Minggu, 30 Desember 2018




.. " Terima Kasih 2018 " ..
gembira , susah , sedih , bahagia , duka , frustasi ,
 stres , galau , bersyukur , gagal , sukses , 
berharap , kecewa , senang , dll dll adalah rangkaian
 kehidupan yang selama 365 hari sudah 
terlewati ditahun 2018 . 
memasuki 2019 , banyak harapan dan rencana 
tertumpuk dihati . hanya ALLAH yang Maha Mengetahui apakah 2019 menjadi yang lebih baik 
dari 2018 atau sebaliknya ,
 tetapi doa dan upaya akan terus berlanjut hingga
tepi liang lahat karena tugas manusia adalah
 memang Berupaya dan Berdoa apapun 
yang diimpikannya . 
selamat memasuki tahun penuh harapan &
 jangan mudah menyerah disaat IA menginginkan 
kita kuat melewati titian ujian NYA yang
 penuh rahmat , aamiin .. 

 ( Titiek Hariati , 31 Des. 2018 ) 
gambar2 dari google 
catatan :
kepada sahabat2 tercinta ,
Selamat Tahun Baru .






 


.. " Koq Mau Maunya ( saya ) 
Teraniaya Di Burger King ! " ..
restoran steak berjuluk " UND " di 
Jalan Besar Ijen 84 Malang itu tiba tiba saja 
" mlungsungi " menjadi Burger King yang merupakan 
cabang ke 113 di Indonesia ! 
dan penyakit kronis penggila kuliner di Malang Raya 
menjadi lebih nyata , bak laron yang mendekati 
lampu maka pada hari hari pertamanya buka ,
 BK yang baru muncul di Malang ini 
lebih mirip antrian raskin !
 parkiran meluber sampai dijalan protokol , 
dan antrian pembelinya mengalahkan pembagian
 kupon raskin . dan sayapun yang sejak awal nyaris 
" bersumpah " tidak akan ikutan antri , 
akhirnya pada minggu ke 3 dari pembukaannya 
ternyata saya juga sudah ada didalam antrian yang 
konyol itu ! lha kok mau maunya ?
 alasan saya adalah alasan untuk mengelak dari 
tuduhan bahwa saya ternyata juga gampang tergiur , 
karena saya memakai alasan 
" mencari bahan untuk blog ini " !
 bukankah itu lebih terdengar lebih acceptable ?
 hehehe .. naa , 
untuk mendapatkan dua paket BK dan ayam saya
 harus berdiri sekitar hampir sejam dengan jumlah 
pengantri sekitar 50 orang terbagi 
dalam 3 baris ! 
belum lagi antri mejanya .
maka sedikit trik harus dipakai yaitu
satu orang  mengantri dan yang lain 
" menguasai " meja hehe .. 
lalu apa kesimpulannya setelah mencicipi BK ini ? 
jawabnya : " biasa biasa saja ... " ... hehehe ... 
kota Malang memang tertinggal 64/
 enam puluh empat tahun ( ! ) dalam penyajian BK dan
 beberapa tahun tertinggal dari kota2 besar lainnya
di Indonesia .
 karena sebelumnya sudah ada pembanding yaitu 
McD maka kehadiran BK mau tak mau dibandingkan 
dan selera memang bicara sebab keduanya sama2 
mengaku sebagai " ahlinya burger " !
 dimulainya sejarah BK adalah di Jacksonville ,
Florida pada tahun 1953 masih dengan nama 
Insta Burger King .
 sempat ber ganti2 pemilik antara lain tahun 1954 
dibeli oleh David Edgerton dan James Mc Lamore
 dan pada perjalanan 50 tahun berikutnya 
tercatat ada pergantian 4 kali pemilik . 
pada tahun 2011 terterpa isu lemak yang tidak sehat
 pada kandungan burgernya yang berakibat turunnya
 pendapatan secara drastis . tetapi secara lamban
 akhirnya BK naik kembali pamornya
 dan pada tahun 2016 tercatat ada 15.243 cabang 
tersebar di 100 negara !
 burger , kentang , soda , ayam dan milkshake
 adalah menu menu utamanya dan kalaupun ada
 komen bahwa ayamnya tidak mengalahkan KFC juga
 sah2 saja sebab semuanya kembali pada selera
 lidah masing2. saya memang bukan penggila
 makanan2 instan, hanya karena rasa penasaran 
lebih besar dari rasa ingin makanan instan
 maka saya rela ber baris demi sebuah burger 
yang " itu2 juga rasanya " .
 seorang keponakan nyeletuk 
" enakan bikinan sendiri , daging bisa lebih tebel 
dan lebih spicy " ( ini karena dia makan burger 
bikinan sendiri dengan sambal trasi ... !
 naaa .. mantappp ... hehehe ... )
 yo wes , Jalan Ijen sudah bukan jalan yang steril lagi ,
 juga kalau hari Minggu jalanannya menjadi
 lautan sampah dari bekas Car Free Day . 
semua sekarang ada di Jalan Ijen dan jalan jalan
yang ada dibelakangnya , mulai dari 
guest house ,  ruko , toko , cargo , dan 
pkl pkl bermacam makanan atau barang dll .

belum lagi sejak diberinya tempat duduk sepanjang 
Terusan Ijen m maka di tepi2nya saat ini 
kendaraan bebas untuk parkir .
satu saat bisa seperti Tanah Abang ?
 jangan bilang mustahil , itu hanya tergantung 
waktu dan manajemen tata kota ataupun N-1 nya
 yang kelak mungkin punya desain lain untuk
 kawasan Ijen ini ...yo wes karepmu ..
( Writing & Photos by : Titiek Hariati , Dec . 2018 ) 
keterangan foto : 
01 . wuedeh .... mengular ..
02 . yah .. gitu gitu aja ..
03 . didalam sudah padat , ini teras luar
04 . cabang ke 113 di Indonesia
  

Kamis, 27 Desember 2018






.. " MIE BAKAR CELAKET 
Yang Nylempit " ..
berlokasi di gang satu Jalan Celaket
 Malang , warung mungil ini memang terkesan
 nylempit atau tidak terlihat dari jalan raya .
 dengan gang yang hanya boleh dikendarai satu arah , 
maka perlu perhatian jangan sampai kita melewati
 warungnya daripada harus balik lagi ke jalan besar ! 
Mie Bakar Celaket memang terbilang masih gres
 di Malang meskipun model bakar2an mie ini sudah
 ada ditempat lain sebelumnya .
dengan meja dan kursi yang juga mungil2 sebab 
kelihatannya tidak ada renovasi dari rumah aslinya , 
maka ber siap2lah yang datang berombongan untuk
 ber desakan . masalah lain adalah
 ketiadaan lahan parkir , 
sehingga harus bersiap untuk berjalan agak jauh 
dari warung atau minta ijin pada rumah depan warung 
yang halaman depannya terpakai untuk parkir
 terutama yang datang dengan roda 4 . 
saya langsung memesan dua jenis Mie Bakar yang
 konon termasuk ikonnya yaitu yang ber topping
 daging dan satunya sosis . 
rasa dan harga bisa dibilang seimbang meskipun saya 
" sesalkan " bahwa saya tidak lebih dulu ditawarkan
 mau level berapa pedasnya sehingga saya
akhirnya  cukup " nggaber2 " ... !
 buat yang malas kesini bisa lewat Go Food yang
 kemarin saya lihat cukup banyak yang mengantri 
( tetapi saya jamin sampe rumah sudah dingin ! ) .
 tidak banyak komen saya,
 masalah rasa memang selera , jadi silahkan
 saja langsung ke Celaket Gang Satu yang ada
 disebelah kiri dari sekolah Cor Jesu Malang .
 penasaran ?
( Writing & Photos by : 
Titiek Hariati , Malang , Dec. 2018 )
Keterangan Foto :
01 . Celaket atau Tjelaket
02 . Nylempit
03 . Dibakar
04 . Mini semuanya




 

Senin, 24 Desember 2018





.. " Lupa Diet , 70% Menunya Hilang  ? " ..
warung berjuluk " Lupa Diet " ini memang
 nampaknya sengaja menawarkan pengunjungnya untuk
 sejenak melupakan program dietnya . 
tetapi kemarin siang , ketika saya berdiri di Menu Board
 untuk memilih menu menunya , saya lihat hanya
ada segelintir menu yang ada .
 entah memang bahan bahannya sedang habis atau
 memang tidak ada lagi dalam daftar menu yang
 disediakan atau entah karena tidak tertangani
 oleh sdm nya yang terbatas atau
 karena kurang peminat / pemesannya ? 
disitu ada menu menu Indonesia , Chinese dan Western .
 maka sayapun memilih dari pilihan yang sedikit itu
 dua macam menu yang masih dalam radius
 program diet karena mengandung banyak sayur ... !
  warung ini sudah berdiri sekitar setahun 
meramaikan jagad kuliner di Malang Raya , 
dan baru sekarang saya berkesempatan mencicipinya . 
 atmosfer nya lumayan nyaman karena memiliki
 dua lantai dan teras belakang yang lumayan luas .
 pengunjungnya beragam , 
mulai yang remaja hingga keluarga . 
untuk suasana , rasa , tampilan menu , harga dan 
layanan , saya tidak berkeberatan memberi angka 6,5 -7 
meski disayangkan bahwa Menu Board itu 
seolah hanya pajangan dan pilihan menunya sebenarnya
 tidak sebanyak yang tertera di Menu Board .
 selama disitu , saya seolah dibawa Mesin Waktu ke
jaman masih di SR , Sekolah Rakyat , atau SD saat ini ,
 sebab alamat warung ini , Jalan Kawi 14 Malang , 
adalah bekas rumah teman sekelas saya di
 SR Sriwedari , Jl . Ijen32 , Malang , yaitu Kerly ... !
 ingin rasanya mencari kembali jejak teman lama ini ,
 tetapi lewat sosmed belum terlacak .
 yang paling membekas dalam ingatan adalah ketika
 peristiwa meletusnya Gunung Agung ,
 saya kebetulan sedang berada dirumah Kerly ini , 
dan siang itu tiba tiba menjadi hitam kelam seperti malam .
 dalam suasana panik , 
saya akhirnya diantar pulang oleh kerabatnya dan
 itulah saat terakhir saya berada dirumah
 Jalan Kawi 14 Malang ini yang sekarang menjadi
 warung Lupa Diet ini !
tiba tiba " maaf , untuk pedasnya memilih sambal
 atau lombok ? " .. saya memilih yang terakhir dan
 sekaligus itu membuyarkan lamunan saya pada
 Kerly dan rumah jalan Kawi 14 ini .
 untuk family gathering atau reuni reuni kecil ,
 bolehlah warung yang satu ini menjadi pilihan ,
 dan satu2nya kesulitan hanyalah
terbatasnya lahan parkir .
naa ... sudah siap untuk melanggar program diet ?
 silahkan ...
( Writing & Photos by : Titiek Hariati , December 2018 
keterangan foto :
01 . dua petugas kasir
02 . menu yang bikin lupa diet 
03 . atmosfer
04 . sarapan berlian
05 . salah satu dinding
06 . menu sesuai program diet
07 . lebih banyak yang kosong ..




 

Minggu, 23 Desember 2018






.. " Museum Musik Indonesia , 
Museum atau Warung Kopi ? " ..
siapa yang masih dan atau tidak pernah sama sekali mendengar
 nama nama Oslan Husein , Waljinah , Patty Bersaudara , Tety Kadi , 
Anna Mathovani , Lilis Suryani , Eddy Silitonga dll dll yang sejaman ?
 juga dari manca seperti Pat Bone , Louis Amstrong , Blue Diamonds , dll dll ?
 maka salut saya berikan pada para penggagas berdirinya
 Museum Musik Indonesia ini ,
yang berlokasi di Jalan Nusakambangan , Malang ,
 di gedung yang djaman doeloe dikenal dengan
 nama Gedung Tjendrawasih . 
dan untuk membuktikan perjuangan beliau2 ini ,
disebuah siang saya ingin mblusuk ke museum
 yang konon koleksinya lumayan apik ini . 
bayangan tentang museum ,
adalah sebuah tempat yang ( umumnya ) 
tenang , bersih , luas dan terawat apapun yang 
dipajang disitu . langkah saya ragu ketika sampai 
disebuah pintu kaca dilantai dua , karena dibalik
 kaca itu saya melihat banyaknya " kesibukan " mulai 
yang mengobrol atau diskusi ( ? ) , 
yang cekikikan , yang sedang ngopi , sliwar sliwer dll . 
apa saya salah masuk ? " mari bu , silahkan ... " 
sapa seorang petugas disitu . dengan membayar
tiket masuk 5000,- / lima ribu rupiah saja , saya
 sudah berada dalam " museum " . 
saya tolah toleh mencari disebelah mana museumnya dan saya pikir
 pasti museumnya masih diruangan lain yang terpisah
 dengan belasan orang yang sedang ngobrol2 , merokok dll disitu .
 " betul bu , ya ini museumnya ..." ... saya bingung , 
oaalaaa ... ternyata memang " museum " ini menempati ruang hanya
 sekitar 15 X 5 meteran termasuk ruangan yang untuk ngobrol2 itu
 plus ngopi dan ngerokok tadi .. ya sudah , wong sudah disitu ya saya
 lanjutkan menyisiri koleksi2nya yang terdiri dari
 PH , cassette , CD , majalah2 musik , dll  .
 juga musik musik dari seluruh penjuru dunia dapat ditemukan disini
 dalam bermacam bentuk nya mulai cassette , CD dll 
dari yang etnik hingga yang modern .
 beragam genre juga ada , 
kroncong , dangdut , pop , jazz , rock , klasik  dll . 
sangat disayangkan bahwa udara diruangan itu cukup lembab 
sehingga tanpa didukung pendingin ruangan saya khawatir koleksi2 
tersebut akan rusak termakan jamur apalagi disitu juga ada
 pengunjung yang merokok dll yang memperburuk sirkulasi udara .
 tentu harapannya kedepan agar dinas pariwisata Malang dapat
 memberi perhatiannya yang lebih baik , 
bukan hanya memberikan ruangan tetapi juga biaya untuk
 perawatannya seperti pendingin ruangan atau setidaknya
 kipas angin atau kipas gantung , almari pamer dari kaca yang
 bisa diatur temperaturnya , petugas kebersihan , CCTV dll sehingga
 betul betul satu saat nanti 3M ini dapat menjadi 
kebanggaan warga Malang Raya ! 
bagi yang ingin membuat kedai kopi untuk para pengunjung ,
 hendaknya dipisahkan dari ruang pamernya 
sehingga obrolan dan asap rokok mereka yang cangkruk 
sambil ngopi tidak mengganggu keasyikan pengunjung museum
 yang sedang menelusuri jejak jagad musik tanah air atau manca . 
diruang ngopi inilah pengunjung juga bisa bertatap muka
 dengan para penggagas museum , seniman2 musik dll 
sehingga benar benar museum ini menjadi sebuah
 Perpustakaan Hidup ... ! 
seringkali masalah terbesar kita adalah BUKAN Mendapatkannya
 tetapi Memeliharanya , sehingga kalaupun nantinya mendapat 
dukungan dana untuk membangun museum musik yang lebih memadai
 dan bahkan berstandar internasional , 
tugas utama adalah Maintenance karena dari situlah segala sesuatu 
yang sudah diperoleh dengan perjuangan besar itu akan lestari .. !
oya secara khusus saya ingin berterima kasih pada petugas museum
 yang siang itu sudah berbaik hati membawa saya berkeliling museum
 dan bercerita tentang berbagai hal dari museum , 
termasuk membagi informasi tentang  mas Bens Leo .
(  sedikit bernostalgi ,  di awal awal kemunculan Majalah GADIS , 
mas Bens dan saya sering menjadi " duo reporter " untuk GADIS
 baik di pagelaran2 jazz di TIM atau di " base camp " Swara Mahardhika
 dll hingga akhirnya menjadi koresponden Gadis untuk Eropa Barat 
yang sejak itu saya belum pernah lagi bertemu mas Bens yang
 saya tahu masih sangat aktif di berbagai music-events tanah air ! )
semoga MMI kedepan akan muncul dengan perwajahan baru yang lebih
 pas untuk sebuah museum , bukan segi kemewahannya tetapi lebih
disegi " kelayakan " sebuah museum yang tidak seharusnya
 berbaur dengan kebisingan dan asap rokok ...
atau saya mungkin yang kurang mampu memahaminya bahwaMMI
 ini memang berkonsep Museum Musik Gaya Cangkrukan ?
entahlah ...
( Writing & Photos : Titiek Hariati , December 2018 )
keterangan foto : 
01 . ruang depan , sekaligus tempat ngobrol ..
02 . koes plus dalam siluet
03 . artis dan musisi2 djadoel
04 . PH penyanyi2 manca dan lokal
05 . Iwan
06 . alat sungguhan , bukan foto