Kamis, 12 Agustus 2021

 
 
 
 
 .. " OMAH SEMAR YANG SENYAP " ..
kebetulan ada kepentingan untuk
berkunjung sejenak dikerabat yang sedang 
memperingati 1000 hari wafatnya ibunda mereka
 di Tumpang , sekitar 25 km arah Bromo ,
maka sekalian saya manfaatkan untuk menjajal jalanan
 ke Tumpang disaat pendemi yang sudah
 beberapa tahun ( ! )ini  tidak saya jelajahi .
 
 siap siap dengan kartu vaksinasi tahap 1 ( Astra Z ) 
 yang saya kira bakal ada cegatan atau
 pemeriksaan . ternyata sama sekali tidak ada, 
sebab selama nopol " N " memang masih
 boleh riwariwi .
 usai ke kerabat , saya jablaskan arah Poncokusumo . 
tentu saja kalau tidak pandemi
 sudah pasti sekalian ke Bromo , 
tapi sejak Bromo dll ditutup maka tidak ada lagi 
tempat tempat wisata yang dikunjungi dan
 pastinya matisuri .
 sepanjang jalan sangatlah  sepi , bahkan beberapa 
belas kilometer tidak nampak sepotong 
kendaraanpun atau manusia , sebuah
 pemandangan yang membuat miris tapi juga 
melegakan yang berarti banyak warga yang patuh
 untuk " anteng " dirumah saja . 
rasa sedih muncul menyaksikan betapa 
kebun kebun apel yang dahulunya didaerah ini 
merupakan primadona , nampak kering kerontang
 dan tak terurus . ( kalau didaerah Batu 
masih banyak yang berjualan apel , apakah
 kebun2 apel di Batu tidak seperti di Poncokusumo ? )
  
 melewati beberapa warung2 yang masih
 buka , saya melihat kerumunan milenial
 disana sini . 
saya tidak masuk untuk
 melihat apakah mereka juga patuh prokes 
dengan pintu masuk yang menyediakan 
kran dan sabun serta ukur suhu dan tentu
 saja masker bagi yang datang ? 
( meski saat ngopi akan dilepas tetapi kalau jarak
 duduk berapat rapat apakah ini tidak 
mengundang klaster baru ? ) . 
disuatu area yang indah , mata saya menangkap 
sebuah bangunan khas Jawa , joglo , dan nama 
yang dipasang disitu adalah : 
" OMAH SEMAR " !
buru buru saya buka HP untuk mencari informasi 
tentang OS ini . lho kok pake tiket masuk ?
 bukan resto to ?
 juga ada tiket parkir , tiket ke WC dll weleh 2 ...
 karena sepi , saya bertanya pada penjaga disitu
 yang memberi info bahwa saat ini OS buka tanpa tiket
 masuk tetapi minus segala atraksi yang
 sebelumnya ada ( sebelum pandemi ) .
 oo .. gitu , apa saja sih ?

 konon OS ini bisa dijuluki sebagai Omah Seniman 
karena disitu ada berbagai ragam kesenian
 untuk tamu tamunya . mulai dari Teater Mini , 
Pelajaran Membatik , Melukis Topeng , Menari ,
Bermain dan juga area untuk berkuda bahkan camping .
 juga bagi yang ingin punya hajatan ultah dll
 bisa menyewanya plus cateringnya .
 dengan pemandangannya yang cantik , OS ini 
dapat disebut sebagai tempat transit 
ke dan dari Bromo . saya merasa tertarik untuk
 masuk karena dari luar pertokohan Semar
 yang dalam pewayangan menyimbolkan 
karakter Bijak dan Sabar , 
tampak mendominasi exterior dan interior nya .
 terbagi atas beberapa bangunan , OS ini memang
 sangat luas .dijalan masuk , lebih mirip tempat
 pentas yang luas dan disebelah belakangnya 
ada bangunan2 lain yang mungkin 
sebelum pandemi dipakai untuk bermacam atraksi .
 
  suasana yang sepi  " nyenyet "
 akhirnya memancing saya untuk menjajal
 atmosfernya .. tapi sebelumnya saya sengaja
 " mengendus " kearah dapur untuk melihat 
kepatuhan prokes nya dimana saya lihat ada
 dua remaja cewek cowok yang sedang 
menggoreng sesuatu dengan bermasker ! 
disebelah depan , ada semacam pojok kopi 
dengan seorang baristanya , saya tanya 
" buka sampai jam berapa ? " , 
" selama pandemi dan PPKM ini hanya sampai 
sore saja inipun sangat sepi . tapi kami tetep
 prokes meski sepi sebab ada pengawasan " .
 
 oo gitu ..maka saya memberanikan diri memesan
 coklat panas dengan pangsit saja
 dan bingung menentukan tempat duduk saking
 luas dan sepinya . 
( dengan catatan minuman dikemas dalam 
gelas sekali pakai yang bertutup 
dan pangsit memakai stik bambu/ kayu
 sekali pakai )
saya pilih duduk dipintu masuk yang ada tempat
 pentas tadi  dan melakukan jepretan sana sini .
 Omah Semar sebetulnya sebuah gagasan luar 
biasa karena menampung ide ide dan 
karya karya seniman lokal maupun manca 
yang mampir .
 
  tetapi pandemi memang tidak kenal 
seniman , dan sangat disayangkan jika 
tempat ini berakhir tak terawat atau bangkrut .. 
saat berkeliling tadi ternyata saya bukan 
pengunjung pertama , karena di sebelah belakang
 yang jauh dari tempat saya duduk , ada dua orang 
yang nampak sudah selesai ngopi dan 
bersiap akan pulang ..
 
 oya tak perlu protes kalau ternyata untuk BAK 
maupun BAB kita harus membayar disitu , yang
 dibedakan mulai 3 hingga 5 ribu rupiah . 
lho bukannya itu fasilitas yang wajib ada
 ditempat2 seperti ini ? saya tak punya jawabnya
 tetapi anggap saja hal ini dapat sedikit membantu
 kelangsungan hidup OS yang notabene 
adalah Omah Seniman yang juga
 butuh survive ..
 
 sejam disitu , saya tinggalkan Omah Semar dengan
 adukan emosi bahwa pandemi memang mampu membolakbalikkan kehidupan dan demikian 
agaknya kehendakNya agar kita sekalian 
tetap " Eling / Ingat " disaat
 nikmat maupun musibah kepadaNya karena 
seringkali disaat nikmat kita lupa ..
 dalam salah satu falsafah Jawa Semar mengatakan : 
 
 " Gusti Kang Murbeng Dumadi Ing Ngendi
 Papan Tetep Siji , Amargane Thukule
Kepercayaan lan Agomo  Soko Kahanan ,
 Jaman , Bongso lan Budoyo  kang Bedo Bedo . 
Kang Murbeng Dumadi Iso Maujud Opo Wae
 Ananging Mewujudan Iku Dede 
Gusti Kang Murbeng Dumadi " .
 Sayangnya saya tidak " mempretelinya " disini 
karena bisa habis halaman blog ini hehehe ..
 Yang jelas ini memberikan kita peringatan
 akan ke Esaan Tuhan dan kewajiban2 
sebagai mahlukNya .. 
 sebuah tempat beristirahat sekaligus meng edukasi
 yang bagus untuk anak anak dan kita ....
( Titiek Hariati , 12 . 08 .21 )
keterangan foto :
01 . entrance , mirip tempat pentas
02 . halaman belakang
03. patung Semar
04 . sebentar turun dijalan sepi
05 . sepi .. ( 01 )
06 . sepi ... ( 02 )
07 . bertemu ibu pengangkut kayu bakar
08 . enak buat leyeh leyeh ..
09 . gerbang masuk
10 . dekor tradisionil
11 . pojok kopi
12 . pangsit
13 . sepeda onthel
14 . Omah Semar
15 . Semar In Colour
16 . joglo 
17 . dicelah celah plastik warung jalanan 
yang tutup , ada view cantik
18 . salah satu sudut

Tidak ada komentar: