Minggu, 26 Juli 2009

RAJAWALI TERBANGLAH TINGGI







Anakku,
hari hari ini penuh lagu,
lagu kepak sayapmu,
langit biru sebersih kalbu
ketika tersadar :" anakku bukan lagi anakku"
( sungguh aku meminjam kalimat Gibran )

Anakku,
kepak sayapmu semakin meninggi
membelah mimpi mimpi
terbanglah terbang rajawali,
hingga cengkerammu menyentuh lazuardi

maka hari ini,
ketika perjalanan sukmaku menggamit jarijari kecilmu sekian tahun silam,
ketika kakikaki kecilmu terpeleset dikerumunan salju Desember,
ketika wajahmu memerah terpanggang matahari ditaman Hoffburg,
ketika botol susumu engkau lempar ke Danube,
aku digelut rindu...

Rajawali, Rajawali perkasa ( ku ) !
bawalah pulang bintang bintang itu,
seperti mimpi mimpimu dulu,
untukmu, untukmu,
biar aku bersimbah doa,
agar bintang bintang bersinar ditanganmu
......

Malang, 27 Juli 2009
( subuh )


Catatan kecil tentang illustrasi photo ( taken by th ) :

Menjelang sunrise disuatu lokasi perbukitan, saya dengan kamera kesayangan sudah menunggu sejak subuh, untuk bisa menangkap "the early bird" dalam arti sesungguhnya. 30 - 50 menit berlalu sia sia. Jangankan burung, suara seranggapun hampir tidak terdengar, senyap. Maka yang menjadi sasaran akhirnya adalah fajar yang mulai akan merekah. Sekitar 20 gambar yang rata rata hampir sama sudut pengambilannya kecuali pergeseran awan diatasnya yang secara perlahan berubah seperti sayap elang raksasa. Akhirnya : pulang.

Ketika memindahkannya ke laptop, saya kaget. Satu satunya gambar yang berbeda akhirnya muncul di bidikan terakhir yang tanpa saya sadari ternyata ada seekor burung tertangkap disana. Sungguh tidak jelas burung apa, tapi melihat ukurannya pasti tidak terlampau kecil. Sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepadaNYA, puisi diatas saya buat sekaligus sebagai sebuah doa dan harapan kepada kedua rajawali tercinta saya : A dan O.

Jumat, 17 Juli 2009

Jum'at Berdarah ( Lagi ) di Jakarta




Mengerikan. Hari ini, 17 Juli 2009, hari Jum'at, Jakarta berdarah lagi. Dilokasi yang juga sama dengan target aksi berdarah sekian tahun yang lalu, drama keji terulang. Hotel Ritz Carlton dan JW Marriot nampaknya menjadi sasaran "favorit" karena ditengarai menjadi salah satu pusat bisnis dan diplomatik di Jakarta.


Betapa gambar yang tertayang di layar kaca seolah mewakili sisi kelam manusia, namun siapakah para perancang skenario biadab ini? Serpihan tubuh manusia di restaurant, juga serpihan daging manusia disepotong T Shirt yang berdarah, serta para korban yang pasti sedang merasakan kesakitan luar biasa, nampak silih berganti di layar kaca.

Sampai saat saya menulis ini, konon 9 tewas dan sekitar 60 luka2. Alasan apapun yang ada dibalik aksi teror ini sungguh tidak dapat ditolerir! Terlebih para korban tidak bersentuhan secara kekerabatan atau pertemanan serta tidak memiliki alasan untuk dicederai secara keji oleh para pelaku teror. Jadi : mahluk sejenis apa sebenarnya otak dan pelaku teror ini?

Belum lagi masalah citra bangsa. Indonesia sedang berada pada titik nol. Kepercayaan internasional sedang pada titik nadir. Bukan saja dunia pariwisata, olahraga, investasi maupun politik, tapi hampir disemua sendi kehidupan berbangsa dan bernegara kita, peristiwa ini jelas2 sangat merugikan Indonesia finansiil dan terlebih moril. Hampir bisa dipastikan bahwa agenda pembatalan berbagai kerjasama, kunjungan, investasi, kontrak dll akan memadati tanah air.

Maka saatnya telah sangat tiba, untuk kita lebih peduli lingkungan. Peduli siapa tetangga kita. Peduli siapa orang baru dilingkungan kita. Peduli undangan RT RW. Peduli aktifitas kampung atau desa atau perumahan. Undangan RT RW yang mungkin biasanya terwakili pembantu atau sopir, hendaknya akan menjadi agenda utama kita sebagai warga masyarakat yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Sebab kita juga tidak ingin dikejutkan oleh tayangan TV yang memperlihatkan wajah tetangga atau tamunya  sebagai otak teroris.

Kasus tertangkapnya komplotan Ashari di Batu, Malang, sekian tahun yang lalu adalah contoh betapa kekurangpedulian masyarakat terhadap orang orang baru dilingkungannya dapat membawa bencana.

Segenap doa dan dukungan moril kita panjatkan bagi para korban dan keluarganya. Semoga arwah arwah mereka dilapangkan disisiNYA serta bagi yang masih dirawat di RS segera mendapat kesembuhan baik fisik maupun mental.Amien.

Semoga keadilanNYA akan mempercepat tertangkapnya para pelaku maupun perencananya.

( Sumber gambar : http://74.53.24.87/news/uploads/6/indo.marriott-bomb-wreckage090723g600.jpg)

Minggu, 12 Juli 2009

Obrolan di tempat wisata ndheso, WENDIT





Baru menyebut nama tempat wisatanya saja orang sudah berkomentar : " Ndheso..." . Waa .. apakah Wendit memang demikian? Dan apakah yang 
" ndheso " itu jelek? Mungkin sebaiknya sebelum melontarkan pendapat, ada baiknya kita tengok dulu perwajahan Wendit saat ini .. 

Jujur memang  terakhir saya kesana sudah sekitar 20/dua puluh tahun yang lalu!! Harapan saya mudah2an wajah Wendit yang terletak sekitar 12km dari rumah saya tidak banyak berubah. Setidaknya beberapa yang khas misalnya : monyet monyetnya, perahu nya dan penjual kacang godoknya.

Ternyata benar. Renovasi dibeberapa tempat di Wendit tidaklah terlalu mengubah bentuk aslinya. Memang terkesan lebih nyaman karena sudah banyak tempat tempat beristirahat yang lumayan bersih dan teduh 
( duluuuuu orang harus membawa tikar untuk lesehan ). 

Nah yang saya cari2pun  ternyata masih lumayan banyak : monyet monyet ! Hebatnya : mereka tidak pernah mengganggu para penjual kacang walaupun mereka berada dalam jarak yang saling berdekatan. Tetapi yang diganggu adalah para pembeli kacangnya! Jangan coba2 membawa kacang secara terbuka kalau tidak ingin dikeroyok pasukan Hanoman ini..

Saya mencari perahu yang duluuuuuuuu bisa membawa penumpangnya ke kebun kebun kangkung di rawa sebelah belakang Wendit. 

Naaa yang ini memang ternyata sudah tidak ada alias sudah dibatasi oleh tembok, sehingga perahu tidak lagi bisa ke kebun kangkung, sayang sekali! 

Atraksi yang ada di Wendit ini memang betul betul merakyat. Mulai dari berfoto bersama ular phyton, menengok misteri kerajaan kera, komedi kera, boom boom car, dll.


Sambil bernostalgi ke masa kecil yang tidak pernah melewatkan Wendit disaat lebaran, tiba tiba lamunan saya dibubarkan oleh pertanyaan kerabat yang bersama saya ke Wendit:

" Mbak.."
" Opo?"..
" Aku ni lagi sebel..." ( Waduh, lagi asyik menikmati tingkah polah monyet2 ternyata kesebelan hati kerabat saya tidak terobati oleh lucunya monyet monyet disitu, jadi  saya pilih menjadi pendengar yg baik saja ... )

" Kenapa, dirumah apa ditempat kerja?", saya asal tanya.
" Tempat kerja..... ( Tanpa saya tanya lagi langsung nyerocos ceritanya, rupanya sudah lama di simpan, jadi Wendit dianggap tempat yang tepat untuk mengurainya... )

" Gini lo mbak, di kantor itu kok ada saja ya orang2 yang merasa dirinya paling bener, pinter, lurus, dan kerjanya mengurusi orang lain, mengkritik dan mencari kelemahan orang lain. Padahal dirinya sendiri itu parahhhh, tapi tidak disadari dan tiap saat yang dipikirkan itu adalah bagaimana bisa menemukan kekurangan2 orang lain, heran aku...", dia makin cemberut.


Saya masih diamkan. E...dilanjutkan : " Mbak menghadapi orang2 seperti itu gimana ?"
" Diamkan saja...", kata saya.
" Opo mbak?"
" Diamkan saja..."
" Mosok diam aja se mbak?"
" Ya, diamkan saja.."
" Mbak iki gak serius, aku butuh saran nih.."
" Lo lha sudah tak kasi gitu lo, diamkan..."
" Kok gitu?"
" Iya. Percuma. Orang2 seperti itu tidak menyadari apa yg dilakukannya, itu propblemnya. It's a matter of character ... " waduh, saya Inggris2kan supaya terdengar mantap. Tau2 saya di protes: " Ya gak ngaruh mbak, maksudku org2 itu perlu diingatkan gitu ta supaya sadar?"


" Percuma. Orang2 seperti itu memang punya NEED untuk mengurusi orang lain. Punya NEED untuk mencari kelemahan orang lain. Punya NEED untuk bahkan kalau perlu mempermalukan orang lain. Dan mereka itu kasihan, sebetulnya mereka itu BUTUH PERTOLONGAN...!"


Kerabat saya mulai mantuk2. " O... iya ya, mungkin memang sakit ya? ", tidak saya jawab, saya persilahkan dia mengurainya sendiri.


Saya tahu dia tidak puas dengan jawaban saya. Tapi sungguh saya juga tidak tahu harus berbuat apa menghadapi karakter karakter yang dikeluhkannya, karena hampir selalu ada yang seperti itu dalam kehidupan dan keseharian kita. 

Bisa dikalangan keluarga, tetangga, teman kerja, dll. Dugaan saya benar, tiba2: " Mbak, tips lain untuk saya apa ya supaya hati ini tidak kemrungsung dan emosi menghadapi orang2 seperti itu?".

Berhubung saya tidak ingin " terganggu " lebih lama dalam menikmati monyet monyet Wendit yang lucu lucu, maka saya coba bergaya "khotbah" untuk memuaskan hatinya: 

" Dalam doa doamu yang wajib maupun sunnah, doakan mereka itu, mohonkan ampunanNYA karena sesungguhnya mereka tidak tahu atau bahkan tidak menyadari apa yang diperbuatnya, disamping ampunan untuk diri kita sendiri. Mari kita bantu mereka2 itu dengan keiklasan doa, hanya Tuhan yang mampu menggerakkan hati mereka bukan kita..ok? ", dia manggut2 dan tiba2 : " Hueeee mbak, awassssss... !", aduhhhh seekor monyet Wendit mendekat ke tas saya yang " pating slewer " tali kameranya menjulur dari luar tas..aduhhhh, dan demi keselamatan kamera saya terpaksa agak ter birit2 "menyelamatkan diri " ...dan "khotbah" pun berakhir..... O,Wendit, Wendit..... ( th )

Keterangan foto : ( taken by : TH )

01. Monyet monyet dipagar Wendit.
02. Area berperahu yang sayangnya tidak sampai dikebun kangkung.

Rabu, 08 Juli 2009

SMILE, Michael Jackson



 




















Smile.. though your heart is aching..
Smile..even though it's breaking..
When there are clouds in the sky, you'll get by..

If you smile..
With your fear and sorrow..
Smile and may be tomorrow
You'll find that life is still worthwhile
If you just..

Light up your face with gladness
Hide every trace of sadness
Although a tear may be ever so near

That's the time you must keep on trying..
Smile what's the use of crying..
You'll find that life is still worthwhile if you just..

Smile, though your heart is aching..
Smile, even though it's breaking
When there are clouds in the sky, you'll get by

If you smile through your fear and sorrow
Smile and maybe tomorrow
You'll find that life is still worldwhile
If you just smile...

Sumber gambar :
http://images.fanpop.com/images/image_uploads/Michael-Jackson-michael-jackson-41268_1024_768.jpg

Selasa, 07 Juli 2009

SURAMADU part II:







Tgl. 07 Juli  2009 pagi hari, setelah selesai acara seremonial di Kanwil Dep. Hukum dan HAM Jl. Kayoon Surabaya yang selesai pada sekitar jam 12.00 , rombongan kecil keluarga kami bergerak kearah Suramadu sebagai ' syukuran ' kecil.
Ya, upacara tadi adalah seremonial pelepasan WNA anak anak saya setelah 21 tahun memegang paspor EURO nya. Sayangnya Indonesia tidak mengenal dwi kewargaan negara sehingga harus memilih salah satu, dan tentu saja mereka memilih menjadi WNI ( saja ! ). Salah satu cuplikan upacara tadi adalah kewajiban anak anak saya menghafal Panca Sila serta menyanyikan Indonesia Raya dan Padamu Negeri. Saya pastinya tidak melewatkan upacara sekali seumur hidup ini dalam jepretan, dan mari membahas lagi Suramadu part II ini hehe ...

Perjalanan dari Kayoon ke Suramadu ternyata tidak macet seperti perkiraan semula dan berbeda dengan kunjungan I, kali ini saya melihat penjagaan polisi lebih ketat. Ini melegakan sebab dengan begitu keamanan jembatan juga lebih terjamin dari tangan tangan jahil seperti hilangnya kabel, mur mur jembatan, dll yang vital dan membahayakan keselamatan orang banyak.

Polisi terkesannya ' misterius ' sebab pada kasus kasus pemakaian bahu jalan terkiri yang dilarang, atau berfoto ditengah jembatan dan mobil berhenti ditengah jembatan, seringkali kemunculannya mendadak. Saat itu ada dua kasus pengejaran polisi, sebuah truk yang terlihat melebihi tonase dan satu mobil keluarga yang berfoto ditengah jembatan.

Dibagian Madura nya, terlihat dikiri kanan jalan menuju Bangkalan adalah warung warung yang terkesan kumuh karena atap atap plastik beraneka warna serta warung atau kedai yang tidak beraturan . Ini sangat disayangkan mengingat kemegahan jembatan ini seolah berkurang oleh penampilan yang tidak rapih dari para penjual makanan dan souvenir ini.

Semoga segera mendapat perhatian dari yang berwenang agar kehadiran para penjual ini bisa menambah keindahan Suramadu melalui penataan dari warung warung maupun jasa jasa lainnya yang nantinya akan bermunculan. Sebagaimana "tradisi" PKL biasanya kalau tidak ada ketegasan dari pihak yang berwenang, maka secara perlahan tapi pasti mereka akan mengubah bangunannya menjadi semi permanen dan akhirnya permanen.

Sangat diyakini bahwa sebuah master design sudah dipersiapkan untuk nantinya mengubah perwajahan area di ujung ujung jembatan ini menjadi sebuah kawasan wisata yang tertata rapih dan solid, tetapi siapa dan kapan serta bagaimana, belumlah jelas.

Maka daripada kawasan ini perlahan lahan akan semakin padat dan kumuh, ada baiknya mulai sekarang dipersiapkan sesuatunya, bila perlu diadakan dialog dengan para pedagang makanan, souvenir dan jasa yang mulai memadati kawasan ujung ujung jembatan disisi Madura dan juga Surabaya ,agar ber sama sama dapat membangun sebuah kesadaran akan arti penting sebuah keindahan disamping tujuan bisnisnya.

Suramadu  ... semoga langit diatasmu tetap biru!

( Photo by : Titiek Hariati )

Jumat, 03 Juli 2009

"ROMBENGAN" ala SURAMADU







Judul diatas mohon dibaca dengan betul. Rombeng itu "e" nya harus dibaca dengan cetak miring kekiri diatasnya, seperti ketika orang berucap kata "oleng" ( perahu oleng, miring ). Kalau sudah betul membacanya pasti artinya bisa pas, yaitu kalau diterjemahkan adalah "loakan" atau bursa barang bekas. Nah..menarik bukan bahwa Suramadu yang baru saja diresmikan Juni yang lalu ternyata sudah jadi "loakan"? Wah, masa iya?

Saya berkesempatan mengabadikan jembatan ini ketika tengahnya masih belum 100% tersambung, tetapi jembatan sudah selesai sekitar 90%. Jungkir balik mulai dari atas sampai bawah jembatan, bergeser ke samping kanan kiri seperti supervisor bangunan saja, padahal yang ditenteng cuma kamera. 


Seorang petugas membisikkan informasi menarik :" Wah..kalau pekerja2 dari Tiongkok itu hebat kerjanya.", padahal saya tidak bertanya apa apa. Dilanjutkannya :" Mereka 24 jam bekerjanya dan rajin..". Lho apa pekerja pekerja  Indonesianya tidak rajin? Sang petugas dan temen temannya mesam mesem penuh arti ketika saya ajukan pertanyaan itu ...

Kembali ke masalah loakan tadi, ternyata hanya berselang beberapa hari dan minggu dari saat peresmiannya, jembatan kebanggaan kita ini sudah dikilo disana sini. Baut dan mur murnya rupanya "menggiurkan" untuk di loakkan dan ternyata sudah mulai di protoli tangan tangan yang tidak bertanggung jawab.

Ternyata itu belum seberapa. Belakangan bahkan ada berita yang lebih menyedihkan. Polisi berhasil menangkap sindikat pencurian pipa pipa jembatan yang berdiameter cukup besar serta total bobot pipa yang dicuri adalah : 3/tiga ton...................!!!!! 

Sudah tentu ini bukan maling maling kelas kambing sebab mengumpulkan barang curian seberat itu pasti tidak mudah dan sederhana karena perlu alat serta kendaraan khusus untuk mengangkutnya. Luar biasa kreatifnya bangsa ini!

Pertanyaannya : sampai kapan bangsa Indonesia ini baru akan mampu menjadi bangsa pemelihara aset aset negaranya? Yang jelas saat ini memang : BELUM. Rel KA di potong, kabel telkom dicuri, telpon umum diputus kabelnya bahkan pesawat telponnya dicuri, menara PLN digergaji, peninggalan atau cagar cagar budaya dicorat coret, sungai sungai dibuat TPA, pohon pohon ditepi jalan dipaku untuk pasang iklan terutama dimusim pilkada, dan daftarnya masih panjang lagi.

Seorang teman berkisah bahwa ortunya mengeluh : " Jaman Belanda dulu, wah..semua bersihhhhhhhhhhhh sekali, dan tidak ada yang corat coret atau mencuri curi fasilitas umum seperti sekarang!". Tiba tiba saya dapat inspirasi, mungkin bangsa kita ini "lebih manut" kepada pihak asing daripada ditata oleh bangsanya sendiri? Lha ini juga mengandung bahaya, sebab diera global ini siapa saja bisa menjadi apa saja. 


Artinya, kalau kita kurang pandai mengawal aset aset kita dan satu saat tiba tiba saja orang orang asing duduk sebagai boss boss kita, baik itu di perusahaan perusahaan maupun lembaga lembaga lainnya, tidak mustahil kita akan menjadi "jongos" ( pembantu ) di negeri sendiri. Ini bukan khayalan. Sebab kalau dijaman Belanda saja konon mereka sudah sangat pinter memelihara aset aset kita, apalagi dijaman teknologi canggih ini.

Gorong gorong yang dibuat pemerintah Hindia Belanda itu misalnya, setidaknya yang ada di kota Malang, bertujuan antara lain untuk menjaga keseimbangan air di daratan dan bawah tanah, mencegah banjir dll. Lha kok justru setelah merdeka dari penjajahan Belanda, gorong gorong ini dibuntu dan bahkan diatasnya banyak yang sudah didirikan bangunan bangunan yang akhirnya mengundang luapan air alias banjir rutin.Oalaaaa ... kok " pinterrrr "  ya kita ini ....


Mungkin para wisatawan Belanda yang mengadakan kunjungan wisata nostalgia ke Malang khususnya akan ter bengong bengong dengan " keahlian " bangsa kita melestarikan bekas Paris van Java ini. 


Semrawut, ruwet, mampet, belum lagi spanduk spanduk, baliho, iklan dan kabel kabel mulai listrik, telepon dll yang " pating slewer dan tumpang tindih ". " Ooooo lha jaman dulu orangnya sedikit, mobil jarang, lha sekarang kan lain..." itu alasan yang bisa dicari. Sebenarnya iya. Tetapi tidak berarti tidak bisa ditertibkan.

Maka supaya Suramadu dan fasilitas2 umum lainnya tidak dipreteli, dicoreti, dimalingi, di..di..di...banyak lagi, saya rindu kita bisa meniru the Fine City : SINGAPORE. Kota denda. saking getolnya denda mendenda, sampai (maaf!) kentut didalam lift pun diatur dendanya! Meludah ditempat umum, memberi makan burung ditempat umum, membuang sampah tidak pada tempatnya, mencegat taxi sembarangan dll dll semuanya mengandung denda! 


Mungkin diawalnya orang Singapura mengomel, ada aturan kok kebangeten. Tetapi setelah berjalan beberapa waktu dan sampai kini siapapun yang ke negeri singa ini akan merasakan betapa jauh bedanya Singapura dan negeri kita dalam hal kebersihan dan kedisiplinan. Padahal jarak kita dengan mereka hanya terpisah beberapa menit dari Batam.

Wah..Singapura penduduknya sedikit, gampang mengaturnya, begitu mungkin alasannya. Mungkin. Tetapi kalau selalu ada "excuses" maka rasanya bangsa kita tidak akan sampai sampai ditujuan. Denda perlu, tetapi bukan denda basa basi yang tertera dipapan dan pelaksanaannya nihil. 


Mencuri mur atau baut bahkan lonjoran pipa2 berat di Suramadu akan lebih berat dendanya daripada mur dan baut yang ada di telepon umum misalnya, karena menyangkut keselamatan orang banyak. Yang lebih penting lagi adalah DENDA KURUNGAN bagi petugas pendenda yang ketahuan ber KKN dengan yang didenda.

Sudah berapa ton kah hasil penjualan mur dan baut dan pipa pipa lonjoran Suramadu? Mungkin kita memang perlu menghitung yang masih tersisa untuk bisa memprediksi berapa lama kira kira jembatan ini mampu bertahan disamping keluhan keluhan lainnya seperti aspal yang mulai ber lubang lubang atau paku paku yang entah darimana asalnya banyak tercecer untuk mengundang ban ban kendaraan yang bakal bernasib malang.


Suramadu o..Suramadu ku yang malang karena maling !

( Foto diambil dari : artemaster.5056.wordpress.com )