.. " sekeping Wo Ai Ni di
Lodeh Lumpur e .. Porong " ..
belajar bahasa Mandarin beberapa tahun di klenteng dan UB nyatanya kalau tidak ada teman yang setiap saat diajak ngobrol Mandarin ya bisa menguap hehe.
paling yang nyantol hanya yang " penting2 " seperti Wo Ai Ni misalnya hehe ..
saya ingat betapa duluuu kalau mengerjakan PR membuat sebuah cerita, sampai subuh saya melek untuk menuliskan huruf demi huruf yang begitu " njlimet " namun artistik itu,
plus membuka empat kamus Mandarin tebal tebal guna
membandingkan satu dengan yang lain.
salah satu dosen Mandarin saya, beliau sudah sangat sepuh dan selalu kalau ke kampus UB memancal sepeda tuanya yang antik . kalau kami ngobrol dalam bahasa Mandarin saya sering dikritisi cara pengucapannya yang kurang tepat intonasinya
( lhooo ... salah intonasi bisa salah arti dan bisa gawat, misalnya itu " silahkan " itu bisa salah menjadi " ciumlah saya " waaaa .. bisa bisa kita kena gampar hehe ... ).
saya suka rindu dengan gaya beliau yang klasik karena para guru yang sepuh seperti ini adalah sumber sumber ilmu yang sudah makin langka, beliau kaya dengan falsafah dibalik setiap goresan huruf Mandarin yang diajarkannya, saya sering ter mlongo mlongo ... kagum!
( dan sampai hari ini sertifikat kelulusan di UB jurusan Mandarin itu belum saya ambil wong wisudanya tidak datang hehe , semoga masih tersimpan disana dan tidak berjamur ! )
lalu jangan tanya para guru Mandarin di klenteng yang sepuh sepuh tapi disiplin, salah ucap kalau perlu diulang hingga puluhan kali sampai lidah betul betul pas.
saya yang pengagum budaya budaya asing ini bersyukur bahwa saya pernah mendapat kesempatan belajar dari para senior senior ini sebab beliau beliau tidak sekedar mengajarkan bahasa namun nilai nilai luhur dibaliknya itu juga terikut.
lho ... ini mau cerita kuliner apa soal belajar bahasa? naaa ... inilah yang namanya
" pengembaraan pikiran " atau " the journey of mind "
saat kita melihat sesuatu yang lalu mengingatkan pada sesuatu yang lain,
yang indah , yang pahit , yang mengesankan, yang mengagumkan dst dst.
apa itu?
itu terjadi disebuah kedai djadoel di Jalan Kawi Atas Malang atau tepatnya di Depot Lodeh Lumpur e.. Lodeh Porong, Jalan Kawi Kios 11A, Malang.
mengapa kok saya bisa " ngladrah " ke bahasa Mandarin?
disebuah lukisan yang terpasang disalah satu dindingnya, saya terpana, itu duluuuu pernah hampir saya boyong kerumah yang saat itu ada di deretan lukisan2 Cina yang di pajang di RM HTS, Lawang kalau tak salah ingat.
saat itu ada puluhan lukisan bertemakan kehidupan di Cina yang begitu indah indah dan salah satunya adalah lukisan yang saya pasang di halaman ini.
tiga gadis Cina ayu yang anggun dan kecantikan itu bukan semata karena lahiriah,
namun sikapnya yang " terjaga " ( sayangnya tidak ada penjelasan siapa mereka ini sehingga saya tidak tahu latar belakang atau alasan si pelukis mengambil modelnya )
dengan seijin pemilik kedai Lodeh Porong , saya lalu jeprat jepret disitu karena pemilik kedai ini nampaknya penyuka seni. lukisan lain adalah suasana panen jagung,
terus juga ada patung dikanan kiri jalan masuk yaitu serial Loro Blonyo.
tiba tiba " bu, sudah siap mau pesan apa?" ... oalaaa sampai lupa ini mau makan apa mau jeprat jepret hehe, maaf ya mbakkk .. akhirnya karena sudah masuk dikedai Lodeh Porong
ya mestinya itu yang dipesan plus es cincau.
penasaran dengan lodeh ini sebab bedanya dengan lodeh Malang kira kira apa ya?
ternyata Lodeh Porong memang beda. warna kuahnya lebih cerah, kekuningan, dan tidak mengandung " tewel" atau nangka muda, tapi " manisah " dan kacang panjang.
terus ada empal kecil kecil dan beberapa ekor udang mini , sangat mini, plus tempe dan sambal. harga per porsinya 18 ribu dan es cincau 5 ribu, jadi bisa diperkirakan standar harga disitu untuk menu menu lainnya seperti kare ayam, lodeh porong sambel tongkol pete dll.
rasa? lumayan. atmosfir? nyaman, kebetulan kemarin memang sepi.
tetapi bagi peng hobi kuliner djadoel dan " klasik " seperti lodeh,
bolehlah dicoba kesini ..
saya suka kedai ini sungguh dengan alasan yang tidak masuk akal, saya suka lukisan Cina dengan tiga perempuan itu, maka tolong jangan didebat bahwa tulisan ini tidak pas untuk golongan kuliner, mohon dimaapkan sebab
masalah Wo Ai Ni memang tak pandang tempat, waktu dan sikon hehe ...
ayo ke Lapindo, e .. Lodeh Porong .... ! ( th )
keterangan foto, all taken by : th, sept. 2013 :
01. lukisan disalah satu dinding Lodeh Porong
02. Lodeh Porong dan Es Cincau
03. Loro Blonyo
04.atmosfir kedai Lodeh Porong
05. nama kedai
06. lukisan lain, Panen Jagung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar