Kamis, 28 Mei 2020







.. " Lebaran Menerobos Check Point " ..
 dengan dilarangnya para mudikers untuk berlebaran
 dikampung halaman ,
 maka saya " ketiban sampur " untuk menjadi 
" duta pengantaran amanah " dari 
para kerabat yang tidak bisa mudik .
 ada yang menitipkan amanah berupa angpao , 
 barang bahkan berupa tugas tertentu untuk
 kerabatnya yang berada didekat tempat tinggal saya
 atau setidaknya se kabupaten dengan saya ( ups ... ! ) .
 amanah yang masih disekitar kota Malang
 agaknya tidak masalah sebab saya tidak perlu
 punya persiapan khusus kecuali bahwa
 diluar rumah minimal harus bermasker 
dan bersarung tangan .
 tetapi ketika ada satu tugas khusus di
 Malang Selatan,  saya tidak bisa hanya bermasker
 dan bersarung tangan . tugasnya : 
membersihkan beberapa makam leluhur dan
 kerabat dekat terutama yang 
anak cucunya tidak bisa mudik ... !
  makam yang ada di kota Malang sudah saya
 selesaikan pada pagi hari HH alias tepat pada
 hari lebaran selepas sholat Ied dirumah .
selanjutnya berangkat kearah Malang Selatan
 yang berjarak sekitar 60km . persiapan peralatan
 dalam mobil lebih mirip persiapan camping .

cadangan masker , sarung tangan , jilbab ,
 baju , hand sanitizer , air mineral , sabun cair ,
 piring , gelas , handuk , sendok garpu ,
 payung , jas hujan , dll seabreg !
 mengapa harus segitunya ?
 namanya saja akan melewati check point di
 beberapa tempat , yang kita tidak tahu hasilnya , 
kalau ternyata ada yang alat ukur suhunya 
" koslet " dan tiba tiba dinyatakan reaktif maka
 setidaknya ada persiapan hahaha ..
 juga peralatan makan minum pribadi itu vital
 mengingat potensi penularan sangat mungkin
 dari peralatan tertentu diluar rumah kita .. 
melewati Ijen Boulevard tampak lengang hingga
 pemakaman Kasin yang terlihat padat !
 untungnya masih banyak relawan2 pembersih
 makam yang mengais rizki dari para peziarah
 sehingga saya tidak harus turun tangan sendiri
 disaat virus ada dimana mana .
 lepas dari makam Kasin , langsung menuju 
Sumawe yang disepanjang jalan mulai
 tampak aktivitas silaturahmi antar warga desa
 meskipun tidak sepadat normalnya .
 tetapi memasuki arah jurang Pletes , 
kembali sangat lengang hingga Sumawe . 
tidak banyak yang dapat dilakukan di makam
 karena ternyata tidak ada relawan yang biasanya
 membantu memotong
 semak atau tanaman2 liar ..  
 sedih , peralatan yang dibawa tidak memadai
 karena tidak adanya ' pacul , arit , linggis , boding '
 kecuali cetok kecil dan pisau dapur dan
 membawa serta harapan akan adanya
 " relawan lokal " yang biasanya membantu 
' babat babat ' tanaman liar disekitar makam ... 
maka hanya sedikit semak liar yang dapat
 dibersihkan , selebihnya hanya bisa
 memberikan doa karena musim hujan nampaknya
 mendominasi area makam dengan
 tumbuhan liar yang luar biasa rimbunnya ..
  ya Allah , semoga pada hari " normal " tepatnya
 " new normal " nanti masih bisa kembali 
untuk merawat area ini dengan bantuan peralatan
 dan tenaga yang memadai .. 
pada perjalanan pulang sengaja tidak melewati
 route saat berangkat tetapi lanjut 20 km
 arah JLS , Jalur Lingkar Selatan ! 
melewati sekitar 15 pantai di garis pantai selatan ,
 lurus hingga Balekambang dan mengambil
 route Gondanglegi menuju Malang .
 panorama berganti dari lautan memasuki 
hutan lebat sehingga ada atmosfer sedikit mistis ... 
ini salah satu daya tarik Malang Selatan
 disamping lautnya yang berombak dahsyat ! 
beberapa bulan terkurung dirumah , rasanya saya
 mendapat pelepasan dan menghirup 
oxygen segar meski ber masker ..
 ternyata saya hanya melewati satu check point
 sebelum memasuki gerbang Sendang Biru 
dengan pengukuran suhu tubuh dan pencatatan
 nama dan alamat serta nomor HP oleh 
petugas disitu . 5 pantai yang saya singgahi 
secara acak dan hanya beberapa saat ,
 ternyata semuanya lengang kecuali di pantai 
Ungapan yang siang itu ada sekitar 
lima kendaraan ber nopol N . 
 warung2 sudah tentu tutup semua , hanya satu
 yang buka karena berjualan mamin yang tidak
 harus dimasak kecuali hanya
 Cup Mie dan Degan . 
tetapi tampaknya pengunjung yang hanya 
5 kendaraan ini maklum dan bersedia menikmati
 apa yang ada daripada tidak ada sama sekali
 yang harus disantap dihari 
lebaran pertama ini hehehe ... 
  saya tiba kembali dirumah sekitar setelah Ashar
 dan seperti biasanya saya mandi super bersih
 dan memasukkan baju2 bekas pakai langsung
 ke mesin cuci . setelahnya barulah saya
 mengepel rumah dll . pembalikan ini selalu saya
 lakukan sejak wabah melanda , 
sehingga rumah terjaga keamanannya ,
 setidaknya ini versi saya . 
 PSBB memang sebuah upaya untuk menekan
 penyebaran covid19 tetapi semuanya pada akhirnya
 kembali pada masing2 individu bagaimana
 cara membentengi diri dan keluarga serta
 lingkungannya ....
 petugas di jalan jalan tidak dapat memonitor dari 
rumah ke rumah berapapun jumlah petugas yang ada
  kelak jika PSBB sudah dihapuskan dan
 kita memasuki New Normal Era ,
 disaat pasar , mall , toko2 , pabrik2 , sekolah2 dll
 kembali dibuka seperti biasa , 
maka hanya waktu yang akan menjawab apakah
 kita memang sudah bisa menjadi
 bangsa yang mampu berlaku Preventive
 dan bukan bangsa yang bersikap Curative ..
 mari kita lihat bersama ..
 ( Writing & Photos by : Titiek Hariati , 27 .05. 20 )
keterangan foto :
01 . saya di pantai Ungapan yang lengang
02 . saya di Sendang Biru yang sepi 
03 . pantai Ungapan yang senyap ( 01 )
04 . teluk mini ..
05 . jembatan kearah JLS
06 . konservasi kura2 di Bajul Mati
07 . warung Kembar di Bajul Mati yang tutup .. 
08 . Ungapan cantik yang senyap ( 02 )
09 . Nyiur melambai di Ungapan ( 03 )
10 .dua penduduk lokal  
santai bermain catur dihari lebaran
11 . perahu2 tak bertuan di Sendang Biru ..
12 . perahu2 tidak melaut di Sendang Biru ..
13 . masih pantai Ungapan .. ( 04 )
14 . tidak pernah bosan di Ungapan .. ( 05 )
15 . memang cantik , Ungapan .. ( 06 )
16 . penunjuk jalan ( 01 )
17 . penunjuk jalan ( 02 )
18 . arah pantai Kondang Merak yang masih
 dalam pembangunan atau renovasi
19 . jembatan arah ke JLS

Tidak ada komentar: