Rabu, 26 November 2014





( The Lost Poems )
" An Emotional - Journey "
  
kepak telah membelah benua,
mengempit mimpi ditiap helai bulu
" wahai tanah tercinta, aku datang membawa genangan rindu,
yang nyaris tertumpah waktu, ketika dulu meninggalkanmu "
dan ..
mega mega tersenyum,
menyapa kepak sayap perkasa,
" selamat jalan, bawa saja mimpi itu hingga tumpah segala rindu " ...
_____________________________________________________
lalu,
saat ujung perjalanan tiba,
sayap  sayap menyapa  bumi menebar suka cita,
harapan membuncah menerobos lelah,
" lihat, 
aku telah disini, 
mampukah kau tampung gelegak ini,
dalam cawan cawan kosongmu,
yang terkikis jamur waktu? " ....
______________________________________________________
sunyi,
tanah tercinta menyambut tanpa swara,
pun aksara,
dingin,
bahkan daun daun kering menyingkir menyisakan anyir,
" kemana mereka ? " ....
tak satu menyapa ..
sayap  terkulai tanpa daya,
perlahan,
sukma tercerabut dalam paksa,
________________________________________________________
namun,
perjalanan memang belum usai,
meski mimpi tak lagi ada,
ufuk  terbelenggu di lazuardi
kesana sayap harus terkepak lagi,
mimpi terlipat dalam perih,
" mungkin kelak kujemput lagi "
lirih,
selirih kepak kepaknya yang kembali mengangkasa ....
_______________________________________________________
( malang, 27 nopember 2014, th   " catatan kecil buat AAP "


( gambar dari google )
















Selasa, 25 November 2014





.. " Wer die Zeit stoppen kann ? " ..
( catatan kecil buat anakku, keponakanku , dan sahabat anakku nun di benua seberang )

kemarin dulu pasti menjadi sebuah hari yang sangat emosional.
 betapa tidak?
 terpisah ribuan kilometer dan belasan tahun tidak saling bertemu, maka pertemuan kalian pastilah sarat emosi meskipun bayang bayang keakraban masa kecil mungkin sudah samar 
bahkan hilang. dan foto foto kalian yang diambil oleh sahabat terbaik saya, 
WS dan mengemailkannya kepada saya, membuat saya tidak mampu berkata kata. 
terutama foto foto dimana kamu, anakku, berdiri didepan sebuah kompleks apartemen yang tentu saja saya sangat mengenalnya luar dalam dimasa balitamu.
mata saya kabur, 
saya tahu sebabnya karena ada setitik cairan yang juga jatuh diatas keyboard laptop ini.
hal yang sama mungkin juga kamu alami , karena kaki kaki kecilmu dulu pernah sangat hafal dengan tangga tangga itu, pintu pintu lift itu, jalan jalan raya itu, 
halaman belakang tempat bermain itu, 
dll dll yang sudah pasti membuatmu sebagai seorang pria muda yang 
tiba tiba saja seolah nampak cengeng . 
menangislah anakku, tidak ada batasan menangis bagi lelaki. 
tetapi ' beruntungnya ' engkau bahwa dalam adukan emosi ini beberapa orang tercinta mendampingimu . lihatlah betapa P, M dan WS setia menemani mu dalam perjalanan nostalgi ini meskipun hanya dalam waktu singkat sebelum kamu harus melanjutkannya sendiri  
menyeberangi perbatasan besok pagi.
 sekian belas bahkan puluh tahun yang lalu kalian ber 3 masih balita dan remaja yang lucu, menggemaskan dan bandel seperti umumnya anak anak seusia kalian. 
 dengan M yang dalam foto ini sudah terlihat ' brewok ' aku bahkan ingat betapa telatennya M kecil kala itu menemani aku bersepeda mengelilingi perbukitan di kaki Alpen. 
aku bahkan kesulitan mengejar sepedanya, dan ia tampak senang melihatku bersusah payah dibelakangnya hehe .. ukuran tubuh Asiaku memang ' menguntungkan ' karena meskipun aku ini adalah ' kepernah ' tantenya tetapi terlihat seperti teman bermainnya karena ukuran kami 
yang saat itu masih sama kecilnye hehe ...
lalu dengan P difoto ini, kalian merupakan teman bermain yang akrab karena seringnya bertemu dan menghabiskan weekend bersama keluarga. kebetulan P juga ber ibu Asia ( Philipina ) sehingga persamaan ini lebih mendekatkan kita. 
naa .. ada saat kita menikmati masakan masakan Philipina dan berganti Indonesia ketika mereka mengunjungi kita. saat itu mencari bumbu2 Asia belum semudah sekarang, jadi harus agak berhemat memakai cadangan bumbu yang ada seperti Petis dll, maklum,
Austria bukan Belanda yang dihuni ribuan orang kita. tetapi keluarga mereka tetap memuji masakan masakan Indonesiaku meski ' ngirit bumbu '  hehe ..
lalu saat itu akhirnya datang, kita kembali ketanah air setelah belasan tahun  meninggalkannya. kontak antara kami para ortu ini masih berlanjut meski tak sering. 
lalu juga datang masa2 penuh kesibukan kerja dan berkarir yang sempat memutuskan kontak bahkan nyaris lenyap. untunglah tiba era digital,
 yang membuat kami kami para ortu kalian ini tertemukan kembali dijagad maya. 
pertemuan maya inilah yang menyambung kembali tali yang sempat  hampir kusut
anakku, 
 saat kamu berpamitan akan  melakukan perjalanan ini, aku hanya mengimpikan satu hal : 
kalian bisa bertemu kembali dengan semuanya meski sesaat dan itu terkabul 
meski baru sebagian kecil. 
banyak hal yang berubah, banyak peristiwa yang terjadi, banyak rencana yang belum terwujud atau terwujud namun tak sesuai rencana, tetapi demikianlah kehidupan berputar dan kalian telah dipertemukan kembali oleh waktu diatas segalanya tadi. 
besok pagi jarak akan kembali memisahkan, engkau akan melanjutkan langkah yang mungkin lebih jauh lagi dari tanah air. berjalanlah , sebagaimana P dan M atau juga WS yang harus 
melanjutkan hidup masing masing betapapun masih ingin lebih lama berkumpul. 
sebuah ungkapan terima kasih yang tak terhingga sampaikan kepada sahabat terbaik WS, atas 
semua  kebaikan, perhatian dan ketulusannya yang memungkinkan kamu menikmati momen momen emosional yang luar biasa! 
pun terima kasih tak terhingga atas waktu dan perhatian mereka sehingga kamu merasa tidak sia sia menempuh ribuan kilometer untuk mengumpulkan kembali 
keping keping puzzle yang pernah hilang. 
dan buat anakku, selamat bekerja dan berkarya, semoga perjalanan2mu yang sangat emosional kali ini akan banyak memberimu inspirasi dan motivasi terutama di tiga kota tua yang kaya budaya, Vienna, Paris dan Venesia.
Aufwiedersehen ... ! 
( th ) 
( photos by WS, a cafe in 7th districk, Vienna, November 2014 )
01. A and P
02. A, P and M 

Minggu, 23 November 2014







.. " 15 menit jadi elang di gunung Banyak " ..

dalam waktu 3 bulan terakhir ini saya 3x berada di gunung Banyak, Batu, Malang. 
sebagai host ' yang baik ' sudah jadi kewajiban bahwa tiap kedatangan kerabat dari luar kota, saya harus siap siap kemanapun mengantarkan mereka mengubleg Malang.
 ya wisata kulinernya, ya wisata alamnya, ya wisata belanjanya, dll dll. 
" mbak, besok kita jemput ya tolong tunjukkan tempat paralayang itu lho " , itu bunyi sebuah sms kemarin. naa .. yang kepingin kali ini keponakan yang masih remaja plus mamanya. 
jarak lokasi paralayang dari rumah saya sekitar 20km arah Batu dan meski hari minggu ternyata tidak semacet yang diduga . mungkin kenaikan bbm masih berdampak dengan berkurangnya rombongan2 wisatawan yang biasanya memadati jalanan arah Batu. 
maka dengan perjalanan yang lancar jaya ini, kami sampai di area paralayang masih cukup pagi. udara lumayan cerah tetapi angin cukup kencang.


pengalaman saya pada lebaran yang lalu melayang diatas Gunung Banyak ini memang menimbulkan ' ketagihan ' dan seolah mendorong adrenalin untuk kembali mengudara . 
tetapi saya sudah berjanji untuk memenuhi permintaan keduanya yakni siap menjadi ' tukang potrek ' mereka selama in-action jadi saya harus ikhlas didaratan. 
pengalaman pribadi menunjukkan bahwa  ketakutan akan ketinggian seolah hilang lenyap disaat tubuh sudah melayang diawang awang bak elang yang sedang mengangkasa.
wow ... sebuah rasa yang sulit digambarkan serta kesadaran
betapa mahluk ciptaanNYA yang bernama burung itu sesungguhnya adalah mahluk yang luar biasa  dengan kemampuannya mengudara mengalahkan hewan2 lain
 yang berat  tubuhnya sekian ratus kali lipat serta  kemampuan menyaksikan bumi dari
dimensi yang sama sekali berbeda dengan penglihatan didaratan ! 
ini tidaklah seperti ketika kita dalam pesawat, karena paralayang memberi kesempatan untuk langsung menikmati terpaan angin dan menghirup udara segar secara terbuka 
diketinggian yang relatif kecil polusinya. 
mau ber selfie ria diudara ataupun mengambil gambar video adalah pilihan yang terbuka. 
bahkan sebaiknya mungkin video saja sebab nantinya kalau ada shot yang menarik bisa 
di buat sebagai foto.


dan bagi penyuka Gopro lebih enak,
sebab si mini ini sangat praktis dengan   kwalitas gambar yang menarik bahkan untuk didalam air.
ya sudah, tugas sudah saya coba laksanakan yaitu prat-pret didaratan saat kerabat2 ini bersiap terjun hingga mengangkasa. sayangnya saya tidak bisa menjepret pendaratannya 
karena waktunya yang tidak ' nutut ' untuk turun kebawah.
 dan percayalah bahwa pompaan adrenalin setelah terbang memang menghasilkan rasa lapar yang luar biasa, dan saya langsung ' larikan ' mereka ke arah Cangar diwarung kesayangan saya 
yang murah meriah dan uenakkk ( sudah saya tulis mengenai warung ini di blog yang sama,
 silahkan menemukannya ... )
akhirnya saya harus akui kebenaran kata kata seorang pakar Menejemen Ketakutan , 
katanya begini  
" Atasi dan Hilangkan Rasa Takutmu Dengan Melakukan Hal Hal Yang Paling Engkau Takuti " .
naa, tapi bagaimana kalau yang Anda takuti adalah reputasi seseorang yang sudah tersohor playboy misalnya, apakah Anda juga bersedia beresiko berpasangan dengannya untuk 
mengatasi ketakutan Anda ? 
silahkan dijawab masing masing hehehe ... 
 ( th ) 


( photos by : th, Gunung Banyak, Paralayang, 23 Nopember 2014 )
01. high and high ...
02. take off ...
03. mrusut ... arah angin kadang kurang bersahabat ..
04. pengecekan lagi sebelum mrosot ( bukan mrusut lho ) ..
05. mengudara ..
06. lha parasut bisa saja kempes lagi, diulang, diulang ..
07. " akulah elang, siraja angkasa " begitu kira kira2 ?
08. ayo uji adrenalin kesini ... !
09. sang keponakan yang lolos uji adrenalin ... ( lho itu mas2 yang ada dibelakangnya ternyata katut kejepret to, maaf saja ya mas siapapun anda hehe .. ) oya saat saya jepret ini mamanya sudah mengudara, jadi tidak terlihat disini ...
























Kamis, 20 November 2014











.. " Kebo Nyusu Gudel " ..

namanya menimba ilmu, memang tak pandang usia, termasuk saya yang merasa selama ini belum paham " babar blas " mengenai jeprat jepret. 
saya datangi beberapa sekolah fotografi  di Malang yang sudah mulai menjamur ini dan rata rata jawabannya sama : para siswanya berusia antara remaja hingga awal dewasa dan
yang tertua 30 tahun an. hahaha, saya urung daftar sebab khawatir jangan jangan saya disekolah itu nanti dikira mau menjemput anak atau cucu yang sedang belajar fotografi ! 
maka daripada membuat orang lain dan saya sendiri akhirnya tidak fokus, sayapun mulai mempertimbangkan alternatif kursus privat saja. dan akhirnya sayapun harus ' mengublek ' beberapa pilihan nama. tetapi setelah ngalor ngidul pusing , 
saya ' menyerah ' untuk berguru saja ke Shao Lin Temple ( lho maaf nggladrah .. ) 
yaitu ke ... keponakan sendiri ! 
pembicaraan serius terjadi dan sayapun beruntung mendapat jam jam les privat yang ' tidak keruan ' alias sebisa bisanya gurunya lha wong keponakan yang satu ini memang 
' sulit dipegang buntutnya ' alias supersibuk ! 


lulusan ISR Yogyakarta ini memang sudah ' nglontok ' masalah jeprat jepret luar dalam, dan setelah lulus saat ini lebih sibuk lagi dengan ' orderan ' kanan kiri . 
mulai prewed, wedding, dll yang menyita waktunya dan sayapun harus rela hanya mendapat waktu di sela2nya. tapi ya sudah namanya saja nyantri ya harus manut gurunya. 
belum lagi kesibukan kuliahnya di Sastra Jepang yang baru2 ini membawanya sebulan ke negeri Matahari Terbit itu, betul2 sudah bagus kalau saya masih diijinkan privat les. 
maka mulailah yang namanya Kebo Nyusu Gudel, saya salut wong kalau mengajar Tidak Pandang Bulu ( roma, ketiak dll hehe .. ) alias saya dimarahi ' habis2an ' kalau perlu, contoh :
" Lho lha menurut budhe mestinya pakai Asa berapa, diagfragmanya gimana dst ? Ya silahkan dicari dan dicoba sendiri ! " ( tanpa wajah berbelas kasihan melihat saya yang cukup lama utak atik kamera  diatas jembatan Ancolnya Malang itu hehe sebab
lighting tempat saya berdiri malam itu memang cukup gelap gulita dan mata yang seharusnya sudah dibantu lensa tambahan ini berusaha mencari bidikan yang tepat atau bagus ...  )
naaa, ploncoan ini terjadi antara lain diatas jembatan Basuki Rahmat depan eks bioskop Merdeka, Malang untuk melatih jeprat jepret pada cahaya minim . inilah guru yang saya cari, 
yang tidak peduli Budhenya sendiri kalau perlu dipecat hehe ...
sungguh, tidak ada kamus malu untuk belajar pada yang lebih muda, lebih pinter, lebih lebih lebih lebih, sebab kalau merasa diri sudah bisa/ ngerti/ paham berarti kita sudah mampet
 alias mandeg alias macet alias bodoh !


saat mengajar teori yang biasanya adalah dirumah saya, guru yang satu ini juga tak kalah garangnya.  diusia saya yang sudah mulai terkena virus pikun ini kadang2 saya harus buka2 lagi catetan dan bisa dibayangkan betapa sebelnya mengajari  murid pikun hahaha ...
 yo  wes, kejarlah ilmu hingga negeri Antaberantah ( sebab China saat ini sudah mudah dijangkau  sedang Antaberantah itu somewhere yang tidak ada di peta tapi harus kita temukan ! ) dan
 jangan pernah merasa sudah top/ pinter/ paling paham/ ahli / dst sebab itu adalah 
tanda tanda  dari kemampetan diri ... 
ayoooo, Nyusu Gudel, jangan pernah malu mengakui kehebatan mereka yang bahkan jauhhhhh lebih muda ataupun jauh lebih Tidak Makan Sekolahan sekalipun ! 
( hayo, contoh gamblang itu bu Susi, Menteri Kelautan yang konon hanya berpendidikan SMP, lha kalau staf2nya S-3 semua bahkan juga es campur, es puter, es teler dst, why not ? 
belajar memang tidak kenal batasan atau kotak kotak, jadi marilah kita buka batasan batasan yang ada agar kita selalu berpeluang menyerap segala hal yang baru, kreatif, inovatif 
dan tif tif tif yang lain ! )
" Selamat Nyusu Gudel ..... ! " 
( th )

( photos by : th, Kajoetangan @ Night , Nopember 2014 )















.. " Makan Mangkuk di Hot Cui Mie " ..

ini adalah tulisan kedua tentang Hot Cui Mie/ HCM di Malang.
yang pertama dulu adalah HCM di jalan Kawi Atas , dan yang ini ada di MOG/ Malang Olympic Garden, sebuah mall yang juga terletak dijalan Kawi, Malang. 
bedanya apa ?
ndak beda, hanya karena ini berlokasi didalam sebuah pusat belanja maka view yang bisa dilihat sambil makan makan disitu adalah sliwerannya orang belanja, istilahnya " cuci mata " .

 dan kali ini selain mencicipi HCM yang mangkuknya bisa dimakan saking kemriuknya, juga mencoba dua macam nasi goreng. yaitu nasgor Ni Hao Ma dan nasgor Lombok Ijo yang menurut saya keduanya ' sama saja ' sebab diatas meja ternyata komposisi nya nyaris tak ada beda, 
hanya sedikit beda di rasa yang itupun tak jauh jauh amat bedanya.
tetapi pengalaman sekitar 40 tahun dijagad Mie Mie-an, HCM ini memang menjadi salah satu ikon kuliner di Malang meskipun duluuuuu belum sampai bermodel seperti sekarang antara lain yaitu 
mangkuk kemriuk yang langsung bisa dimakan.  
 inovasi2 terus dilakukan dan HCM  mulai Pebruari tahun 2000 tampil dengan wajah, rasa dan tampilan serta kreasi baru seperti yang bisa dilihat saat ini. 
ketekunan memang berbuah manis,selayaknya HCM menikmatinya!
naa ..  selamat makan mangkuk di HCM ! 
( th )


  ( photos by : th, Hot Cui Mie MOG, Nopember 2014 )
01. selain mie2an, nasi2an juga ada
02. mangkuk kemriuk
03. suka nasgor? ada !
04. atmosfer
05. es gloria
06. apa kabar ? Ni Hao Ma ?








Selasa, 18 November 2014









.. " melepas elang terbang tinggi .. " ..

namanya ibu, disegenap pelosok dunia manapun sama, yakni inginnya mengantar kepergian sang anak hingga ke batas  paling penghabisan apakah itu di stasiun KA, bandara, pelabuhan 
ataupun bahkan cuma sampai di pagar rumah atau daun pintu meskipun 
si anak sudah bukan lagi anak anak atau remaja.
 itu juga yang terjadi pada saya kemarin dan hari ini. semestinya cukup saya antar hingga pagar rumah dengan lambaian tangan, ee ... ternyata akhirnya saya ' katut ' hingga 
Surabaya sebagai ' batas antar ' saya kepada si sulung yang akan pergi sejauh
sekitar 12 ribu kilometer .. 


maka malam sebelumnya, meski itu bukan sebuah farewell resmi, rombongan kecil kami sepakat rame2 mencari soto ambengan yang khas. lha ternyata apes, pak Sadi mungkin sudah tertidur
alias warungnya sudah tutup hehe .. 
20.30 malam dengan perut sudah nge jazz, terpaksa semua balik kucing ke hotel dan " ngglethek " harus bersedia makan apapun yang ada di hotel ( pengganti kecewa pada pak Sadi ! ) ... 
dan setelah malam berganti pagi   seberapapun waktu lamban berjalan, akhirnya tokh sampai juga yang namanya ' saat pelepasan ' pagi tadi .. 
selamat jalan anakku, selamat mengangkasa, semoga kepak sayapmu segera terdengar lagi dipepohonan halaman rumah ...
 tidak ada kesedihan, karena saya tahu hanya lewat perpisahan perpisahan seperti inilah sayapmu akan semakin perkasa dan akan selalu mampu membelah derasnya 
angin, hujan bahkan badai badai kehidupan ...
anakku, ini yang terpenting, dimanapun engkau akan ' mendaratkan ' sayapmu, jangan lalaikan kewajiban 5 waktumu, karena hanya itu yang akan memberimu kekuatan, kemudahan, dan kelapangan disegala hal .. amin.
doa mama 
( th ) 


( photos by : th, Surabaya, Nop. 2014 )