Senin, 02 Desember 2013






 .. " menyerah di 100 meter, Sumber Pitu  " ..


Sumber Pitu atau S7 ini terletak didesa Duwet Krajan, Tumpang, searah dengan lokasi menuju air terjun Coban Pelangi dikawasan TNBT, tetapi dari kota Malang lebih dekat. disebut Sumber Pitu/S7 karena disitu memang ada 7/tujuh sumber atau mata air
 plus satu lagi yang terbesar dan tertinggi.

 naaa ... ada beberapa jalan menuju ke S7 ini, ada yang terdekat dan terjauh. kemarin saya rupanya sedikit " tersesat " kearah yang terjauh, meskipun tidak salah tapi berjalan kakinya lumayan " gempor " dan dikawal oleh duo guide siswa SMP yang sedang liburan, mereka    menawarkan diri untuk menunjukkan tempat S7.  





 konon lokasi S7 dari tempat kami bertemu didesa duwetKrajan, hanya sekitar 3,5 km kearah bawah jalan raya yang cukup meliuk dan curam. untung udara cerah jadi tak ada kekhawatiran jalanan tanah ini bakal becek dan licin. setelah berjalan naik turun dengan jurang disebelah kanan kadang ganti kiri, disebuah penghentian atau persimpangan kami bertemu Mbah Karyo yang mengaku sebagai " penjaga " area. terjadi dialog begini:
( langsung saya terjemahkan ya dari bahasa Jawa ke Indonesia )

mbah Karyo @ : dari mana, mau kemana?
saya# : dari Malang mbah, mau ke sumber
@ : oo .. ini ( menunjuk uang 5 ribuan didekatnya ) bukan dari saya lo, ini dari tamu tamu, saya tak bermaksud minta lo. cuma saya mau kasi penjelasan saja bahwa disini ini ada dua jalan menuju S7. ke kanan ( tangannya menunjuk arah kanan ) itu yang terpendek dan tercepat.

tapi saya tidak menyarankannya ambil jalan itu, 
kalau terjadi sesuatu maka saya tidak mau terlibat libat. kalau yang lewat kiri ( tangannya menunjuk arah kiri ) saya menjamin aman aman saja tapi memang agak jauh dan memutar. kalau perlu saya antarkan tapi tolong ditunggu dulu saya mau pakai kaos kaki dan sepatu
 ( sepatunya mirip sepatu serdadu dan terlihat berat o la la  dan dengan usianya yang saya perkirakan 70 an saya khawatir terlalu berat buatnya dengan medan seperti itu. tapi saya bisa saja sangat keliru sebab mbah Karyo yang asli desa itu pastinya sudah sangat familiar dengan lingkungannya ).




 setelah berunding sebentar dengan dua guide saya, kami putuskan ambil jalan yang kiri meski sangat melelahkan karena berputar, melingkar dan naik turun kearah S7 dengan jarak sekitar 4km. padahal lewat kanan tadi, kita sudah bisa langsung turun ke S7 dengan melalui tangga bambu dengan jumlah sekitar 100 anak tangga.

ya sudah nggapapa sekalian pengenalan pada alam sekitar yang memang sangat luar biasa view nya dengan ketinggian diatas sungai yang " tak tampak permukaannya dan hanya terdengar gemuruhnya " saking dalamnya jurang yang ada. saya berharap bertemu binatang tertentu tetapi sia sia, yang saya temui hany seekor tupai di batang batang tanaman tomat dan berbagai jenis burung dipohon pohon. monyet, babi hutan atau ular juga tak nampak. mungkin habitatnya sudah banyak terampas manusia, jadi mereka menyingkir.

disepanjang jalan turun naik kearah Sumber Pitu/S7 ini banyak ditemui pipa pipa karet yang jumlahnya cukup banyak dengan bobot masing masing sekitar 300 an kg dan perlu sekitar 8/ delapan pria untuk mengangkatnya. saya heran, betapa sulitnya mereka harus mengangkatnya dengan medan naik turun dan licin serta sempit seperti ini untuk  nantinya pipa pipa ini dipasang sebagai saluran air dari Sumber 7 ke kota Tumpang atau bahkan mungkin sampai Malang.

dan setelah kaki lumayan pegel linu, akhirnya kami tiba di S7 yang siang itu dipenuhi para tukang bangunan yang sedang membuat kerangka beton untuk bendungan air dari S7. saya sangat menyayangkan pembangunan yang merusak perwajahan cantik dari S7 ini tetapi mengingat manfaatnya untuk orang banyak, sayapun mencoba memaklumi.

S7 sesuai namanya, adalah tujuh sumber air yang letaknya berderet dan disebelahnya ada satu air terjun yang jauh lebih tinggi dan besar serta deras airnya. sementara guide saya bermain air ( maklum anak anak hehe ... ) saya jeprat jepret sepuasnya . 

sebenarnya perut mulai ngga keruan bunyinya, tapi jangan berharap keajaiban sebab di lokasi ini tidak ada seekor kedai atau warungpun yang berjualan, padahal saya sudah kadung tidak membekal apa apa kecuali botol kecil air mineral.saya berikan botol mini itu pada kedua guide saya sebab saya lihat mereka juga haus setelah berjalan cukup jauh dan terik. 
tapi saya malu saat mereka menjawab " ndak usah bu, kami minum dari sumber .... " iya , saya lupa bahwa air disitu adalah langsung dari alam dan superjernih .. 

puas menikmati udara dan air bersih serta view yang begitu cantik serta jeprat jepret, sayapun berunding dengan dua guide itu untuk pulang dengan mengambil rute tangga yang saat berangkat tadi saya hindari karena senyatanya saya ini phobia ketinggian hehe ..
" ndakpapa bu, kita naik bareng bareng, pelan pelan ... " 
( oalaaa nakkkk, ini bukan soal pelannya tapi tingginya itu loooo ... ) . dari bawah saya lihat tangga keatas itu berkelok kelok.
 saya agak lega sebab ketinggian itu mungkin tidak akan terlalu " terasa " .






saya mulai memanjat keatas dan selamat hingga tangga berkelok yang terakhir. tersisa adalah sekitar 20 anak tangga terakhir yang alamakkkkk : 
Tegak Lurus 90* ( Sembilan Puluh Derajat ! ) ...... !! 

 saya berhenti sejenak dibawahnya. adrenalin saya terpompa dengan deras, saya harus putuskan : terus naik tegak lurus keatas, atau kembali kebawah. dua duanya sama tidak enaknya, 
sebab saya sudah kadung diketinggian sekitar 100 meter dari permukaan air terjun yang bergemuruh dibawah saya, aduhhh ... 20 anak tangga yang tegak lurus akan mengakhiri keringat dingin saya, ayooo teruskan !

 akhirnya dengan mengucap " bismillah " kaki saya injakkan tegak lurus, hingga anak tangga ke 4 dan secara tak sengaja saya menengok kebawah, ini kesalahan terbesar saya!!
" ayooo buu, sedikit lagi, bagusss ... " teriakan guide guide saya memberi semangat karena melihat saya berhenti ditangga ke 4. entah setan dari mana yang tiba tiba saja membuat saya seperti mual dan saya urungkan menginjak anak tangga ke 5 .... 

saya menyerah, dan memilih kembali menuruni anak tangga yang berkelok kelok tadi meski saat turun terasa lebih serem daripada saat naiknya tadi. apa boleh buat, 
saya tidak mau memaksakan diri meski tersisa tinggal beberapa anak tangga, tapi phobia ketinggian sudah menyergap lebih dulu sehingga saya khawatir saya akan kehilangan keseimbangan 100 meter diatas air ..
( saya pasti ditertawakan oleh anak anak desa disitu yang tiap saat bermain main ditangga itu )

akahirnya saya harus mengulang kembali perjalanan panjang seperti saat berangkatnya tadi, naik turun dan berkelok, tetapi saya ikhlas hehe ..

 sebuah pelajaran berharga saya peroleh bahwa ada saat dimana kita melawan rasa takut dengan menghadapi langsung apa yang menjadi sumber ketakutan itu ,
 tetapi juga ada ketika  lain dimana kita justru menghindarinya meski yang terakhir ini terdengarnya seperti " pecundang " dan saya ternyata salah satunya karena saya menghindari sumber ketakutan itu ! entah lain kali apakah saya akan mampu, hanya waktu yang akan menjawabnya .... 

" Sumber Pitu, beri aku sedikit waktu mengatasi ketakutan ketinggianku  ...... " ( th ) 

( keterangan foto, all taken by : th )

01. arah petunjuk S7
02. "tetangga dekat " S7
03. " laskar pelangi " di desa S7
04. sumber pitu
05. S7 dari sudut lain
06. pengunjung S7
07. mbah Karyo dan salah 1 guide
08. bendungan dalam pembangunan
09. " tetangga dekat " S7
10. pipa pipa saluran air S7
11. menjulang diatas gemuruh S7 ...

Tidak ada komentar: