Selasa, 24 Agustus 2021

 
 
  .. " Pencarian Jati Diri  " ..
dunia sedang menyoroti Afganistan ,
tak terkecuali Indonesia . saya hari hari ini
 lebih banyak ke channel berita2 , 
baik nasional maupun internasional .
 politikus ? jelas bukan .
 saya hanya orang awam yang kebetulan tertarik
 pada isu isu yang menyangkut kemanusiaan . 
belum lah reda isu Palestina ,
 tersusul masuknya Taliban menguasasi Afganistan .
 sebagai wanita , juga ibu ( kalau eyang belum ) ,
 saya ikut prihatin , sedih dan miris
 melihat di TV bagaimana ratusan ribu masyarakat
 berdesakan didekat bandara Kabul
 untuk bisa lepas dari negaranya yang sedang
 bergolak . para manula , wanita dan 
anak anak yang " terpanggang " diterik matahari
 bahkan hingga pingsan serta bayi bayi yang
 menangis kehausan atau kepanasan
 dan pemanjatan2 tembok tinggi untuk bisa
 masuk kedalam bandara mencari perlindungan . 
  lalu adegan lain lebih memilukan karena ribuan
 orang berusaha memanjat pesawat 
yang sudah akan lepas landas berakibat 
beberapa orang jatuh dan meninggal karenanya ...
 wahai , begitu besarkah  ketakutan mereka
 akan sesuatu yang dapat mengancam
 jiwanya dan keluarganya ? 
nampaknya memang demikian . 
kemarin MetroTV mewawancarai 
Sazawar Muhammad Musa , ex wartawan 
tv lokal di Afganistan yang berada di Bogor
 sejak 2013 bersama 7500 pengungsi Afganistan
 lainnya dan mereka tersebar 
kota di Indonesia sejak saat itu .
 " Saya melaporkan kejahatan Taliban saat itu
 dan saya mendapat ancaman akan dibunuh . 
Saat ini saya aman di Indonesia
 tetapi saya cemas akan keselamatan keluarga
 saya yang masih ada disana .. " , ujarnya .
 dan hari ini tadi , 24 Agustus 2021 kembali 
MetroTV mewawancarai beberapa tokoh 
yang mengambil topik 
" Efek Taliban Pada Terorisme di Indonesia " .
ketiga tokoh yang hadir secara daring adalah :
 01 ) Boy Rafli Amar , 
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
 / BNPT .
02 ) Ketua PBNU  Marsudi Suhud 
dan 03 ) Nasir Abbas , mantan ketua 
Jamaah Islamiah / JI Wilayah Timur . 
bahasan menjadi menarik karena masing masing
 tokoh mengulas dari latar belakang 
dan sudut pandang yang berbeda meskipun
pada akhirnya ketiganya bermuara pada
 satu kesamaan pandangan . 
dinamika politik Afganistan memang tidak lepas
 dari keterlibatan sejumlah negara yang ikut serta 
" mengamankan Afganistan " meskipun tentu
 saja bukan tanpa pamrih . 
pasukan2 asing yang sudah beberapa tahun berada
 disana sudah tentu pernah terlibat langsung
 dengan berbagai kelompok dan kepentingan
 yang ada di Afganistan maupun 
kepentingan negara mereka masing2 . 
 lalu bagaimana dengan Indonesia ?
 dinamika yang sedang berlangsung di Afganistan
 agaknya masih membuat Indonesia
 " bersabar " menunggu perkembangan
 yang lebih riil kearah mana negara mereka 
akan dibawa , sebelum Indonesia menentukan sikap .
 ( sebab kalau pengakuan kedaulatan 
sebuah negara hanya ada dikalangan mereka
 sendiri apalagi mereka juga terpecah pecah
 secara ideologi maupun politik ,
maka sudah tentu pengakuan dunia internasional
 tidak akan tercapai ) .
 saya tidak akan merinci detil tentang pembicaraan
 3 tokoh diatasdi TV pagi tadi ,
 tetapi saya akan coba mensarikan inti pemikiran 
mereka yang menurut saya cukup menarik
untuk disimak :
 01 . Afganistan itu adalah bangsa yang masih
 sedang berupaya menemukan 
Jati Dirinya yang pas .
02 . pergantian kekuasaan sebelum dan sesudah
 yang kemudian kembali lagi ke Taliban ,
 menjadikan bangsa ini ( seolah ) 
Tidak Sempat menata dirinya .
03 . berbagai aliran dan ideologi didalam
 mereka sendiri , semakin mempersulit mereka 
dalam mencapai sebuah kesepakatan nasional
 yang dapat diterima semua pihak . 
04 . kembalinya Taliban dengan " janji " untuk 
berubah dan tidak akan melakukan tekanan ,
 masih diragukan banyak pihak . 
05 . ditengarai , kemenangan Taliban saat ini 
membuat euphoria kelompok tertentu di Indonesia 
dan ini berpotensi adanya rekrutmen2 baru
 bahkan dikalangan milenial yang salah
 memahami bahwa kekuasaan Taliban saat ini
 sebagai suatu   kemenangan agama ( Islam ) . 
06 . ditekankan bahwa itu adalah 
Bukan Kemenangan Agama tetapi kemenangan
 sebuah kelompok dengan faham tertentu . 
07 . Indonesia dalam beberapa kali pertemuan
 dimasa lalu dengan pemuka2 Afganistan 
senantiasa berupaya untuk memberikan atau 
membagikan pandangannya tentang
 pentingnya sebuah bentuk negara yang
 berlandaskan sebuah kesepakatan nasional yang dapat 
diterima oleh segala pihak , golongan ,
 maupun kelompok yang ber beda beda dinegara mereka .
 08 . dalam hal ini mereka dapat belajar dari kita ,
 Indonesia , betapa keberagaman yang kita miliki
 disatukan dalam sebuah kalimat sederhana
 yang luar biasa yaitu :
 Bhinneka Tunggal Ika , beragam tetapi satu !
 juga kita memiliki filosofi2 yang " kesaktiannya "
 sudah teruji dalam memelihara 
kesatuan dan persatuan Indonesia yaitu 
Panca Sila serta UUD 45 yang menjelaskan
 kedaulatan Indonesia sebagai
 sebuah bangsa yang merdeka dll secara utuh . 
09 . kewaspadaan kepada potensi adanya 
pendukung2 Taliban ditanah air memerlukan
 dukungan masyarakat secara menyeluruh
 karena seringkali ditemukan mereka yang
berfaham radikal ini justru memilih bermasyarakat
 secara " normal " dan tidak menjadi " penyendiri " . 
berbagai kelompok radikal lainnya juga
 harus tetap diwaspadai meskipun 
tidak perlu berlebihan . 
10 . kelompok radikal ini muncul dari 
kesalahpahaman dalam memahami sesuatu
 ajaran agama sehingga mengakibatkan
sikap intoleran . 
11 . maka bersyukurlah kita sebagai 
bangsa Indonesia yang telah memiliki
fondasi falsafah yang sedemikian utuh sempurna
 yang menyatukan keragaman
 keyakinan , tradisi dan budaya sehingga 
kita senantiasa bisa lolos dari berbagai percobaan
alih kekuasaan maupun ideologi yang
 bertentangan dengan falsafah yang sudah
 kita miliki dan sepakati bersama . 
 sesungguhnya saya bangga menjadi
 bangsa Indonesia yang dapat menikmati kehidupan
yang bebas merdeka sebagai
 warganegara , wanita , ibu dan anggota masyarakat  
karena saya dapat melakukan apapun yang 
saya inginkan dan impikan dan cita2kan dan 
harapkan dibumi indah Indonesia bahkan
 kalaupun  saya ingin  merasakan atau mengetahui 
kehidupan diluar Indonesia , 
sayapun bisa melakukannya . 
tidak ada setitikpun keinginan atau cita2saya 
untuk mengabdi pada perjuangan atau filosofi
 bangsa lain apalagi yang tidak sesuai dengan 
falsafah bangsa Indonesia , 
karena bagi saya perjuangan adalah untuk 
Indonesia dimanapun saya ( mungkin ) berada !
 marilah dengan semangat cinta damai dan kasih sayang ,
 kita bersama sama
 mendoakan saudara saudara kita yang masih
 sedang berjuang lepas dari berbagai tekanan
dimanapun mereka berada terutama para
manula , wanita dan anak anak mereka, 
yang harus ikut menderita dibawah teriknya surya ,
 dahaga dan laparnya perut serta rasa takut 
yang menghantui , 
semoga Allah SWT segera memberikan lindungan 
dan pertolonganNYA , aamiin yaa Robbal alamiin .. 
( Titiek Hariati , 24 .08 .21 )
( gambar2 dari layar TV nasional dan google )




Tidak ada komentar: