Kamis, 12 Agustus 2021

 
 
 
  .. " Perbedaan Keyakinan = Kiamat Kecil ? " ..

maraknya pernikahan yang dilakukan sebagian seleb kita di luar negeri , adalah karena alasan perbedaan keyakinan dimana Indonesia tidak mengenal pernikahan beda agama ( Pasal 2 ayat 1 ) UU No 1/ 1974 ) . tetapi saya tak hendak membahasnya dari sisi hukum karena itu bukan keahlian saya . saya hanya ingin melihatnya dari sisi " manusia " dimana dua orang yang kebetulan berbeda keyakinan saling suka tetapi harus berhadapan dengan aturan , undang undang , hukum dan yang terberat adalah berhadapan dengan Hukum Hukum NYA . ambil contoh saja contoh wanita muslim dengan pria Nasrani . saya tahu , betapa banyak pasangan2 bahagia yang harus mengakhiri hubungan sebelum menikah karena perbedaan keyakinan. tentu timbul pertanyaan klasik " mengapa menunda hingga hubungan berlangsung lama dan lekat jika dari awal sudah disadari bahwa mereka tak mungkin disatukan ? " . pertanyaan mudah dengan jawaban yang sulit karena menyangkut yang bernama Hati . tetapi penundaan untuk tidak mengakhiri terlalu cepat sebenarnya bukan penundaan tanpa"  harapan " . harapan ? manusia bisa bertahan atau survive karena harapan . dan harapan pasangan berbeda keyakinan ini umumnya adalah : 01 ) pernikahan yang bisa mengesahkan perbedaan mereka . 02 ) sebuah harapan bahwa salah satu dari keduanya akan mengikuti keyakinan pasangannya . harapan pertama rasanya Lebih Mudah karena saat ini ada beberapa negara yang bisa menjadi solusinya dan setelahnya dapat dicatatkan ditanah air secara sipil . harapan kedua lebih sulit . terutama karena keduanya lahir dan besar sudah dalam lingkungan masing2 yang mengajarkan nilai nilai religius kuat . kalau sudah begini , adakah harapan ke 03 ) untuk mereka ? saya tidak menyebutnya " harapan " tetapi " kemungkinan " yaitu : jika harapan ke 01 ) dan 02 ) bukan pilihan maka yang ke 03 ) adalah Perpisahan atau Tetap Dalam Hubungan Meski Tidak Secara Fisik karena tidak kuasanya bagi keduanya untuk saling kehilangan . mereka tetap memelihara hubungan secara batiniah tetapi tidak ada ikatan dan sentuhan fisik . sanggupkah ? jika pertalian batin telah sedemikian kuat , sesungguhnya mereka telah melampui kebutuhan secara fisik dan ikatan batin itulah yang membuat mereka bahagia . sulit dipahami ? bagi sebagian orang mungkin . tetapi marilah sejenak kita kembali pada harapan ke 02 ) . apakah ada upaya upaya dari salah satu atau dari keduanya untuk membawa pasangannya sekeyakinan dengan dirinya ? mungkin ada dan mungkin tidak pernah ada . kalaupun ada upaya itu , biasanya hanya terbatas pada pembicaraan2 yang tidak menimbulkan konflik karena masing2 tahu bahwa INTI dari perbedaan keyakinan itulah yang akan menjadi sumber konflik nya dan itu yang mereka coba hindari . mengikuti keyakinan dari salah satu pasangan adalah sebuah KEAJAIBAN yang hampir mustahil dilakukan manusia kecuali bahwa itu adalah KehendakNYA ... ! mengapa ? sesungguhnya IA adalah Maha Berkehendak kepada siapa yang IA ingin memberikan petunjuk pada kebenaranNYA dan kepada siapa yang IA tidak berkehendak karena IA Maha Tahu bahwa manusia akan berpaling setelah mendapat petunjuk . jadi kemana akhirnya pasangan ini harus melabuhkan hati dan impiannya ? jika ada pemahaman tentang keyakinan  masing2 dan menemukan titik perbedaan nya yang tak mungkin disatukan , dapatkah kiranya salah satu dari mereka menjadi lebih paham dan sadar bahwa ada " X " yang terasa lebih Logis dan Acceptable dari keyakinan pasangannya ? diperlukan sikap yang lebih terbuka untuk saling memahami sebelum menyimpulkan bahwa " aku tak mungkin berubah keyakinan " . sungguh tulisan ini tidak memiliki tendensi tertentu kecuali bahwa mencoba melihat kemungkinan adanya keterbukaan hati dari masing masing untuk memahami keyakinan pasangannya dan alasan mempertahankan atau justru melepasnya . tetapi , " melepas sementara sebuah keyakinan " hanya supaya dapat menikah , sudah tentu bukan pilihan karena itu adalah tipuan terhadap Tuhan dan sesama manusia . bagaimanapun , sebuah pernikahan haruslah didasari oleh kejujuran dan keikhlasan . saya pernah mendengar komentar seorang teman " wanita itu bodoh banget , yang naksir dia itu kan orang hebat , terkenal dan lumayan mapan , kok ngga mau sih ? agama kan bukan halangan ! " . saya tidak menjawabnya karena saya tahu si wanita yang kebetulan muslim tadi berpegang teguh pada HukumNYA yang tidak mengijinkannya bersuamikan dengan yang non muslim didasari oleh penjelasan tertentu didalam kitab sucinya . selalu ada alasan yang jelas dibalik setiap ketetapanNYA ,dan Tuhan bukan Asal Melarang . dan jika satu saat ia bertemu ( lagi ) cinta sejatinya namun berbeda keyakinan , saya yakin ia masih akan tetap seperti itu karena ia ingin meraih cintaNYA dan bukan cinta pria yang ingin membawanya menjauh dariNYA .. tidak banyak yang bisa memahaminya , tetapi ia tidak memerlukan seisi stadion untuk bertepuk tangan kepadanya jika ia memilih pria yang berseberangan keyakinan , melainkan hanya satu tepukan tangan yang diharapkannya , tanganNYA .. tetapi bisa saja dalam hati kecilnya ia berharap bahwa Tuhan akan memberinya cinta sejati yang sekeyakinan dengannya atau pasangan beda keyakinannya  akan menemukan kebenaranNya bersamanya disepanjang hidup mereka .. hope is hope ..

( Titiek Hariati , 12 .08.21 )  

 

 

 

 

 

 


 

Tidak ada komentar: