Minggu, 10 Maret 2013


    
  
Menumpang Mesin Waktu Menuju
             Malang Tempo Doeloe ..


Dengan tiket masuk untuk umum 25 ribu per orang, bersiaplah melalui lorong waktu menuju abad abad lampau dalam sebuah perjalanan masa sejak jaman kerajaan hingga jaman republik. Kota Malang, siapa yang tidak mengenalnya bahkan sekian abad lampau sudah masuk dalam " incaran " bangsa bangsa lain yang menyadari potensi alam dan nilai strategisnya bagi kepentingan mereka.

Dimulai dengan nama nama kerajaan seperti Majapahit, Singhasari, Kanjuruhan dll juga nama nama populer yang erat kaitannya dengan sejarah kota Malang seperti Ken Arok, Ken Dedes dll semuanya dapat dijumpai disini.

Maka taklah mengapa bila ini dijadikan  sebuah "  kewajiban " bagi masyarakat Malang khususnya dilingkungan akademis, untuk sejenak melongok sejarah dan riwayat kotanya agar kita dapat memahami betapa sebenarnya arti dan makna sebuah kota Malang baik secara ekonomis, sosial dan politis dimasa lampau dan kini ! 

Dengan mengambil nama Malang Tempo Doeloe, museum yang terletak disebelah kiri dari RM Inggil atau tepatnya di jalan Gajah Mada no 2 Malang ini, merupakan satu satunya tempat wisata budaya dan sejarah kota Malang dimana orang dapat berjalan surut kebelakang mulai satu setengah juta tahun lalu hingga saat perang kemerdekaan. Sebuah rentang waktu yang tidak pendek.

Ada 20 wahana lorong waktu mulai Jaman Majapahit, Tumapel, Mataram Kuno, Kanjuruhan, Penggalian benda pra sejarah, Malang Bumi Hangus, Bung Karno, Kongres KNIP, Jepang, Bupati, Balai Kota, Galeri Foto Sejarah, Kelahiran Kota Malang dan tentu saja ada lorong Malang Kembali.

Banyak hal yang mungkin belum banyak diketahui umum dapat ditemukan dimuseum ini, seperti misal RS Syaiful Anwar yang adalah eks benteng yang aslinya sangatlah cantik  dan kokoh bangunannya, atau juga blue print tentang perencanaan kota Malang yang sedemikan sophisticated padahal dirancang sekian dekade silam yang mirip dengan kota kota di eropa.

Para mantan walikota Malang dijaman belanda yang memang juga orang belanda, sangatlah visioner dengan cara pandang dan fikirnya tentang masa depan kota Malang dan blueprint mereka yang sangat ramah lingkungan.

Dibagian lain dari museum ini kita juga dapat saksikan penggalan sejarah dimana Malang menjadi  rantai sejarah pergerakan kemerdekaan RI dengan Soekarno dan Hatta sebagai pelaku pelaku sejarahnya disamping tokoh tokoh besar lainnya. 

Kerumunan massa saat Soekarno menyampaikan pidatonya yang senantiasa mengobarkan api didada rakyatnya, dapat disaksikan melalui foto foto bahkan suara aslinya.

Lalu  ada potongan sejarah lainnya yakni  dari jaman pendudukan Jepang di tanah air dan Malang ikut merasakan kekejaman " sodara toea " nya ini. 

Dilorong lain kita akan diajak menikmati wajah Malang Tempo Doeloe melalui foto foto, stand stand dan barang antik maupun dokumen dokumen kuno. Di stand stand yang umumnya terbuat dari bambu, kita dapat langsung melihat dan meraba mainan, makanan, alat alat rumah tangga ataupun industri dari masa lalu. 

Adalah juga " sebuah kebetulan sejarah " bahwa penggagas dan pendiri museum ini, Dwi Cahyono SE, adalah juga salah satu calon walikota Malang pada pilkada mendatang. 

Maka tidaklah salah bila masyarakat Malang punya harapan bahwa bila sejarah memilihnya menjadi walikota, maka " tolong kembalikan Malang sebagaimana kecantikan yang pernah dimilikinya " yakni : ramah lingkungan dan budaya agar Malang tidak tenggelam dalam ruko, baliho, spanduk dan knalpot knalpot  berasap tebal!

Spirit yang pernah dikobarkan oleh para pemimpin besar Indonesia dimasa  lampau  yang juga dapat dilihat dan didengarkan suaranya di museum ini, hendaknya mampu diwarisi oleh generasi penerus saat ini dan yang akan datang, dan Malang akan benar benar memiliki sosok pemimpin yang bersih, berdedikasi penuh pada rakyat dan  mampu membawa Malang kesebuah era baru : bebas kolusi, korupsi dan polusi ( udara, budaya dan nurani ) ..... ! 

Maka kepada mas atau dik Dwi, yang pernah berbincang panjang lebar dengan saya tentang visimisi kedepan dari Malang serta bagaimana memenej Malang, saya hanya menitip pesan kecil bahwa "  saat meng eksekusi tiap detil dari visimisi itu hendaknya dikerjakan dengan hati dan dengan setulus tulusnya hanya untuk kemajuan dan kepentingan kota dan masyarakat Malang serta bukan untuk tujuan lain lain " ... ini saja. 

Tidaklah penting seseorang berasal dari kelompok manapun, tetapi ketika takdir telah menetapkannya untuk menjadi pemimpin maka ia bukan lagi milik segolongan saja tetapi harus meleburkan dirinya menjadi setiap dan semua orang serta berjuang sepenuhnya untuk kepentingan masyarakat , negara dan bangsanya TANPA PAMRIH !

Siapakah yang akan mampu dan sudahkah ada diantara calon calon pemimpin atau N-1 yang memiliki kriteria seperti itu? .... 

Saya dan Anda sama penasarannya, karena masa masa " bulan madu " yang penuh slogan dan janji manis pun akan segera berakhir ketika masa bekerja keras tiba dan masyarakat akan segera melihat kwalitas asli dari pemimpinnya.
 ( th ) 




Keterangan foto ( all taken by : th )

01.  Visualisasi Jaman Jepang.
02. Toko souvenir/kerajinan tempo doeloe.
03. Ken Arok saat bertapa.
04. Contoh bentuk batu bata kuno.
05.  Balok kayu kuno.
06. Contoh dapur kuno.
07. Kamera kamera jadul.
08. Seni kontemporer karya Dwi Cahyono.
09. Sepeda anak anak tempo doeloe.
10. Topi topi baja serdadu .
11. Gilingan jagung manual.
12. Logo Jabatan Petinggi Jadul. 


 



 

Tidak ada komentar: