siapa yang masih dan atau tidak pernah sama sekali mendengar
nama nama Oslan Husein , Waljinah , Patty Bersaudara , Tety Kadi ,
Anna Mathovani , Lilis Suryani , Eddy Silitonga dll dll yang sejaman ?
juga dari manca seperti Pat Bone , Louis Amstrong , Blue Diamonds , dll dll ?
maka salut saya berikan pada para penggagas berdirinya
Museum Musik Indonesia ini ,
yang berlokasi di Jalan Nusakambangan , Malang ,
di gedung yang djaman doeloe dikenal dengan
nama Gedung Tjendrawasih .
dan untuk membuktikan perjuangan beliau2 ini ,
nama nama Oslan Husein , Waljinah , Patty Bersaudara , Tety Kadi ,
Anna Mathovani , Lilis Suryani , Eddy Silitonga dll dll yang sejaman ?
juga dari manca seperti Pat Bone , Louis Amstrong , Blue Diamonds , dll dll ?
maka salut saya berikan pada para penggagas berdirinya
Museum Musik Indonesia ini ,
yang berlokasi di Jalan Nusakambangan , Malang ,
di gedung yang djaman doeloe dikenal dengan
nama Gedung Tjendrawasih .
dan untuk membuktikan perjuangan beliau2 ini ,
disebuah siang saya ingin mblusuk ke museum
yang konon koleksinya lumayan apik ini .
bayangan tentang museum ,
adalah sebuah tempat yang ( umumnya )
tenang , bersih , luas dan terawat apapun yang
dipajang disitu . langkah saya ragu ketika sampai
disebuah pintu kaca dilantai dua , karena dibalik
kaca itu saya melihat banyaknya " kesibukan " mulai
yang mengobrol atau diskusi ( ? ) ,
yang cekikikan , yang sedang ngopi , sliwar sliwer dll .
apa saya salah masuk ? " mari bu , silahkan ... "
sapa seorang petugas disitu . dengan membayar
tiket masuk 5000,- / lima ribu rupiah saja , saya
sudah berada dalam " museum " .
saya tolah toleh mencari disebelah mana museumnya dan saya pikir
pasti museumnya masih diruangan lain yang terpisah
dengan belasan orang yang sedang ngobrol2 , merokok dll disitu .
" betul bu , ya ini museumnya ..." ... saya bingung ,
oaalaaa ... ternyata memang " museum " ini menempati ruang hanya
sekitar 15 X 5 meteran termasuk ruangan yang untuk ngobrol2 itu
plus ngopi dan ngerokok tadi .. ya sudah , wong sudah disitu ya saya
lanjutkan menyisiri koleksi2nya yang terdiri dari
PH , cassette , CD , majalah2 musik , dll .
juga musik musik dari seluruh penjuru dunia dapat ditemukan disini
dalam bermacam bentuk nya mulai cassette , CD dll
dari yang etnik hingga yang modern .
beragam genre juga ada ,
kroncong , dangdut , pop , jazz , rock , klasik dll .
sangat disayangkan bahwa udara diruangan itu cukup lembab
sehingga tanpa didukung pendingin ruangan saya khawatir koleksi2
tersebut akan rusak termakan jamur apalagi disitu juga ada
pengunjung yang merokok dll yang memperburuk sirkulasi udara .
tentu harapannya kedepan agar dinas pariwisata Malang dapat
memberi perhatiannya yang lebih baik ,
bukan hanya memberikan ruangan tetapi juga biaya untuk
perawatannya seperti pendingin ruangan atau setidaknya
kipas angin atau kipas gantung , almari pamer dari kaca yang
bisa diatur temperaturnya , petugas kebersihan , CCTV dll sehingga
betul betul satu saat nanti 3M ini dapat menjadi
kebanggaan warga Malang Raya !
bagi yang ingin membuat kedai kopi untuk para pengunjung ,
hendaknya dipisahkan dari ruang pamernya
sehingga obrolan dan asap rokok mereka yang cangkruk
sambil ngopi tidak mengganggu keasyikan pengunjung museum
yang sedang menelusuri jejak jagad musik tanah air atau manca .
diruang ngopi inilah pengunjung juga bisa bertatap muka
dengan para penggagas museum , seniman2 musik dll
sehingga benar benar museum ini menjadi sebuah
Perpustakaan Hidup ... !
seringkali masalah terbesar kita adalah BUKAN Mendapatkannya
tetapi Memeliharanya , sehingga kalaupun nantinya mendapat
dukungan dana untuk membangun museum musik yang lebih memadai
dan bahkan berstandar internasional ,
tugas utama adalah Maintenance karena dari situlah segala sesuatu
yang sudah diperoleh dengan perjuangan besar itu akan lestari .. !
oya secara khusus saya ingin berterima kasih pada petugas museum
yang siang itu sudah berbaik hati membawa saya berkeliling museum
dan bercerita tentang berbagai hal dari museum ,
termasuk membagi informasi tentang mas Bens Leo .
( sedikit bernostalgi , di awal awal kemunculan Majalah GADIS ,
mas Bens dan saya sering menjadi " duo reporter " untuk GADIS
baik di pagelaran2 jazz di TIM atau di " base camp " Swara Mahardhika
dll hingga akhirnya menjadi koresponden Gadis untuk Eropa Barat
yang sejak itu saya belum pernah lagi bertemu mas Bens yang
saya tahu masih sangat aktif di berbagai music-events tanah air ! )
semoga MMI kedepan akan muncul dengan perwajahan baru yang lebih
pas untuk sebuah museum , bukan segi kemewahannya tetapi lebih
disegi " kelayakan " sebuah museum yang tidak seharusnya
berbaur dengan kebisingan dan asap rokok ...
yang konon koleksinya lumayan apik ini .
adalah sebuah tempat yang ( umumnya )
tenang , bersih , luas dan terawat apapun yang
dipajang disitu . langkah saya ragu ketika sampai
disebuah pintu kaca dilantai dua , karena dibalik
kaca itu saya melihat banyaknya " kesibukan " mulai
yang mengobrol atau diskusi ( ? ) ,
yang cekikikan , yang sedang ngopi , sliwar sliwer dll .
apa saya salah masuk ? " mari bu , silahkan ... "
sapa seorang petugas disitu . dengan membayar
tiket masuk 5000,- / lima ribu rupiah saja , saya
sudah berada dalam " museum " .
saya tolah toleh mencari disebelah mana museumnya dan saya pikir
pasti museumnya masih diruangan lain yang terpisah
dengan belasan orang yang sedang ngobrol2 , merokok dll disitu .
" betul bu , ya ini museumnya ..." ... saya bingung ,
oaalaaa ... ternyata memang " museum " ini menempati ruang hanya
sekitar 15 X 5 meteran termasuk ruangan yang untuk ngobrol2 itu
plus ngopi dan ngerokok tadi .. ya sudah , wong sudah disitu ya saya
lanjutkan menyisiri koleksi2nya yang terdiri dari
PH , cassette , CD , majalah2 musik , dll .
juga musik musik dari seluruh penjuru dunia dapat ditemukan disini
dalam bermacam bentuk nya mulai cassette , CD dll
dari yang etnik hingga yang modern .
beragam genre juga ada ,
kroncong , dangdut , pop , jazz , rock , klasik dll .
sangat disayangkan bahwa udara diruangan itu cukup lembab
sehingga tanpa didukung pendingin ruangan saya khawatir koleksi2
tersebut akan rusak termakan jamur apalagi disitu juga ada
pengunjung yang merokok dll yang memperburuk sirkulasi udara .
tentu harapannya kedepan agar dinas pariwisata Malang dapat
memberi perhatiannya yang lebih baik ,
bukan hanya memberikan ruangan tetapi juga biaya untuk
perawatannya seperti pendingin ruangan atau setidaknya
kipas angin atau kipas gantung , almari pamer dari kaca yang
bisa diatur temperaturnya , petugas kebersihan , CCTV dll sehingga
betul betul satu saat nanti 3M ini dapat menjadi
kebanggaan warga Malang Raya !
bagi yang ingin membuat kedai kopi untuk para pengunjung ,
hendaknya dipisahkan dari ruang pamernya
sehingga obrolan dan asap rokok mereka yang cangkruk
sambil ngopi tidak mengganggu keasyikan pengunjung museum
yang sedang menelusuri jejak jagad musik tanah air atau manca .
diruang ngopi inilah pengunjung juga bisa bertatap muka
dengan para penggagas museum , seniman2 musik dll
sehingga benar benar museum ini menjadi sebuah
Perpustakaan Hidup ... !
tetapi Memeliharanya , sehingga kalaupun nantinya mendapat
dukungan dana untuk membangun museum musik yang lebih memadai
dan bahkan berstandar internasional ,
tugas utama adalah Maintenance karena dari situlah segala sesuatu
yang sudah diperoleh dengan perjuangan besar itu akan lestari .. !
oya secara khusus saya ingin berterima kasih pada petugas museum
yang siang itu sudah berbaik hati membawa saya berkeliling museum
dan bercerita tentang berbagai hal dari museum ,
termasuk membagi informasi tentang mas Bens Leo .
( sedikit bernostalgi , di awal awal kemunculan Majalah GADIS ,
mas Bens dan saya sering menjadi " duo reporter " untuk GADIS
baik di pagelaran2 jazz di TIM atau di " base camp " Swara Mahardhika
dll hingga akhirnya menjadi koresponden Gadis untuk Eropa Barat
yang sejak itu saya belum pernah lagi bertemu mas Bens yang
saya tahu masih sangat aktif di berbagai music-events tanah air ! )
semoga MMI kedepan akan muncul dengan perwajahan baru yang lebih
pas untuk sebuah museum , bukan segi kemewahannya tetapi lebih
disegi " kelayakan " sebuah museum yang tidak seharusnya
berbaur dengan kebisingan dan asap rokok ...
atau saya mungkin yang kurang mampu memahaminya bahwaMMI
ini memang berkonsep Museum Musik Gaya Cangkrukan ?
ini memang berkonsep Museum Musik Gaya Cangkrukan ?
entahlah ...
( Writing & Photos : Titiek Hariati , December 2018 )
keterangan foto :
01 . ruang depan , sekaligus tempat ngobrol ..
02 . koes plus dalam siluet
03 . artis dan musisi2 djadoel
04 . PH penyanyi2 manca dan lokal
05 . Iwan
06 . alat sungguhan , bukan foto
01 . ruang depan , sekaligus tempat ngobrol ..
02 . koes plus dalam siluet
03 . artis dan musisi2 djadoel
04 . PH penyanyi2 manca dan lokal
05 . Iwan
06 . alat sungguhan , bukan foto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar