Selasa, 09 Maret 2021



 .. " Gonjang Ganjing Saat Pandemi " ..
menyedihkan . 
satu kata saja yang ingin saya wakilkan disini atas 
terjadinya gegeran di tubuh Partai Demokrat .
 saya bukan siapa siapa , cuma rakyat jelata yang
 melihat gonjang ganjing ini dengan rasa pilu .
 dua kubu yang berseteru , kubu AHY yang notabene
 juga berarti SBY , dengan kubu KLB Sumut yang
 akhirnya menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum . 
banyak analis berurun pendapat
 yang saling tumpang tindih 
bahkan ada yang menyerempetkan istana .
 juga ada versi yang mencoba menganalisis adanya 
skenario besar SBY untuk menaikkan pamor AHY lewat
 gonjang ganjing . pusing . 
maka meskipun saya bukan siapa siapa ,
 apalagi bukan politisi ( meskipun sekian tahun lewat 
pernah menjajal nya dan mundur karena 
tawaran tawaran yang ' ajaib ' yang diberi
 nama kontrak politik ) , 
maka saya mencoba melihatnya dari sudut pandang
 saya pribadi saja . pertama , menurut saya ,
 konflik2 perpecahan seperti ini juga sudah " lazim "
 terjadi pada partai2 lain dalam sejarah ditanah air . 
 perbedaan pandang dan kepentingan adalah
 pemicu utama nya . 
jadi bukan barang baru .
 kedua , pada setiap partai , sudah tentu ada 
deretan founder yaitu orang2 pertama yang
 mengawali sebagai cikal bakal terbentuknya partai,
 dan mereka adalah tercatat abadi sebagai pioner2
 yang penuh jasa .
 dalam perkembangannya ,  partai kemudian
 merekrut orang2 baru yang memiliki visi misi sama
 dengan para founder ini . dan setelahnya adalah
perekrutan para anggota partai yang memilih 
partai sebagai sebuah representasi dari
 cita cita pribadi maupun idealismenya .
 dalam perjalanannya , banyak faktor yang bisa
 mengubah " pilihan hatinya " , baik yang menyangkut 
kinerja pengurus2 nya, elektabilitas dan legalitasnya ,
 juga perubahan iklim sebuah
 pemerintahan secara politis , ataupun " pesona "
 dari partai lain yang dianggapnya lebih pas 
dengan idealismenya dan atau yang terparah
 bisa saja terjadi yaitu adanya 
iming iming lembaran merah agar bersedia
 berbelok arah .
 pokoknya : ada kemungkinan yang tak terbatas kalau
 sudah bicara politik , karena dalam berpolitik
 sesungguhnya Tidak Ada Kawan dan Lawan ! 
selama kepentingan masih sama , adalah kawan . 
ketika kepentingan mulai berbeda apalagi 
bertentangan , kawan menjadi lawan .
 demikian bolak balik . 
 maka saya tidak kaget juga dengan apa yang terjadi 
di Partai Demokrat saat ini . yang membuat kaget
 adalah justru muncul dan bersedianya tokoh senior
 Moeldoko menjadi Ketua Umum versi KLB ,
 yang sebelumnya pernah menyatakan 
" tuduhan tidak berdasar dari AHY 
" tentang selentingan " kudeta " nya .
 kalau sekarang kedua kubu sedang bersiap siap memperjuangkan  legalitas masing masing lewat
 jalur hukum ,maka saya hanya bisa mengelus kepala ! 
bagi saya , dua tokoh senior ini , SBY dan Moeldoko 
adalah tokoh tokoh yang selayaknya ada dalam 
deretan Bapak Bapak Bangsa yang penuh kearifan
 dan bijak dimana generasi generasi dibawahnya
 dapat meneladani ketokohannya . 
jam terbang mereka baik dalam pengabdian kepada
 tanah air lewat karir militernya maupun pemerintahan ,
 layak menjadi buku buku wajib yang harus
dibaca oleh para yuniornya !
 tapi apa yang terjadi saat ini ? 
SBY " turun gunung " menjadi perisai 
ananda tercintanya ,
 dan Moeldoko bahkan harus memecah fokusnya 
sebagai KSP dan mengurusi pertikaian 
dengan kubu AHY ...
 wahai , apa sebenarnya dibalik semua ini yang 
menjadi motif ? benarkah ini hanya " sekedar " adu 
AD/RT 2005 dan 2020 atau ada hal hal lain ?
 ketidak puasan dari sebuah kepemimpinan adalah
 dapat terjadi dimana saja bahkan dalam skala terkecil
 adalah rumah tangga .
 tetapi bukankah  partai memiliki aturan2 untuk mengkomunikasikannya 
lewat jalur jalur yang semestinya ? 
ataukah pemecatan pemecatan beberapa founder
 Partai Demokrat itu dinilai sebagai sepihak tanpa 
terlebih dahulu memberikan SP ?
 ataukah .. ataukah .. ataukah .. ada asap , ada api ,
 demikian pepatah , dan sebagai rakyat awam , 
saya hanya bisa menitip harap bahwa 
gonjang ganjing ini Tidak Mengganggu Fokus 
Pemerintah Dalam Mensukseskan Gerakan
 Vaksinasi Bangsa karena hadirnya KSP nya
 dalam kancah konflik ... 
banyak pihak bahkan berharap Jokowi akan menentukan 
sikap terhadap Moeldoko , tetapi kita tak perlu ikut
 ber andai andai karena kita sangat yakin bahwa
 Jokowi yang sudah sangat kenyang dengan 
bermacam " permainan hati " dari sekelilingnya
 pastilah tidak gegabah . 
apapun alasan dan motif yang mendasari dari 
masing masing kubu dan pendukung2nya ,
 semoga masih menyisakan nurani dikedua pihak 
bahwa bangsa ini sungguh membutuhkan
 pemimpin2 yang bersedia menyerahkan jiwa raga ,
 pemikiran dan kerjakerasnya untuk 
kemajuan bangsanya tanpa pamrih serta bijak dalam 
menghadapi sebuah perbedaan pandangan
 bahkan konflik .
 tetapi kemana saat ini kita mencarinya kalau 
selevel SBY dan Moeldoko saja tidak mampu
 memberikan keteladanan ? 
bangsa kita masih dibelit pandemi bahkan telah muncul 
ancaman baru dari variant 117 yang sebetulnya
 sejak Desember yl seharusnya sudah kita antisipasi ,
 apakah tidak ada jalan lain bagi kedua kubu
 untuk menyatukan Visi Misi nya demi kepentingan 
yang lebih besar yaitu :
 suksesnya bangsa Indonesia mengatasi pandemi
 dan pulihnya perekonomian ! 
dimanakah pemimpin2 yang memahami ini ? 
( Titiek Hariati , 09 . 03 . 21 ) 
gambar2 dari google :
01 . Moeldoko jaman masih rukun dg SBY
02 . AHY seusai melepas karir militernya
03 . Moeldoko yang kini Ketum Versi KLB
04 . SBY dan Bu Ani dalam kenangan
05 . Keluarga minus bu Ani
06 . Moeldoko yang masih harus " berjuang " ..
07 . AHY juga sedang " berjuang " ..

Tidak ada komentar: