Senin, 29 November 2021

( note : catatan " mBolang bagian ke 06 " tersela sejenak , mohon maklum " . )

.. " Surat Tanpa Perangko Kepada 
Mas Bens Leo " ..
mas Bens ,
jika ada lagu " Bing " sebagai sebuah
ungkapan kehilangan , maka hari ini saya ingin
 mengganti judulnya dengan " Bens " . 
berita itu memang mengejutkan karena selama ini 
tak terdengar sesuatupun tentang kesehatan mas Bens .
 saya diam diam menyesal bahwa 10 hari 
saya berada di Betawi bulan ini , 
tak sedikitpun saya teringat untuk berkabar 
dengan mas Bens karena " kesibukan " yang ada 
. lucunya lagi , terakhir kali kita bertemu adalah 
mundur jauh ketahun 1979 saat di Gandaria
 ada malam perpisahan saya 
dimana keesokan harinya saya sudah 
terbang ke Eropa dan mas Bens hadir diantara
 para kerabat , kolega dan teman teman .
 42 / empat puluh dua tahun ( ! ) sudah tak 
saling bertemu lagi sejak itu meskipun kadang 
saya ikuti lewat Youtube dll aktivitas mas Bens
 yang masih seperti dulu .
 bedanya , dulu sesuatunya masih serba manual
 dan disaat menguber sesuatu berita 
kita harus berbagi porsi antara 
mewawancara dan memfoto .
 lucu bukan jika diingat masa masa dimajalah 
GADIS yang berkantor di Kebon Kacang  yang
  saat itu saya masih berkantor diseberang 
Majalah GADIS di lantai 9 , Inter Admark Ltd ,
 sebuah Biro Iklan Terbesar di Jakarta dengan 
klien Lufthansa , Traktor Kubota , dll saat itu ,
dan saya sebagai Copy Writer disitu.
 lalu ada saat dimana wawancara saya 
( saya juga merangkap sebagai wartawan freelance
 untuk beberapa majalah dan koran ) 
dengan James Sundah tentang Lilin Lilin Kecil untuk 
Majalah Musik Aktuil Bandung mereka 
" plesetkan " editingnya sehingga bermasalah 
dan saya yang harus menghadapinya 
padahal saya dapat buktikan bahwa wawancara itu
 lurus lurus saja alias tak bermasalah .
saat itu saya masih " bau kencur " dalam jurnalistik 
dan hal itulah yang membawa perkenalan kita
 dan GADIS menjadi penetralnya 
dan sayapun  akhirnya mengakhiri kerjasama 
dengan Aktuil di Bandung . 
maka terbentuklah " tim tidak resmi " dimana kita
 sering melakukan liputan bersama baik di
 TIM untuk pagelaran2 jazz yang kala itu masih
 " didominasi " nama Om Jack Lesmana dan 
Indra Lesmana yang masih " bocah " .
 lalu juga menguber persiapan pentas perdana 
Swara Mahardhika dimana saya satu2nya
 wartawan yang diberikan akses 
mas Guruh
 untuk meliput ke dalam " jeroannya " SM 
dibalik stage maupun di Sriwijaya 26 dan itu
 semua membuat GADIS terdepan 
dalam informasi seputar SM . 
bayangkan sulitnya ketika itu dimana para " kuli tinta "
 harus berlarian kesana sini mengejar informasi
 dan berita tak selalu bisa terbit tepat waktu
 dikarenakan jarak dan waktu .
 bandingkanlah dengan para pencari berita masa kini
 yang dapat secara On Time mengirim via internet
 lengkap dengan foto bahkan video dll .
 saat itu seusai meliput , kita biasanya  " cangkruk " 
kedaerah Pecenongan tempat jajanan SeaFood
kadang bersama mas Jon ,
kartunis GADIS itu
 ( aduh .. saya juga sudah kehilangan kontak 
dengan beliau ) . satu saat ada peristiwa lucu
 yaitu saat kita menunggu pesanan makanan ,
 tiba tiba seekor kepiting lepas dari ember 
dan berkeliaran kesana sini mengejutkan 
para pembeli hehe .. 
dan saat saya di Eropa , mas Bens me wanti2 agar 
berita2 seputar musik di Eropa disegerakan untuk
 GADIS . maka sayapun tidak melewatkan
 event event besar seperti Festival 3 Hari di Vienna 
yang dihadiri Santana , Jimmy Cliff dll , 
juga live show dari Stevie Wonder , 
Leonard Cohen dll . 
kemunculan beritanya di GADIS selalu tak
 tepat waktu alias minimal 10 hari setelah 
event berlangsung karena pengiriman via pos 
untuk tulisan dan fotonya memakan waktu sekitar
 4-7 hari ! demikian mas Bens dan saya , 
masih bekerja sama antar benua , 
hingga akhirnya kehadiran kedua malaikat kecil saya
 menyita segenap waktu dan enerji 
dan perlahan saya pun kehilangan kesempatan
 untuk meliput berbagai event musik di Eropa
 kecuali hanya menyaksikannya di TV .
 surat suratpun menjadi jarang meski sesekali 
saya masih mendapat kiriman majalah GADIS
 dari mas Bens . benar benar kehidupan berjalan
 dijalur masing masing hingga saya kembali 
ketanah air tahun 90 an belum mampu
 mengembalikan aktivitas jurnalistik saya 
dikarenakan dua kurcaci yang berada dalam asuhan saya . 
jadi apa yang bisa saya kenang dari seorang Bens Leo ?


tentu saja sangat khusus karena meski kami bukan
 teman sekantor tetapi kami bekerjasama
 sebagai sebuah tim yang dikenal sebagai 
" duo dari Gadis "
 tetapi sebagai freelancer  GADIS dan " patner  kerja "
 mas Bens yang dengan kesabaran dan sikapnya
 yang selalu santun ( sebagai orang Yogya asli yang 
paling suka memakai kemeja lurik ) 
akan selalu saya kenang sebagai teman , 
bahkan sahabat yang baik , loyal dan 
berdedikasi tinggi pada profesinya ! 
hari ini , yang terbaik telah pergi buat selamanya ..
 hanya doa yang bisa saya panjatkan
 semoga mas Bens beristirahat ditempat yang
 terindah disisiNya dan keluarga yang ditinggalkan
 mendapatkan kekuatan menapaki hari hari
 yang berbeda tanpa mas Bens yang
 mereka sangat cintai ..


mas Bens , dari jarak ini sekali lagi terima kasih
 atas semuanya , dan beristirahatlah
 dalam damai yang indah disisiNya ,
 aamiin ..
dalam duka yang dalam , Titiek H .
Malang , 29.11.21
keterangan foto :
01 . Bens Leo dengan senyum khasnya
02 . Bens Leo yang santun
03 . kenangan untuk majalah GADIS , 
saya ( baju coklat ) meliput aktivitas 
Swara Mahardhika sebelum pentas , 
ke MONAS untuk memotivasi anggota SM agar
 memiliki jiwa patriotisme nasionalisme ( 79 )
04 . kenangan lain , dengan Tante Nien Lesmana
 dikediaman Om Jack di Tebet ,
 wawancara dengan grup Crossfire
 sebelum manggung , juga untuk majalah GADIS ( 79 )










Tidak ada komentar: