( note : catatan " mBolang bagian ke 06 " tersela sejenak , mohon maklum " . )
.. " Surat Tanpa Perangko Kepada
Mas Bens Leo " ..
mas Bens ,
jika ada lagu " Bing " sebagai sebuah
ungkapan kehilangan , maka hari ini saya ingin
mengganti judulnya dengan " Bens " .
berita itu memang mengejutkan karena selama ini
tak terdengar sesuatupun tentang kesehatan mas Bens .
saya diam diam menyesal bahwa 10 hari
saya berada di Betawi bulan ini ,
tak sedikitpun saya teringat untuk berkabar
dengan mas Bens karena " kesibukan " yang ada
. lucunya lagi , terakhir kali kita bertemu adalah
mundur jauh ketahun 1979 saat di Gandaria
ada malam perpisahan saya
dimana keesokan harinya saya sudah
terbang ke Eropa dan mas Bens hadir diantara
para kerabat , kolega dan teman teman .
42 / empat puluh dua tahun ( ! ) sudah tak
saling bertemu lagi sejak itu meskipun kadang
saya ikuti lewat Youtube dll aktivitas mas Bens
yang masih seperti dulu .
bedanya , dulu sesuatunya masih serba manual
dan disaat menguber sesuatu berita
kita harus berbagi porsi antara
mewawancara dan memfoto .
lucu bukan jika diingat masa masa dimajalah
GADIS yang berkantor di Kebon Kacang yang
saat itu saya masih berkantor diseberang
Majalah GADIS di lantai 9 , Inter Admark Ltd ,
sebuah Biro Iklan Terbesar di Jakarta dengan
klien Lufthansa , Traktor Kubota , dll saat itu ,
dan saya sebagai Copy Writer disitu.
lalu ada saat dimana wawancara saya
( saya juga merangkap sebagai wartawan freelance
untuk beberapa majalah dan koran )
dengan James Sundah tentang Lilin Lilin Kecil untuk
Majalah Musik Aktuil Bandung mereka
" plesetkan " editingnya sehingga bermasalah
dan saya yang harus menghadapinya
padahal saya dapat buktikan bahwa wawancara itu
lurus lurus saja alias tak bermasalah .
saat itu saya masih " bau kencur " dalam jurnalistik
dan hal itulah yang membawa perkenalan kita
dan GADIS menjadi penetralnya
dan sayapun akhirnya mengakhiri kerjasama
dengan Aktuil di Bandung .
maka terbentuklah " tim tidak resmi " dimana kita
sering melakukan liputan bersama baik di
TIM untuk pagelaran2 jazz yang kala itu masih
" didominasi " nama Om Jack Lesmana dan
Indra Lesmana yang masih " bocah " .
lalu juga menguber persiapan pentas perdana
Swara Mahardhika dimana saya satu2nya
wartawan yang diberikan akses
mas Guruh
untuk meliput ke dalam " jeroannya " SM
dibalik stage maupun di Sriwijaya 26 dan itu
semua membuat GADIS terdepan
dalam informasi seputar SM .
bayangkan sulitnya ketika itu dimana para " kuli tinta "
harus berlarian kesana sini mengejar informasi
dan berita tak selalu bisa terbit tepat waktu
dikarenakan jarak dan waktu .
bandingkanlah dengan para pencari berita masa kini
yang dapat secara On Time mengirim via internet
lengkap dengan foto bahkan video dll .
saat itu seusai meliput , kita biasanya " cangkruk "
kedaerah Pecenongan tempat jajanan SeaFood
kadang bersama mas Jon ,
kartunis GADIS itu
( aduh .. saya juga sudah kehilangan kontak
dengan beliau ) . satu saat ada peristiwa lucu
yaitu saat kita menunggu pesanan makanan ,
tiba tiba seekor kepiting lepas dari ember
dan berkeliaran kesana sini mengejutkan
para pembeli hehe ..
dan saat saya di Eropa , mas Bens me wanti2 agar
berita2 seputar musik di Eropa disegerakan untuk
GADIS . maka sayapun tidak melewatkan
event event besar seperti Festival 3 Hari di Vienna
yang dihadiri Santana , Jimmy Cliff dll ,
juga live show dari Stevie Wonder ,
Leonard Cohen dll .
kemunculan beritanya di GADIS selalu tak
tepat waktu alias minimal 10 hari setelah
event berlangsung karena pengiriman via pos
untuk tulisan dan fotonya memakan waktu sekitar
4-7 hari ! demikian mas Bens dan saya ,
masih bekerja sama antar benua ,
hingga akhirnya kehadiran kedua malaikat kecil saya
menyita segenap waktu dan enerji
dan perlahan saya pun kehilangan kesempatan
untuk meliput berbagai event musik di Eropa
kecuali hanya menyaksikannya di TV .
surat suratpun menjadi jarang meski sesekali
saya masih mendapat kiriman majalah GADIS
dari mas Bens . benar benar kehidupan berjalan
dijalur masing masing hingga saya kembali
ketanah air tahun 90 an belum mampu
mengembalikan aktivitas jurnalistik saya
dikarenakan dua kurcaci yang berada dalam asuhan saya .
jadi apa yang bisa saya kenang dari seorang Bens Leo ?
tentu saja sangat khusus karena meski kami bukan
teman sekantor tetapi kami bekerjasama
sebagai sebuah tim yang dikenal sebagai
" duo dari Gadis "
tetapi sebagai freelancer GADIS dan " patner kerja "
mas Bens yang dengan kesabaran dan sikapnya
yang selalu santun ( sebagai orang Yogya asli yang
paling suka memakai kemeja lurik )
akan selalu saya kenang sebagai teman ,
bahkan sahabat yang baik , loyal dan
berdedikasi tinggi pada profesinya !
hari ini , yang terbaik telah pergi buat selamanya ..
hanya doa yang bisa saya panjatkan
semoga mas Bens beristirahat ditempat yang
terindah disisiNya dan keluarga yang ditinggalkan
mendapatkan kekuatan menapaki hari hari
yang berbeda tanpa mas Bens yang
mereka sangat cintai ..
mas Bens , dari jarak ini sekali lagi terima kasih
atas semuanya , dan beristirahatlah
dalam damai yang indah disisiNya ,
aamiin ..
dalam duka yang dalam , Titiek H .
Malang , 29.11.21
keterangan foto :
01 . Bens Leo dengan senyum khasnya
02 . Bens Leo yang santun
03 . kenangan untuk majalah GADIS ,
saya ( baju coklat ) meliput aktivitas
Swara Mahardhika sebelum pentas ,
ke MONAS untuk memotivasi anggota SM agar
memiliki jiwa patriotisme nasionalisme ( 79 )
04 . kenangan lain , dengan Tante Nien Lesmana
dikediaman Om Jack di Tebet ,
wawancara dengan grup Crossfire
sebelum manggung , juga untuk majalah GADIS ( 79 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar