Curhat Tengah Malam ..
( selasa malam rabu, 13 maret 2013, jam 01. 50 )
sms masuk jam 23.46 .. , ini selasa malam rabu .. " sudah mau tidur mbak? boleh sedikit curhat? maaf lho ... " .. bila seseorang belum mengenal rutinitas saya, pasti sms pada jam seperti ini tidak akan pernah muncul .. berhubung si pengirim sudah sangat mengenal saya, maka " jam bicara " yang tidak normal ini menjadi sah saja .. saya jawab " ndak, belum kok, ada apa?" .... maka sms menjadi sebuah ajang curhat yang dipilih, tidak melalui telepon, karena kuatir jawaban saya akan mengganggu jam tidur yang lain ..
masalah klasik .. intrik ditempat kerja .. melahirkan kegalauan .. mengacaukan konsentrasi .. membawa masalah kantor kerumah, mengganggu harmoni rumah .. dst dst ... panjang lebar, dan terakhir giliran saya untuk menjawabnya.. tetapi saya memilih memejet telepon rumah ke rumahnya sebab saya malas memejet huruf kecil kecil di hp saya :
" pertama, like or dislike, kita akan selalu bertemu orang orang itu setiap hari, karena kantor bukan pergaulan bebas seperti halnya di masyarakat yang kita bisa hindari orang orang tertentu bila kita tidak nyaman ..
satu satunya yang dapat dilakukan adalah menyesuaikan dengan keadaan yang ada, istilah kerennya, sleep with enemies ... mungkin menyakitkan, tapi tak ada pilihan lain apalagi bila itu ada pada satu departemen yang sama dan terlebih lagi ada diruangan yang sama dengan mereka yang sedang bermasalah dengan kita ..
bersikap netral saja seolah tak ada masalah, tetapi bila ingin menyelesaikannya secara terbuka, maka tawarkanlah sebuah peluang untuk bicara agar tidak ada lagi ganjalan .. bila sulit, carilah mediator ..
tetapi bila yang dihadapi adalah sekelompok orang, maka temukan saja Key Persons mereka yang dapat mewakili aspirasi kelompoknya .. dan hindari tuduhan atau opini negatip tentang seseorang/sekelompok orang karena manusia itu mampu berubah dalam waktu singkat, teman atau lawan itu tipis batasnya ..
jangan mudah terlibat dalam isu isu, bila terpaksa maka menjadilah pendengar yang baik saja .. percayalah, bila kita datang dengan ketulusan yang terpancar dari cara kita menyampaikan pesan, lawanpun tidak akan sanggup berlama lama , dan kemenangan tidak harus diperoleh dengan mempermalukan lawan melainkan dengan sikap mengalah , memaafkan dan ketulusan itu .... "
" saya kan lebih senior ? apa harus mndahului berinisiatip mengajak bicara?" ...
" ketulusan tidak diukur oleh jabatan, usia, dll .. bahkan mereka yang berani terlebih dahulu meminta maaf meski bukan pihak yang paling bersalah adalah mereka yang sudah menang karena memiliki jiwa besar ini .. dan ini adalah salah satu ciri dari ' great personality ' ... juara juara kehidupan !" ..
" apa yang mbak lakukan saat ini juga termasuk itu?"
" ( saya kaget dan lupa apa itu ) .. saya melakukan apa ya?"
" lho mbak kan memilih tidak melakukan tuntutan secara hukum pada masalah pencemaran nama baik itu, bahkan memaafkan? dasarnya apa mbak?"
( saya agak kesulitan menjawabnya ) ... " mungkin kasus ini agak berbeda sedikit ya meski alasan saya terdengar agak kurang logis, tapi gini, bila itu saya perturutkan mungkin saya akan menang dalam pertarungan secara hukum .
tetapi saya akhirnya mampu melihat sisi lain dari diri saya sendiri.
kemenangan hukum dunia itu sungguh semu karena disisi lain saya akan sangat menghancurkan kehidupan orang lain dan keluarganya, katakanlah karir nya mandeg dan ada noktah dalam biodatanya sebagai pelaku pidana dan saya akan " menikmati " kehancuran ini. apakah saya menang? ...
disisi lain saya mendapat cecaran keluarga besar, teman2 dsb sebagai pecundang karena ketidak tegasan saya menghadapi pihak pihak yang merugikan itu. tetapi saya yakin, keadilan tidak hanya ada dipalu hakim, saya sangat meyakini Keadilan Tertinggi yang tidak dapat dihindari manusia , jadi saya iklaskan dan biar waktu yang membuktikan siapa hitam dan putih ... "
" waduh, ternyata masalah saya dibanding kasus mbak ini kok ngga sebanding ya .. kalau saya mengalami seperti mbak yang didunia maya sudah tercompang camping, mungkin saya ngga sekuat itu "
" ini bukan masalah kuat lemah atau menang kalah. saya besar dalam falsafah jawa kuno, becik ketitik ala ketara, jadi biarkan saja waktu bicara, mereka punya nurani dan nurani itulah hakim mereka meski diluarnya mereka terlihat garang, menggelegar, menyuarakan kebijaksanaan dan pesona, percayalah nuraninya tetap bicara jujur, dan rasa bersalah tidak akan pernah berhenti bahkan hingga ditepi liang kubur sebelum ada keberanian meminta maaf ... namun sungguh saya telah maafkan, meski diam diam dan dalam hati paling dalam ..... "
" wah mbak .. besok saya akan mendahului mengajak mereka bicara ... "
( saya tutup pembicaraan telepon kami dengan rasa syukur ... ) ( th )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar