Sabtu, 02 Mei 2020






.. " Dampak Corona , 
Mahasiswa Jadi Penjahat ? " ..
kemarin siang di perumahan saya di Malang ,
 terjadi kericuhan . seorang mahasiswa
 diuber uber satpam dan bapak bapak perumahan .
 dan ibu ibu ramai di grup WA RW ,
 saling menghimbau agar menutup pagar
 rumah rapat rapat . 
saya yang kebetulan sedang mempersiapkan 
kolak pisang dan telo , harus meninggalkan panci
 di kompor untuk mengamankan pagar .
 apa pasal ?
 ternyata , ada seorang mahasiwa luar pulau yang sudah
 didesak ibu kosnya untuk segera membayar
 kamarnya yang 400ribu/ bulan padahal
 kiriman ortu belum datang dan juga desakan perut
 yang sulit ditunda . sementara , teman teman nya 
yang lain yang juga senasib tidak ada 
yang dapat menolong .
 maka dari tempat kosnya yang ada diseberang
 jalan perumahan saya , ia berupaya mencari bantuan
 ke rumah rumah kos diperumahan saya .
 usahanya gagal . tetapi oleh sebagian mahasiswa
 yang lain disarankan untuk menemui 
Ta'mir Masjid Perumahan , mungkin ada bantuan
 lewat Badan Amal Masjid . sayangnya
 tawaran solusi ini berujung ketidak sabaran si 
mahasiswa luar pulau tersebut . 
 tersebutlah sajam sebagai ancamannya kalau
 tidak dibantu bahkan si ibu kosnya  juga mendapat
 ancaman " akan dibunuh " ..
 weleh weleh .. tentu saja hal ini menjadikan 
itikad baik untuk membantu berubah menjadi
 amarah sebab para mahasiswa yang merasa terancam
 tidak terima dan terjadi kejar mengejar
 dibantu satpam dan bapak bapak ..
 hingga beberapa jam lama tidak tertangkap , eee...
 tahu tahu di WA saya masuk berita 
" ybs rupanya sudah lari lewat sungai dibelakang 
di perumahan " .. wow , padahal setahu saya
 untuk masuk ke sungai itu ada ketinggian sekitar
 4 meter yang cukup curam untuk dilompati kalau
 bukan ahlinya ! nekad betul , pikir saya ..
 dan sambil melanjutkan proyek kolak pisang dan telo saya ,
 saya melamun begini :
 " sudah seminggu ini ibu ibu di perumahan saya
 mengadakan berbagai bakti sosial mulai 
pembagian sembako dan juga  bagi bagi 
nasi kotak kepada pejalan yang lewat depan
 komplek perumahan dan juga memasuki
 rumah rumah kos di perumahan kami untuk berbagi .
 belum lagi individu2 nya yang juga melakukan
 bakti sosial sendiri2 baik kepada para satpam kami
 maupun tetangga kampung sebelah yang
 membutuhkan bantuan . 
apalagi dibulan Ramadhan ini , rasanya semua
 berlomba kebaikan untuk berharap ridhoNYA ..
 maka , ketika ada seorang mahasiswa yang nekad 
seperti diatas , sedih juga , sebab rasanya
 ini hanya masalah Komunikasi saja ....! 
sebuah pesan memang harus dikomunikasikan agar
 si penerima pesan paham
 maunya si pengirim pesan itu apa . 
TETAPI , kadang terjadi MISkomunikasi alias
 pesan tidak nyampai atau nyambung atau 
menimbulkan kesalahpahaman bahkan 
konflik ketika ada 
Perbedaan Kultur dalam Ukuran Etika Berkomunikasi !
 coba kita lihat contoh dibawah ini dimana
 Masalahnya Sama yaitu Butuh Pinjaman Uang :
A ) Pesan disampaikan dalam kalimat 
" Saya lagi butuh uang . Tolong ambil ATM mu donk ,
 saya sudah terdesak nih .. Jam 1 nanti saya ambil kesini . Jangan meleset ya !
B ) Pesan yang sama disampaikan dalam kalimat : 
" Saat ini saya dalam kesulitan keuangan
 yang mendesak . Apakah kamu ada saran untuk saya
 bagaimana sebaiknya ? 
Atau mungkin ada tenaga atau jasa saya yang 
bisa saya tawarkan kepada teman2mu ? 
Saya siap untuk bersih2 rumah , taman , mobil , 
atau apa saja yang penting halal , 
atau tugas2 apapun asal saya mampu . 
Syukur kalau saya mendapat kepercayaan
 pinjaman uang yang saya akan angsur setelah 
situasi normal nanti . 
Terimakasih lho sudah bersedia berbagi waktu .. " 
Cara pendekatan yang berbeda akan memberikan
 hasil yang juga berbeda . Meminta bantuan 
tidak sama dengan menodong , sebab menodong itu 
berarti tidak memberikan ruang bagi 
si penerima pesan untuk memilih antara 
Membantu atau Tidak Membantu 
dan pada dasarnya manusia Tidak Senang Ditodong 
meski ia mampu menolong !
 dan dalam kasus diatas , meskipun saya tidak pernah
 mengenal Ibu Kos dari si mahasiswa itu , 
mungkin dalam situasi yang sama sulitnya dengan 
anak kosnya , sehingga terlontar kalimat 
" kalau tidak bisa bayar tunggakan kos2an ,
 silahkan pergi saja ! " 
( mungkin agar kamar bisa ditempati anak lain
 yang lebih mampu membayar ) .
tetapi disisi lain saya juga " menyalahkan " Ibu Kos
 yang menurut saya kurang bijak sebab dalam
 situasi pandemi ini akan tidaklah mudah bagi
 si anak kos yang terusir untuk mencari kos2an lain 
kecuali yang berduit ! 
(  untuk makan saja si anak kos sudah sulit ,
 boro boro bayar kamar kos .. )
maka siapa yang lebih saya bela ,
 si Ibu Kos atau si Anak Kos ? saya mengelak untuk menjawabnya karena saya tidak tahu 
hal yang sebenarnya meskipun 
" naluri keibuan " saya bicara bahwa 
Saya Akan Berbagi Kesulitan Dengan Anak2 Kos Saya ,
 andai saja saya punya kos2an .
 sungguh simalakama . 
 dan pandemi yang bertepatan dengan bulan suci 
Ramadhan ini benar benar menjadi ujian 
lahir bathin bagi kita semua apakah kita termasuk 
mereka yang berperi kemanusiaan atau
 berperi kehewanan ? terlebih kalau si ortu dari 
anak kos diluar pulau  juga mengalami kesulitan 
terdampak PSBB dipulaunya ,
 sementara anaknya terusir dari kos2an , 
maka saya tidak tahu ini salah siapa .. 
walaupun bisa saja saya ganti mengkritik si mahasiswa
 yaitu  bahwa :
mungkin ia pemboros alias tak pandai memenej uang ,
atau  tidak kreatif dalam mensiasati situasi darurat
 dengan membuat sesuatu usaha (  online )misalnya ,
 atau selama ini terlalu bergantung pada 
kiriman ortu tanpa berusaha mencari tambahan
 uang saku misal dengan memberi les 
pada anak2 sekolah dll .
 naaa .. lengkap sudah saya menyalahkan kanan kiri ,
 yang terakhir justru saya harus menyalahkan 
diri saya sendiri bahwa selama " dirumahkan " ini 
ternyata saya juga sama sekali tidak kreatif 
memanfaatkan peluang bisnis untuk
 menambah uang belanja . 
inilah daftar ketidak kreatifan saya :
 banyak teman dan tetangga punya daftar
 panjang bisnis yang sebetulnya bisa 
saya manfaatkan untuk " nunut " keuntungan 
mulai dari 
Penjualan Masker , Paprika , Kentang , Gula ,
 Kacang , Jilbab , Handsanitizer , dll dll yang seabreg . 
tetapi ternyata saya hanya membantu mencarikan
dan mendaftar pembeli2nya saja
 dan duit yang lewat saya seutuhnya sesuai dengan
 harga jual yang ada dan tidak satu senpun 
saya mendapat keuntungannya .
 tentu ada dua pendapat ,
 antara saya yang tidak pandai memanfaatkan 
peluang atau saya yang goblok . 
bagi saya kedua pendapat itu tidak saya perdebatkan , 
silahkan saja . mengapa ?
 karena saat saat pandemi seperti sekarang
 adalah saat saat dimana Allah rupanya sengaja
 merumahkan kita dengan segala suka dukanya
 agar manusia punya waktu merenung 
yang cukup lama bahwa
 " Manusia Dikatakan  Manusia
 Kalau 
Mereka Bermanfaat Bagi Sesama " ,
sekecil apapun kontribusinya
 pada kemanusiaan ..
lamunan saya tiba2 buyar karena kolak pisang 
saya sudah gemludug di panci ...
( Writing by Titiek Hariati , Malang , 03.05.20 )
gambar2 diambil dari google yang
 tidak ada kaitan dengan artikel diatas ,
 kecuali bahwa 
seluruh pelaku2 kriminalnya adalah mahasiswa .
 

Tidak ada komentar: