Kamis, 14 Mei 2015







.. " Bola , Bola , Licin Bagai Belut " ..

saya adalah seorang awam sepakbola. apalagi sepakbola yang di politik-kan , saya tambah ndak mudheng. tapi kalau sepakbola yang dikomersilkan dan dijadikan sebuah industri ,
itu memang sudah semestinya , sebab semuanya memang butuh duit . 
sebuah klub harus punya base-camp , stadion sendiri , pelatih dan manajemen serta pemain dan divisi marketing / pr , itu minimal lho , dan itu yang bisa saya bayangkan . 
lha buat klub yang sudah mapan bahkan menempatkan urusan supporter sebagai salah satu departemen khusus , sebab kalau sebuah klub minus supporter itu pasti
 namanya Ghost Club hehehe 
begitu pentingnya supporter ini sampek2 kalo perlu perwakilan supporter dilibatkan dalam 
sebuah pengambilan keputusan yang strategis ! 
sudah itu saja pemahaman saya, wong awam bola koq coba2 omong bola ? 
tapi ini lhoo yang bikin mules perut , di koran, internet, tv dll itu dari hari ke hari menampilkan wajah wajah galau dan cemas para pemain bola ditanah air .
 rata rata komentar para pemain ini sama dan seragam :
" bola adalah hidup saya, saya tidak ada kegiatan atau keahlian lain , jadi keruwetan PSSI dan Menpora ini berimbas sangat besar bagi kami yang menggantungkan hidup dari bola saja terutama karena ada keluarga, anak isteri dibelakang kami " . 
dan " ancam mengancam " pun silih berganti , Menpora , PSSI ( lama ) , FIFA dan terakhir rontoknya beberapa calon anggota Tim Transisi yang ditunjuk Menpora . 
buneg , ruwet , mbulet .
dalam khayalan saya tampak Menpora duduk bersama pengurus PSSI ( lama ) dan Tim Transisi , lalu juga ada perwakilan semua klub klub ISL , terus juga ada wakil FIFA ,
 lalu para awak media dan terakhir tak kalah penting walaupun sebagai pengamat , 
yaitu Wakil Supporter dari masing2 klub . 
mengapa perlu hadir ? 
lha macetnya ISL itu ternyata berimbas sampai ke pedagang pedagang pkl yang menjual bermacam pernik klub klub mulai TShirt , syal , bahkan .. akik gambar bola ! 
mereka ini khan sudah " kadhung " berinvestasi cukup besar untuk dagangannya yang tiba tiba saja mak pettt mandeg macet sehingga anak istri dirumah juga ikut mampet rizkinya .
maka kehadiran perwakilan para pkl ini meski hanya sebatas pengamat ya perlu , juga supaya pak Pora dan mister2 FIFA itu " nggeh " dan semua pihak juga " nggeh " bahwa dunia bola di 
Indonesia itu meneteskan rizki hingga lapis terbawah . 
lha kalau rizkinya bapak bapak yang diatas atas , yang punya akses langsung dengan pihak pihak sponsor yang nilai sponsornya jutaan dollar, itu ceritanya lain dengan para pkl ini. 
kalau sampai pihak sponsor menghentikan dananya karena kekisruhan ini , pastilah bapak bapak yang berurusan dengan pihak sponsor ini tidak sampai kelimpungan seperti 
para pedagang pkl bola tadi ( kecuali , lho , kecuali lho ini , kalau dana sponsor sudah kadung jadi Alprattt bahkan Ferrari atau Penthouse hehehe ... )
ngenes memang melihat riwayat bola ditanah air , apalagi dulu sempat menyaksikan beberapa pemain asing yang turun kejalan membawa kotak kardus untuk mengharap uang receh di
jalan jalan protokol .. oallaa sampek segitunya ya ? bahkan ada yang
sampai meninggal karena ngenes !
barangkali di Akademi Akademi Bola ( opo to namanya ? ) ditanah air perlu menambah satu mata kuliah lagi yaitu Entrepreneurship . untuk apa ? 
ini untuk jaga jaga kalau kalau terjadi kisruh seperti sekarang ini maka semua pihak yang terlibat didunia bola dan mengandalkan hanya bola saja sebagai gantungan hidupnya, mereka sudah dibekali dengan bermacam ketrampilan dan keahlian 
sesuai bakat dan minat masing masing . 
misal disaat darurat terus ada yang masuk dunia sinetron, juga ada yang jadi penyanyi, juga ada yang membuka usaha kuliner , atau jasa travel dll sehingga tidak akan ada lagi dongeng
 dimana kekisruhan menyebabkan kehidupan para pemain bola  menjadi berantakan .
 tempatkan para pakar pakar bermacam bidang di Akademi2 Bola atau di klub klub bola untuk menularkan ilmunya  pada para pemain bola disesuaikan dengan Minat/ Bakat masing2 
untuk payung mereka disaat darurat . 
siapa tahu bahkan akhirnya penghasilan mereka dibidang yang baru lebih besar daripada penghasilan sebagai pemain bola? foto model baju / sepatu olahraga misalnya, bisa 3 - 5 x lipat besarnya dari honor bulanan sebagai pemain bola. 
atau yang suka masak memasak , mengubah haluan menjadi Chef misalnya ?
hidup membukakan kesempatan yang tak terbatas , hanya tinggal bagaimana kita merebutnya dari yang bernama Waktu !
ayo pak Menteri , tantangan sudah ada , kemana kapal bola Indonesia ini akan dinakodai ?
duduk bersama disertai Jiwa Besar untuk sesuatu yang besar , yang tidak hanya dibatasi oleh kebesaran sebuah lembaga atau kementerian ,
tetapi ada nama yang lebih besar yang dipertaruhkan disana , yakni 
I N D O N E S I A dan dunia persepakbola an tanah air !
jagad bola tanah air harus mampu bangkit menjadi sebuah ikon yang disegani minimal di Asia dan  menjadi sebuah industri yang mampu mensejahterakan anggotanya hingga lapis terbawah !
semoga !
( th )
 ( gambar dari google )

Tidak ada komentar: