( catatan kecil keributan di " TK DPR " )
sekian hari yang lalu kita semua dikejutkan dengan acara banting banting meja dan gelas di gedung DPR Jakarta yang para pelakunya adalah anggota dewan yang terhormat, yang duduk disana sebagai wakil wakil rakyat hasil pemilihan oleh rakyat .
tentu sebagai rakyat kecil, saya hanya bisa mengelus dada melihat keadaan memilukan ini karena kerja baru saja akan dimulai ternyata sudah dibuka dengan acara ribut ribut.
tentu sebagai rakyat kecil, saya hanya bisa mengelus dada melihat keadaan memilukan ini karena kerja baru saja akan dimulai ternyata sudah dibuka dengan acara ribut ribut.
tanpa memihak manapun tulisan ini dibuat karena sebuah konflik memang bisa saja terjadi dimana, kapan dan siapapun yang kebetulan berada dalam situasi Berbeda Kepentingan .
lho, bukannya anggota dewan itu melalui sumpah sebelum menjabat dan bukannya mereka sebelum duduk digedung terhormat itu sudah melalui sebuah Proses Dipilih Rakyat ?
pun jangan dikira gratis lo milih mereka itu sebab masing masing anggota dewan harus mengeluarkan dana tidak kecil untuk supaya populer dan dicoblos gambarnya dalam pemilu.
lha karena mereka bekerja bukan untuk sebuah perusahaan saja,
melainkan untuk Seluruh Rakyat Indonesia, maka mereka perlu diambil sumpah setianya menjelang duduk disinggasananya.
lewat layar kaca, saya sebagai salah satu rakyat kecil merasa
bangga melihat wakil wakil rakyatnya yang ayu ayu, cakep cakep, rapih rapih serta pinter pinter, apalagi kali ini para anggota dewan banyak dipenuhi artis artis terkenal, siapa tahu mereka mereka ini juga piawai mewakili aspirasi rakyat disamping piawai akting.
waa .. ditambah lagi saat pelantikan itu, saya sampe tidak berkedip melihat betapa penampilan anggota dewan wanitanya mirip tamu tamu resepsinya Raffi dan Gigi alias
super mewah dandanannya
lho, bukannya anggota dewan itu melalui sumpah sebelum menjabat dan bukannya mereka sebelum duduk digedung terhormat itu sudah melalui sebuah Proses Dipilih Rakyat ?
pun jangan dikira gratis lo milih mereka itu sebab masing masing anggota dewan harus mengeluarkan dana tidak kecil untuk supaya populer dan dicoblos gambarnya dalam pemilu.
lha karena mereka bekerja bukan untuk sebuah perusahaan saja,
melainkan untuk Seluruh Rakyat Indonesia, maka mereka perlu diambil sumpah setianya menjelang duduk disinggasananya.
lewat layar kaca, saya sebagai salah satu rakyat kecil merasa
bangga melihat wakil wakil rakyatnya yang ayu ayu, cakep cakep, rapih rapih serta pinter pinter, apalagi kali ini para anggota dewan banyak dipenuhi artis artis terkenal, siapa tahu mereka mereka ini juga piawai mewakili aspirasi rakyat disamping piawai akting.
waa .. ditambah lagi saat pelantikan itu, saya sampe tidak berkedip melihat betapa penampilan anggota dewan wanitanya mirip tamu tamu resepsinya Raffi dan Gigi alias
super mewah dandanannya
tapi,
baru saja rasa bangga menyelimuti batin, tahu tahu brakk brukk torrr ...
suasana ricuh pada sidang pemilihan ketua fraksi itu muncul dilayar kaca seperti sebuah sinetron. lho, cuma kali ini sinetronnya tanpa naskah dan tampak begitu real, dan rakyat dibuat
' mlongo ' dengan adegan adegan perseteruan para anggota dewan yang terhormat ini.
apa boleh buat, nasi sudah jadi lontong,
apapun alasan keributan ini, ada sesuatu yang menyesakkan dada.alam demokratis kita konon mendapat banyak pujian dunia internasional,
tetapi saking demokratisnya maka seolah olah apapun menjadi dihalalkan termasuk ini :
Saling Caci, Saling Tonjok, Saling Banting Meja, Saling Lempar Gelas dll dll .
lho, apakah memang harus seperti itu untuk mengkomunikasikan sebuah ide, usulan atau interupsi ? juga para ketuanya yang tampaknya tidak memberi ruang untuk sebuah komunikasi yang sehat,
telah memancing emosi para anggotanya yang merasa dirugikan secara sepihak .
aduhhh, beginikah wajah DPR kita ?
baru saja rasa bangga menyelimuti batin, tahu tahu brakk brukk torrr ...
suasana ricuh pada sidang pemilihan ketua fraksi itu muncul dilayar kaca seperti sebuah sinetron. lho, cuma kali ini sinetronnya tanpa naskah dan tampak begitu real, dan rakyat dibuat
' mlongo ' dengan adegan adegan perseteruan para anggota dewan yang terhormat ini.
apa boleh buat, nasi sudah jadi lontong,
apapun alasan keributan ini, ada sesuatu yang menyesakkan dada.alam demokratis kita konon mendapat banyak pujian dunia internasional,
tetapi saking demokratisnya maka seolah olah apapun menjadi dihalalkan termasuk ini :
Saling Caci, Saling Tonjok, Saling Banting Meja, Saling Lempar Gelas dll dll .
lho, apakah memang harus seperti itu untuk mengkomunikasikan sebuah ide, usulan atau interupsi ? juga para ketuanya yang tampaknya tidak memberi ruang untuk sebuah komunikasi yang sehat,
telah memancing emosi para anggotanya yang merasa dirugikan secara sepihak .
aduhhh, beginikah wajah DPR kita ?
01. andai saja setiap anggota dewan menyadari bahwa mereka duduk digedung terhormat itu BUKAN sebagai wakil pribadi, golongan maupun segelintir kelompok melainkan mewakili kepentingan SELURUH rakyat Indonesia !
02. andai saja setiap anggota dewan menyadari bahwa duduknya mereka didalam gedung megah itu sebagai hasil Pilihan Rakyat yang terpesona oleh bermacam janji kampanye, maka saatnyalah membuktikan bahwa janji janji itu bisa ditepati.
03. andai saja setiap anggota dewan menyadari bahwa mereka adalah BUKAN karyawan perusahaan yang digaji bulanan semata supaya tidak ber status pengangguran dan memiliki gengsi dihadapan tetangga, pastilah mereka memiliki cakrawala pikir yang luas untuk memajukan
' perusahaannya ' yang bernama Republik Indonesia ini !
04. andai saja setiap anggota dewan yang terhormat ini menyadari bahwa setiap tingkah laku baik perbuatan maupun perkataan mereka tidaklah lepas dari pengawasan rakyat yang melihatnya melalui berbagai media ( cetak, sosial, dll )
pastilah mereka akan lebih bisa mengendalikan diri agar rakyat mendapat teladan positif dari para wakilnya dan bukan justru mendapat contoh buruk.
05. andai saja setiap anggota dewan menyadari bahwa rakyat Indonesia bukanlah masyarakat terbelakang yang bodoh, pastilah para anggota dewan akan berpikir ulang untuk
melakukan hal hal yang memalukan, konyol dan tidak sesuai dengan levelnya sebagai
wakil rakyat yang terhormat.
rakyat telah sedemikian cerdas menilai mana mana
wakilnya yang capable dan tidak, maka siapapun yang bermain " sinetron dipanggung DPR " akan tidak bertahan lama sebab kebodohan tidak dapat tertutupi dengan
mobil, baju ataupun makeup dan asesoris ber merk.
daftar saya bisa saja lebih panjang tetapi semoga yang lima ini sudah cukup mewakili kegalauan saya melihat bagaimana sepak terjang para anggota dewan terhormat ini baik pada
periode2 yang lalu maupun yang baru dilantik saat ini.
pemerintah baru, harapan baru, juga perubahan baru yang diharapkan ada dikalangan para anggota dewan kita, agaknya tidaklah berlebihan.
saatnya berubah untuk menyatukan dan mengingatkan kembali hakekat para anggota dewan berada di kursi kursi terhormat di gedung mewah DPR itu,
untuk Apa dan Siapa serta Bagaimana seharusnya ?
perbedaan secara politis maupun idealis adalah sebuah rahmat karena akan memperkaya khasanah perbendaharaan wacana, ide, harapan bahkan impian, cita cita dsb menjadi sebuah
Impian Dan Cita Cita Bersama :
Indonesia Sejahtera !
tidak masalah apakah ia berlatar belakang seorang politisi, artis, pengusaha bahkan mungkin tukang tambal ban andaipun ada, yang penting semuanya memiliki
peta destinasi yang sama dalam mengarungi samodra aspirasi rakyat yaitu :
kesejahteraan dan keadilan bagi segenap rakyat Indonesia !
berlebihankah harapan ini?
( th )
( gambar2 dari google )
02. andai saja setiap anggota dewan menyadari bahwa duduknya mereka didalam gedung megah itu sebagai hasil Pilihan Rakyat yang terpesona oleh bermacam janji kampanye, maka saatnyalah membuktikan bahwa janji janji itu bisa ditepati.
03. andai saja setiap anggota dewan menyadari bahwa mereka adalah BUKAN karyawan perusahaan yang digaji bulanan semata supaya tidak ber status pengangguran dan memiliki gengsi dihadapan tetangga, pastilah mereka memiliki cakrawala pikir yang luas untuk memajukan
' perusahaannya ' yang bernama Republik Indonesia ini !
04. andai saja setiap anggota dewan yang terhormat ini menyadari bahwa setiap tingkah laku baik perbuatan maupun perkataan mereka tidaklah lepas dari pengawasan rakyat yang melihatnya melalui berbagai media ( cetak, sosial, dll )
pastilah mereka akan lebih bisa mengendalikan diri agar rakyat mendapat teladan positif dari para wakilnya dan bukan justru mendapat contoh buruk.
05. andai saja setiap anggota dewan menyadari bahwa rakyat Indonesia bukanlah masyarakat terbelakang yang bodoh, pastilah para anggota dewan akan berpikir ulang untuk
melakukan hal hal yang memalukan, konyol dan tidak sesuai dengan levelnya sebagai
wakil rakyat yang terhormat.
rakyat telah sedemikian cerdas menilai mana mana
wakilnya yang capable dan tidak, maka siapapun yang bermain " sinetron dipanggung DPR " akan tidak bertahan lama sebab kebodohan tidak dapat tertutupi dengan
mobil, baju ataupun makeup dan asesoris ber merk.
daftar saya bisa saja lebih panjang tetapi semoga yang lima ini sudah cukup mewakili kegalauan saya melihat bagaimana sepak terjang para anggota dewan terhormat ini baik pada
periode2 yang lalu maupun yang baru dilantik saat ini.
pemerintah baru, harapan baru, juga perubahan baru yang diharapkan ada dikalangan para anggota dewan kita, agaknya tidaklah berlebihan.
saatnya berubah untuk menyatukan dan mengingatkan kembali hakekat para anggota dewan berada di kursi kursi terhormat di gedung mewah DPR itu,
untuk Apa dan Siapa serta Bagaimana seharusnya ?
perbedaan secara politis maupun idealis adalah sebuah rahmat karena akan memperkaya khasanah perbendaharaan wacana, ide, harapan bahkan impian, cita cita dsb menjadi sebuah
Impian Dan Cita Cita Bersama :
Indonesia Sejahtera !
tidak masalah apakah ia berlatar belakang seorang politisi, artis, pengusaha bahkan mungkin tukang tambal ban andaipun ada, yang penting semuanya memiliki
peta destinasi yang sama dalam mengarungi samodra aspirasi rakyat yaitu :
kesejahteraan dan keadilan bagi segenap rakyat Indonesia !
berlebihankah harapan ini?
( th )
( gambar2 dari google )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar