tadi saya bersama beberapa teman ,
sepulang program rutin Bedah Qur'an disebuah masjid
kami langsung menuju rumah seorang teman lainnya .
konon , teman ini baru saja mendapat cucunya yang pertama ,
sebuah peristiwa keluarga yang istimewa bagi yang
pertama kali mengalami . dan sebagaimana lazimnya
dikalangan masyarakat kita yang masih kental
dengan tradisi ini itu , kehadiran cucu pertama itu juga
diperingati khusus .
" berapa beratnya , panjangnya , namanya dst dst " adalah
pertanyaan2 standar yang muncul .
saya yang kebetulan memang belum bercucu , lebih banyak
mendengarkan ibu ibu saling bertanya dan berbincang tentang
si jabang bayi dan ibunya , sambil hitung hitung
membayangkan bagaimana kalau kelak entah kapan ,
saya mendapat cucu pertama hehehe ..
jangan ditanya tradisi Jawa yang ada itu bahkan dimulai sejak
bayi masih dalam kandungan . ada mitoni ,
ada ritual penanaman Ari Ari ( bukan mas Ari lo ya .. ) ,
ada Ritual Tedak Siti dimana nanti bayi untuk pertama kali
menjejakkan kaki dibumi dan sebelumnya ada ritual
Cuplak Puser alias terlepasnya tali pusar dll dll .
saya melamun mengingat bahwa generasi jaman now sudah
banyak yang meninggalkan bahkan tidak pernah tahu adanya
tradisi2 itu . seorang keponakan saya bahkan pernah
bertanya " te , jenang abang itu apa ? " .
ini sungguh bukan karena ia lahir dan besar di Jakarta ,
tapi mungkin ortunya " lupa atau tidak pernah " sama sekali
membuat jenang abang dirumahnya .
jadi saya lebih " menyalahkan " ortunya ...
jaman memang sudah lain ,
kalau dulu hari pernikahan itu betul betul tidak sembarangan
alias dicarikan yang menurut hitungannya adalah tepat dan baik ,
maka saat ini sudah tidak ada Tabu ,
sepanjang tahun adalah Hari Baik , bahkan Ramadhan !
saya awam untuk menilainya ,
mungkin para pakar Anthropologi atau Budayawan lebih bisa
menilainya apakah ini sebuah " kehilangan " atau
bahkan sebuah " keuntungan " karena lebih
praktis dan hemat ?
entahlah ..
sepulang program rutin Bedah Qur'an disebuah masjid
kami langsung menuju rumah seorang teman lainnya .
konon , teman ini baru saja mendapat cucunya yang pertama ,
sebuah peristiwa keluarga yang istimewa bagi yang
pertama kali mengalami . dan sebagaimana lazimnya
dikalangan masyarakat kita yang masih kental
dengan tradisi ini itu , kehadiran cucu pertama itu juga
diperingati khusus .
" berapa beratnya , panjangnya , namanya dst dst " adalah
pertanyaan2 standar yang muncul .
saya yang kebetulan memang belum bercucu , lebih banyak
mendengarkan ibu ibu saling bertanya dan berbincang tentang
si jabang bayi dan ibunya , sambil hitung hitung
membayangkan bagaimana kalau kelak entah kapan ,
saya mendapat cucu pertama hehehe ..
jangan ditanya tradisi Jawa yang ada itu bahkan dimulai sejak
bayi masih dalam kandungan . ada mitoni ,
ada ritual penanaman Ari Ari ( bukan mas Ari lo ya .. ) ,
ada Ritual Tedak Siti dimana nanti bayi untuk pertama kali
menjejakkan kaki dibumi dan sebelumnya ada ritual
Cuplak Puser alias terlepasnya tali pusar dll dll .
saya melamun mengingat bahwa generasi jaman now sudah
banyak yang meninggalkan bahkan tidak pernah tahu adanya
tradisi2 itu . seorang keponakan saya bahkan pernah
bertanya " te , jenang abang itu apa ? " .
ini sungguh bukan karena ia lahir dan besar di Jakarta ,
tapi mungkin ortunya " lupa atau tidak pernah " sama sekali
membuat jenang abang dirumahnya .
jadi saya lebih " menyalahkan " ortunya ...
jaman memang sudah lain ,
kalau dulu hari pernikahan itu betul betul tidak sembarangan
alias dicarikan yang menurut hitungannya adalah tepat dan baik ,
maka saat ini sudah tidak ada Tabu ,
sepanjang tahun adalah Hari Baik , bahkan Ramadhan !
saya awam untuk menilainya ,
mungkin para pakar Anthropologi atau Budayawan lebih bisa
menilainya apakah ini sebuah " kehilangan " atau
bahkan sebuah " keuntungan " karena lebih
praktis dan hemat ?
entahlah ..
bagaimanapun , saya ucapkan selamat buat
" neru " ( nenek baru ) kita hari ini !
" neru " ( nenek baru ) kita hari ini !
( Titiek Hariati )
note : foto dijepret oleh kerabat nyonya rumah , editing : TH .
note : foto dijepret oleh kerabat nyonya rumah , editing : TH .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar