak segera tahu bahwa disitu ada kedai mamin ! kesan bersih sangat menonjol. 

dan saya yang terbiasa di kedai kedai bakso yang lain menikmati bumbu bakso bakar yang mengandung kacang ( mirip bumbu sate ), saya cukup surprise ketika akhirnya pesanan bakso bakar tiba dimeja saya dan hanya diolesi kecap .. !

" mbak ( ini satu satunya pegawai yang ada disitu ) , maaf, 
apa bumbunya memang hanya kecap saja?"
" iya bu, kenapa ?"
" o .. ndak, saya kira pakai bumbu kacang "
" lho itu kan sate, disini ya seperti itu ... "

dan ternyata masih ada lagi yang saya ingin tanyakan yaitu cara membakarnya yang mungkinkurang lama sehingga sebelah dalam dari sate bakso ini terasa masih dingin .
 saya tanyakan apakah baru dikeluarkan dari freezer, dijawab " ndak ... " .....

saya tahu soal bumbu ini mungkin masalah selera, juga soal bola bola bakso yang diluarnya terbakar tapi dalamnya masih dingin, naaa ... semoga kedai yang masih gres ini tidak gres dalam pengalaman bakar membakarnya supaya pengunjung 
dapat menikmati Bakso Bakar Lahir Bathin, alias Luar Dalam Sama Panasnya hehe .... 
selamat mencoba! ( th  )

( keterangan gambar, all taken by : th , des.2013 )

01. papan nama, aslinya tidak seperti ini, saya iseng saat photo-editing.
02. salah satu sudut kedai yang nyaman
03. lorong kedai
04. etalase
05. tempat bakar bakar
06. dapur

Rabu, 25 Desember 2013




.. menonton kemurungan seorang Didik ..
( matur nuwun buat mas Hayit, Puspo 1, Malang  )

resah, hanya satu kata ini yang bisa saya " simpulkan " tentang olah imajinasi seorang seniman apapun pilihan ' bahasa ' nya. dan untuk melihat salah satu keresahan yang mereka miliki,
siang kemarin saya meluncur ke Jalan Puspo 1, Malang. 

saya tahu pameran sudah tutup atau lewat, tetapi kalau saya masih punya keberuntungan, 
saya memang lebih suka berkesendirian menikmatinya. 
benar, mas Hayit membagi keberuntungan itu dan saya dibukakan gembok pagarnya, 
matur nuwun ....  

bahkan keberuntungan masih ditambah dengan hadirnya dua seniman lainnya di galeri mungil siang kemarin, maka kami ber 4 tanpa rencana sempat terlibat dalam obrolan kecil 
tentang karya karya Didik Sudarwanto maupun mereka sendiri.
demikian kehidupan sering berjalan tanpa skenario, bahkan sering lebih bermakna daripada yang sudah ditulis berupa rencana dan skrip!


 dalam brosur pamerannya, Didik Sudarwanto menggelar pameran ini selama 22 - 24 Desember 2013, di Jalan Puspo 1, Malang . lokasi yang  bertajuk Minimaniez Art Space ini memang 
bukan sebuah galeri yang luas dan mampu menampung banyak karya. 

namun melihat agendanya, rasanya kota Malang harus memasukkannya kedalam 
Kalender Budaya Tahunan, sebab seperti kata salah satu dari ketiganya bahwa untuk 2014 galeri ini sudah " fully booked " ( bukan hanya hotel bintang 5 saja lho yang sudah dipesan penuh ! )
dan 2014 sudah akan diawali dengan pameran lain nanti pada 03 Januari.

Didik lahir di Mojokerto, 6 Desember 1985, dan sejak 2004 telah menggelar berbelas pameran diberbagai kota. saya yang awam soal aliran aliran didunia persilatan seni lukis, 
konon menurut salah 1 seniman kemarin, karya karya yang dipamerkan kali ini beraliran 
" NAIV " . 

maka dalam imajinasi saya yang dangkal soal soal beginian, saya mencoba memahami bahwa coretan coretannya memang lebih mirip gambar anak anak TK/SD yang " sekenanya" karena sungguh bahwa " mahluk mahluk ciptaannya diatas kanvas " itu 
sulit dicari dialam nyata ( kecuali mungkin dialam ghaib yang wallahualam .... ) .

namun justru karena " tidak nyata " inilah maka pesan pesan yang ingin disampaikan seorang Didik menjadi lebih mudah tertangkap . 
ada " monster berdasi ", ada malaikat bersayap namun berwajah setan, ada tv kepala atau kepala tv ( terserah saja .. ! ) dll dll yang kesemuanya tidak bisa menyembunyikan sebuah Kemurungan ! 

dengan profil kepala kepala monster yang hampir semuanya bertanduk, 
maka tanduk ini memang sangat bisa berkonotasi sebagai 
" mahluk jahat dengan nafsu nafsu keduniawian yang juga jahat " .... klop sudah !

siapa yang dimaksudnya dengan monster? maka ( sekali lagi ) menurut ke tiga seniman yang mengobrol dengan saya, konon kali ini Didik ingin menggambarkan 
" Kritikan Bagi Yang Biasanya Mengkritik " 

( ini saya kutip semirip mungkin dengan kalimat seniman2 kemarin meski saya tahu tidak akan pernah mirip sebab tidak saya rekam, maka maaf bila ternyata jauh dari kemiripan ) :

" biasanya yang digambarkan itu kan kritikan pada penguasa atau tokoh tertentu yang melanggar rasa keadilan. tapi kali ini kritikan justru ditujukan pada si pengkritik itu sendiri. 
sebab dalam kenyataannya seringkali ketika si tukang kritik mendapat peluang yang sama dengan mereka yang pernah dikritiknya, ternyata kelakuannya bahkan lebih bobrok dari orang yang pernah dikritiknya ! " 

 saya mantuk mantuk 1000 % setuju, meski diam diam saya mendadak ketakutan kalau kalau tiba tiba dan mak jleg saya ketiban peluang peluang yang seperti dimiliki oleh yang pernah saya kritik, semoga saya dikuatkan Lahir dan Batin .. !!

maka, saat menelusuri karya karya Didik siang kemarin, saya tidak mau berpura pura mengerti biar dikira paham seni, tetapi saya banyak bertanya karena memang banyak yang saya kurang pahami, saya tidak malu, daripada pulang masih " plonga plongo " ...

dan meski tidak sempat bertemu Didik, saya sangat syukuri bahwa pertemuan dengan ke 3 seniman itu menambah lebar sedikit horison saya tentang " ke naiv an " seorang Didik. 

mungkin gambaran itu sangat banyak bertebaran dilingkungan yang manapun, dan mencegahnya tidaklah dengan mengirim mereka mereka, para monster monster itu ke lapangan tembak agar dengan satu kali doorrrr perkara akan selesai! 

ketika " sel sel kanker " sudah menyebar hingga lapis paling bawah, maka perisai perisainya tak lain adalah masing masing kita, anda, saya dll ... dan bukan siapa siapa! 
dan daripada sibuk mencari dan menuding tetangga yang koruptor, perampok, pemadat, serta pe .. pe .. pe .. lainnya, tidakkah lebih baik bicara kepada anak sendiri :

" nak, meski hidup itu sebuah pilihan, tolong pilihlah yang teraman, 
aman dari polisi, kpk, jeruji besi dan sejenisnya, ingat bahwa kamu saya lahirkan tidak untuk 
mendapat gelar XN/ eks napi, tetapi cukup sederhana saja :
 untuk memelihara martabat diri !"
 ( ndak usah martabat keluarga, sebab kalau masing masing " diri " sudah bener, 
maka keluarga ostosmastis juga bener )



tiba tiba dalam perjalanan pulang, ingatan saya melayang ke seorang pelukis Yogyakarta, 
mas Edi Hara ( menulis namanya yang betul tidak begitu, maaf mas .. saya kuatir salah )
 yang sampai saat ini masih di Swiss sesuai beritanya di inbox pada saya sekian minggu lewat. 

aliran beliau juga seperti itu, Naiv , Surealis atau entah apa saya sungguh tidak paham. 
saya pernah ketiban sampur mengurusi penyelenggaraan pameran beliau  di sebuah hotel ***** di Yogya. meski berbeda jaman dan berbeda pesan, namun saya melihat ada kesamaan disana, mengkritik yang suka mengkritik.

sungguh  sebuah karya adalah penanda jaman, dan saya yang hanya mampu menikmati tanpa mampu berkarya adalah tak lebih cuma si  
" penangkap ,  penerus serta pemelihara pesan " itu.

maka, saya sangat setuju dengan kemurungan Didik, karena itu juga kemurungan kita semua, meski kita juga tahu bahwa Murung Saja Tidaklah Cukup, siapa tahu pada pameran berikutnya Didik akan mengusung pesan " Anti Murung " ? ( th )

( keterangan gambar, all taken by : th )
01. salah satu kemurungan itu
02. kemurungan lain
03. tiga seniman
04. Didik dalam bingkai bingkai kecil



Senin, 23 Desember 2013





 ... " Seasons Greetings " ...


 my dearest blog - readers,
  
" may your holiday fullfill with happiness and joy with all 
your family and friends !"

my warmest greetings,
th.

Minggu, 22 Desember 2013






  catatan kecil pas Hari Ibu, 22 Desember 2013


tidak ada yang istimewa, kecuali berkumpulnya beberapa ibu muda, manula dan
 eyang eyang  ( eyang itu sama dengan ibu kwadrat hehe ... ) dirumah siang tadi. 
meski tidak secara khusus memperingati HI tapi akhirnya obrolan mengenai HI menjadi seru.

 lha yang merasa " bapak " terasa agak protes sebab ditanah air tidak mengenal Hari Bapak padahal konon " perjuangan bapak bapak tak kalah hebatnya dengan kaum ibu meski perbedaan mencoloknya karena mereka tidak melahirkan anak kedunia " .....

naaa, diskusi seru tentang " ketimpangan " ini, barangkali juga mewakili bapak bapak yang merasa " teraniaya " hehe ... bahkan yang merasa menjadi " single parent " alias menduda dan membesarkan anak seorang diri sebagai ayah merangkap fungsi ibu, 
dapatlah dipahami betapa " menyakitkan " tiadanya Hari Ayah .

maka , ayooo siapa yang bersedia mempelopori perjuangan diadakannya Hari Bapak di Indonesia,  mungkin pembaca? ( th ) 

( gambar atas, dari google )
( foto bawah, taken by : th ) 

ps : terima kasih buat Dc., Sg, Ss, Tn, Agt, Yy,Sy, Dv atas semuanya.


Jumat, 20 Desember 2013





.. kemana malam tahun baru? ..

sekian hari lagi tahun 2013 sudah akan berakhir. pertanyaan klasik yang dilemparkan kerabat atau teman bila bertemu di saat saat menjelang pergantian tahun adalah " kemana malam tahun baru nanti " ? . sebuah kewajaran.

 mengapa orang " bingung " dengan cara menghabiskan detik detik pergantian tahun? 
saya bahkan pernah mengimpikan ber malam tahun baru beberapa kali dalam semalam alias 
" meloncat " dari satu benua ke yang lain hehe .. pasti asyik? 
tetapi dijaman seperti ini sebenarnya " lompat melompat " itu sangat mungkin meski hanya lewat layar kaca sebab perbedaan waktu dan teknologi telah sedemikian menyatu tanpa masalah. 




naaa .. kembali pada pertanyaan diatas, ada beberapa pilihan yang mungkin bisa dipertimbangkan :

01. duduk manis didepan tv dengan dikelilingi bermacam mamin yang asyik asyik untuk melihat acara pergantian tahun di berbagai tempat dan negara. 
apalagi kalau tv nya ada didepan tempat tidur, berselimut sambil " nyamil " wow ... pilihan ini selain gratis, murah, meriah juga dimusim hujan seperti sekarang rasanya paling pas !

02. berkumpul dengan kerabat dan teman, membuat acara sendiri, pastinya dengan mamin yang spesial atau mungkin ( kalau ngga pas hujan ) bakar bakar an diluar rumah 
( jagung, sosis, dll dll ) dan dideretan minuman ada yang anget anget ( ronde, angsle dll ) . 
boleh saja beli petasan supaya pas jam 00 ada sedikit " huru hara " hehe ... 

03. " membeli acara " di salah satu tempat ( hotel, diskotik dll ) dan menunggu kejutan kejutan dari yang men desain acara ! 

04. bagi para pecinta alam, pilihan pasti akan jatuh di tempat tempat yang senyap dan menjauh dari pusat pusat keramaian ( gunung, laut, pantai dll ) untuk mendekat dan merenungi alam sekitar guna melakukan kontemplasi pada apa yang sudah lewat dan yang akan datang.

( meski  dari pengalaman pribadi ternyata pilihan ini juga menjadi pilihan ribuan orang yang lain sehingga yang terjadi bukannya kontemplasi tapi stres karena
 banyaknya orang disaat yang sama he he ... )

05. bepergian. lho? ini juga sebuah pilihan, juga berdasar pada pengalaman pribadi, pergantian tahun dinikmati diatas gerbong ka. lucunya, pada jam 00 ternyata sebagian besar penumpang malah " ngorok " alias pulessss, jadi bangun bangun sudah fajar tahun baru he he ...
 ( ini bisa saja dengan kapal, kendaraan pribadi, dll yang tidak kalah asyiknya ! )

06. memilih salah satu pusat keramaian dan menghabiskan waktu disana hingga menjelang fajar. kalau di Malang biasanya di sepanjang Ijen Boulevard, Alun Alun, Matos, MOG, Tugu . 
yang suka ikutan konvoi inilah saatnya, sebab tanpa ada yang mengomando setelah 00 biasanya terjadi " ular ularan " yang tidak terputuskan ! 

( ada kejadian lucu sekian tahun yl, pada jam 22.45 saya bermaksud menuju kesebuah undangan malam tahun baru di kawasan jalan sulfat, berhubung sudah terlanjur mengambil rute jalan kahuripan, ternyata malah terjebak macet cet cet hingga  00. 40 di depan balai kota .... ! 

apa boleh buat, acara berubah total, dan saya mendapat hiburan gratis yang luar biasa karena ternyata pick-up terbuka disebelah kiri saya itu seluruh penumpangnya adalah
waria yang cantik2 dan mereka terus ber ndangdut ria sepanjang  jalan ... 
lumayan menghibur hati yang kecewa batal ke sulfat hehe  ...)

07.  join acara rt/rw. yang senang berkumpul dengan sesama warga se rt rw bisa memilih tahun baru bersama para tetangga tercinta. di tempat saya misalnya, 
biasanya ada acara bakar bakar an dan beramah tamah
 ( kalau tak hujan lo sebab ini diluar rumah )

08. ini barangkali pilihan paling mulia : persiapkan bingkisan mamin sejumlah anak yang ada di salah satu Panti Asuhan yang kita pilih, dan menikmati pergantian tahun bersama mereka
 serta acara berdoa bersama penghuni panti.

09. pilihan mulia lainnya adalah menyediakan nasi nasi bungkus/kotak untuk kemudian dibawa berkeliling dan dibagikan pada para duafa, penjaga rel ka, dll yang memang membutuhkan.
 jadi sambil menikmati suasana pergantian tahun dijalan, sekaligus beramal!

10. dan inilah yang termudah : T I D U R !!


 naaa ... saya yakin apapun yang dipilih, pasti yang terbaik bagi masing masing. bagaimanapun pergantian tahun senantiasa mengundang Harapan dan Semangat Baru bahwa ditahun baru nanti segala sesuatunya akan menjadi lebih baik, apapun itu. 

melihat yang sudah lewat adalah bak membuka buku yang sudah kita baca hingga halaman terakhir, yang sesekali masih perlu kita buka buka pada halaman tertentunya sekedar untuk referensi, tetapi kita tidak dapat menambahkan lagi isinya , ia sudah rampung.

dan pada halaman halaman kosong dibuku yang baru, siapapun pasti berkeinginan untuk mencoretkan sesuatu yang indah, bermanfaat dan berkwalitas. semoga kita diberikan kemampuan untuk mengisi lembar lembarnya dengan lebih baik dari buku sebelumnya, amin.

 selamat menentukan pilihan ! ( th )
 ( gambar gambar diambil dari google )


Rabu, 18 Desember 2013




.. " apakah yang terpantas kuberikan kepadamu wahai ibu? " ..
( catatan Hari Ibu, 22 Desember )
Ibu,
setiap tanggal 22 desember, terlihat kesibukan sebagian orang mencari bunga ataupun hadiah karena hari itu adalah Hari Ibu, sebuah penghormatan untuk para ibu. 
tak terkecuali aku, anakmu. 
tetapi aku sungguh merasa sangat malu, ketika setiap kali sudah berada  di toko bunga ataupun toko kado, aku hanya mampu berputar putar dan merenung:
 Apakah Yang Terpantas Kuberikan Padamu?

Ibu,
andaipun aku habiskan tabunganku untuk membelikan bunga dan hadiah buatmu, rasanya itu masih tiada artinya, tiada sebanding dengan bunga dan kadomu kepadaku disepanjang hayatmu! bunga bungamu sungguh indah tak tertandingi, ini :

ada bunga kasih sayang, ada bunga perhatian, ada bunga cinta, ada bunga kesabaran, ada bunga ketelatenan, ada bunga kepedulian dan masih banyak lainnya.

kado kadomu juga demikian melimpah. lihatlah, apa saja yang selama ini telah kau hadiahkan kepadaku?

sejak aku lahir hingga dewasa dan meninggalkanmu untuk menempuh kehidupan pribadiku, entah berapa ratus bahkan ribu popok dan baju bayi, pasang sepatu, baju, peralatan sekolah, dst dst yang kesemuanya tidak akan pernah bisa aku ganti dengan apapun !

 apalagi aku tahu, tidaklah selalu mudah bagimu menyediakan setiap keperluan keperluanku dan pasang surut rumah tanggamu adalah tantangan yang harus engkau atasi demi masa depan anakmu, aku. bahkan disaat anak anak maupun remaja, mungkin saja aku terkadang melukai hatimu dengan permintaan permintaan yang saat itu sedang diluar kemampuanmu, 
bagaimana aku harus menebusnya ?

Ibu,
diusiamu saat ini yang telah begitu luar biasa diberikan anugerahNYA, 88 tahun, adalah saat saat dimana aku tidak akan meninggalkanmu sedemikian berjarak seperti dulu, 
karena engkau terlihat sudah terlampau letih untuk beraktivitas seperti sekian waktu yang lalu. 

setiap malam dan seperti juga pada malam malam sebelum dan sebelumnya sejak beberapa tahun terakhir ini, aku selalu berjarak tidur hanya sekitar 3 meter dibawah pembaringanmu. 
ya, aku dilantai sekaligus untuk menjagamu. mengapa?

konon semasa aku balita, engkau juga lakukan hal yang sama kepadaku, engkau dilantai. meski sebagai orang Jawa aku sering mendengar perihal tirakat yang mungkin engkau lakukan saat itu untuk aku, tapi sungguh aku tidak bermaksud yang sama dengan caraku tidur saat ini.




 semata aku hanya ingin berada sedekat mungkin denganmu tanpa harus mengganggu istirahatmu karena kita memiliki kebiasaan tidur yang berbeda. kebiasaanmu adalah tertidur setelah sholat malam masih dengan mukenahmu. sedang aku, harus terbantu tv atau laptop hingga larut malam, betapa berbedanya kita, aku seharusnya lakukan hal yang sama denganmu.

Ibu,tidak selayaknya peringatan Hari Ibu hanya terjadi setahun sekali. semestinya 365 kali. aku masih sering rindu dengan tampilanmu semasa aku balita hingga remaja,
 engkau selalu bersarung kebaya dan bergelung seperti umumnya perempuan Jawa. 
namun sejak engkau menunaikan ibadah haji sekian puluh tahun yl, tampilanmu berubah drastis hingga saat ini, busana muslim. 

padahal sering aku kagumi kain kain jaritmu yang klasik itu, juga caramu mengombinasi nya dengan kebaya dan selendang ataupun sandal. tangan tanganku yang kecil saat itu seringkali bergantung diujung ujung kebayamu dan dengan sabarnya engkau biarkan aku merengek ...

Ibu,tidak ada sesuatupun dijagad ini yang mampu kuberikan kepadamu sebagai balasan semua keringat dan darahmu, apalagi kalau hanya sekedar rangkaian bunga atau kado yang itu hanyalah basabasi, aku sangat merasa malu. 

entah dengan cara apa aku akan membuatmu bahagia, mungkin engkau tidak akan pernah mengatakannya karena aku tahu engkau adalah ibarat Mata Air Yang Senantiasa Mengalir dan Memberi, dan Tidak Pernah Meminta Balasannya !

bagaimanapun, tolong ikhlaskan anakmu menyampaikan Selamat Hari Ibu, semoga segenap Ibu Ibu didunia ini mendapatkan limpahan kasih sayangNYA di dunia dan akherat , melebihi kasihsayang yang pernah mereka berikan pada anak anaknya , amin .

Peluk cium anakmu,
aku.

Minggu, 15 Desember 2013





 .. " atmosfer itu sudah terasa dimana mana " ..

terasa ataupun tidak terasa, ternyata tahun 2013 sudah tinggal bilangan hari saja. apa yang bisa dicatat sepanjang 2013, adalah kembali pada masing masing kita. gagal sukses, senang susah, mudah sulit, dst dst memiliki maknanya sendiri sendiri pada setiap kita.

kemarin pagi , saya ke surabaya untuk sesuatu urusan di TP. cukup lama tidak ke surabaya maka rasanya senang saja melihat lagi taman bungkul dll yang sekian tahun lewat saya lewati dua kali sehari selama beberapa tahun ( saat itu saya harus pp 200km/hari ). 

 masa itu,  capek tidak capek harus tetap dibelakang kemudi saat berangkat dan pulang kerja yang untungnya saat itu belum ada lumpur Lapindo, jadi Mlg-Sby masih ok alias cukup lancar dan cepat serta tidak harus mutar muter seperti sekarang.

naaa ... yang jelas kemarin suasana mall mall nya sudah berbau bau Natal dan Tahun Baru, sama seperti di Malang dan saya jepretkan beberapa disini. terlihat kesibukan mereka yang bersiap siap mempersiapkan hadiah untuk orang orang tercintanya, sementara saya juga ikut sibuk mencari bahan bakar perut setelah hampir dua jam mengukur aspal hehe ..

 


sebenarnya tidak ada yang istimewa untuk diceritakan disini kecuali sate tulang ( ! ) yang ditawarkan kepada saya yang ternyata betul betul penuh tulang. 
saya sungguh sarankan anak anak plus manula tidak dipesankan ini sebab meski daging ayamnya empuk tetapi tulang tulang didalamnya itu perlu " konsentrasi " saat menyantapnya kalau tidak ingin tertelan tulang ayam yang cukup berbahaya! 
itu saya temukan disebuah  kedai di area foodcourt di TP2. naaa, jadi gitu saja ceritanya, meski harus muter muter dulu tentang Lapindo dll yang akhirnya berhenti di urusan perut hehe ...

 


Surabaya, beberapa tahun saya pernah habiskan usia menelusurimu ( yang jelas rute tetap saat itu adalah gerbang tol MayJend Sungkono hingga Jalan Pemuda,
 tetapi kadang juga ada di Raya Kertajaya Indah yang disaat hujan lebat seolah saya sedang naik perahu hehehe .... ( 50 - 60 cm ketinggian air diluar pintu kendaraan adalah pemandangan biasa, tinggal bagaimana mengatur pedal gas supaya tidak mampet dan mogok, 
sungguh sebuah kenangan yang akan selalu menempel diingatan karena disaat teman teman sekantor sudah pulas tidur saya masih harus berkutat dengan banjir menuju rumah yang
 100km dari lokasi saya terjebak air disepanjang musim hujan, 
oooo ...Surabaya, bagaimana saya bisa melupakan ini hehehe .... )

naaa, yang penasaran dengan Sate Tulang, ayooo ramai ramai ke Surabaya !
 ( maaf mungkin di Malang ya sudah banyak, hanya saya yang belum " nemu ", ada yang bisa meng infokan ke saya? ). yukkkkk .... ( th )

( keterangan foto, all taken by : th , des.2013 )

01. atmosfer kedai
02. pisgor
03. sate tulang .... !
04. selera suroboyo
05.  soto suroboyo
06. seasons greetings ...
07. .... is coming ..... 2014 ...