Anakku,
hari hari ini penuh lagu,
lagu kepak sayapmu,
langit biru sebersih kalbu
ketika tersadar :" anakku bukan lagi anakku"
( sungguh aku meminjam kalimat Gibran )
Anakku,
kepak sayapmu semakin meninggi
membelah mimpi mimpi
terbanglah terbang rajawali,
hingga cengkerammu menyentuh lazuardi
maka hari ini,
ketika perjalanan sukmaku menggamit jarijari kecilmu sekian tahun silam,
ketika kakikaki kecilmu terpeleset dikerumunan salju Desember,
ketika wajahmu memerah terpanggang matahari ditaman Hoffburg,
ketika botol susumu engkau lempar ke Danube,
aku digelut rindu...
Rajawali, Rajawali perkasa ( ku ) !
bawalah pulang bintang bintang itu,
seperti mimpi mimpimu dulu,
untukmu, untukmu,
biar aku bersimbah doa,
agar bintang bintang bersinar ditanganmu
......
Malang, 27 Juli 2009
( subuh )
Catatan kecil tentang illustrasi photo ( taken by th ) :
Menjelang sunrise disuatu lokasi perbukitan, saya dengan kamera kesayangan sudah menunggu sejak subuh, untuk bisa menangkap "the early bird" dalam arti sesungguhnya. 30 - 50 menit berlalu sia sia. Jangankan burung, suara seranggapun hampir tidak terdengar, senyap. Maka yang menjadi sasaran akhirnya adalah fajar yang mulai akan merekah. Sekitar 20 gambar yang rata rata hampir sama sudut pengambilannya kecuali pergeseran awan diatasnya yang secara perlahan berubah seperti sayap elang raksasa. Akhirnya : pulang.
Ketika memindahkannya ke laptop, saya kaget. Satu satunya gambar yang berbeda akhirnya muncul di bidikan terakhir yang tanpa saya sadari ternyata ada seekor burung tertangkap disana. Sungguh tidak jelas burung apa, tapi melihat ukurannya pasti tidak terlampau kecil. Sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepadaNYA, puisi diatas saya buat sekaligus sebagai sebuah doa dan harapan kepada kedua rajawali tercinta saya : A dan O.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar