Senin, 21 April 2014








  " Mendiamkan Perampokan Didepan Mata "
( sebuah renungan Hari Bumi 22 April  )

foto foto diatas judul tulisan ini saya jepret dan saya sendiri kejepret di kawasan Freeport , Timika, Papua, tahun 2000 saat perusahaan tempat saya bekerja  melebarkan jangkauan jaringan komunikasi dan telekomunikasi di wilayah Timur termasuk Papua, Maluku dan sekitarnya sebagai operator swasta I di tanah air .

persiapan perpindahan dari teknologi AMPS menuju CDMA saat itu merupakan tahun tahun penuh kerja keras kami dan saya beruntung berkesempatan menjadi 
salah satu " saksi mata " dari 
berbagai  kerusakan bumi Indonesia di beberapa provinsi. 

di Freeport , saya dan sekitar 10 kolega diijinkan memasuki jantung jantung pusat kegiatan perusahaan perusahaan asing di Indonesia, 
dan kami mendapat suguhan memilukan : 
SDA Indonesia sedang terkikis habis langsung didepan mata orang orang 
Indonesia sendiri !

 betapa tidak? 
para insinyur2 kita yang bergabung di sana, Freeport, Newmon dll adalah putra putra bangsa terbaik, terpandai, namun apa yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya?

saya melihat bukit bukit penuh kandungan berbagai mineral dan biji biji tambang berharga, mulai bergundulan dan tersisa hanya tanah keras dan tandus serta debu plus suara suara mesin pengeruk kekayaan alam Indonesa. 

ingat, adegan itu pada tahun 2000, jadi saat ini janganlah diharap bukit bukit itu masih tersisa, bahkan kerukan semakin dalam sehingga  yang terlihat adalah mirip lobang lobang besar bak serangan meteor dari angkasa ! 

lalu kami dibawa naik ke Grassberg yakni puncak tertinggi di kawasan tambang Freeport, dan sepanjang perjalanan didalam kereta gantung kami semua terdiam menyaksikan betapa Indonesia dibodohi dengan 
kontrak kontrak jangka panjang eksploatasi tambang tambang ini. 

dengan pipa pipa berdiameter besar, hasil tambang tadi digelontorkan langsung masuk kapal kapal Amerika yang sudah siap mengangkutnya ke USA.
 naaa .... salah siapa?

salahkah Amerika?
saya jawab : bukan dan tidak !
salah kita ? jawabnya : PASTI !

 setelah kunjungan yang membuat pilu itu, beberapa waktu sesudahnya, 22 April tahun 2000, kami telah berdiri di perempatan Raya Dharmo Surabaya yang padat lalin, dengan mengerahkan segenap karyawan yang ada, untuk menyampaikan Pesan Hijau pada masyarakat luas. 
kami membagikan gratis ribuan pot pot berisi bibit pohon  disertai gantungan pesan kecil untuk melestarikan lingkungan dan menanam pohon  yang kami bagikan,
 
maka kalau saat ini  kerusakan terumbu karang, kerusakan hutan akibat kebakaran dan penebangan liar, kerusakan ozon akibat kecerobohan 
pemakaian bahan kimia tertentu, kerusakan  kadar oxygen akibat asap asap industri ,
kerusakan kwalitas air sumber dan sungai akibat limbah industri dst dst telah semakin parah, 
ini adalah Kesalahan Kita Semua, termasuk  Anda dan saya !

alangkah pinternya bangsa semacam Amerika yang menjaga utuh SDA nya tetapi 
" memeras " SDA negara negara lain dengan 
kemasan Kerja Sama Bilateral dst dst.
 dan yang lebih parah adalah kita sebagai pemilik SDA yang mereka incar ternyata sangat lemah menghadapi pasal pasal yang tertera dalam kontrak kontrak kerjasama 

mengapa?
 karena sudah pasti kontrak kontrak itu disertai Iming Iming Tertentu Bagi Pejabat Pejabat Yang Terkait ( kasus KPK yang melibatkan perusahaan asing dan pimpinan MIGAS kita 
adalah salah 1 contohnya )


 saat itu saya " mengamuk " sepulang dari Timika, Jayapura, Ambon,  dll sebab kita mendapat pameran sebuah " kebodohan anak bangsa sendiri " dihadapan manajemen asing.
 tulisan2 saya saat itu menandai sebuah protes atas " perampokan asing di Indonesia " ini, namun siapakah saya yang mampu mengetuk nurani pejabat yang berwenang? 
salah salah saya malah bisa mereka cari dan penjarakan akibat tulisan2 yang menggigit itu meskipun itu tidak terjadi. 

dan saya hanya bisa berharap bahwa kelak akan ada The New Admiministration di tanah air yang betul betul berani bertindak tegas dan 
menghentikan kontrak kontrak gila seperti yang terjadi saat ini ! 
hanya seberapa bagian dari penduduk lokal yang diuntungkan dengan adanya perusahaan  asing didaerah mereka dibandingkan dengan kerusakan permanen dari SDA kita yang sulit dihitung secara angka dan " unrepairable " ini ?

lalu pada pemilu yl kembali gusar hati saya menyaksikan dengan santainya para calon wakil rakyat menancapkan paku paku diatas wajahnya kedalam batang batang pohon !
 kalau mereka memang caleg sejati, pasti tidak akan melakukan ini sebab kesadaran kelestarian lingkungan sudah pasti mewarnai cara mereka berkampanye. 

lha kalau caranya berkampanye saja sudah merusakkan lingkungan, bila benar benar terpilih, apakah tidak semakin merusakkan lingkungan yang lebih luas artinya?

mari, memaknai Hari Bumi 22 April ini tidak sekedar membawa spanduk ke jalan jalan, tetapi memulai kegiatan cinta lingkungan itu dari diri sendiri, 
rumah , kampung, perumahan, desa, rt rw dst dst. 


masihkah kita memakai Hairspray? masihkan kita membuang sampah baterei sembarangan? masihkah kita lebih menyukai tas tas kresek dibanding tas kertas?
 masihkah kita seenaknya " kebal kebul " merokok disembarang tempat? 
masihkah got got didepan rumah kita mampet karena ketidak pedulian kita?
 masihkah kita lebih suka memiliki halaman yang sepenuhnya di semen/ beton dibandingkan tanaman kehijauan yang meresapkan air? 
masihkah kita memiliki kendaraan yang
knalpotnya brangbreng disertai asap yang menyesakkan ? dst dst.

  perubahan harus selalu dimulai dari diri sendiri sebelum merubah orang lain.
Selamat Hari Bumi, semoga bumi tercinta ini tidak semakin compang camping dan lelah menghadapi kebrutalan penghuninya yang tidak beradab.
amin. ( th )  

( foto foto diatas judul tulisan ) 
01. saya menjepret  tim kami di kawasan tambang Freeport
02. bumi Papua saya jepret dari cendela pesawat
03. saya dan seorang kolega dalam kereta gantung menuju Grassberg dan harus memakai 
seragam keamanan tambang : helm, jaket, kacamata, sepatu bot dll.

( foto didalam tulisan diambil dari google  )
01. kerusakan hutan
02. kerusakan terumbu karang direkam oleh tim dari Universitas Bengkulu
03. asap industri
   04. Save The Earth


Tidak ada komentar: