Kamis, 24 April 2014








 << Chernobyl dan Anak Anakku >>
( menggali trauma 26 April 1986 )

tiap tanggal 26 April, suka tidak suka, saya selalu dan akan selalu teringat tragedi kemanusiaan Chernobyl. 
saya bukan aktivis lingkungan hidup atau pendemo peperangan, 
tetapi sederhana saja, saat bencana kebocoran reaktor nuklir Chernobyl itu saya adalah ibu dari 2/ dua balita yang melahirkan dan membesarkan keduanya dalam jarak yang 
relatif dekat dengan bencana. 


Chernobyl adalah sebuah daerah di Ukraina Utara ( Oblast Kiev ) dekat perbatasan Belarusia, dan disitulah dulunya sebuah reaktor nuklir dibangun. para pekerjanya tinggal di kota lain diluar Chernobyl, yakni Prypiat yang merupakan kembaran Chernobyl namun dikhususkan untuk para pekerja proyek Chernobyl.

pada malam bencana, tepatnya 25 April 1986 jam 01.23 dinihari, sebuah reaktor mengalami kebocoran akibat sebuah " kelalaian kecil " salah seorang stafnya yang berakibat fatal karena 
malam itu petugas jaga hanya berdua. 



kebocoran radioaktiv dengan level paling tinggi ini, baru direspon 40/ empat puluh jam kemudian ( ! ) dengan mengungsikan semua penghuni Chernobyl dan Prypiat yang saat itu sudah terlanjur terkena radiasi tingkat tinggi dengan akibat yang sangat memilukan.

 mereka tewas karena luka bakar mengerikan atau
bertahan hidup dengan kerusakan fisik permanen ( unrepairable ) . sebuah bencana kemanusiaan telah terjadi dan
 awan radiasi menggantung diseluruh langit Eropa selama 
berbulan bulan, termasuk di kediaman kami, 
pusat musik klasik, Vienna.

pagi 26 April itu ( 1986 kita belum mengenal komputer apalagi internet secara meluas ) di radio2/ tv dll belum secara konkrit menyebut bencana itu.  baru menjelang  sore hari dan malam, 
di tv mulai muncul berita yang mencemaskan itu.


 tidak terelakkan bahwa semua orang menjadi panik termasuk kami. 
 betapa tidak, 
sebab mendadak cuaca seperti mendung tetapi terasa aneh dan udara tidak seperti biasanya. bulan April adalah bulan menjelang musim semi, tetapi sinar matahari terasa aneh.

pagi hari 26 April 1986 itu saya sedang berada di sebuah taman,
 Mozart Garten, Taman Mozart, untuk menjemur kedua balita saya seperti juga ibu ibu yang lain. 
( ingat bahwa saat itu HP juga belum dikenal, dan tiba tiba saja ada pemberitahuan secara " getok tular " alias mouth to mouth 
bahwa semua taman akan segera dikosongkan dan 
para pengunjung diminta segera pulang 
terutama yang membawa balita )


aduhhh,  saya bergegas pulang dengan dua balita dalam kereta mereka, dirumah telepon berdering dering, suami menelpon dari
 tempatnya bekerja  
( Institut Jantung Buatan Vienna ) :
" Du, gehts nirgendwo ! Close all the doors and windows, keep the children savely in their room and please pickup necessary thing  for about 1-2 months and keep it in freezer. not too long outside and put off all your shoes, jackett etc outside the door, I'll be home sooner 
( tidak lupa diakhir telepon selalu ada " Ich liebe Dich " hehe, 
sensor ya .. ) .... " 

kepanikan warga terlihat di toko tempat saya belanja, disana terjadi pemborongan besar besar an dalam jumlah yang tidak masuk akal tetapi belum ada pembatasan, 
jadi sayapun tidak dibatasi. 

sayuran beku, susu2 beku dan kaleng, makanan2 balita dalam kaleng, daging dll dll yang menurut saya sungguh tidak masuk akal seolah kami dihadapkan pada sebuah era peperangan besar dimana bahan makanan/ minuman bakal lenyap dari pasar pasar. 

sore hari di tv ada pengumuman resmi tentang bencana Chernobyl dan warga diminta melakukan hal hal penting terutama yang memiliki
 anak anak kecil antara lain :

01. segera menyiapkan cadangan mamin yang diproduksi SEBELUM 
26 April 1986 dalam jumlah yang cukup 
untuk beberapa bulan kedepan.

02. menutup  lobang lobang apapun yang ada di  kediaman masing2 serta tidak membiarkan pintu/cendela terbuka.

03. jaket, sepatu, topi dll yang dipakai diluar rumah, hendaknya digantung/ diletakkan diluar rumah misalnya di teras atau pintu luar apartemen atau di jemuran dll.

04. tinggalkan rumah hanya bila mendesak ( ke kantor, dokter dll ) selebihnya tidak disarankan keluar rumah terutama anak anak untuk beberapa bulan kedepan.

05. membeli alat detektor radioaktiv untuk mengetahui  tempat2 yang beradiasi tinggi dirumah dan mengamankan penghuninya.

06. apabila ditemukan adanya gangguan kesehatan, disediakan layanan khusus 24 jam dimanapun.

kami membeli satu detektor dan saat dicoba, aduhhh, hampir semua tempat/ barang didalam rumah itu menimbulkan bunyi " krikkkk .... krikk ... krik ... krikkkkk ... " pertanda dalam rumahpun sudah tercemari. saya panik juga karena bunyi yang sama juga muncul di beberapa bagian kamar anak anak. 

seorang pakar menenangkan hati saya dengan menjelaskan bahwa setelah  " beberapa waktu itu akan  berkurang " meski dampak 
secara langsung memang tak terlihat tetapi dalam 
jangka panjang bisa saja muncul berbagai gejala seperti : 
kanker kulit , kanker otak dll.

 saya tahu mereka tidak sepenuhnya jujur karena membaca kepanikan saya. jujur saja, saya ingin " mengungsi " dengan anak anak ketanah air saat itu untuk beberapa bulan, 
namun dari teman teman yang 
" senasib " dengan saya saat itu dan jumlah kami 
lumayan banyak disana serta dari beberapa pertemuan di KBRI maupun kediaman2 pribadi, saya akhirnya merasa lebih siap menjalani kehidupan " dibawah awan radiasi " bersama sama 
( bukankah sesuai ikrar " dalam susah dan senang " ? cieee ... )

bak hidup dalam bunker, 
komunikasi dengan dunia luar dan tanah air hanyalah melalui telepon. makanan dan minuman anak anak selalu saya deteksi lebih dahulu, kalau tidak ada suara " krikkk krikk " barulah 
saya suapkan pada mereka. 

saya harus sangat kreatif didalam rumah untuk menciptakan permainan2 yang membuat mereka betah dirumah.
 ada teater boneka dimana saya menjadi sutradara merangkap pemain dan mereka penontonnya hehe, ada petak umpet, ada menggambar bersama, ada menonton film kartun, ada dongeng diatas 
tempat tidur dll dll yang semuanya saya anggap sebagai sebuah blessing dimana saya sangat menikmatinya bersama keduanya   
(  e .. ketiganya, plus ayahnya saat itu hehe.. )

anak anak tidak menyadari apa yang terjadi. 
cendela2 dan pintu luar kami nampak menghitam dan bila saya dekatkan detektor, bunyinya sangat keras tak berjarak : " krikkkkkkkkkkkkkk .... " mengerikan !
mungkin sebuah novel bisa saya tulis dari kepungan awan radiasi ini, semoga saya mampu, tetapi novel kehidupan yang sesungguhnya sangatlah tebal halaman2nya dalam benak saya. 

saat ini kedua anak anak saya telah menapaki kehidupan pribadinya masing masing dan mereka adalah pasangan2 
 yang bahagia lahir batin, alhamdulillah.




saya sungguh berharap bencana semacam ini tidak akan pernah lagi terjadi karena Chernobyl sendiri membutuhkan sekitar 
20/ dua puluh ribu tahun ( ! ) untuk " pulih " dari 
bahaya radiasi bahkan mungkin lebih. 

adakah dampak tertentu saat ini dan nantinya yang sudah terlanjur ada dalam tubuh saya maupun anak anak saya akibat radiasi  
yang berbulan bulan ini atau mungkin tahun ?
tidak ada yang bisa menjawabnya secara pasti.

Chernobyl telah menjadi kota mati yang diberi julukan Ghost Town, juga sekitarnya termasuk Prypiat hingga radius sekian ratus kilometer. sungguh bencana kemanusiaan ini semata akibat keteledoran kita, manusia, 
yang lebih mementingkan segelintir kepentingan namun mengorbankan masyarakat dunia yang tidak berdosa.
sayapun tidak akan pernah sanggup lagi mengalaminya 
untuk kali yang kedua ! ( th )

( tulisan ini secara khusus saya buat untuk teman teman " senasib " yang hingga kini masih di Vienna, D, V, I, D, R, JM, RS, C, S, M, dll serta kedua rajawali2"koe", "ILD" )

( gambar gambar diambil dari google )


keterangan foto :

01. sebelum bencana, adalah sebuah TK di Prypiat
02. boneka yang ditinggalkan pemiliknya
03. eks ruang kelas
04. pusat kota Chernobyl setelah bencana
05. foto udara Chernobyl
06. yang ditinggalkan
07. tapal batas Prypiat 1970, difoto setelah bencana 1986
08. desa kosong
09. ribuan masker bekas
10. bekas hotel
11. grey, grey


 

Tidak ada komentar: