Senin, 08 Maret 2021

 
 
 
 

 
 
  .. " Tomboan Ngawonggo Yang Serba 
" Gratis " ? " ..
mengunjungi tempat wisata yang satu ini butuh
 persiapan khusus . pertama harus booking dulu 
untuk tempat lewat Instagram mereka .
 kedua , kalaupun sudah booking harap diperhatikan
 syarat dan ketentuan yang berlaku disitu .
sebut saja antara lain : berpakaian , berperilaku
dan bertutur kata yang sopan ! intinya adalah :
" Menjadi Tamu Yang Sopan dan Paham Tata Krama " 
 
 " semisal tuan rumah , kewajiban kami
 adalah menjamu tamu , dan sebaliknya tamu juga
 berkewajiban mematuhi tata cara tuan rumah " ,
 begitu jelas mas Soleh , salah satu staf disitu. 

 
 mahasiswa Tehnik Mesin ini selanjutnya membeberkan
 pada saya bagaimana " seharusnya " 
tempat wisata ini berlangsung karena disini
 Tidak Dipungut Bayaran untuk apapun 
alias Gratis Tis mulai dari menikmati suasana ,
 mencicipi suguhan suguhannya dan 
mengunjungi petilasan dari jaman sebelum Ken Arok
 yang berada disebelah belakang dari tempat istirahat ini .
 lho .. pasti ya sungkan to kalau serba gratis
 padahal saya ya ingin mencicipi masakan maupun jajanan khas desa disitu yang tampak sangat alami dan sehat itu .
 bayangin saja , ada nasi jagung , bothok simbuk an ,
 tahu, tempe , bakwan , lodeh dll . 
 belum lagi jajanan pasarnya yang mengingatkan 
pada masa kecil seperti jemblem , gethuk , nogosari, 
ketan bubuk dll ..hmmmm...
 mosok saya makan minum gratisan ?
 maka mas Soleh memberi " solusi " nya :
 " tidak diwajibkan , tapi kalau mau mengisi 
kotak sumbangan sukarela ya silahkan saja ... "
 ... oooooo gitu ... 

 
 maka demi sebuah hasrat mencicipi mamin yang serba
 alami dan sehat itu sayapun menuju kotak sumbangan
 lebih dulu sebelum kesana sini mencicipi ini itu,
 tapi saya ditegur 
" nggak perlu sekarang bu , nanti saja kalau 
sudah selesai " , oalaaa .. nggapapa mas,
 lagian sudah kadung nyemplung duitnya hehehe ... 
 
 inilah perbedaan " mental " kami ,
bahwa dalam lingkungan perkotaan semuanya serba
 melibatkan duit , sementara di desa seperti
 di Tomboan ini rasanya rikuh kalau saya harus menikmati sesuatu secara gratis .. 
 selanjutnya saya nikmati atmosfernya yang ayem adem dan sayapun menyempatkan diri menyusuri sungai kecil
 menuju patilasan yang berupa kolam dan arca arca
 yang sudah banyak rusaknya .. 
nasi jagung dll saya nikmati dengan sepenuh hati ,
 karena di kota mamin seperti ini sulit ditemukan . 
mas Saleh juga menyilahkan saya menjajal
wedhang wedhang yang diramunya ,
 ada wedhang uwuh dll ..
 
 apapun alasan dibalik konsep ini , saya salut bahwa
 upaya menjaga tradisi dan budaya Jawa yang
 makin luntur rupanya masih dimiliki oleh segelintir
 penggagas termasuk mas Soleh yang
 generasi milenial ini
 
 
 semoga Tomboan Ngawonggo bertahan ditengah 
derasnya arus modernisasi dan komersialisasi
wisata yang serba dberteknologi ini !
penasaran ? 
 
 silahkan booking dulu di IG mereka ya .. !
( Writing & Photos : Titiek Hariati, 08. 03 . 21 ) 
keterangan foto :
01 . bergowes ria juga asek kalau kuat mancal
02 . kentongan , alarm ..
03 . kompor alami
04 . tatatertib
05 . hanacaraka
06 . mas Soleh sibuk didapur
07 . menyiapkan wedhang rempah2
08 . jajan pasar yang ngangeni !
09 . wedhang uwuh 
10 . tamu dibatasi max. 20 orang 
11 . saya bagian jeprat jepret saja 
12 . pagar dari kulit kelapa
13 . lumpang
14 . sejenak dan sesekali dijepret
15 . gerbang masuk
16 . woro woro di IG 
 

Tidak ada komentar: