Minggu, 27 September 2009

Menutup Lebaran Bersama Alam Liar



SEMPU, BAJUL MATI, TAMBAKREJO, WBL, TSI

Setelah sibuk dengan acara silaturohim bersama kerabat, teman dan eks kolega, saya ingin sedikit " mengambil nafas segar " dialam bebas ..... Huraiiiiii !!! Pilihan ke Malang Selatan, sekaligus bernostalgi sebagai kampung halaman dimana para leluhur dulu berasal. 

Ada beberapa lokasi menantang, pulau Sempu, Bajul Mati dan Tambak Rejo serta beberapa lainnya. Amunisi disiapkan, terutama nge charge baterei kamera. HP tidak perlu, dialam kita wajib mendengarkan suara angin, satwa dan debur ombak, tidak butuh yang lainnya !

Rombongan kecil kami berangkat subuh. Tapi " mampir " dulu ke daerah Tumpang, terus menerobos jalan kearah Turen dan Sumbermanjing Wetan. Lewat di jurang Pletes yang berliku dan menanjak, serta goa goa disepanjang jalan, merupakan makanan rokhani yang nikmat. Prat pret prat pret rasanya tidak bosan2, padahal perjalanan masih panjang.

Berhenti di beberapa kerabat di Sumawe, perjalanan terus berlanjut ke Sendang Biru dan Sempu. Sayang sekali jalanan ramai, sehingga banyak yang kurang bisa di nikmati.
Sampai di Sendang Biru langsung menuju pasar ikan, lagi lagi prat pret... Dan : ... SEMPU !!

Entah tersebab apa, aneh bin ajaib, foto2 di Segara Anakan malah kabur semua, padahal yang di lokasi2 lainnya jelas dan tajam. Jangan2 Nyi Roro Kidul keberatan istananya saya foto hehe...
Saya juga sengaja tidak berbaju hijau meskipun jaket saya kehijauan, sesuai pesan " sponsor " ....

Sayangnya, kali ini saya kurang bisa menikmati Segara Anakan yang ternyata juga ramai pengunjung. Maka diputuskan berpindah lokasi saja supaya benar2 puas menikmati alam ... Debur ombak pantai selatan dibalik karangnya saya tangkap ditelinga hingga langkah kaki kembali mencapai bibir pantai Sempu yang berhadapan dengan Sendang Biru. Pasti : ketika nanti Segara Anakan kembali senyap, saya akan kembali !!

Lanjut kearah Bajul Mati, saya merasa seolah dalam perjalanan di Eropa antara Austria dan Italy. Lho ? Ya, selain jalanan mulus nan lebar juga bukit bukit karang dan kapur yang dipotong menjadi jalanan lebar ini tertata rapih dan disebuah sungai ( apakah ini sungai Brantas atau Lesti ? ) , terdapat jembatan yang berbentuk setengah lingkaran. Mini Suramadu? Lama saya nongkrong dan menikmati alam di jembatan ini, mudah2an foto2 saya dapat mewakili kekaguman saya pada panorama disitu..

Sampai di pantai Bajul Mati, saya menahan nafas ... Ini yang saya cari !! Ombak ber gulung2 dan tinggi, buihnya pecah membentuk pendaran2 putih yang fantastis, serta bukit2 karang ditengah laut yang konon disebut dengan Pulau Nyonya . Suara ombaknya yang fantastis, membuat saya lupa prat pret karena terpana.. 

Pantainya memang bukan Kuta yang bisa untuk mandi atau berselancar, tetapi pengunjung sudah cukup puas memandangi ombak laut selatan yang dahsyat! Berjalan dari tepi ketepi lain dipantai yang satu ini memang nikmat, sesuatu yang tidak ditemukan di Sendang Biru terhidang bebas disini .... Bujul Mati : I Love You Full !!

Dengan berat hati langkah saya lanjutkan ke pantai sebelahnya, Tambak Rejo. Sebuah kawasan kampung nelayan yang khas, dengan deretan rumah dan perahu2 nelayan disepanjang pantainya, kontras dengan Bajul Mati yang minus rumah dan perahu. Kehidupan khas nelayan dapat dilihat jelas disini, pasirnya tidaklah seputih Bajul Mati atau Sempu. Puas prat pret, sayapun meninggalkan Tambak Rejo yang punya kecantikan khas!

Perjalanan sehari ini saya akhiri disini, tiba dirumah sudah hampir jam 20.30 malam....

NIAGARA dan WISATA BAHARI LAMONGAN

Hari ke 2, lanjut ke Lamongan. Agendanya sama : melihat laut. Tapi untuk memenuhi salah satu ketentuan lomba foto arsitektur, saya sempatkan mampir di Lawang kesebuah bangunan kuno yang legendaris, Hotel Niagara yang seumur umur belum pernah saya masuki. Ragu ragu saya memasuki ruang resepsionis yang terlihat sepi dan agak kumuh. 

Seorang remaja sekitar 20 an tahun menyapa ramah dari balik meja, " Ada yang bisa dibantu bu? ". " Ya mbak, begini, apakah saya boleh mengambil foto2 disini? ". Diluar dugaan saya langsung diijinkan dan bahkan diantar oleh seorang housekeeper, mas Huda, berkeliling hingga lantai 3. Surprise. 

Saya menanyakan perihal rumor hantu, mas Huda senyum2 menjawab : " Tidak benar bu, saya belum pernah ditakuti.... ". Oooooo.... Kebetulan tamu tamu katanya baru checkout pagi tadi sehingga hotel kembali sepi. Maka saya tidak sia sia kan prat pret disana sini, bahkan hingga ke ruangan ruangan yang sepintas mengingatkan saya pada film Suster Ngesot .... Bangunan tua ini berdiri sekitar tahun 1900, pemilik I inisialnya terukir di cendela cendela dan kaca kaca hotel.

Sayangnya, bangunan yang mestinya cantik ini tertutup oleh bangunan lain yang dipakai untuk sarang burung walet sehingga dari luar terlihat suram, kumuh dan bernuansa horor.... Saya melihat ada sertifikat dari asosiasi arsitek indonesia yang pernah berkunjung kesana, sudah pasti bangunan secantik ini mengundang minat para pakar arsirektur. 

Lantai lantainya yang asli berornamen, dinding dindingnya berlapis kayu sebagaimana atapnya, pintu pintunya dari jati yang kokoh seolah menyiratkan ketekunan, kejujuran para pembuatnya dijamannya ( belum dikenal korupsi dan mark up ya ? ). 

Sekitar 30 jepretan saya buat sebelum akhirnya saya meninggalkan Hotel Niagara nan cantik ini dengan kesan mendalam. " Andai saja dipugar dan ditampilkan lebih pas, tidak ada sebuah hotelpun di Malang Raya yang mampu menandingi ke anggunan nya, sayang! "

( Kepada mas Huda dan  mbak Auriel, terima kasih atas ijin dan perhatiannya ya.. ! )

Perjalanan saya lanjutkan. Menuju Wisata Bahari Lamongan/WBL ini sebenarnya melewati banyak pantai2, tetapi saya fokus ke WBL dan tidak berupaya untuk singgah dipantai2 lainnya.

Sekian tahun silam semasa kuliah, saya pernah ketempat yang sama, tetapi masih belum direnovasi. Maka ketika akhirnya saya tiba di WBL ini, saya melihat perobahan yang cukup mencolok. Lebih mirip Ancol mungkin, meskipun ada plus nya yaitu adanya Goa Maharani diseberang dari pantainya

Mirip anak anak ndheso yang diajak " ngelencer lebaran ", sayapun ikut2an gembira dalam arus pengunjung yang siang itu membludak, apa boleh buat sudah terlanjur disana.. Parkiran padat dan panas, dan dengan membeli tiket paket, pengunjung bisa menikmati seluruh wahana yang ada. Pertama ke Goa Maharani dan galeri batu.

Sudah penuh polesan make up tebal karena bantuan lampu lampu yang dipasang di lekukan lekukan stalagtit stalagmit nya. Aneka bentuk dapat ditemukan , misal bentuk gigi, bentuk beringin dll seolah Tuhan sedang asyik memahat mahakaryaNYA yang luar biasa!!

Dari sana saya lanjut ke galeri batu batu fosil. Tatanan didalamnya lebih mirip boutique batu, dan saya mengambil beberapa foto dengan cukup repot untuk menghindari wajahwajah pengunjung yang tidak saya perlukan dalam foto foto saya hihi.. Setelahnya, saya menyeberang ke pantai dan memulai petualangan lebaran bersama ribuan orang lainnya, mirip kolam cendol ... aduh !!

Salah waktu . Tetapi saya usahakan mencari lokasi lokasi dan wahana yang agak sepi pengunjung, sebab tepat jam 12.00 saat matahari ganas2nya, lebih banyak pengunjung yang mencari restoran untuk berteduh, jadi saya menuju pantainya .... 

Tidak sempat menikmati semua wahana yang ada sebab di mana2 penuh, tornado, rumah hantu, dan puluhan lainnya, saya lebih memilih tidak ke wahana2 itu, aduh ... padat, padat. Setelah mencoba Soto Lamongan dan es kelapa muda, pada jam 15. 30 perjalanan dilanjutkan arah Surabaya ....

Berhenti untuk sholat dan istirahat disebuah masjid, ber 4 kami sejenak mendinginkan badan dan rokhani.... Perjalanan berlanjut ke arah Surabaya, Pasar Turi. Mengantarkan Oliver , anak bungsu saya, kembali ke habitatnya, Betawi. Pasar Turi membludak. 

Aduh, di mana mana ramai sesak padat. Berbagai oleh oleh dibawa oleh masing masing pemudik yang akan kembali ke Jakarta, bahkan ada yang sampai lima dos !! Untung Oli hanya berbekal tas punggung berisi dua TShirt dan Jeans, santai .... Oleh oleh? Tidak perlu dan tidak mau ribet, khas remaja !

Menunggu keberangkatan Anggrek Malam ini, kami sempat menikmati Rawon Suroboyo yang empukkkkk sampai akhirnya adegan mirip sinetron pun tiba. Semua pengantar sibuk melambaikan tangan dan bahkan ada yang menangis, mungkin bertemu setahun sekali belum tentu hi hi...

Perjalanan untuk hari ini saya akhiri dengan kemacetan kendaraan sepanjang perjalanan ke Malang, huh ... Saya malah diam diam merindukan Bajul Mati daripada WBL tadi, sungguh !!

TAMAN SAFARI

Hari ke 3 Taman Safari. Ini satu2nya agenda diluar laut. Dalam kurun waktu sepuluh tahun ini sudah kelima kalinya saya ke Taman Safari lagi. Rencana ke Balekambang dan Ngliyep batal karena ada deadline untuk lomba foto Satwa ( yang walaupun belum pernah menang tetap menarik untuk selalu ikut karena banyak yang bisa dipelajari terutama dari para juara2nya ! ) . Ya sudah, tidak apa apa, daripada nanti ketemu lagi dengan kolam cendol di kedua pantai tsb diatas. Jam 09.00 saya sudah tiba di TS.

Setelah melewati penjagaan awal, mobil saya stop dipinggir hutan yang belum berbinatang buas.

Saya menghentikan mobil untuk sarapan kecil bersama sekitar 6 mobil pengunjung lainnya diarea sebelah dalam TS. 30 menit kemudian, akhirnya saya memasuki kawasan yang berbinatang. 
" Tolah toleh " tidak ada binatang apa2. E... ternyata saya datang pada jam2 breakfast mereka sehingga sebagian besar mereka2 sedang asyik makan dikandangnya oalaaaa.......

Mulai dari Buffalo, Harimau, Singa, Orang Utan, Buaya, Badak, dll sampai kadal lengkap. Dan saya juga menonton 4 show yang ditawarkan yaitu Burung, Harimau Putih, Aladdin dan Perburuan Liar. Andai anak2 saya masih kecil2 pasti saya ajak menontonnya, karena saya lihat konten nya sangat mendidik, yakni menumbuhkan kecintaan pada alam satwa serta lingkungan.

Pada generasi saya, anak anak kecil kebanyakan tidak terlalu didekatkan pada satwa apalagi yang besar atau buas, cenderung bahkan dijauhkan sehingga kecintaan saya pada satwa2 memang tidak terlampau kental karena alasan " keamanan anak ". 

Kemarin saya melihat generasi yang sekarang yang pantas menjadi cucu cucu saya sudah berbeda, mereka lebih terbuka dan berani bahkan ketika seekor Elang Jawa " menclok " dilengannya mereka ketawa ketiwi, bagus!!

Puas prat pret dan bersantai, jam 17.15 TS saya tinggalkan kearah Malang. Padat merayap terutama dari arah sebaliknya yaitu Malang ke Surabaya. Weekend lebaran terakhir? Mampir lagi untuk ber soto ria sebelum akhirnya pulang.. Card di kamera saya sudah mengatakan FULL, ya sudah, cukup untuk sehari ini. Besok kemana? Yang jelas, studio foto untuk mencetak foto foto yang akan saya kirim hardcopynya sesuai ketentuan...

Catatan ngelencer lebaran ini biasa biasa saja, tetapi yang luarbiasa adalah menyadari bahwa alam bebas adalah sebuah etalase tanpa bingkai yang dahsyat, dan hanya diperlukan kepekaan kita untuk menangkap serta sekaligus mensyukuri maha karya NYA ini !!

( Foto foto lain silahkan klik pada beberapa posting sesudah ini , supaya tidak bosen ya ? ) . 
( Photos by : TH )






























































































Tidak ada komentar: